5/27/2018
Basis Data dan Infrastruktur Data Spasial
Mata kuliah ini bertujuan untuk memberika bekal pengetahuan dasar basis data spasial dan aplikasinya dalam bidang geografi, serta memahami, menganalisis dan mengevaluasi Infrastruktur Data Spasial (IDS).
Materi yang dibahas meliputi: 1. Entitas,
2. Atribut,
3. Normalisasi, dan
4. Relasi dalam basis data spasial,
5. Pengantar Infrastruktur Data Spasial (IDS). 6. Komponen infrastruktur data spasial
a. Kelembagaan
b. Data Spasial (data Utama. Metadata, KUGI, Standar, Aksessibilitas, Uji Kualitas Data)
c. Kebijakan d. Teknologi e. SDM
7. Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) 8. Geoportal
1. Perangkat keras (hardware)
Komputer (komputer tunggal, komputer sistem jaringan dengan server, komputer dengan jaringan global internet) dan periperalnya. Perangkaat keras untuk SIG mepliputi perangkat keras : pemasukan data, pemrosesan data, dan penyajian hasil, serta peyimpanan (storage).
2. Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak yang mempunyai fungsi di atas dan fasilitas untuk penyimpanan, analisis, dan penayangan informasi geografi. Persyaratan yang penting harus dipenuhi software SIG, adalah :merupakan Database Management System (DBMS), fasilitas untuk pemasukan dan manipulasi data geografis, fasilitas untuk query, analisis , dan visualisasi,Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada.
3. Data (Data)
Data merupakan komponen yang penting dalam SIG. Keakurasian data dituntut dalam SIG. Dikenal konsep GIGO (Garbage In Garbage Out) sebaliknya Gold In Gold Out.
4. Sumberdaya Manusia (people)
Teknologi SIG menjadi sangat terbatas kemampuannya jika tidak ada sumberdaya yang mengelola sistem dan mengembangkan untuk aplikasi yang sesuai. Pengguna dan pembuat sistem harus saling bekerjasama untuk mengembangkan teknologi SIG.
5. Metode (methods)
Model dan teknik pemrosesan perlu dibuat untuk berbagai aplikasi SIG.
6. Network
With rapid development of IT, today the most fundamental of these is probably the network, without which no rapid communication or sharing of digital information could occur. GIS today relies heavily on the Internet, acquiring and sharing large geographic data sets.
5/27/2018
5/27/2018
Kab. Paser binaan FAKULTAS GEOGRAFI (2105-2017)
http://gis.jogjaprov.go.id/maps/43/view
5/27/2018
Rex G. Cammack , 2005
Era distribusi data peta sudah berubah dari era data analog ke
web services,
contoh: de facto: KML/ KMZ, de yure: OGC:WMS,WFS, WCS, WPS, WMTS
• Pembagian informasi
means getting it anywhere and anytime. Information
service delivery expectations and models increasingly call
for 24 hour / 7 day a week access for clients and partners.
5/27/2018
Sekitar 25 tahun terakhir di Indonesia, semakin banyak data spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dibuat dan dikumpulkan dalam format digital (Rais, 2007).
koleksi data spasial yang
besar
, data tersebut terdiri dari titik kontrol geodesi, data topografi, data batimetri, dan data tematik yang meliputi sebagian besar wilayah nasional (Matindas, 2006)Data tersebut dikumpulkan dan dikelola oleh banyak instansi pemerintah di semua tingkat: nasional, provinsi, kabupaten kota, yang disimpan pada standar lokal yang berbeda.
Kondisi pengelolaan data spasial masih kurang terpadu, kurang tertib, prosedur administrasi
yang panjang, ketersediaan data yang bervariasi (format, standar, metadata), akses data yang
tidak mudah, dan kualitas data yang belum dapat dipertanggung jawabkan (Taufik, 2010).
Penerapan SIG di Indonesia yang cukup menonjol adalah (Bachtiar, 2005) :
• LREP(Land Resources Evaluation and Planning) 1987-1992,
• GTZ (Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit) 1996-1999, dan
• MCRMP (Marine and Coastal Resources Management Project) 2002-2006.
Pembenahan data spasial secara menyeluruh dikenal sebagai pembangunan dan pengembangan
sangatlah penting, yaitu:
• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan haruslah direncanakan berdasarkan data (spasial dan non spasial) dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.
• UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan
bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, dan Pemerintah Daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional.
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 menegaskan bahwa aspek
wilayah/spasial haruslah diintegrasikan ke dalam –dan menjadi bagian- kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan. Dalam kaitan ini, terdapat 33 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten/kota yang harus mengintegrasikan rencana tata ruangnya ke dalam perencanaan pembangunan daerahnya masing-masing.
2. Munculnya Peraturan Perundang-Undangan yang mendasari IDSN Indonesia:
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2007 Tentang Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN)
• Undang-Undang No. 04 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang InPres Nr. 6/2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan, dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
• Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial
• Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN)
Keputusan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Wali Data Informasi Geospasial Tematik
5/27/2018
3. One Map Policy
• Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia, muncul pertama kali sejak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada Rapat Kabinet 23 Desember 2010, yaitu: "Saya ingin hanya satu peta saja sebagai satu-satunya referensi nasional!“, berawal ketika UKP4 menunjukkan kepada Presiden SBY peta tutupan hutan dari Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup yang berbeda (Kementerian Lingkungan Hidup= 59,8 juta Ha sedangkan data Kementrian Kehutanan = 44,2 juta Ha).
