Air Limbah
Adapun permasalahan pengelolaan air limbah di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.28 Permasalahan Pengelolaan Air Limbah yang Dihadapi
No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Sudah Tindakan
Dilakukan Yang Akan Dilakukan A. Kelembagaan
- Bentuk Organisasi Belum adanya badan khusus yang menangani air limbah, masih berada di bawah dinas Pu dan dinas Lingkungan Hidup
Pembentukan instansi khusus yang menangani permasalahan air limbah
- Tata Laksana (Tupoksi,
SOP, dll) Kurang terkoordinasinya penanganan permasalahan air limbah antara Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna Melakukan koordinasi terkait Tupoksi dan pembagian tanggung jawab permasalahan air limbah di Kabupaten Natuna
- Kualitas dan Kuantitas
SDM Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM yang menangani permasalahan air limbah Dilakukan penambahan jumlah SDM serta mengadakan pelatihan yang berkoordinasi dengan Provinsi ataupun pusat B. Perundangan terkait sektor
air limbah (Perda, Pergub) Belum ada Perda yang mengatur penanganan air limbah Menyusun perda yang mengatur permasalahan air limbah C. Pembiayaan : - Sumber-sumber pembiayaan - Retribusi Tidak adanya sumber dana pemasukan atau retribusi yang dihasilkan dari pengolahan air limbah Membanngun IPAL dan menetapkan tarif retribusi yang dapat menjadi sumber pemasukan
D. Peran serta Masyarakat
dan swasta Minimnya peran serta masyarakat dan swasta
Mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya untuk mengolah limbah dengan benar dan mengundang pihak swasta untuk berinvestasi di sektor air limbah.
No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan
Tindakan Yang Sudah
Dilakukan Yang Akan Dilakukan E Teknis Operasional
1. Sistem On-site Sanitation
- MCK Masih terbatasnya jumlah MCK yang tersebar di Kecamatan-Kecamatan di Natuna Akan dilakukan penambahan jumlah MCK di Kabupaten Natuna - Jamban Keluarga/Septiktank
- Septiktank Komunal Tidak ditemukan septiktank Komunal di wilayah Kab. Natuna Pembuatan septiktank komunal di permukiman padat perkotaan - PS Sanimas Kurangnya Prasarana dan Sarana Sanimas di Kabupaten Natuna Penambahan prasarana dan sarana Sanimas di Kabupaten Natuna - Truk tinja Kurangnya fasilitas
truk Tinja di Kabupaten Natuna
Penambahan fasilitas truk tinja di Kabupaten Natuna
- IPLT Belum ada IPLT di
Kabupaten Natuna Untuk kedepannya diperlukan IPLT untuk Kabupaten Natuna 2. Sistem Off-site Sanitation
Belum ada sistem off-site sanitation di Kabupaten Natuna - Sambungan Rumah
- Sistem Jaringan Pengumpul
- Sistem sanitasi berbasis masyarakat
- IPAL
Sumber : Hasil Indentifikasi Lapangan, 2014
Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target
MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan
akses air limbah sampai tahun 2015.
Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang
Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target
pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan
yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Air Limbah.
Tabel 6.29 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya Berdasarkan Permen PU No. 01/PRT/M/2014
Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian Ket
Penyehatan Lingkungan Permukiman
Air Limbah Permukiman
Tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai 60% 2014
Dinas yg membidangi
PU Tersedianya sistem air
limbah skala komunitas/kawasan/kota 5% 2014 Dinas yg membidngi PU Persampahan
Adapun permasalahan persampahan di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.30 Permasalahan Pengelolaan Persampahan No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan
Tindakan Yang Sudah
Dilakukan Yang Akan Dilakukan A. Kelembagaan
- Bentuk Organisasi Belum ada instansi yang khusus menangani persampahan, masih dibawah Dinas PU Membentuk instansi yang khusus menangani persampahan
- Tata Laksana (Tupoksi,
SOP, dll) Belum ada SOP yang jelas mengenai pengolahan persampahan di Kabupaten Natuna
Pembuatan SOP yang jelas mengenai sistem pengolahan persampahan mulai dari pewadahan, pengangkutan hingga pemrosesan akhir
- Kualitas dan Kuantitas
SDM Kurangnya kuantitas SDM yang fokus mengatur permasalahan persampahan Penambahan SDM yang fokus untuk pengolahan persampahan
B. Perundangan Terkait Sektor Persampahan (Perda, Pergub, Perwali)
Belum ada perundangan terkait sektor persampahan Menyusun peraturan terkait sektor persampahan C. Pembiayaan : - Sumber-sumber pembiayaan - Retribusi Sumber-sumber pembiayaan masih belum maksimal penarikan retribusinya Penarikan retribusi persampahan secara lebih maksimal
No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan
Tindakan Yang Sudah
Dilakukan Yang Akan Dilakukan D. Peran serta masyarakat
dan swasta Masyarakat kurang menyadari pentingnya pengolahan sampah, masih banyak masyarakat yang memilih membuang ke sungai maupun pantai atau membakar sampah mereka Sosialisasi mengenai dampak pembuangan sampah sembarangan sehingga menciptakan kesadaran dari diri masyarakat untuk aktif membantu permasalahan sampah E Teknis Operasional 1. Dokumen Perencanaan
(MP,FS,DED) Belum ada dokumen perencanaan terkait sektor persampahan Penyusunan DED, MP dan FS terkait sektor persampahan
