• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL CAPAIAN INDIKATOR

6. Permasalahan dan Solusi

LAPORAN PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN 45

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KOTA MADIUN TAHUN 2014

NO DUKUNGAN PERSONEL JUMLAH

1 Dokter Umum 20

2 Dokter Gigi 8

3 Bidan 40

4 Perawat 40

5 Perawat Gigi 15

6 Tenaga Gizi 11

7 Sarjana Kesehatan Masyrakat (Epidemiologi) 8

8 Penyuluh Kesehatan 6

9 Analis Laboratorium 14

10 Apoteker 3

11 Asisten Apoteker 25

12 Sanitarian 7

JUMLAH 197

Dalam pelaksanaan penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan tidak bisa terlepas dari kerjasama dengan lintas sektor dan masyarakat. Lintas sektor yang dimaksud disini adalah dari tenaga kesehatan yang berada di Rumah Sakit baik RS swasta maupun milik pemerintah, Laboratorium dan Kinik milik swasta, Bidan Praktek Swasta, BPM KB dan KP Kota Madiun, sedangkan peran masyarakat disini adalah bantuan tenaga dari kader-kader Posyandu yang ada di masing-masing Kelurahan.

6. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan dan Solusi yang dihadapi pada indikator SPM yang belum mencapai target adalah :

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada karena capaian target sudah melebihi target SPM di Kota Madiun. Tetapi tetap perlu ditingkatkan untuk mendapatkan capaian lebih tinggi.

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada karena capaian target sudah melebihi target SPM di Kota Madiun.

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

a. Permasalahan

Di Kota Madiun tidak ada dukun beranak, semua ibu melahirkan pasti ditolong oleh tenaga kesehatan. Adapun capaian tidak mencapai 100%

disebabkan adanya ibu hamil dari penduduk Kota Madiun yang tidak

LAPORAN PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN 46

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KOTA MADIUN TAHUN 2014

melahirkan di pelayanan kesehatan di Kota Madiun, sehingga capaian kinerja pelayanan tidak masuk ke wilayah Kota Madiun.

b. Solusi

Perlu adanya inovasi dalam hal pelayanan kesehatan sehingga ibu hamil yang ingin melahirkan lebih cenderung ke pelayanan kesehatan di Kota Madiun.

4. Cakupan pelayanan nifas a. Permasalahan

1. Ibu Nifas tidak memenuhi persyaratan paripurna nifas dimana masih ada yang belum mengikuti KB pasca nifas.

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan pasca melahirkan.

b. Solusi

1. Pemberian KB pasca persalinan.

2. Meningkatkan penyuluhan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat, tokoh masyarakat dan kader Posyandu tentang kesehatan pasca melahirkan. Penyuluhan bisa dilaksanakan dengan lebih inovasi yaitu iklan pengetahun di siaran radio dan televisi.

5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada karena capaian target sudah melebihi target SPM di Kota Madiun. Tetapi tetap perlu ditingkatkan untuk mendapatkan capaian lebih tinggi.

6. Cakupan kunjungan bayi

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada karena capaian target sudah melebihi target SPM di Kota Madiun.

7. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada karena capaian target sudah melebihi target SPM di Kota Madiun.

8. Cakupan pelayanan anak balita a. Permasalahan

1. Masih adanya balita yang tidak datang menimbang ke sarana pelayanan kesehatan secara teratur sehingga tidak mencapai paripurna balita.

2. Pelaksanaan skrining DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) belum dapat dilaksanakan dengan maksimal.

LAPORAN PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN 47

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KOTA MADIUN TAHUN 2014

b. Solusi

1. Dilaksanakannya refreshing pada kader Posyandu untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan balita paripurna, dilaksanakannya penyuluhan secara teratur pada masyarakat yang dilakukan olrh petugas kesehatan atau kader posyandu serta dilaksanakannya skrening kesehatan di TK atau PAUD.

