1. Penegakan hukum masalah hut an dan lingkungan masih belum sesuai yang diharapkan. Kej ahat an bidang kehut anan sangat komplek dan dampaknya t idak dirasakan secara langsung secara singkat t et api dampak yang dit imbulkan j angka panj ang. Tidak ef ekt if nya penegakan hukum t erut ama disebabkan oleh kurangnya kemauan unt uk mel akukan t indakan. Sebaliknya, j ust ru banyak f akt or yang mendukung lemahnya penegakan hukum, ant ara lain: l emahnya kelembagaan, perat uran perundangan yang kurang realist is, lemahnya sist em pengawasan sert a penyalahgunaan wewenang.
2. Upaya penegakan hukum dalam pengendalian penebangan liar sudah dilakukan sesuai dengan UU Nomor 5 t ahun 1990, UU Nomor 23 t ahun 1997 dan UU Nomor 41 t ahun 1999, dan mengaj ukan kepengadilan perusahaan-perusahaan yang diduga melakukan pembakaran. Namun upaya ini belum memberikan hasil yang memadai karena kendala dalam penyidikan (pembukt ian sesuai kaidah hukum) sehingga hukumannya masih bersif at administ rat if .
3. Persoalan mendasar yang dihadapi dalam indust ri kehut anan saat ini adalah t idak t erpenuhinya kebut uhan pasok kayu bulat bagi indust ri pengol ahan kayu nasional. Hal ini disebabkan ol eh ket idakmampuan sumber daya hut an memasok kebut uhan indust ri.
4. Ket impangan supply-demand t ersebut dipercaya menj adi salah sat u penyebab ut ama berl angsungnya kegiat an i l l egal l oggi ng, pencurian kayu dan lain-lain kerusakan hut an. Persoalan yang t engah dihadapi sekt or kehut anan ini memberikan pemahaman bahwa indust ri kehut anan nasional t engah menuj u kebangkrut an. Oleh karena it u upaya revit alisasi
indust ri kehut anan, menj adi priorit as bagi t erwuj udnya pembangunan kehut anan berkelanj ut an.
5. Saat ini, l uasnya lahan krit is yang harus direhabilit asi j auh melampaui kapasit as inst it usi pemerint ah sebagai f asilit at or dan regulat or dalam kegiat an t ersebut . Di lain pihak, j umlah masyarakat miskin di sekit ar hut an j uga sangat besar. Oleh karena it u, kiat kebij akan pemerint ah yang diambil dalam rangka rehabilit asi sumber daya hut an, harus ef ekt if yait u didekat i dengan pemberdayaan masyarakat , pemulihan f ungsi lingkungan, dan pembiayaan rehabilit asi.
6. Masih belum sinkronnya perat uran perundangan yang berlaku, ant ara lain UU No. 41/ 1999 t ent ang Kehut anan dengan UU No. 32/ 2000 t ent ang Pemerint ahan Daerah. (desent ralisasi). Hal ini disebabkan UU No. 41/ 1999 lebih menit ikberat kan pada aspek-aspek pengelolaan hut an secara ideal. Sement ara it u, aspek kewenangan dalam melaksanakan pengel olaan hut an (siapa melakukan apa) t idak dij el askan dalam undang-undang t ersebut . Pada sisi lain, UU Nomor 22/ 1999 sebagai acuan pelaksanaan ot onomi daerah lebih banyak mengat ur hal-hal yang berkait an dengan kewenangan pemerint ah daerah, t anpa menj elaskan lebih lanj ut hal-hal yang berkait an dengan karakt erist ik sumber daya yang harus dikel ola.
Pelaksanaan desent ralisasi diharapkan dapat memberikan peluang lebih besar bagi peningkat an kegiat an rehabilit asi sumber daya hut an, dengan didukung oleh penyel enggaraan pemanf aat an yang ef isien dan ef ekt if . Perbedaan persepsi ant ara perat uran perundangan yang berlaku membuat hubungan ant ara pusat dan daerah belum harmonis. Hal ini menj adi suat u kendala dalam mendapat kan dat a dan inf ormasi dari daerah dan kegiat an yang seharusnya dapat dilaksanakan secara bersama-sama t idak dapat dilaksanakan sebagaimana mest inya.
7. Penundaan perj al anan t idak mengikat t elah berpengaruh pada kegiat an-kegiat an t eknis lapangan yang memerlukan perj al anan ke lapangan, sepert i pat roli rut in kehut anan, operasi pengamanan hut an, survey dan ident if ikasi sat wa, pengukuran dan penat agunaan hut an, penyelesaian kasus-kasus pert anahan di dalam kawasan hut an. Kegiat an t ersebut t elah berpengaruh pada kegiat an t eknis yang lain, yang berakibat pada penyerapan anggaran Dephut .
Menghadapi permasal ahan t ersebut diat as, maka Depart emen kehut anan selanj ut nya bert ekad unt uk t erus meningkat kinerj anya, t erut ama kinerj a dari 5 kebij akan priorit as dan dij abarkan ke daalam 19 f okus kegiat an yang t elah dit et apkan. Peningkat an kinerj a ini akan t ercapai dengan meningkat kan kerj asama dengan semua pihak (st akeholders), t erut ama dengan masyarakat di dalam dan sekit ar hut an.