Kebijakan Satu Peta pertama kali dilaksanakan dengan dihasilkannya Peta Indikatif Moratorium/ Penundaan Izin Baru di Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut yang menjadi lampiran pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut. Kebijakan ini untuk mendukung kebijakan nasional menyeimbangkan dan menselaraskan pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan serta upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang dilakukan melalui penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
• Paket Kebijakan Ekonomi VIII Presiden Jokowi, Senin (21-12-2015) salah satunya adalah tentang Kebijakan Satu Peta Nasional (One Map Policy) dengan skala 1:50.000
• Perpres No 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Kebijakan 1 Peta pada tingkat ketelitian peta skala 1:50.000
4. Ina-Geoportal | Geospasial Untuk Negeri (http://tanahair.indonesia.go.id/portal/landingpage) di level nasional.
5. Simpul Jaringan (61 simpul jaringan pada September 2017), contoh: Kabupaten Klaten (http://geoportal.klatenkab.go.id/), Bontang (http://petakita.bontangkota.go.id/), Kementrian LH dan Kehutanan/KLHK (http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/home/)
6. PPIDS (Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial).
Salah satu infrastruktur geospasial yang dibangun oleh BIG dan menjadi salah satu simpul jaringan adalah PPIDS. BIG merencanakan untuk membangun satu PPIDS di setiap provinsi. Diharapkan
PPIDS ini bisa menjadi kepanjangan tangan BIG dalam menyelenggarakan informasi geospasial. Ide besar dari infrastruktur geospasial adalah “Indonesia Connected” dengan simpul jaringan. Di Indonesia penghasil SDM geospasial masih sedikit, sehingga menyebabkan kekurangan akan SDM geospasial. Pada tahun 2017 dibutuhkan SDM sekitar 33.000 orang sedangkan SDM yang tersedia hanya sekitar 13.000. Kekurangan ini jangan sampai diisi oleh SDM geospasial dari negara luar negeri. Berkaitan dengan hal ini peran perguruan tinggi sangat besar. Universitas diharapkan bisa membuat Program Studi Geodesi, Geografi atau Geomatika untuk membantu menciptakan SDM geospasial di pangsa Indonesia maupun di Asia, Hasanudin, 2017 ( http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/penguatan-sumber-daya-manusia-informasi-geospasial-berbasis-kompetensi-2)
disusun oleh BIG yang kemudian ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional untuk menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
• SNI yang telah dikaji ulang (80 SNI, 2016)
• SNI menungggu penetapan (3 RSNI, 4 Desember 2016)
• Rancangan SNI (13 RSNI ISO/TS, 2016)
• Katalog Unsur Geografi Indonesia (KUGI) ver. 3.
8. SKKNI dan KKNI
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI no 95 tahun 2017 tentang Penetapan Standar Komptensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Arsitektur dan Keinsinyuran; Analisis dan Uji Teknis Bidang Informasi Geospasial. Ada 7 sub bidang IG:
1. Survei Terestris 2. Hidrografi
3. Bidang Fotogrametri 4. Penginderaan Jauh 5. Sistem Informasi Geografis 6. Kartografi
7. Survei Kewilayahan
9. Satu Sertifikasi IG
UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanatkan bahwa pelaksanaan Informasi Geospasial yang dilakukan oleh orang perorangan, kelompok orang maupun badan usaha, harus memenuhi kualifikasi tertentu melalui proses sertifikasi. Kualifikasi tersebut dituangkan dalam suatu standar tertentu yang telah ditetapkan, yang dituangkan dalam dokumen yang disebut SKKNI-IG (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial) dan KKNI-IG (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial). “Mulai tahun 2018, semua pelaksanaan Informasi Geospasial melalui BIG, sumber
daya manusianya harus yang berkompeten, bersertifikat,” ujar Hasanuddin pada pidato
Konsensus KKNI 1 Agustus 2017
( http://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/8637/Sinergi-BSN---BIG--Dukung-Sertifikasi-Tenaga-Kerja-Informasi-Geospasial#.WcRDJbIjG70)
10. Asosiasi Perusahaan Survey dan Informasi Geospasial (APSPIG)
APSPIG adalah wadah organisasi dari perusahaan-perusahaan swasta nasional yang kegiatan usahanya mengkhususkan pada bidang Survei Pemetaan (Surta) dan Informasi Geospasial, sebelumnya bernama Asosiasi Perusahaan Survey dan Pemetaan Indonesia (APSPI). APSPIG didirikan dengan tujuan membina dan mengembangkan para anggotanya yang bergerak dalam bidang survei-pemetaan dan informasi geospasial. Pada saat ini perusahaan (company) yang terdaftar sebagai anggota APSPIG adalah 128 perusahaan
5/27/2018
10. Semakin banyaknya Penyedia data berbasis Web Services Layanan dari dalam negeri:
1. BNPB (Peta Tematik) http://geoservice.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services 2. BNPB (Peta Dasar) http://gisserver.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services 3. Kementerian Kehutanan http://webgis.dephut.go.id/arcgis/rest/services/ 4. Kementerian Pertanian http://203.190.36.46/arcgis/rest/services/ 5. LAPAN http://202.43.161.180/arcgis/rest/services/
6. Kementerian Perhubungan http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services/ dan http://gis2.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services/
7. Bakosurtanal (BIG) http://geoservices.ina-sdi.or.id/ArcGIS/rest/services 8. Kementerian Pekerjaan Umum http://sigi.pu.go.id/ArcGIS/rest/services
Layanan dari luar negeri:
1. Pacific Disaster Centre http://ags.pdc.org/ArcGIS/rest/services/ 2. Earth Satellite http://www.earthsat.com/ArcGIS/rest/services/ 3. ESRI ArcGIS Online http://server.arcgisonline.com/ArcGIS/rest/services
4. USGS http://rmgsc.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/ atau http://nhss.cr.usgs.gov/arcgis/rest/services/ atau http://isse.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/
5. European Environment Agency http://discomap.eea.europa.eu/arcgis/rest/services/ 6. Watershed Assessment, Tracking & Environmental Result
http://watersgeo.epa.gov/ARCGIS/REST/services/ 7. Oregon http://navigator.state.or.us/ArcGIS/rest/services