2. Diadakannya pelatihan DDTK bagi guru TK dan kader Posyandu.

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada karena capaian target sudah sesuai dengan target SPM di Kota Madiun

10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada karena capaian target sudah sesuai SPM di Kota Madiun

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Permasalahan dan solusi di indikator ini tidak ada capaian target sudah sesuai dengan target SPM di Kota Madiun

12. Cakupan peserta KB aktif a. Permasalahan

Masih adanya Pasangan Usia Subur yang belum KB dan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan masih tinggi karena rendahnya pengetahuan reproduksi di usia remaja.

b. Solusi

Berkoordinasi dengan PLKB tentang validasi data dan konseling KB pada PUS serta lebih ditingkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi pada PUS dan usia remaja.

13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Penemuan penderita AFP

Capaian kinerja untuk indikator ini sudah sesuai dengan target SPM di Kota Madiun dan capaiannya mengalami peningkatan dibandingkan pada Tahun 2013.

b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita 1) Permasalahan

 Kurang tertibnya petugas dalam pelakanaan tatalaksana penemuan penderita Pneumonia sehingga tidak terjarinya penderita Pneumonia secara keseluruhan.

LAPORAN PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN 48

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KOTA MADIUN TAHUN 2014

 Kurangnya tenaga kesehatan yang terlatih sehingga penemuan penderita Pneumonia tidak optimal.

2) Solusi

 Adanya pelatihan dan refreshing pada tenaga kesehatan tentang tatalaksana pemeriksaan Pneumonia.

 Penambahan tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas dan Rumah Sakit

c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif 1) Permasalahan

 Masih ditemukannya suspek TB yang tidak mau dirujuk untuk periksa dahak (stigma masih tinggi)

 Kecenderungan penderita untuk drop out dalam minum obat karena merasa sudah sembuh sehingga tidak menyelesaikan pengobatan.

 Di Rumah Sakit milik pemerintah kota masih belum tersedianya Dokter Spesialis Paru yang menangani TB secara optimal, selama ini masih menggunakan jasa dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam.

 Kurangnya tenaga kesehatan yang terlatih dengan sistem pencatatan dan pelaporan penderita TB sehingga banyak pasien TB yang lolos dari pencatatan.

 Penemuan penderita TB yang berasal dari luar kota pada Tahun 2014 dikembalikan ke asal tempat tinggal penderita, hal tersebut dilakukan supaya tenega kesehatan terdekat dengan tempat tinggal pasien bisa lebih intensif dalam pemantauan pengobatan penderita, sehingga drop out minum obat bisa diperkecil kejadiannya.

2) Solusi

 Peningkatan pengetahuan penyakit TB dengan cara penyuluhan kepada suspek TB, kelompok resiko tinggi dan masyarakat.

 Meningkatkan motivasi penderita baik melalui peran kader sebagai PMO atau pada penderita sebelum diobati.

 Pada Tahun 2015 sudah direncanakan adanya Dokter spesialis Paru di RS milik pemerintah Kota Madiun.

LAPORAN PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN 49

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KOTA MADIUN TAHUN 2014

 Ditingkatkan pelaksanaan refeshing dan monitoring dari Dinas Kesehatan sebagai koordinator pelaksanaan sehingga petugas di pelayanan kesehatan lebih taat dalam pelaksanaan tatalaksana pencatatan dan pelaporan penderita TB.

 Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan di luar wilayah dalam pengobatan pasien TB.

d. Penemuan dan penanganan DBD

Pada indikator ini pencapaian kinerja telah sesuai dengan target SPM Kota Madiun yaitu 100% tetapi masih terus ditinggatkan kewaspadaan DBD di masyarakat, yaitu pembiasaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ditanamkan sejak dini.

e. Penanganan penderita diare

Pencapaian kinerja pada indikator ini telah mencapai target SPM Kota Madiun yaitu 200%. Pencapaian yang melebihi 100% ini berkaitan karena perubahan pada sasaran Perkiraan penderita diare yaitu 214/1.000 x jumlah penduduk, sedangkan terget penemuan penderita diare 10% x Perkiraan penderita.

