• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan Penyelesaian 1.Dinding Saluran

Dalam dokumen Laporan Praktek Kerja Lapangan (Halaman 54-63)

PEKERJAAN YANG DIAMATI

4.2 Permasalahan dan Penyelesaian 1.Dinding Saluran

Dinding penahan saluran air milik pemerintah roboh pada as H grid 1’. Asumsi karena saat banjir air di saluran meluap yang menyebabkan tekanan ke dinding bertambah, tetapi sambungan antara dinding dan sloof tidak kuat yang menyebabkan robohnya dinding.

Akibat yang terjadi adalah proyek tergenang air, yang menimbulkan bau tidak sedap, jadwal pekerjaan terganggu, akses ke lapangan menjadi sulit sehingga harus dibuat jalan baru dan proyek mengalami kerugian untuk mengganti dinding yang roboh.

Adapun data-data yang diketahui adalah sebagai berikut: Lebar saluran = 4 meter

Tinggi dinding saluran = 2.5 meter Tebal dinding = 25 cm Panjang dinding yang roboh = 12 meter

55 Penyelesaiannya adalah membuat dinding baru dan dipasang angkur setiap jarak 1 meter sebagai perkuatan antara sloof dan dinding baru.

Penulis mencoba menghitung kerugian material (beton dan besi) yang terjadi akibat kejadian ini.

A. Kebutuhan material untuk dinding baru Kebutuhan besi untuk dinding baru

 Besi over stek diameter 25 (D25 -1000) ~12 + 1 = 13 = 13 x 2.75 (25 x 25 x 0.0061657) = 137.767 Kg  Besi horizontal (D13-200) ~13 + 1 = 14 = 14 x 12 (13 x 13 x 0,0061657) = 175.056 Kg  Besi vertikal (D13-200) ~60 + 1 = 61 = 61 x 2.5 (13 x 13 x 0.0061657) = 158.905 Kg

 Total kebutuhan besi = 137.767 Kg = 175.056 Kg = 158.905 Kg + = 471.729 Kg

Asumsi harga besi Rp 9.000 per Kg maka kerugian besi Rp 9.000 x 471.729 Kg = Rp 4.245.000

Kebutuhan beton untuk dinding yang baru

 Data lapangan

Tebal : 0.25 m Panjang : 12 m Tinggi : 2.5 m Volume : 7.5 m³

Harga beton per m³ diasumsikan Rp 590.000 maka kerugian beton Rp 590.000 x 7.5 m³ = Rp 4.425.000

56 Kesimpulan

Jadi total kerugian material besi dan beton untuk pengganti dinding yang jebol adalah Rp 4.245.000 + Rp 4.425.000 = Rp 8.678.000

2. Transportasi

Akses masuk proyek pada awalnya tidak diperhatikan sehingga pada saat hujan jalanan becek dan berlumpur. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya kendaraan untuk masuk ke lokasi proyek.

Penyelesaiannya adalah memperbaiki jalan tersebut dengan mengecornya dan membuat sistem drainase yang baik agar jalanan tidak tergenang air setelah hujan,

(Gambar 4.7 Keadaan jalan sebelum diperbaiki)

57 4.3Tugas Selama Praktik

1. Mengawasi uji tekan beton di Universitas Trisakti

Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik tidaknya mutu pelaksanaan beton. Kuat tekan juga dapat diartikan sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur. Pengujian ini dilakukan setiap beton berumur 7,14, 28, dan 56 hari.

(Gambar 4.9 Mesin tekan, benda uji dan hasil laporan uji tekan beton)

2. Mengawasi uji kuat tarik dan uji lengkung statis tulangan di Puspiptek, Serpong Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui mutu tulangan yang dipakai. Tulangan diambil sampel pada tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1 meter. Setiap 1 meter besi mewakili 100 ton material besi yang datang. Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium uji mekanik Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja.Diameter tulangan yang diuji adalah D10, D13, D19, D22, D25, dan D32.

Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan tersebut dengan menggunakan mesin uji tarik sehingga didapatkan data regangan, tegangan leleh ataupun kuat tarik baja.

Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel dengan menggunakan mesin uji lengkung statis sehingga didapatkan data gaya maksimum yang dapat ditahan oleh tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung 180°.

