• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan PLP

Dalam dokumen 6.1. Pengembangan Permukiman (Halaman 82-89)

 Air Limbah

Adapun permasalahan pengelolaan air limbah di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6.28 Permasalahan Pengelolaan Air Limbah yang Dihadapi

No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Sudah Tindakan

Dilakukan Yang Akan Dilakukan A. Kelembagaan

- Bentuk Organisasi Belum adanya badan khusus yang menangani air limbah, masih berada di bawah dinas Pu dan dinas Lingkungan Hidup

Pembentukan instansi khusus yang menangani permasalahan air limbah

- Tata Laksana (Tupoksi,

SOP, dll) Kurang terkoordinasinya penanganan permasalahan air limbah antara Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna Melakukan koordinasi terkait Tupoksi dan pembagian tanggung jawab permasalahan air limbah di Kabupaten Natuna

- Kualitas dan Kuantitas

SDM Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM yang menangani permasalahan air limbah Dilakukan penambahan jumlah SDM serta mengadakan pelatihan yang berkoordinasi dengan Provinsi ataupun pusat B. Perundangan terkait sektor

air limbah (Perda, Pergub) Belum ada Perda yang mengatur penanganan air limbah Menyusun perda yang mengatur permasalahan air limbah C. Pembiayaan : - Sumber-sumber pembiayaan - Retribusi Tidak adanya sumber dana pemasukan atau retribusi yang dihasilkan dari pengolahan air limbah Membanngun IPAL dan menetapkan tarif retribusi yang dapat menjadi sumber pemasukan

D. Peran serta Masyarakat

dan swasta Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

Mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya untuk mengolah limbah dengan benar dan mengundang pihak swasta untuk berinvestasi di sektor air limbah.

No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan E Teknis Operasional

1. Sistem On-site Sanitation

- MCK Masih terbatasnya jumlah MCK yang tersebar di Kecamatan-Kecamatan di Natuna Akan dilakukan penambahan jumlah MCK di Kabupaten Natuna - Jamban Keluarga/Septiktank

- Septiktank Komunal Tidak ditemukan septiktank Komunal di wilayah Kab. Natuna Pembuatan septiktank komunal di permukiman padat perkotaan - PS Sanimas Kurangnya Prasarana dan Sarana Sanimas di Kabupaten Natuna Penambahan prasarana dan sarana Sanimas di Kabupaten Natuna - Truk tinja Kurangnya fasilitas

truk Tinja di Kabupaten Natuna

Penambahan fasilitas truk tinja di Kabupaten Natuna

- IPLT Belum ada IPLT di

Kabupaten Natuna Untuk kedepannya diperlukan IPLT untuk Kabupaten Natuna 2. Sistem Off-site Sanitation

Belum ada sistem off-site sanitation di Kabupaten Natuna - Sambungan Rumah

- Sistem Jaringan Pengumpul

- Sistem sanitasi berbasis masyarakat

- IPAL

Sumber : Hasil Indentifikasi Lapangan, 2014

Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target

MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan

akses air limbah sampai tahun 2015.

Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang

Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target

pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan

yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Air Limbah.

Tabel 6.29 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya Berdasarkan Permen PU No. 01/PRT/M/2014

Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian Ket

Penyehatan Lingkungan Permukiman

Air Limbah Permukiman

Tersedianya sistem air limbah setempat yang

memadai 60% 2014

Dinas yg membidangi

PU Tersedianya sistem air

limbah skala komunitas/kawasan/kota 5% 2014 Dinas yg membidngi PU  Persampahan

Adapun permasalahan persampahan di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6.30 Permasalahan Pengelolaan Persampahan No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan A. Kelembagaan

- Bentuk Organisasi Belum ada instansi yang khusus menangani persampahan, masih dibawah Dinas PU Membentuk instansi yang khusus menangani persampahan

- Tata Laksana (Tupoksi,

SOP, dll) Belum ada SOP yang jelas mengenai pengolahan persampahan di Kabupaten Natuna

Pembuatan SOP yang jelas mengenai sistem pengolahan persampahan mulai dari pewadahan, pengangkutan hingga pemrosesan akhir

- Kualitas dan Kuantitas

SDM Kurangnya kuantitas SDM yang fokus mengatur permasalahan persampahan Penambahan SDM yang fokus untuk pengolahan persampahan

B. Perundangan Terkait Sektor Persampahan (Perda, Pergub, Perwali)

Belum ada perundangan terkait sektor persampahan Menyusun peraturan terkait sektor persampahan C. Pembiayaan : - Sumber-sumber pembiayaan - Retribusi Sumber-sumber pembiayaan masih belum maksimal penarikan retribusinya Penarikan retribusi persampahan secara lebih maksimal

No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan D. Peran serta masyarakat

dan swasta Masyarakat kurang menyadari pentingnya pengolahan sampah, masih banyak masyarakat yang memilih membuang ke sungai maupun pantai atau membakar sampah mereka Sosialisasi mengenai dampak pembuangan sampah sembarangan sehingga menciptakan kesadaran dari diri masyarakat untuk aktif membantu permasalahan sampah E Teknis Operasional 1. Dokumen Perencanaan

(MP,FS,DED) Belum ada dokumen perencanaan terkait sektor persampahan Penyusunan DED, MP dan FS terkait sektor persampahan