8. Geocommunicator http://www.geocommunicator.gov/ArcGIS/rest/services/
11. Bhumandala Award (2014, 2016, 2018, ...)
Kementrian, Lembaga, Pemda berlomba-lomba meraih piala ini (peluang proyek). Piala ini merupakan penilaian Indeks Kinerja Simpul Jaringan Bagi Instansi Pemerintah ( http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/big-gelar-penganugerahan-bhumandala-award)
12. Penghargaan Inovasi Pemanfaatan IG (2017, 2019, ...)
Penganugerahan penghargaan inovasi pemanfaatan informasi geospasial merupakan bentuk apresiasi BIG kepada simpul jaringan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan tujuan untuk memotivasi, memperkuat dan membangun semangat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam mengembangkan pemanfaatan informasi geospasial yang inovatif.(http://www.bakosurtanal.go.id/penghargaan-inovasi-pemanfaatan-ig/)
13. Perpres tentang Satu Data
https://www.youtube.com/watch?v=C4htCF-elPE
a) The growing importance of geographic information in the coming age of digital technology, and
b) The need for some form of government intervention to coordinate data acquisition and availability.
SDI identified two basic drivers, namely
5/27/2018
•
ICT and II potentially enable GIS and SDI
•
GIS and SDI mutually support and enable each other
•
GIS and SDI do offer important contents to
ICT and II services
Technology, policies, criteria, standards and people necessary to promote geospatial data sharing throughout all levels of government, the private and nonprofit sectors, and academia. It provides a base or structure of practices and relationships among data producers and users that facilitates data sharing and use. It is a set of actions and new ways of accessing, sharing and using geographic data that enables far more comprehensive analysis of data to help decision-makers chose the best course(s) of action.
(Federal Geographic Data Committee (FGDC) http://www.fgdc.gov/nsdi/nsdi.html, accessed July 12, 2006)
Geographic Information Systems (GIS)
Information systems that manage, manipulate and analyze spatial data. (Theobald, 2005, p. 2). Generic GIS can be viewed as a number of specialized spatial routines laid over a standard relational data base management system. (Goodchild, 1985) (Current GIS increasingly rely on object oriented technology.)
Zorica Nedović-Budić and Nama Raj Budhathoki
Information Infrastructure (II)
The [N]II includes more than just the physical facilities used to transmit, store, process, and display voice, data, and images. It encompasses: equipment, information in various forms, applications, network standards and transmission codes, and people. (Information Infrastructure Task Force, 1993)
Information and Communication Technologies (ICT)
Telecommunications: Electronic transmission of information via computer networks. (Wheeler et al, 2000, p. 4) Transmission, between or among points specified by the user, of information of the user's choosing, without change in the form or content of the information as sent and received (Telecommunications Act of 1996). As telecommunications themselves become digital and based on microelectronic, they are merging with digital computer and media technologies. (Graham et al, 1996, p. 3).
Telematics: Services and infrastructures which link computer and digital media equipment over telecommunications links. Telematics are providing the technological foundations for rapid innovation in computer networking and voice, data, image and video
communications. (Graham et al, 1996, p. 3)
5/27/2018
a) The growing importance of geographic information in the coming age of digital technology, and
b) The need for some form of government intervention to coordinate data acquisition and availability.
SDI identified two basic drivers, namely
?
(Rajabifardb, 2001 dalam Hakim 2005)
5/27/2018
•Banyak Produsen dan Publikasi
•Interkoneksi
•Interoperable
•Integratif
•Dinamis
Bill Shepherd ESRI, Asia Pacific
IDS
diperlukan :
• Geographic Framework • Kolaborasi
• Pembagian informasi
National Spatial Data Infrastructure Strategic Plan 2014–2016
5/27/2018
1. Dimana saja daerah rawan awan panas?
2. Menentukan zona aman 20 km (Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi)?
3. Jalur Pengungsian?
Dapatkah memenuhi permintaan PVMBG/Bupati
dalam waktu 2 jam?
5/27/2018
http://viewer.nationalmap.gov/viewer http://earthexplorer.usgs.gov
https://www.census.gov/geo/maps-data/data/tiger.html
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan
membutuhkan data dan informasi dasar!
5/27/2018
PERMASALAHAN-
5/27/2018
Husni mencontohkan, saat pemutakhiran DPT ditemukan data yang mencantumkan nama 'si Pocong' dari Singkawang, Kalimantan Barat. Data itu dianggap valid serta memenuhi semua persyaratan.
