• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan Tantangan 1 Permasalahan

3 SPAM DI IBU KOTA KECAMATAN (IKK)

C. Permasalahan dan Tantangan 1 Permasalahan

Berapa masalah dalam penanganan pelayanan air limbah di Kota Watansoppeng, sebagai berikut:

a) Aspek kelembagaan :

 landasan hukum institusi pengelolaan air limbah belum memadai;

terbatasnya SDM yang dimiliki untuk pengoprasian IPLT. b) Aspek operasional;/teknis:

 sampai sejauh ini bangunan IPLT belum pernah dioperasikan karena beberapa bak mengalami kebocoran;

 pengadaan sarana air bersih untuk membersihkan tangki mobil setelah mengangkut air tinja;

 pengadaan laboratorium;

 pengadaan instalasi listrik;

 pengadaan workshop.

 pengadaan pagar pembatas di lokasi IPLT, sehingga penduduk dapat keluar masuk dengan bebas.pemukiman penduduk berjarak

500 meter dari lokasi IPLT;

 fasilitas septic tank belum dimiliki oleh setiap rumah, khususnya di kawasan pemukiman kepadatan tinggi, tepi kanal, dan tepi sungai;

 peralatan pengoperasian instalasi Pengelolaan limbah tinja (IPLT) belum lengkap;

 peraturan yang ada belum berfungsi secara optimal dan masih perlu disosialisasikan c) Jumlah armada yang dimiliki oleh Sub Dinas Kebersihan Kota Watansoppeng untuk

pengoperasian IPLT hanya berupa 1 unit mobil tinja kapasitas angkut 5m³.

47 | R P I J M K a b u p a t e n S o p p e n g

Tantangan dalam penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Soppengyaitu :

a) Masih adanya masyarakat yang buang air besar disembarang tempat.

b) Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakannya pengelolaan air limbah

permukiman secara lebih profesional dengan dukungan sumber daya manusia ahli yang memadai.

c) Penggalian sumber dana untuk investasi dan biaya operasi dan pemeliharaan terutama dari

pihak swasta yang harus sinergis dengan penerapan pemulihan biaya secara bertahap merupakan tantangan yang harus segera diketahui solusinya.

d) Pembagian porsi antara dana APBN dan APBD yang akan dialokasikan dalam

pengembangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah belum terlihat secara tegas.

e) Pencapaian target Milenium Development Goals ( MDG‟s)

4.

Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk seiring pertumbuhan kota dari tahun ke tahun berpotensi untuk menghasilkan produksi air limbah baik yang dihasilkan oleh industri, hotel, rumah makan dan sebagainya .

Disamping perlunya dibangun sarana dan prasarana pengolah air limbah, maka saluran pembuang air hujan yang selama ini tergabung dengan air limbah buangan rumah tangga, limbah perkotaan dan sebagainya, maka untuk mengefisienkan dana yang diperlukan sarana pengolah air limbah yang diperlukan maka antara saluran air limbah dan saluran limpasan air hujan harus dipisahkan.

Agar pengolahan air limbah dapat mencapai tujuan dan sasaran peruntukannya maka perlu dilakukan secara terencana dan terararah dan dilakukan aturan hukum mengenai sanksi bagi yang melanggar kepekatan yang telah disepekati tentang keharusan setiap individu, jawatan atau lembaga swasta yang menghasilkan limbah wajib melakukan pengolahan limbah secara terpadu sebelum di buang ke tempat pembuangan akhir.

Baik pengelolaan pengolahan air limbah dari tinja maupun rumah tangga dan dari berbagai sumber lainnya perlu dilakukan pengembangan seiring dengan bertambahnya jumlah penghasil air limbah, demikian pula tentang umur ekonomis dan cakupan pelayanannya, hal ini perlu diproyeksikan perencanaan jangka menegah dan jangka panjang.

5.

Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat ( on-site ), Sistem Terpusat ( off-site ) dan Komunal

48 | R P I J M K a b u p a t e n S o p p e n g

 Kawasan Rawan Sanitasi ( Padat, Kumuh, dan Miskin ) di Kota Watansoppeng.

