• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan prioritas adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Pelambuan dan Rawasari

Permasalahan penataan bangunan lingkungan di kawasan Pelambuan Rawasari adalah :

a. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan Pelambuan Rawasari

masih dirasakan sangat minim. Hal tersebut terjadi karena masalah RTH masih dianggap sebagai kewajiban pemerintah dan belum menjadi gerakan kesadaran seluruh warga kota khususnya kawasan Pelambuan Rawasari;

b. Desain dan jenis tanaman dipilih dengan mempertimbangkan daya adaptasi tanaman dengan kondidi iklim mikro setempat, serta yang paling penting adanya muatan lokasi dalam perencanaan vegetasi kota yakni penggunaan pohon-pohon dan tanaman-tanaman khas Kota Banjarmasin Kalsel secara umum, tanaman lokal yang direkomendasikan untuk dikelola secara swadaya masyarakat pada halaman, pekarangan rumah, landscaping kantor pemerintah/swasta, bangunan umum, dan sebagainya, ialah tanaman berupa pohon buah seperti: Pohon Kuini, Pohon Kasturi, Pohon Mentega, sedangkan tanaman yang direncanakan pada sepanjang koridor utama Jl. Sutoyo S. Jafri Zam-Zam yaitu Palem Raja, Mahoni, Bougenvile dan Ketapang, yang berfungsi sebagai pengarah, peneduh dan tanaman hias.

c. Lahan eks stockpile di kawasan Pelambuan yang perlu direklamasi sebagai

ruang terbuka hijau, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan alam.

d. Proses revitalisasi kawasan Soetoyo S. meliputi perbaikan aspek fisik dan

aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik) kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives). Hal tersebut mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota. Hambatan dan tantangan penataan bangunan lingkungan di kawasan Pelambuan Rawasari adalah :

a. Issue yang berkaitan dengan ruang terbuka publik atau ruang terbuka hijau

secara umum terkait dengan beberapa tantangan tipikal perkotaan, seperti menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan kota dan di lingkungan permukiman warga, bencana banjir/longsor dan perubahan perilaku sosial

masyarakat yang cenderung kontra-produktif dan destruktif seperti kriminalitas dan vandalisme;

b. Pengaruh pendidikan, latar belakang budaya, dan kesadaran akan

pemahaman akan kearifan lokal yang dapat dijadikan aset pemerintah setempat menjadikan sebuah hambatan dalam merevitalisasi kawasan;

c. Lahan eks stockpile di kawasan Pelambuan memerlukan dana yang begitu

besar untuk menjadikan kawasan ini menjadi kawasan RTH dan pihak investor sendiri kurang tertarik pada kawasan ini. Hal ini memberikan tantangan tersendiri kepada Pemerintak Kota untuk mewujudkannya.

2. Kawasan Basirih

Permasalahan penataan bangunan lingkungan di kawasan Basirih adalah:

a. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Basirih masih

dirasakan sangat minim. Hal tersebut terjadi karena masalah RTH masih dianggap sebagai kewajiban pemerintah dan belum menjadi gerakan kesadaran seluruh warga kota khususnya kawasan Basirih;

b. Pasar tradisional Teluk Tiram yang perlu pembenahan dan penataan kembali

dengan membangun pasar yang berwawasan lingkungan yang nyaman dan tenang, sehingga tidak adanya lagi bau tidak sedap kaki kotor karena jalanan yang becek dan sampah bekas barang dagangan disana-sini.

Hambatan dan tantangan penataan bangunan lingkungan di kawasan Basirih adalah:

a. Issue yang berkaitan dengan ruang terbuka publik atau ruang terbuka hijau

secara umum terkait dengan beberapa tantangan tipikal perkotaan, seperti menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan kota dan di lingkungan permukiman warga, bencana banjir/longsor dan perubahan perilaku sosial masyarakat yang cenderung kontra-produktif dan destruktif seperti kriminalitas dan vandalisme;

b. Pengembangan dan pengendalian RTH publik dengan pendekatan penerapan

insentif-disinsentif, seperti dalam pengendalian ketentuan KDB dan RTH;

c. Sangat sering rencana pemerintah kota merenovasi pasar tradisional ditolak

menyebabkan pedagang yang akan kehilangan lapak (tempat berdagang)nya, retribus akan jadi mahal, harga sewa kios yang tidak terjangkau. Semuanya ujung-ujungnya menyebabkan pedagang lama kehilangan kases untuk berdagang dan diganti oleh pedagang-pedagang baru yang lebih mampu.