"Hampir mau dihapus. Tapi datanya lengkap, dan memang benar adanya, fotonya juga dikirim. Memang benar namanya Pocong. Bila di tempat lain mungkin nama ini dinyatakan invalid karena tidak ada Pocong di Jawa," jelas Husni.
Selain nama yang dapat terbilang lucu, kasus lain yang datang dari banyaknya nama yang sama di suatu daerah. Salah satu daerah yang memiliki nama sama adalah Bali. Misalnya, nama I Wayan yang jumlahnya ribuan. "Bukan tidak mungkin nama sama diikuti kelahirannya bersamaan," kata Husni.
Tidak hanya itu, kasus yang cukup memusingkan KPU dalam penetapan DPT disebabkan oleh para artis yang memiliki nama ganda. Ada artis yang memiliki nama asli, kemudian saat terkenal punya nama panggung.
badan dan menyebarluaskan hasilnya maka diancam dengan hukuman pidana maksimal 1 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 250 juta.
Pasal 61 melarang setiap orang membuat informasi geospasial yang penyajiannya tidak sesuai dengan tingkat ketelitian sumber data yang mengakibatkan timbulnya kerugian orang dan/atau barang. Bila larangan ini dilanggar, maka orang tersebut dapat dipidana penjara maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta.
Penyebaran informasi geospasial juga tak boleh dilakukan sembarangan. Bila seseorang menyebarluaskan informasi geospasial yang belum disahkan oleh pejabat yang berwenang maka bersiaplah menghadapi tuntutan pidana. Orang tersebut maksimal dapat dipidana 2 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 500 juta. Bila penyebaran informasi geospasial yang belum disahkan ini menimbulkan bahaya atau kerugian orang lain atau barang, maka ancaman pidana bagi pelaku menjadi diperberat. Yakni, maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta sebagaimana diatur Pasal 68 ayat (2).
Dari Sabang samapai Merauke
sambung menyambung
Dari Sabang sampai Merauke
5/27/2018
Contoh data yang tidak sinkron adalah tentang luas hutan
di Provinsi Gorontalo :
–978.385 Ha (Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo),
–826.378 Ha (BAPPEDA Provinsi Gorontalo),
–750.053 Ha (Komite Pusat Pembentukan Provinsi Gorontalo)
–838.297 Ha (Badan Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan).
Ketidaksamaan luas hutan ini menunjukkan ketidakpastian dalam pengelolaaan hutan.
Naskah Akademik Rancangan Undang-undang Republik Indonesia Tentang Informasi Geospasial, 2010
SERTIFIKAT
Jalan Ahmad Yani nomor 10
Jl A. Jani No. 10
0950022401660108 Jl A. Yani No. 10
5/27/2018
An example of parcel vector data to imagery conflation
LETTER C
BAKOSURTANAL
Desa Doplang
5/27/2018
Peta Kawasan Rawan Bencana G. Merapi Tahun 2010, ESDM – BPPTK, http://geospasial.bnpb.go.id/2010/12/03/peta-kawasan-rawan-bencana-g-merapi-tahun-2010-esdm-bpptk/
Peta rawan Bencana Gunung Merapi Jateng dan DIY, Rekompak dan JRF,
http://ajiekdarminto.wordpress.com/2010/11/12/gunung-merapi-6-peta-peta-daerah-rawan-bencana/
Peta Rupabumi Indonesia
Izin Sektor Minerba
Izin Sektor Kehutanan
Izin Sektor Pertanahan
Sumber : 1. Peta Dasar RBI Indonesia Skala 1 : 50.000 digeneralisasi 2. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan, KLHK 3. Peta konsesi pertambangan, Kementerian ESDM 4. Peta Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN
Tanah Grogot
Hal 72
SKEMA VERIFIKASI DATA IGT KORSUP PERKEBUNAN
• Verifikasi data dilaksanakan mengacu terhadap IGD berdasarkan atas elemen kualitas data
yang disepakati.
• Elemen kualitas data adalah sebuah komponen yang mendeskripsikan suatu aspek khusus
kualitas data geografis yang telah dikelompokkan dalam kategori yang berbeda.
• Elemen kualitas data yang digunakan dalam proses verifikasi data merupakan adopsi dari
ISO 19157
Akurasi absolut, relative dan posisi data grid
Kebenaran klasifikasi, kebenaran atribut non-kuantitatif, akurasi atribut kuantitatif
5/27/2018
Hal 73
CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI
Kasus 1 : Kelengkapan Data : Komisi Polygon Overlap
Hal 75
Data spasial memiliki peran penting dalam setiap aktivitas pemerintah:
• 90% aktivitas pemerintah memiliki elemen spasial
• 65% aktivitas pemerintah menggunakan elemen spasial sebagai identifier utama.
Telah banyak institusi yang mengumpulkan dan mengelola berbagai macam data dan informasi spasial (geo-information) untuk memenuhi kebutuhan masing-masing -> membentuk pulau-pulau geoinformasi (islands of geo-information). Pengambilan keputusan yg efektif dalam pemerintahan
5/27/2018
Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB
5/27/2018
Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB
Tidak Lengkap dan TidakTeratur
(mungkin) Lengkap tetapi TidakTeratur
Kondisi Ideal (dengan IDS)
•BERSAMA,
•TERTIB,
•TERUKUR,
•TERINTEGRASI,
•TERINTEGRASI,
•BERKESINAMBUNGAN,
•B E R DAYA G U N A .