58 (Gambar 4.10 Mesin uji tarik dan uji lengkung besi)

(Gambar 4.11 Besi setelah di uji)

59 3. Mengawasi uji slump dan pembuatan benda uji

Uji slump dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang digunakan apakah sesuai dengan perencanaan. Sebelum melakukan pengecoran, dilakukan uji slump pada setiap mix concrete truck yang datang. Hasil dari uji slump akan diambil sampelnya untuk diuji kembali di laboratorium. Pembuatan benda uji menggunakan cetakan berbentuk silinder yang berukuran 15 x 30 x 15 cm.

(Gambar 4.13 Proses pengujian slump)

(Gambar 4.14 Pembuatan benda uji) 4. Membuat laporan harian dan laporan mingguan

Membuat laporan harian dan mingguan merupakan tugas yang penulis harus kerjakan selama melakukan kerja praktek. Di dalam form laporan harian dan mingguan terdapat:

 Absen tenaga kerja

 Jumlah pekerja dari masing-masing mandor

 Keterangan penggunaan alat-alat

 Laporan bahan-bahan dan peralatan yang diterima

60

 Jam kerja

(Gambar 4.15 Form laporan harian proyek)

61 Mulai

Pekerjaan persiapan

Pembersihan lahan kerja

Mobilisasi

Pembuatan pondasi

Pembuatan struktur

Pembuatan Non Struktur Instalasi Air/Listrik/ Sanitasi air

Pekerjaan finishing

Selesai BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

Proses pelaksanaan pada proyek ini menggunakan sistem urutan pekerjaan seperti bagan berikut.

Namun selama melaksanakan praktek kerja penulis hanya mengamati proses pelaksanaan struktur, seperti pekerjaan pile cap, tie beam, plat, balok, kolom, shear wall, ground water tank, dan tangga. Dalam proses pelaksanaannya, pembangunan zona hotel dimulai terlebih dahulu dibandingkan dengan zona office. Hal ini terlihat pada zona hotel telah dibangun sampai lantai 1, sementara pada zona office baru memulai pekerjaan pile cap.

62 Struktur organisasi pada proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office berbentuk hierarki, karena dalam suatu proyek konstruksi diperlukan suatu garis komando agar setiap karyawan bertanggung jawab langsung kepada atasan. Pembagian tugas pada proyek ini juga sudah jelas. Dengan pembagian tugas yang jelas dalam sebuah struktur organisasi maka akan mempermudah koordinasi antar bagian dalam organisasi tersebut. Misalnya drafter merupakan bagian dari engineer, maka dalam melaksanakan tugasnya dia bertanggung jawab langsung kepada chief engineer.

Selama di proyek pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel & Office penulis menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah, seperti melaksanakan pengujian slump, membuat gambar rencana menggunakan autocad, dan menghitung volume beton, besi dan bekisting. Misalnya saat akan melakukan pengecoran plat lantai basement 2 penulis diberi tugas untuk menghitung volumenya dan setelah dikoreksi hasilnya mendekati dengan yang dihitung oleh quantity surveyor (QS).

Penulis melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek, misalnya pada saat beton ready mix datang penulis ikut mengawasi uji slump dan hasilnya memenuhi syarat yaitu 12 cm ± 2 ( 10 cm sampai dengan 14 cm) untuk pengecoran plat lantai basement 1. Penulis juga mengawasi uji tekan beton di Universitas Trisakti, untuk benda uji balok B1 pada umur 46 hari didapat hasil kuat tekan rata-rata yang memenuhi rencana sebesar 45 MPa. Mengawasi uji kuat tarik dan uji lengkung statis tulangan di Puspiptek dan hasil untuk uji tarik tulangan D19 adalah 467 MPa dan D22 adalah 447 MPa nilai ini memenuhi rencana sebesar 400 MPa.

5.2Saran

Laporan harian dan mingguan pada proyek ini terbengkalai karena pelaksana proyek menunda untuk mengisi laporan setiap harinya sehingga pada saat pihak konsultan meminta laporan harian dan mingguan proyek, laporan tersebut belum terisi. Sebaiknya laporan harian rutin dikerjakan oleh pelaksana proyek setiap hari dan dari pihak administrasi rutin mengawasi pengerjaan laporan harian yang dikerjakan oleh pelaksana proyek.

Akses masuk ke dalam proyek ini pada awalnya tidak diperhatikan sehingga pada saat hujan jalanan becek dan berlumpur. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya kendaraan untuk masuk ke lokasi proyek. Sebaiknya masalah transportasi diperhatikan

63

sejak awal agar tidak terjadi kerugian materi dan waktu yang lebih banyak akibat permasalahan ini.

Dalam dokumen Laporan Praktek Kerja Lapangan (Halaman 54-63)

Dokumen terkait