3. Kawasan Sungai Andai

Permasalahan penataan bangunan lingkungan di kawasan Sungai Andai adalah:

a. Pola permukiman umumnya menyebar linier sepanjang sungai dan jalan

penghubung dan lokal, dengan intensitas bangunan yang relatif tinggi (padat). Kondisi ini membuat perlunya penataan bantaran Sungai Andai agar tidak lagi menyalahi aturan dan kondisi yang ada diharapkan tidak menjadi kumuh lagi.

b. Sarana dan prasarana revitalisasi kawasan Museum Wasaka perlu

ditingkatkan, sehingga akan terwujudnya perencaaan yang telah dirancang.

c. Sampai saat ini pemanfaatan ruang masih belum sesuai dengan harapan

yakni terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman di perkotaan bisa dilihat dari kemacetan yang semakin parah, berkembangnya kawasan kumuh yang rentan dengan bencana banjir/longsor serta semakin hilangnya ruang terbuka (Openspace) untuk artikulasi dan kesehatan masyarakat. Sebagai wahana interaksi sosial, ruang terbuka diharapkan dapat mempertautkan seluruh anggota masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya. Aktivitas di ruang publik dapat bercerita secara gamblang seberapa pesat dinamika kehidupan sosial suatu masyarakat.

Kawasan Sungai Andai merupakan kawasan KASIBA/LISIBA yang memerlukan ruang terbuka. RuangTerbukaitu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti taman kota, hutan dan sebagainya. Ruang Terbuka Hijau (RTH) diperlukan untuk kesehatan, arena bermain, olah raga dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada. Hambatan dan tantangan penataan bangunan lingkungan di kawasan Sungai Andai adalah:

a. Masih terbatasnya ruang terbuka hijau (RTH) atau hutan kota di wilayah perkotaan akibat pemanfaatan lahan yang terlalu mengedepankan keuntungan ekonomi;

b. Kecenderungan terjadinya penurunan kualitas ruang terbuka public di

kawasan permukiman, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun terakhir sangat signifikan. RTH yang ada sebagian bersar telah dikonversi menjadi infrastruktur perkotaan seperti jaringan jalan, gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan kawasan permukiman baru. Dalam upaya mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka sudah saatnya kita memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka public, khususnya RTH. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain membuat peraturan tentang standar penataan ruang berkaitan dengan penyediaan ruang terbuka hijau, serta upaya-upaya dalam skala kecil yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri seperti menanam pohon atau tanaman perdu, selain udara menjadi lebih sejuk, polusi udara juga bisa dikurangi. Untuk menutupi kekurangan tempat menyimpan cadangan air tanah, setiap keluarga bisa melengkapi rumahnya, yang masih memiliki sedikit halaman, dengan sumur resapan.

c. Issue yang berkaitan dengan ruang terbuka publik atau ruang terbuka hijau

secara umum terkait dengan beberapa tantangan tipikal perkotaan, seperti menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan kota dan di lingkungan permukiman warga, bencana banjir/longsor dan perubahan perilaku sosial masyarakat yang cenderung kontra-produktif dan destruktif seperti kriminalitas dan vandalisme;

d. Pengaruh pendidikan, latar belakang budaya, dan kesadaran akan

pemahaman akan kearifan lokal yang dapat dijadikan aset pemerintah setempat menjadikan sebuah hambatan dalam merevitalisasi kawasan;

Sasaran program berupa kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan prioritas adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Pelambuan dan Rawasari

Konsep dan Analisis penanganan dan rekomendasi penataan bangunan lingkungan di kawasan Pelambuan Rawasari adalah:

a. Meningkatkan kampanye dan sosialisasi tentangnya pentingnya RTH melalui gerakan

kota hijau (green cities) oleh Pemerintah Kota Banjarmasin ke masyarakat;

b. Peningkatan ruang terbuka khususnya ruang privat masyarakat;

c. Peningkatan sarana dan prasarana penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan

Pelambuan Rawasari, sepanjang sungai Zafri Zam-Zam;

d. Pembuatan DED dan peningkatan sarana dan prasarana RTH stockpile di kawasan

Pelambuan;

e. Rencana tindak revitalisasi kawasan Soetoyo S. dan peningkatan sarana dan

prasarana revilatlisasi kawasan Pelambuan Rawasari.