2. Pewadahan Pewadahan berupa tong sampah masih terbatas jumlahnya, bak sampah besar yang diletakkan di beberapa titik kurang kapasitasnya
Penambahan tong sampah dan bak sampah besar/container
3. Pengumpulan Masih terbatasnya jumlah Dump Truck, Becak sampah, maupun motor pengangkut sampah Penambahan jumlah Dump Truck, Becak sampah maupun motor pengangkut sampah 4. Penampungan Sementara Penampungan
sementara sangat terbatas jumlahnya, dan mayoritas tidak terurus dan cenderung kumuh Penambahan jumlah serta perawatan penampungan sementara
5. Pengangkutan Masih terbatasnya jumlah Dump Truck, Becak sampah, maupun motor pengangkut sampah Penambahan jumlah Dump Truck, Becak sampah maupun motor pengangkut sampah 6. Pengolahan 3R Masih terbatasnya
SDM yang mengerti mengenai konsep 3R Pelatihan dan sosialisasi mengenai konsep 3R 7. Pengelolaan Akhir di TPA Relatif tidak ada
masalah, mesin pengolahan tersedia 8. Pengendalian Pencemaran
di-TPA Tidak ada masalah, sudah tersedia buffer zone di lokasi TPA 9. Sarana Penunjang TPA Sarana penunjang
lengkap tersedia
Tantangan dalam sektor persampahanan meliputi peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan, penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan kualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupaten dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.
Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen PU No. 01/PRT/M/2014 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM bdang Cipta Karya yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Persampahan.
Tabel 6.31 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya Berdasarkan Permen PU No. 01/PRT/M/2014
Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Pencapaian Waktu Ket
Indikator Nilai Penyehatan Lingkungan Permukiman Pengelolaan Persampahan Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan
20% 2014 membidangi PU Dinas yang
Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan
70% 2014 membidangi PU Dinas yang
Drainase
Adapun permasalahan drainase di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6.32 Permasalahan Drainase di Kabupaten Natuna No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan Yang Sudah Tindakan
Dilakukan Yang Akan Dilakukan A. Kelembagaan
- Bentuk Organisasi Menjadi tanggung jawab Dinas PU, sementara PU tidak fokus untuk permasalahan drainase Perbaikan di dalam internal Dinas PU untuk fokus menangani drainase
No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan Yang Sudah Tindakan
Dilakukan Yang Akan Dilakukan - Tata Laksana
(Tupoksi, SOP, dll)
Belum ada SOP yang jelas mengenai drainase
Penyusunan SOP untuk drainase - Kualitas dan Kuantitas
SDM Masih kekurangan SDM yang berkompeten mengenai drainase Pelatihan mengenai sistem drainase untuk menambah kompetensi SDM B. Perundangan Terkait Sektor Persampahan (Perda, Pergub) Belum ada peraturan yang mengatur drainase Penyusunan peraturan terkait drainase terutama terkait pelanggaran bangunan yang merusak jaringan C. Pembiayaan : - Sumber-sumber pembiayaan - Retribusi
Belum ada sumber pembiayaan melalui retribusi, pembangunan drainase mengandalkan APBD Prov, Kab maupun APBN
Penambahan dana alokasi untuk pembangunan drainase
D. Peran serta Masyarakat dan swasta
Belum ada peran serta masyarakat Sosialisasi mengenai jaringan drainase E Teknis Operasional 1. Dokumen Perencanaan (MP,FS,DED) Belum ada dokumen perencanaan terkait drainase Perlu menyusun dokumen perencanaan drainase 2. A. Saluran
Primer Banyak drainase primer yang terputus dan terlalu kecil kapasitasnya Penertiban untuk bangunan-bangunan yang merusak drainase, serta pelebaran drainase di titik yang deras alirannya Sekunder Jumlah drainase
sekunder masih sangat terbatas
Penambahan jumlah drainase primer Tersier Drainase tersier
mayoritas masih berbentuk alamiah
Pembangunan drainase tersier B. Turap Belum ada turap di
DAS Natuna Pembuatan turap di DAS Natuna, terutama yang struktur tanahnya lemah C. Bangunan Pelengkap (gorong-gorong, pintu air, pompa, talang)
Belum ditemukan permasalahan D. Waduk, kolam retensi,
sumur resapan
Tidak ditemukan permasalahan
Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan, optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun, peningkatan dan pengembangan sistem yang ada, pembangunan baru secara efektif dan efisien yang menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dan menunjang terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.
Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2-JM CK yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase. Target pelayanan dasar bidang Drainase sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
Tabel 6.33 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.01/PRT/M/2014
Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian Ket Penyehatan
Lingkungan Permukiman
Drainase
Tersedianya jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30cm, selama 2 jam dan tidak lebih dari 2 kali setahun)
50% 2014 membidangi Dinas yang PU
6.4.3. Analisis Kebutuhan PLP
Berdasarkan isu strategis, kondisi eksisteng, permasalahan dan tantangan yang telah diuraikan sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap kebutuhan pengembangan air limbah, persampahan dan drainase.