2. Pewadahan Pewadahan berupa tong sampah masih terbatas jumlahnya, bak sampah besar yang diletakkan di beberapa titik kurang kapasitasnya

Penambahan tong sampah dan bak sampah besar/container

3. Pengumpulan Masih terbatasnya jumlah Dump Truck, Becak sampah, maupun motor pengangkut sampah Penambahan jumlah Dump Truck, Becak sampah maupun motor pengangkut sampah 4. Penampungan Sementara Penampungan

sementara sangat terbatas jumlahnya, dan mayoritas tidak terurus dan cenderung kumuh Penambahan jumlah serta perawatan penampungan sementara

5. Pengangkutan Masih terbatasnya jumlah Dump Truck, Becak sampah, maupun motor pengangkut sampah Penambahan jumlah Dump Truck, Becak sampah maupun motor pengangkut sampah 6. Pengolahan 3R Masih terbatasnya

SDM yang mengerti mengenai konsep 3R Pelatihan dan sosialisasi mengenai konsep 3R 7. Pengelolaan Akhir di TPA Relatif tidak ada

masalah, mesin pengolahan tersedia 8. Pengendalian Pencemaran

di-TPA Tidak ada masalah, sudah tersedia buffer zone di lokasi TPA 9. Sarana Penunjang TPA Sarana penunjang

lengkap tersedia

Tantangan dalam sektor persampahanan meliputi peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan, penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan kualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupaten dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.

Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen PU No. 01/PRT/M/2014 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM bdang Cipta Karya yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Persampahan.

Tabel 6.31 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya Berdasarkan Permen PU No. 01/PRT/M/2014

Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Pencapaian Waktu Ket

Indikator Nilai Penyehatan Lingkungan Permukiman Pengelolaan Persampahan Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan

20% 2014 membidangi PU Dinas yang

Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan

70% 2014 membidangi PU Dinas yang

 Drainase

Adapun permasalahan drainase di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6.32 Permasalahan Drainase di Kabupaten Natuna No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan Yang Sudah Tindakan

Dilakukan Yang Akan Dilakukan A. Kelembagaan

- Bentuk Organisasi Menjadi tanggung jawab Dinas PU, sementara PU tidak fokus untuk permasalahan drainase Perbaikan di dalam internal Dinas PU untuk fokus menangani drainase

No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan Yang Sudah Tindakan

Dilakukan Yang Akan Dilakukan - Tata Laksana

(Tupoksi, SOP, dll)

Belum ada SOP yang jelas mengenai drainase

Penyusunan SOP untuk drainase - Kualitas dan Kuantitas

SDM Masih kekurangan SDM yang berkompeten mengenai drainase Pelatihan mengenai sistem drainase untuk menambah kompetensi SDM B. Perundangan Terkait Sektor Persampahan (Perda, Pergub) Belum ada peraturan yang mengatur drainase Penyusunan peraturan terkait drainase terutama terkait pelanggaran bangunan yang merusak jaringan C. Pembiayaan : - Sumber-sumber pembiayaan - Retribusi

Belum ada sumber pembiayaan melalui retribusi, pembangunan drainase mengandalkan APBD Prov, Kab maupun APBN

Penambahan dana alokasi untuk pembangunan drainase

D. Peran serta Masyarakat dan swasta

Belum ada peran serta masyarakat Sosialisasi mengenai jaringan drainase E Teknis Operasional 1. Dokumen Perencanaan (MP,FS,DED) Belum ada dokumen perencanaan terkait drainase Perlu menyusun dokumen perencanaan drainase 2. A. Saluran

 Primer Banyak drainase primer yang terputus dan terlalu kecil kapasitasnya Penertiban untuk bangunan-bangunan yang merusak drainase, serta pelebaran drainase di titik yang deras alirannya  Sekunder Jumlah drainase

sekunder masih sangat terbatas

Penambahan jumlah drainase primer  Tersier Drainase tersier

mayoritas masih berbentuk alamiah

Pembangunan drainase tersier B. Turap Belum ada turap di

DAS Natuna Pembuatan turap di DAS Natuna, terutama yang struktur tanahnya lemah C. Bangunan Pelengkap (gorong-gorong, pintu air, pompa, talang)

Belum ditemukan permasalahan D. Waduk, kolam retensi,

sumur resapan

Tidak ditemukan permasalahan

Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan, optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun, peningkatan dan pengembangan sistem yang ada, pembangunan baru secara efektif dan efisien yang menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dan menunjang terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2-JM CK yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase. Target pelayanan dasar bidang Drainase sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel berikut ini.

Tabel 6.33 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.01/PRT/M/2014

Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian Ket Penyehatan

Lingkungan Permukiman

Drainase

Tersedianya jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30cm, selama 2 jam dan tidak lebih dari 2 kali setahun)

50% 2014 membidangi Dinas yang PU

6.4.3. Analisis Kebutuhan PLP

Berdasarkan isu strategis, kondisi eksisteng, permasalahan dan tantangan yang telah diuraikan sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap kebutuhan pengembangan air limbah, persampahan dan drainase.

Dalam dokumen 6.1. Pengembangan Permukiman (Halaman 82-89)

Dokumen terkait