2. Kawasan Basirih

Analisis penanganan dan rekomendasi penataan bangunan lingkungan di kawasan Basirih adalah :

a. Sistem ruang terbuka dan tata hijau merupakan komponen rancangan kawasan

yang tidak sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian yang integral dari suatu lingkungan. Adapun konsep penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan Basirih yaitu:

1. RTH Jalur Hijau di kawasan Basirih

2. RTH terbuka di daerah perumahan, yaitu:

 RTH Jalan Nuri Komplek Basirih Permai; dan

 RTH Jl. Rajawali Konplek Basirih Permai.

Konsep pengembangan diarahkan sebagai Taman lingkungan yang juga berfungsi sebagai tempat olahraga dan interaksi bagi masyarakat perumahan.

b. Meningkatkan kampanye dan sosialisasi tentangnya pentingnya RTH melalui gerakan

kota hijau (green cities) oleh Pemerintah Kota Banjarmasin ke masyarakat;

c. Pembangunan Pasar di Kelurahan Teluk Tiram. Konseppasartradisional Teluk Tiram

diharapkan dikelola secara professional. Umumnya dilihat dari arsitektur dan sistem bangunannya yang modern tetapi transaksi jual beli yang terjadi secara tradisional. Dari arsitektur bangunannya pasar yang dikelola secara professional memiliki pembagian lapak dan kios secara teratur, dengan pola pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik yang dapat menjadikan pasar tersebut lebih nyaman dan lebih bersih.

3. Kawasan Sungai Andai

Analisis penanganan dan rekomendasi penataan bangunan lingkungan di kawasan Sungai Andai adalah :

a. Penataan Bantaran Sungai Andai, dengan cara :

1. Penataan pemukiman di bantaran sungai dengan mempertahankan pola massa

bangunan seperti yang ada tetapi dengan penghentian pembangunan baru ke arah sungai dan penghentian pertumbuhan permukiman baru pada sisi bantaran sungai;

2. Pemindahan pemukim liar dari bangunan ilegal dan berumur kurang dari 50

tahun di tepi sungai ke model permukiman lanting dengan konstruksi pengapungnya diperbaharui sesuai dengan teknologi baru;

3. Tampilan bangunan diperbaiki dengan arah orientasi bangunan ke sungai. Bagi

bangunan yang terletak di bantaran sungai mempunyai dua arah orientasi yaitu ke sungai dan ke daratan;

4. Ruang terbuka hijau diletakkan diantara massa bangunan dan di depan bangunan tradisional asli untuk memberi tampilan yang baik dari arah sungai serta menonjolkan unsur heritage kawasan berupa bangunan bangunan tradisional asli dan kuno. Ruang terbuka juga difungsikan sebagai tempat berinteraksi warga dan sebagai dermaga public.

b. Peningkatan sarana dan prasarana revitaisasi kawasan Museum Wasaka;

c. Konsep Pengembangan Sarana dan Prasarana Museum Wasaka;

d. Perencanaan Teknis Ruang Terbuka Hijau Sungai Andai;

e. Penghijauan jalur hijau Kawasan Sungai Andai;

f. Peningkatan prasarana dan sarana penataan RTH Taman Siring Sungai Andai;

7.2.3 Usulan Kebutuhan Program

PROVINSI : KALIMANTAN SELATAN

KOTA : BANJARMASIN

D. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN 21,100,000 - - - 200,000 - - - -

I Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penyusunan Standar/pedoman Bidang Penataan Bangunan

1 Penyusunan dan legalisasi RTBL Kawasan Strategis Terpadu Pelambuan, Rawasari dan Trisakti Kws. Pelambuan, Rawasari, Trisakti 1 NSPK 2018 800,000 2 Penyusunan dan legalisasi RTBL Kawasan Strategis Kws Sungai Baru Kws. Kampung Ketupat 1 NSPK 2018 800,000

II Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan

Penataan Kawasan Revitalisasi Kota Pusaka

1 Penataan Kawasan Pusaka Kws. Tempekong Kws. Tempekong 1 Kawasan 2018 2,000,000 100,000 2 Penataan kawasan Pusaka Kws. Kampung ketupat Kws. Kampung Ketupat 1 kawasan 2018 5,100,000 100,000 3 Penataan Kawasan Pusaka Kws. Kampung Arab Kws, Kampung Arab 1 kawasan 2018 5,000,000

4 Penataan Kawasan Pusaka Kws. Rk. Ilir Kws. Rk. Ilir 1 kawasan 2018 7,400,000

Dokumen terkait