• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minyak & Lemak

5. Permasalahan dan Konsep Perbaikan

Dari analisis hasil pengujian IPAL komunal terdapat beberapa parameter yang tidak memenuhi baku mutu Pergub No. 69 Tahun 2010 yaitu TSS, BOD dan COD di Kelurahan Tello Baru dan Sinri Jala.

a. Kelurahan Tello Baru

Pada hasil pengujian inlet dan outlet IPAL komunal Kelurahan Tello Baru masih ada parameter yang tidak memenuhi baku mutu Pergub No. 69 Tahun 2010 yaitu parameter TSS BOD dan COD. Hal ini disebabkan banyaknya sampah yang masuk ke dalam IPAL tersebut dan kurangnya pemeliharaan dari masyarakat

pengguna IPAL. Karena sering terjadi kasus saluran IPAL tersumbat akibat banyak sekali sampah yang sering masuk dalam bak inlet seperti gelas plastik, shampoo sachet dan plastik makanan ringan, ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk membersihkan bak kontrol masing-masing dan bak inlet dari IPAL. Hal ini perlu diperhatikan karena sampah pada bak inlet akan membuat hasil screening menumpuk dan membuat air limbah tersumbat untuk masuk ke tahap pengolahan selanjutnya. Hal ini dapat menyebabkan terjadi penyumbatan pada bak screening, dan penyumbatan pada media bio-ball. Penyumbatan pada bak screening karena banyaknya sampah besar yang masuk dan tertumpuk pada bak sehingga air limbah hanya sedikit yang dapat masuk ke proses selanjutnya. Hal ini juga dapat mengakibatkan air limbah yang di urai hanya sedikit jumlahnya dan tidak seimbang dengan jumlah mikroorganisme yang ada pada reaktor sehingga ada mikroorganisme yang mati. Sedangkan penyumbatan pada bio-ball dapat terjadi jika banyaknya padatan yang ikut masuk ke dalam proses anaerobik dikarenakan kurang efektifnya proses imhoff tank dan bertumpuk pada bio-ball. Seharusnya diadakan pembersihan rutin pada bak kontrol warga dan bak inlet agar pengolahan bisa efektif.

b. Kelurahan Sinri Jala

Hasil pengujian sampel inlet dan outlet dari IPAL komunal Kelurahan Sinri Jala menunjukkan bahwa parameter TSS, BOD dan COD melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan beberapa hal yaitu banyaknya sampah yang masuk ke dalam bak pengolahan sehingga menyebabkan terjadi penyumbatan pada bak screening, dan penyumbatan pada media bio-ball. Penyumbatan pada bak screening karena banyaknya sampah besar yang masuk dan tertumpuk pada bak sehingga air

limbah hanya sedikit yang dapat masuk ke proses selanjutnya. Hal ini dapat mengakibatkan air limbah yang di urai hanya sedikit jumlahnya dan tidak seimbang dengan jumlah mikroorganisme yang ada pada reaktor sehingga ada mikroorganisme yang mati. Sedangkan penyumbatan pada bio-ball dapat terjadi jika banyaknya padatan yang ikut masuk ke dalam proses anaerobik dikarenakan kurang efektifnya proses imhoff tank dan bertumpuk pada bio-ball. Dan juga dikarenakan IPAL di Kelurahan ini overcapacity, dimana IPAL ini hanya dapat melayani 40 KK, namun kenyataannya pengguna IPAL ini mencapai 49 KK. Untuk konsep perbaikannya mesti diadakan pembersihan bak kontrol dan bak inlet minimal seminggu sekali, dilakukan back wash pada media bio-ball saat sudah banyak padatan yang tertumpuk pada media, dan dilakukan pengontrolan pada setiap proses pengolahan termasuk bak imhoff tank dan bak anaerobic biofilter minimal 2 kali setahun agar diketahui hal-hal yang bermasalah dan dapat diperbaiki segera mungkin. Dan sebaiknya pengguna IPAL ini dikurangi, dan hanya melayani sesuai dengan kapasitas tangki IPAL dan juga pada bak outlet dibuat tutup manhole serapat mungkin hingga tidak ada celah pasir ataupun sinar matahari yang masuk ke dalam.

Dari hasil analisis data juga didapatkan fakta bahwa kandungan TSS, BOD dan COD air limbah sebelum masuk bak pengolahan di IPAL Kelurahan Tello Baru dan IPAL Kelurahan Sinri Jala tergolong sangat tinggi sehingga meskipun hasil pengolahan air limbah menunjukkan efisiensi yang cukup baik yaitu antara 63%-84%, namun kandungan TSS, BOB dan COD hasil pengolahan air limbah belum memenuhi standar baku mutu air limbah . Sehingga kedepannya diharapkan dalam perencanaan IPAL komunal untuk mempertimbangkan kualitas Inlet atau Influent yang akan diolah

sehingga kualitas effluen yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur SulSel No.69 tahun 2010 tentang baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil survey lapangan dan analisis data didapatkan beberapa kesimpulan yaitu:

1. Kinerja Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal berbasis masyarakat di Kecamatan Panakukang Kotamadya Makassar belum optimal, ini didasarkan pada hasil pengujian kualitas effluent air limbah IPAL komunal diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ada tiga parameter pengujian yang belum memenuhi standar baku mutu yaitu parameter TSS, BOD dan COD. Hal ini disebabkan karena kurang optimalnya pemeliharaan oleh pengelola dan masyarakat pengguna IPAL komunal itu sendiri. Namun secara umum masyarakat sudah merasakan manfaat dari pengunaan IPAL komunal berbasis masyarakat di Kecamatan Panakukang. Hal ini didasarkan pada kondisi saluran sanitasi yang kering di lingkungan pengguna IPAL komunal kecuali dari air limpasan di musim penghujan.

2. Dari hasil evaluasi diperoleh tingkat efektifitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal berbasis masyarakat di Kecamatan Panakukang Kotamadya Makassar berkisar antara 63% - 84%. Tingkat efektifitas ini belum cukup untuk kinerja optimal IPAL komunal di Kecamatan Panakukang Kotamadya Makassar karena masih ada tiga parameter yang belum memenuhi standar baku mutu air limbah yang telah ditetapkan oleh Peraturan

Gubernur Sulawesi Selatan no. 69 Tahun 2010. Parameter tersebut adalah TSS, BOD dan COD.

B. Saran

1. Perlu diadakan sosialisasi kembali dari pemerintah kepada masyarakat mengenai pentingnya sarana sanitasi terpadu seperti IPAL komunal dan cara pemeliharaannya.

2. Pemahaman pengelola terhadap sistem pengolahan IPAL Komunal perlu dijelaskan kembali. Perlu adanya pelatihan kepada pengelola atau operator untuk dapat memfungsikan kembali sistem IPAL secara benar.

3. Pengontrolan terhadap IPAL semestinya tidak berhenti pada saat pembangunan selesai, mesti ada tindak lanjut evaluasi yang rutin dan berkala agar IPAL dapat berfungsi dengan baik.

4. Harus ada pembersihan yang rutin pada bak kontrol masing- masing warga dan bak inlet agar sampah padat yang tersaring pada screening tidak menyumbat aliran air limbah.

5. Dalam perancangan disain IPAL Domestik tipe komunal selanjutnya perlu disesuaikan dengan besarnya kapasitas pengguna, untuk menghindari overload pada IPAL.

Dokumen terkait