Ir. Yuyu Rahayu, M.Sc., 2013
5/27/2018
– Data dan informasi menyebar di berbagai institusi Pusat dan Daerah dan memerlukan energi besar untuk mengintegrasikan
– Kurangnya data terutama di daerah, baik data numerik maupun data spasial yang valid, terkini, dan bisa dipercaya keabsahan dan kebenarannya (Tepat/Akurat )
– Data dan informasi masih dikelola oleh petugas „secara individual‟ sehingga sulit diperoleh saat diperlukan
– Format dan struktur data dan informasiya berbeda-beda
– Pertukaran data dan informasi belum memanfaatkan ICT tetapi masih offline (diantar secara manual)
– Catatan riwayat data dan informasi sering tidak ditulis dalam file penyimpanan
Forum SIGNas (2005)
– Kurang disiplin dalam menerapkan norma dan kaedah yang telah ada, seperti PP 10/2000
– Infrastruktur pendukung: software dan hardware yang tersedia di pasar cukup memadai, tetapi variasi penggunaan software di instansi Pusat dan Daerah termasuk swasta dan masyarakat sangat tinggi
– Peta dibuat seadanya. Untuk data spasial, peta yang disajikan sebagian besar disusun seadanya, dengan metoda pembuatan yang belum mengacu pada standar kartografis yang benar. Apa yang tergambar di peta ternyata lokasi yang sebenarnya meleset jauh
– Kualitas Data Spasial : “Out of Date”. Banyak instansi yang
“…widespread
access
to and
use of
spatial data
is
still difficult in Europe. The main problems relate to
data gaps
,
missing documentation
,
incompatible
data sets
and
services
due e.g. to varying standards,
and barriers to the sharing and reuse of spatial
data.”
INSPIRE
Directive Of The European Parliament, 2004
INSPIRE is based on the infrastructures for spatial information established and operated by the 27 Member
States of the European Union.
5/27/2018
Poor Data = Poor Information = Poor Decisions
Quality input = Quality Output
Excelent data
but
Data
NO PERAN IDS MENGAPA dan BAGAIMANA
1 Menjamin kepastian keberadaan data
Keberadaan data tersebar, pembangunan metadata, kustodianship/walidata, pembangunan aplikasi pencarian data
2 Kemudahan akses Menggunakan jaringan berbasis elektronik (HW, SW, Jaringan)
3 Data integrasi Interoperabilitas data spasial (technical aspect), Keterpaduan kebijakan, peraturan, penguatan institusi
4 Mengurangi duplikasi data dan kegiatan --- efisiensi
Koordinasi, perencanaan, pertukaran data
5 Menjamin kualitas data Mengacu pada standar yg sama 6 Pemaksimalan pemanfaatan data
spasial
5/27/2018
1. menyediakan data dan informasi spasial yang berkualitas yang mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan;
2. bermanfaat dalam menghindari duplikasi pekerjaan antar instansi; 3. mendukung pemanfaatan multiguna data dan informasi spasial; 4. meningkatkan kualitas dan ketersediaan data dan informasi spasial; 5. memberikan kemudahan akses data;
6. meningkatkan return on investment; serta
7. meningkatkan kualitas pengambilan keputusan (Bakosurtanal, 2007).
Ada banyak daerah di mana dengan IDS bisa mendapatkan keuntungan, seperti: Selandia Baru, termasuk potensi untuk membuat keuntungan ekonomi yang signifikan.
Informasi geospasial yang secara luas digunakan di Selandia Baru memberikan kontribusi lebih dari $ 1.200.000.000 per tahun bagi perekonomian dan lebih baik pengambilan keputusan.
5/27/2018
o Upaya koordinasi data spasial di Amerika Serikat telah berlangsung lebih dari
100 tahun yang lalu dengan membentuk Dewan Geographic AS pada tahun 1906 untuk menghindari duplikasi pekerjaan dan meningkatkan standarisasi peta (Robinson, 2008).
o Pada 1970-an, instansi survei dan pemetaan nasional menyadari kebutuhan
untuk standarisasi penyimpanan, dan akses ke data dan informasi
digital geospasial pada aspek teknis (Steenis, 2011).
o IDS muncul pada awal 1990-an ketika kemajuan dalam teknologi geospasial
dan komunikasi (Internet khususnya), sehingga sistem informasi geografis
“stand alone” berubah menjadi infrastruktur informasi sistem jaringan dan sistem kolaboratif (Nedovic-Budic et al., 2011.
o Pilar perkembangan konseptual dan praktis IDS di dunia adalah dibentuknya
the United States National Spatial Data Infrastructure (NSDI) tahun 1994,
Europe‟s Infrastructure for Spatial Information in the European Community (INSPIRE) tahun 2007, dan the Australia New Zealand Spatial Information Council (ANZLIC) - (Nedovic-Budic et al., 2011).
LAHIRNYA IDS
Infrastruktur Data Spasial (IDS) adalah sebuah konsep
yang muncul awal
1990
-an, pertama kali diperkenalkan oleh
negara-negara yang mendukung
pertukaran informasi
geografi
,
standar adopsi
dan
berbagi aset di seluruh
jaringan
informasi
nasional
. Tujuan utama, untuk
memperkuat
pengambilan keputusan
untuk pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan.
IDS semakin berkembang setelah Presiden Amerika Clinton,
1994 menyatakan IDS bertujuan "
untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi, melestarikan sumber daya alam, dan
untuk melindungi lingkungan hidup
”
.
