• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN LAIN

Dalam dokumen IDSN Kuliah 2018 Bagian 1 PENGANTAR IDS 1 (Halaman 28-51)

5/27/2018

Husni mencontohkan, saat pemutakhiran DPT ditemukan data yang mencantumkan nama 'si Pocong' dari Singkawang, Kalimantan Barat. Data itu dianggap valid serta memenuhi semua persyaratan.

"Hampir mau dihapus. Tapi datanya lengkap, dan memang benar adanya, fotonya juga dikirim. Memang benar namanya Pocong. Bila di tempat lain mungkin nama ini dinyatakan invalid karena tidak ada Pocong di Jawa," jelas Husni.

Selain nama yang dapat terbilang lucu, kasus lain yang datang dari banyaknya nama yang sama di suatu daerah. Salah satu daerah yang memiliki nama sama adalah Bali. Misalnya, nama I Wayan yang jumlahnya ribuan. "Bukan tidak mungkin nama sama diikuti kelahirannya bersamaan," kata Husni.

Tidak hanya itu, kasus yang cukup memusingkan KPU dalam penetapan DPT disebabkan oleh para artis yang memiliki nama ganda. Ada artis yang memiliki nama asli, kemudian saat terkenal punya nama panggung.

"Ada lagi problem kita, namanya kecil beda dengan namanya pas sudah besar. Nama di kota beda dengan nama di desa. Nama audisi sebelum jadi artis dan sesudah itu beda. Misal Ayu Ting-Ting," papar Husni.

badan dan menyebarluaskan hasilnya maka diancam dengan hukuman pidana maksimal 1 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 250 juta.

Pasal 61 melarang setiap orang membuat informasi geospasial yang penyajiannya tidak sesuai dengan tingkat ketelitian sumber data yang mengakibatkan timbulnya kerugian orang dan/atau barang. Bila larangan ini dilanggar, maka orang tersebut dapat dipidana penjara maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta.

Penyebaran informasi geospasial juga tak boleh dilakukan sembarangan. Bila seseorang menyebarluaskan informasi geospasial yang belum disahkan oleh pejabat yang berwenang maka bersiaplah menghadapi tuntutan pidana. Orang tersebut maksimal dapat dipidana 2 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 500 juta. Bila penyebaran informasi geospasial yang belum disahkan ini menimbulkan bahaya atau kerugian orang lain atau barang, maka ancaman pidana bagi pelaku menjadi diperberat. Yakni, maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta sebagaimana diatur Pasal 68 ayat (2).

Dari Sabang samapai Merauke

sambung menyambung

Dari Sabang sampai Merauke

5/27/2018

Contoh data yang tidak sinkron adalah tentang luas hutan

di Provinsi Gorontalo :

–978.385 Ha (Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo),

–826.378 Ha (BAPPEDA Provinsi Gorontalo),

–750.053 Ha (Komite Pusat Pembentukan Provinsi Gorontalo)

–838.297 Ha (Badan Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan).

Ketidaksamaan luas hutan ini menunjukkan ketidakpastian dalam pengelolaaan hutan.

Naskah Akademik Rancangan Undang-undang Republik Indonesia Tentang Informasi Geospasial, 2010

SERTIFIKAT HM03425 SIM 690315140418 STNK 0383040 LISTRIK CM0180041

ALAMAT TIDAK SAMA

Jl Ahmad yani no. 10

Jl Ahcmad Yani 10

Jl Ahmad Jani 10

Jl Ahcmad Y. no. 10

Jalan Ahmad Yani nomor 10

Jl A. Jani No. 10 PAM 50010983 KARTU KELUARGA 3806005678 NOPPEN 0950022401660108 0952086205695518 0952086238420012 KTP 0950022401660108 Jl A. Yani No. 10 Jl. Ahmad Yani no. 10

Jl. Ahmad Yani no. 10

Jl. Ahmad Yani no. 10

Jl. Ahmad Yani no. 10

Jl. Ahmad Yani no. 10

Jl. Ahmad Yani no. 10

Jl. Ahmad Yani no. 10

ALAMAT MENJADI SAMA

PERLU

BASISDATA TERSTRUKTUR

Visualisasi informasi yang berbeda dari dua instansi untuk objek peta yang sama (garis pantai dan jalan tol)

5/27/2018

An example of parcel vector data to imagery conflation LETTER C BAKOSURTANAL Desa Doplang Desa Adiraja

5/27/2018 Letter C boundaries Cookie cutting land use 1:25,000 Updated land use map

Pemukiman Sawah Sawah Pemukiman Pekarangan Tegalan Tegalan Desa Jogoresan Desa Jogoresan Desa Jogoresan

Peta Kawasan Rawan Bencana G. Merapi Tahun 2010, ESDM – BPPTK, http://geospasial.bnpb.go.id/2010/12/03/peta-kawasan-rawan-bencana-g-merapi-tahun-2010-esdm-bpptk/