Data yang diperoleh merupakan data dari pasien yang berobat di sarana pelayanan kesehatan di Kota Madiun baik dari pasien penduduk Kota Madiun dan pasien penduduk diluar kota, sehingga melebihi target penemuan penderita Diare di Kota Madiun. Selain itu data yang diperoleh juga mendapatkan data laporan dari Kader Posyandu yang berasal dari informasi warga adanya salah satu warga yang menderita Diare.

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin a. Permasalahan

Masih adanya pasien masyarakat miskin yang masih belum menggunakan pelayanan kesehatan dasar.

b. Solusi

Memberikan informasi ke masyarakat miskin yang belum menggunakan pelayanan kesehatan, jenis-jenis pelayanan kesehatan apa saja yang bisa diperoleh apabila menggunakan kartu Jamkesmas dan Jamkesda.

15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien miskin a. Permasalahan

LAPORAN PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN 50

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KOTA MADIUN TAHUN 2014

 Dengan dilaksanakannya Sistem JKN oleh BPJS sehingga data pasien Jamkesmas dimasukkan ke dalam data BPJS dimana didalamnya tidak terpilah jenis jaminan kesehatan di dalamnya, jaminan kesehatan bisa berasal dari Jamkesmas, Askes, Asuransi TNI Polri dan jaminan kesehatan lainnya.

 Kesulitan dalam mendapatkan data capaian dimana data yang diperoleh merupakan data dari laporan kunjungan dari Puskesmas yang diberi rujukan ke Rumah Sakit, sehingga data tidak dapat menggambarkan sistem rujukan pasien jaminan kesehatan di Kota Madiun. Sistem rujukan selain dari Puskesmas juga berasal dari Dokter Keluarga.

b. Solusi

 Berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pemecahannya karena berkaitan dengan kebijakan dalam hal pelaporan.

 Perlunya pengkajian ulang dalam pelaksanaan indikator ini karena setiap tahun kendala selalu sama yaitu cara pengambilan data.

16. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota

Tidak ada permasalahan karena seluruh Rumah Sakit di Kot Madiun sudah memenuhi persyaratan gawat darurat level 1. Pada Tahun 2014 jumlah Rumah Sakit di Kota Madiun menjadi 8 RS, kesemuanya sudah memenuhi persyaratan gawat darurat level 1.

17. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jamk

Pencapaian kinerja pada indikator ini sudah sesuai dengan target SPM Kota Madiun yaitu 100%. Pencapaian ini dikarenakan sudah adanyakan kesadaran dari masyarakat dalam pelaporan KLB dan penanganan gerak cepat dari petugas kesehatan dalam menangani KLB.

18. Cakupan desa siaga

Permasalahan dan Solusi untuk indikator SPM ini masih belum terlihat karena cakupan di setiap tahunnya sudah 100%.

LAPORAN PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN 51

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KOTA MADIUN TAHUN 2014

E. BIDANG KESENIAN 1. Jenis Pelayanan Dasar

Jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Madiun, sesuai dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.

PM.106/HK.501/MKP/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian, adalah sebagai berikut:

a. Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Bidang Kesenian b. Sarana dan Prasarana

2. Indikator dan Nilai Standar Pelayanan Minimal serta Batas Waktu Pencapaian Standar Pelayanan Minimal secara Nasional

JENIS PELAYANAN

DASAR

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BATAS WAKTU PENCAPAIAN

(TAHUN) INDIKATOR NILAI

Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Bidang Kesenian

Cakupan Kajian Seni 50% 100% 2014 Cakupan Fasilitasi Seni 30% 100% 2014 Cakupan Gelar Seni 75% 100% 2014 Cakupan Misi Kesenian 100% 100% 2014 Sarana dan

Prasarana

Cakupan Sumber Daya

Manusia Kesenian 25% 100% 2014

Cakupan Tempat 100% 100% 2014

Cakupan Organisasi 34% 100% 2014

3. Realisasi Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Dokumen terkait