Pengembangan IDS Indonesia secara resmi dimulai
pada tahun 1993 ketika sebelas institusi pemerintah di
tingkat nasional bertemu untuk mendiskusikan dan
bertukar informasi yang berkaitan pengembangan SIG
dalam lembaga-lembaga mereka.
“Informasi Geospasial dibutuhkan oleh semua institusi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pengambilan keputusan di seluruh tingkatan dan segala aspek dari pembangunan nasional.”
DUKUNGAN KEBIJAKAN YANG LUGAS DARI PENGAMBIL KEBIJAKAN TERTINGGI TENTANG PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL
5/27/2018
http://finance.detik.com/read/2015/11/10/171407/3067293/4/jokowi-siapkan-peta-tunggal-lahan-terlengkap-di-2017
1. konsepsi (conception): kebutuhan untuk IDS diakui dan perencanaan dimulai;
2. kelahiran (birth): keputusan untuk membangun IDS;
3. bayi (infancy): tahap sangat awal dari IDS ketika model konseptual sedang dikembangkan;
4. anak (childhood): tahap awal dari IDS dengan implementasi pertama; 5. pubertas (puberty): ketika IDS dapat memberikan pada beberapa
tujuannya;
6. dewasa (adulthood): matang berfungsi diandalkan IDS;
7. usia tua (old age): IDS menunjukkan tanda-tanda kerusakan dengan kebutuhan yang jelas untuk perbaikan atau perubahan; dan
8. kematian (death): IDS berhenti ada.
Tahapan Perkembangan IDS:
5/27/2018
These are the top 5 countries in Geospatial readiness index:
1. USA — known as the land of innovation and most of the geospatial technology product innovation is predominant here
2. United Kingdom — location, a key component of geospatial ecosystem is being adopted in every industry segment for both civil and government use
3. The Netherlands — one of the first country to establish a cloud-based web portal for real-time satellite data access
4. Canada — riding high on open data policies, standards, institutions to promote strong geospatial uptake
5. Germany — driven by the hardware industry, the German geospatial industry continues to grow and shows no sign of slowing down
Infrastructure is the
basic physical and
organizational structures
needed for the
operation of a society or enterprise or the
services and facilities
necessary
for an
5/27/2018
The word
infrastructure
is used to promote the concept of a
reliable, supporting environment, analogous to a road or
telecommunications network that, in this case, facilitates the
access to geographically-related information using a minimum
set of standard practices, protocols, and specifications.
Like roads and wires, an SDI facilitates the conveyance of
virtually unlimited packages of geographic information (Nebert
(Ed), 2004).
1. An underlying base or foundation especially for an organization or a system.
2. The basic facilities, services, and installations needed for the functioning of a community or society, such as transportation and communications systems, water and power lines, and public institutions including schools, post offices, and prisons.
Source: The American Heritage® Dictionary of the English Language, Third Edition
3. The basic framework or features of a system or organization
4. The basic facilities and equipment needed for the functioning of a country or area
5. Basic support services for computing, particularly national networks.
Source: The Free On-line Dictionary of Computing, © 1993-2001 Denis Howe
6. Basic organization: the system according to which a company, organization, or other body is organized at the most basic level.
7. Public services or systems: the large-scale public systems, services, and facilities of a country or region that are necessary for economic activity, including power and water supplies, public transportation, telecommunications, roads, and schools.
Source: Encarta® World English Dictionary [North American Edition] © & (P) 2001 Microsoft Corporation.
An infrastructure exists to support other economic or social activities, and not as an end to itself.
It incurs a relatively high initial capital cost.
It has a relatively long life.
It requires long-term management and commitment of resources.
Example – A Road Infrastructure:
– New roads mesh with existing system.
– Improves connectivity for people / travelers / commerce. – Ensures unnecessary roads don‟t get built.
– Standards of construction are developed / tested / adhered to. – Signs help navigate the network.
http://www.motive8.co.nz/featured-projects.html
IDS memfasilitasi hubungan antara sumber-sumber informasi yang penting, dan memungkinkan orang untuk menemukan dan mengaksesnya – seperti infrastruktur jalan yang menghubungkan lokasi penting.
5/27/2018
•
A spatial data infrastructure (SDI) is a framework of spatial
data, metadata, users and tools that are interactively
connected in order to use spatial data in an efficient and
flexible way;
•
data and metadata should not be managed centrally;
•
good coordination between all the actors is necessary and
the definition of standards is very important.
http://en.wikipedia.org/wiki/Spatial_Data_Infrastructure
The technologies, policies, and people necessary to promote sharing of geospatial data throughout all levels of government, the private and non-profit sectors, and the academic community. (US FGDC,
http://www.fgdc.gov/SDI/SDI.html ).
The SDI encompasses policies, standards, and procedures for organizations to cooperatively produce and share geographic data. (http://www.fgdc.gov/)
The primary objective of the ASDI is to ensure that users of spatial data will be able to acquire consistent datasets to meet their requirements, even though the data is collected and maintained by different authorities. The ASDI will not be a centralized database but made up of data held on independently maintained systems linked by common standards and policies.