Peta rawan Bencana Gunung Merapi Jateng dan DIY, Rekompak dan JRF,

http://ajiekdarminto.wordpress.com/2010/11/12/gunung-merapi-6-peta-peta-daerah-rawan-bencana/

Peta Rupabumi Indonesia

Izin Sektor Minerba

Izin Sektor Kehutanan

Izin Sektor Pertanahan

Sumber : 1. Peta Dasar RBI Indonesia Skala 1 : 50.000 digeneralisasi 2. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan, KLHK 3. Peta konsesi pertambangan, Kementerian ESDM 4. Peta Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN

Tanah Grogot

Hal 72

SKEMA VERIFIKASI DATA IGT KORSUP PERKEBUNAN

Verifikasi data dilaksanakan mengacu terhadap IGD berdasarkan atas elemen kualitas data

yang disepakati.

Elemen kualitas data adalah sebuah komponen yang mendeskripsikan suatu aspek khusus

kualitas data geografis yang telah dikelompokkan dalam kategori yang berbeda.

Elemen kualitas data yang digunakan dalam proses verifikasi data merupakan adopsi dari

ISO 19157 Kelengkapan Konsistensi Logis Akurasi Posisi Akurasi Tematik Akurasi Temporal PARAMETER Omisi Komisi

Konsistensi Konseptual, Domain, Format dan Topologis

Akurasi absolut, relative dan posisi data grid

Kebenaran klasifikasi, kebenaran atribut non-kuantitatif, akurasi atribut kuantitatif

Akurasi waktu pengukuran, konsistensi temporal, validitas temporal

5/27/2018

Hal 73

CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI Kasus 1 : Kelengkapan Data : Komisi Polygon Overlap

Kasus 2 : Kelengkapan Data : Omisi Polygon Gap) CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI

Hal 75

 Data spasial memiliki peran penting dalam setiap aktivitas pemerintah:

90% aktivitas pemerintah memiliki elemen spasial

65% aktivitas pemerintah menggunakan elemen spasial sebagai identifier utama.

 Telah banyak institusi yang mengumpulkan dan mengelola berbagai macam data dan informasi spasial (geo-information) untuk memenuhi kebutuhan masing-masing -> membentuk pulau-pulau geoinformasi (islands of geo-information).  Pengambilan keputusan yg efektif dalam pemerintahan

memerlukan informasi spasial yg. up-to-date dan akurat, yg menjelaskan situasi terkini yg terjadi.

5/27/2018

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB

5/27/2018

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group – FITB

Tidak Lengkap dan TidakTeratur (mungkin) Lengkap tetapi TidakTeratur Kondisi Ideal (dengan IDS) •BERSAMA, •TERTIB, •TERUKUR, •TERINTEGRASI, •TERINTEGRASI, •BERKESINAMBUNGAN, •B E R DAYA G U N A .

Ir. Yuyu Rahayu, M.Sc., 2013

5/27/2018

– Data dan informasi menyebar di berbagai institusi Pusat dan Daerah dan memerlukan energi besar untuk mengintegrasikan

– Kurangnya data terutama di daerah, baik data numerik maupun data spasial yang valid, terkini, dan bisa dipercaya keabsahan dan kebenarannya (Tepat/Akurat )

– Data dan informasi masih dikelola oleh petugas „secara individual‟ sehingga sulit diperoleh saat diperlukan

– Format dan struktur data dan informasiya berbeda-beda

– Pertukaran data dan informasi belum memanfaatkan ICT tetapi masih offline (diantar secara manual)

– Catatan riwayat data dan informasi sering tidak ditulis dalam file penyimpanan

Forum SIGNas (2005)

– Kurang disiplin dalam menerapkan norma dan kaedah yang telah ada, seperti PP 10/2000

– Infrastruktur pendukung: software dan hardware yang tersedia di pasar cukup memadai, tetapi variasi penggunaan software di instansi Pusat dan Daerah termasuk swasta dan masyarakat sangat tinggi

– Peta dibuat seadanya. Untuk data spasial, peta yang disajikan sebagian besar disusun seadanya, dengan metoda pembuatan yang belum mengacu pada standar kartografis yang benar. Apa yang tergambar di peta ternyata lokasi yang sebenarnya meleset jauh

– Kualitas Data Spasial : “Out of Date”. Banyak instansi yang

menggunakan data yang saling berbeda, walaupun yang dibahas adalah mengenai data yang sama. Sebagai contoh, data luas hutan lindung tidak sama antara Badan Statistik Daerah, Bappeda, Kehutanan, dan BPN

“…widespread access to and use of spatial data is

still difficult in Europe. The main problems relate to

data gaps, missing documentation, incompatible

data sets and services due e.g. to varying standards,

and barriers to the sharing and reuse of spatial

data.”

INSPIRE

Directive Of The European Parliament, 2004

INSPIRE is based on the infrastructures for spatial information established and operated by the 27 Member

States of the European Union.

5/27/2018

Dalam dokumen IDSN Kuliah 2018 Bagian 1 PENGANTAR IDS 1 (Halaman 28-51)

Dokumen terkait