 Kawasan Rumah sederhana sehat ( RSH ) yang berminat

2. Lingkup Kegiatan

 Pembangunan IPAL Komunal

 Pembangunan IPLT

 Pembangunan Prasarana Air Limbah (Septictank Komunal, MCK ++, MCK Individual)

 Membangun tempat pengolahan limbah komunal di kawasan pengembangan

permukiman baru.

 Kajian tentang penggunaan sistem pembuangan limbah terpusat dan komunal.

 Penyusunan Master plan pengelolaan limbah kota.

3. Kriteria Kesiapan

 Sudah memiliki RPIJM dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat

minat untuk mengikuti PPSP;

 tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan);

 sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang;

 sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota (IPAL RSH);

 sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola prasarana yang dibangun;

 pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan

pemeliharaan.

(2)Persampahan

Kabupaten Soppeng dengan fungsinya sebagai permukiman kota dan industri, sejak tahun 2005 penduduknya bertambah dengan pesat. Tingginya pertumbuhan penduduk dan penyebaran penduduk yang belum merata, menyebabkan permasalahan sampah di Kabupaten Soppeng dari hari kehari menjadi bertambah kompleks.

2.

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan A. Arahan Kebijakan

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan Kab Soppeng yaitu

Kebijakan 1:Pengurangan timbulan sampah semaksimal mungkin dimulai

darisumbernya. Strategi :

49 | R P I J M K a b u p a t e n S o p p e n g

 Meningkatkan pemahaman masyarakat akan 3R.

 Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R.

Kebijakan 2: Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan.

Strategi :

 Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan sejak dini melalui pendidikan di sekolah.

 Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan

kepada masyarakat umum.

 Membina masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan

persampahan.

 Mendorong peningkatan pengelolaan berbasis masyarakat.

Kebijakan 3: Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.

Strategi :

 Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan Kota/Kabupaten.

 Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan.

 Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan.

 Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan.

 Mengembangkan TPA ke arah Sanitary Landfill (SLF)/ Controlled Landfill

(CLF).

 Meningkatkan TPA regional.

Kebijakan 4: Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan.

Strategi :

 Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola.

 Meningkatkan kinerja institusi pengelola.

 Memisahkan fungsi/unit regulator dan operator.

 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar stakeholder.

 Meningkatkan kualitas SDM bidang persampahan.

50 | R P I J M K a b u p a t e n S o p p e n g

 Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM pengelolaan

persampahan.

 Mendorong implementasi/penerapan hukum bidang persampahan.

Kebijakan 5: Pengembangan alternatif sumber pembiayaan.

Strategi :

 Menyamakan persepsi para pengambil keputusan dalam pengelolaan

persampahan dan kebutuhan anggaran.

 Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan.

B. Lingkup Kegiatan

Sejalan dengan adanya kebijakan ini, maka di daerah dibentuk dinas-dinas daerah yang tugas dan tanggung jawabnya dapat melingkupi penyelenggaraan pengelolaan sampah atau kebersihan sebagaimana urusan yang diserahkan ke pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

Penetapan bentuk lembaga pengelola kebersihan kota merupakan bagian dari kebijakan dari Kepala Daerah dan dapat memberikan gambaran tingkat perhatian terhadap permasahalan kebersihan kota. Penempatan Sumber Daya manusia di lembaga pengelola kebersihan yang berperan sebagai Dinas Fungsional teknis Penyelenggara pengelola sampah kota, sangat jarang ditemukan yang memiliki kompetensi dibidangnya.

Beban kerja pengelolaan sampah-sampah kota semakin hari semakin bertambah banyak dan kompleks. Kompleksitas masalah tidak hanya dalam teknis, tetapi juga dalam hal sosial kemasyarakatan, ekonomi, lingkungan dan bahkan politik dan keamanan.

Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan Kabupaten Soppeng berdasarkan Kebijakan dan Strategi yang ada yaitu :

1. Instalasi Pengolahan Persampahan;

2. Pengembangan TPA Regional;

3. Bantuan Teknis Peningkatan Sistem Managemen Persampahan;

4. Fasilitasi Pengembangan Sistem Persampahan Skala Kabupaten;

5. Fasilitasi Pengolahan Sampah 3R;

6. Penyediaan Sarana Pengangkutan dan pemindahan Sampah;

7. Kampanye Penyuluhan Pemisahan Sampah dari Sumber;

51 | R P I J M K a b u p a t e n S o p p e n g

3.

Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

Dokumen terkait