GSDI encompasses the policies, organizational remits, data, technologies, standards, delivery mechanisms, and financial and human resources necessary to ensure that those working at the global and regional scale are not impeded in meeting their objectives. Global SDI http://www.gsdi.org/
Canadian Geospatial Data Infrastructure (CGDI) will coordinate Canada‟s numerous databases of geographic information and make them accessible through a common window on the Internet. http://cgdi.gc.ca/english/
Spatial Data Infrastructures as the set of technologies, policies and tandards that together enable efficient user access to spatial data
5/27/2018
“
sebagai teknologi, kebijakan,
standar dan sumber daya
manusia untuk memperoleh,
Pada bulan April 1994 Presiden Clinton menandatangani
Executive Order 12906
, yang menyerukan pembentukan
Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN).
IDSN ini dilihat sebagai teknologi, kebijakan, dan orang-orang
yang diperlukan untuk mempromosikan, berbagi data
geospasial di
seluruh tingkat pemerintahan
,
sektor swasta
dan
nirlaba
, dan
akademisi
.
Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, meningkatkan
pengelolaan SDA, dan melindungi lingkungan.
Presiden Amerika Serikat Clinton memperkenalkan konsep
yang disebut
“
electronic information highway
"
menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data geospasial (Clinton, 1994).
Istilah "Infrastruktur Data Spasial" (SDI) yang sering digunakan untuk
menunjukkan koleksi dasar yang relevan dari teknologi, kebijakan dan pengaturan kelembagaan yang memfasilitasi ketersediaan dan akses ke data spasial. Ini memberikan dasar untuk penemuan data spasial, evaluasi, dan aplikasi untuk pengguna dan penyedia dalam semua tingkat pemerintahan, sektor komersial, sektor non-profit, akademisi dan warga pada umumnya. (Nebert, 2004) Konsep Infrastruktur Data Spasial mengacu pada infrastruktur, atau struktur fisik dan dasar organisasi, diperlukan untuk memfasilitasi efisiensi penggunaan data spasial (Rajabifard et al, 2006;... Hjelmager et al, 2008 dikutip oleh Hendriks et al, 2012).
IDS adalah serangkaian kesepakatan/perjanjian koordinasi standar teknologi, pengaturan kelembagaan, dan kebijakan yang memungkinkan penemuan dan penggunaan informasi geospasial oleh pengguna (Kuhn, 2005).
IDS Rajabifard
5/27/2018
IDS Rajabifard
Rajabifard (2001) juga menyarankan agar IDS tidak hanya terdiri dari empat komponen dasar, tetapi juga menambah komponen yang penting yaitu SDM (people). Komponen termasuk pengguna data spasial dan pemasok data yang berinteraksi untuk mendorong pengembangan IDS.
IDSN ANZLIC
„s
1) Kelembagaan
Mendefinisikan kebijakan dan pengaturan administrasi untuk membangun, memelihara, mengakses dan menerapkan standar dan dataset
2) Standar Teknis
Menentukan karakteristik teknis dari dataset fundamental.
3) Fundamental Datasets
Diproduksi dalam kerangka kelembagaan dan sepenuhnya mematuhi standar teknis.
4) Unit Clearing House
Menjamin dataset fundamental dapat diakses oleh masyarakat, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dalam kerangka institusional, dan teknis standar yang telah disepakati.
Coleman dan McLaughlin (1998) menganggap definisi ANZLIC tentang IDS sebagai data sentris. Mereka menyarankan bahwa IDS tidak hanya terdiri empat dasar komponen, tetapi juga menambah komponen penting, yaitu Sumberdaya manusia (SDM).
IDS Moeller
5/27/2018
Sumber (referensi) Definisi IDS
McLaughlin and Nichols (1992)
Komponen infrastruktur data spasial mencakup sumber data spasial, basisdata dan metadata, jaringan data, teknologi (berkaitan dengan
pengumpulan data dan manajemen data), pengaturan kelembagaan, kebijakan, standar dan
pengguna/Sumber Daya Manusia. Executive Order of US
President
(Executive Order 1994)
Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) berarti teknologi, kebijakan, standar, dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk memperoleh, memproses, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data geospasial. European Commission
(European Commission 1995)
The European Geographic Information Infrastructure (EGII) adalah kerangka kebijakan Eropa dalam menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian mencakup semua kebijakan, peraturan, insentif dan struktur yang didirikan oleh Lembaga Uni Eropa dan negara-negara Anggota.
Thompson (1995) IDSN adalah salah satu yang membuat
penggunaan teknologi komputer dan komunikasi yang efektif dan efisien untuk akuisisi,
manajemen, dan penyebaran data serta
Sebuah infrastruktur data spasial nasional terdiri atas empat komponen inti yaitu: kelembagaan, standar teknis, dataset fundamental, dan jaringan clearinghouse.
Global Spatial Data Infrastructure Conference 1997 ( GSDI 1997)
Data
Committee (FGDC 1997)
dan prosedur di mana organisasi dan teknologi berinteraksi untuk mendorong penggunaan,
manajemen, dan produksi data geospasial yang lebih efisien.
Dutch Council for Real state Information (Ravi) (Masser 1998)
Infrastruktur Informasi Geografis Nasional adalah kumpulan kebijakan, dataset, standar, teknologi (perangkat keras, perangkat lunak dan komunikasi elektronik) dan menyediakan informasi geografis yang dibutuhkan pengguna untuk melaksanakan tugas.
The Queensland Spatial Information Infrastructure terdiri atas dataset, pengaturan kelembagaan, standar teknis, produk dan layanan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah, industri dan masyarakat.
adalah suatu perangkat sistem managemen data spasial
yang mencakup kelembagaan, kumpulan data dasar spasial
berikut standar-standar dan petunjuk teknis, teknologi,
peraturan perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan,
serta sumber daya manusia yang diperlukan untuk
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan,
dan meningkatkan pemanfaatan data spasial.
5/27/2018
Kerjasama dan Fasilitasi
Visi IDSN
Tersedianya data spasial yang berkualitas, mudah diakses dan mudah diintegrasikan untuk
keperluan pembangunan nasional
IDSN : Suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan Data Spasial secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna
BIG, 2007
•
Share as much as possible:
Make data and services widely accessible
(interoperability);
Use open formats.
•
Access to authoritative source;
•
Access to current data;
•
Ensure data is machine readable.
inconsistent data
in terms of content and format;
existence of
“invisible” data
, not computerized or hidden in
local computers;
confidentiality and sensitivity
of certain data and information;
difficulties in implementing
data/systems integration
;
poor application of
standards
;
lack of extensive and reliable
metadata
catalogues;
lack of
streamlining
of spatial analysis in decision making;
5/27/2018
1. How easy the information is to access,
2. The quality of the information available, and
3. The tools you have available to create
information “products” to support your
decisions.
you, your clients, and your partners need to be able to
access and use information.
1. Tujuan utama dari SDI adalah untuk memaksimalkan penggunaan informasi spasial. Hal ini memerlukan akses untuk aset informasi
geografis yang dimiliki oleh berbagai pemangku kepentingan baik di sektor publik dan swasta.
2. IDS tidak dapat diwujudkan tanpa tindakan terkoordinasi pada bagian dari pemerintah dan lembaga mitra
3. IDS harus didorong oleh pengguna. Tujuan utama mereka adalah untuk mendukung pengambilan keputusan untuk berbagai tujuan.
4. Pelaksanaan IDS melibatkan berbagai kegiatan. Ini termasuk tidak hanya hal-hal teknis seperti data, teknologi, standar, dan mekanisme pengiriman, tetapi juga hal-hal kelembagaan berhubungan dengan tanggung jawab organisasi dan keseluruhan kebijakan informasi nasional, serta
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ketersediaan sumber daya keuangan dan manusia yang diperlukan untuk tugas ini.
5/27/2018
Relationships Among Different Level of SDIs
Abbas Rajabifard, 2002
Abbas Rajabifard, 2002
release it for reuse.
Standards: Organisations are working to agreed standards in describing and releasing their data.
Access and services: Organisations are releasing their data and creating services to enable end users to access it.
Investment: Organisations invest and participate in developing an infrastructure to support geospatial information.
Capability: Organisations grow their capability and capacity to contribute to SDI.
Governance and responsibilities: Organisations understand how they can contribute to the Geospatial Strategy and have agreed work plans to achieve this.
Cross sector coordination: All sectors recognise that they need to contribute to developing a national SDI and understand their role.
1. Framework IDSN menyediakan basis konsisten untuk lokasi spasial.
2. Metadata adalah penjelasan atau deskripsi tekstual dari sumber data.
3. Clearinghouse (katalog) menyediakan akses dan kemampuan katalog.
4. Standar adalah standar untuk data dan teknologi interoperabilitas.
5. Kemitraan adalah hubungan untuk kolaborasi, berbagi dan kebijakan.
5/27/2018
DATA Fundamental datasets are themes of spatial information regarded as primary in supporting the key functions of a country or jurisdiction, providing the common spatial reference and context which underpins many other forms of business information. An individual agency may consider fundamental data in terms of the most important strategic spatial information that supports its business functions and processes.
Themes commonly considered fundamental can include geodetic control, cadastre, administrative boundaries, geographic names and localities, street address, transportation, elevation, hydrology and orthophoto imagery. The list is not definitive and is dependent on the priorities of the responsible agency within each jurisdiction.
PEOPLE Includes the users, providers, administrators and custodians of spatial data and also value-added re-sellers. Users can be corporate, small or large business or individuals, public or private.
The broad application of SDI beyond the traditional mapping and land administration role means users and administrators of spatial information have very different qualifications and professional backgrounds.
INSTITUTIONAL FRAMEWORK/ POLICY
Includes the administration, coordination, policy and legislation components of an SDI. The institutional framework is reliant on successful partnerships and communication between agencies within and between jurisdictions.
STANDARDS Consistent standards and policy are required to enable the sharing, integration and distribution of spatial data; hence standards for data models, metadata, transfer and interoperability of storage and analysis software. Policy particularly needs to be consistent for the pricing and access to spatial data within and between jurisdictions. ACCESS AND
DISTRIBUTION TECHNOLOGY
5/27/2018
1. Maximizing use. Ready access to government data will encourage more extensive use of a valuable public resource for the benefit of the community.
2. Avoiding duplication . By sharing data the need for separate bodies to collect the same data will be avoided resulting in significant cost savings in data collection and maintenance.
3. Maximized integration. By adopting common standards for the collection and transfer of data more integration of individual and often disparate databases is possible.
4. Custodianship. The identification of custodians for the principal data sets enable users to identify those responsible for implementing prioritized data collection programs and for developing data standards.
5. Better decision-making . Ready access to existing spatial data is essential for many decision making tasks such as protecting the environment, development planning, managing assets, improving living conditions, and national security. Improving ability for local, national, regional, and global decision making on issues of environmental, economic, and social importance.
6. Equity of access . A more open data transfer policy ensures better access by the whole community.
7. Communications. Communications on many levels – even program goals, objectives and results are enhanced.