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
1. Menjamin Keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional
1 Terselenggaranya pengukuhan kawasan hutan
1 Tersedianya data dan informasi sumber daya hutan (SDH) serta informasi lokasi pemanfaatan hutan di seluruh I ndonesia yang lebih berkualitas (akurat, mutakhir, dapat dipertanggungjawabkan) sebagai bahan pengambilann kebijakan pengelolaan hutan lestari
Data dan informasi SDH spatial dan non spatial berikut ini tersedia dalam sistem informasi:(- Penutupan lahan, - Tematik sumberdaya hutan, - Neraca Sumberdaya Hutan (NSDH) Nasional. - Pemanfaatan hutan produksi, - Perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan)
Pemantapan Kawasan Hutan
Pengembangan kapasitas SDH dan LH; dan Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH
2 Tercapainya penunjukan kawasan hutan di I ndonesia dan penetapannya seluas 30% dari seluruh kawasan hutan
- Keputusan Menteri tentang penunjukan kawasan hutan di seluruh I ndonesia
- Penunjukan kawasan hutan diacu oleh sektor lain
- Penetapan kawasan hutan yang telah ditata batas mencapai 12 juta ha (prioritas pada kawasan konservasi)
2 Terjamin dan optimalnya luas dan fungsi kawasan hutan.
3 Penggunaan dan perubahan kawasan hutan di seluruh I ndonesia terkendali
- Minimal 70% penggunaan kawasan yang bermasalah selesai dievaluasi
Pemantapan Kawasan Hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
1 Terselenggaranya pengaturan dan pengurusan pengelolaan hutan
4 Terkelolanya kawasan hutan bekas HPH dan HPHTI
- Deregulasi Pengelolaan Hutan Alam Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
- Sebanyak 50% dari luas kawasan hutan bekas HPH dan HPTI yang tidak dibebani hak (21 juta ha), dikelola kembali dalam bentuk I UPHHK-HA, I UPHHK-HT, HT-Rakyat, dan I UPHHBK
5 Terwujudnya hutan tanaman yang produktif
- Deregulasi pembangunan HT Revitalisasi sektor kehutanan termasuk industri kehutanan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
- Luas hutan tanaman bertambah menjadi 5 juta ha dengan potensi produksi 100 m3/ ha
Pemantapan Kawasan Hutan Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH Revitalisasi sektor kehutanan termasuk industri kehutanan 2. Mengoptimalkan aneka fungsi hutan
dan ekosistem perairan yang meliputi fungsi konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan jasa lingkungan untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
- Peningkatan penyerapan tenaga kerja dalam HT sebesar 7 % per tahun
6 Tercapainya pengelolaan hutan lestari
- Sebanyak 59 pemegang I UPHHK-HA dan HT memiliki sertifikat PHL mandatori dan mampu menyelenggarakan pengelolaan hutan secara lestari Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
7 Terwujudnya efisiensi I ndustri Primer Kehutanan
- Hasil produksi industri pengelolaan hasil hutan meningkat sebesar 10% dan mampu bersaing di pasar global
Revitalisasi sektor kehutanan termasuk industri kehutanan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
- I ndustri primer dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan bahan baku sebesar 10%
- I ndustri primer dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 9%
- Diversifikasi produk olahan
8 Tidak terjadi pelanggaran tata usaha hasil hutan
- Data administratif aliran hasil hutan sesuai dengan data fisik/ penerimaan iuran kehutanan
Pemberantasan pencurian kayu di dalam hutan negara dan perdagangan kayu illegal
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
- Tidak ada kebocoran PNBP kehutanan, dan PNBP kayu meningkat sebesar 10%
9 Tidak terjadi pencurian kayu skala besar di hutan negara
- Pencurian kayu di hutan negara menurun secara nyata, khususnya pada provinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Maluku, I rian jaya Barat dan Papua
Pemberantasan pencurian kayu di dalam hutan negara dan perdagangan kayu illegal
Pemantapan keamanan dalam negeri
- Pengamanan hutan oleh masyarakat berjalan efektif
- Koordinasi penanggulangan pencurian kayu antar instansi penegak hukum berjalan efektif
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
2. Terselenggaranya Pengaturan dan pengurusan rehabilitasi dan reklamasi hutan
10 Tersedianya bibit yang memenuhi persyaratan untuk RHL tersedia dan tersebar di kabupaten sesuai kebutuhan
- Terbangunnya perbenihan tanaman hutan/ sumber benih prioritas seluas 4.500 ha di 12 provinsi
Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya hutan
Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan SDA
3 Terkelolanya sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara optimal berdasarkan prinsip kelestarian
11 Terbentuknya dan beroperasinya Taman Nasional Model
- Sebanyak 20 Taman Nasional model terbentuk dan dikelola dengan optimal serta mendapat dukungan penuh dari stakeholder
- TN model mampu melaksanakan penggalangan dana dari luar pemerintah
- TN model meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat sebesar 5%
12 Tercapainya pengelolaan dan pemanfaatan kawasan KPA/ KSA/ TB secara efektif
- Pengelolaan 200 unit KSA/ KPA berjalan secara optimal dan mendapat dukungan penuh dari stakeholders
Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
Perlindungan dan konservasi SDA
- Pengelolaan 200 unit KSA/ KPA dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja setempat
13 Terwujudnya pengendalian kebakaran hutan yang efektif di Kalimantan dan Sumatra
- Pengendalian dan penurunan frekuensi kebakaran hutan secara nyata di Sumatera dan Kalimantan
Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
Perlindungan dan konservasi SDA
- I nformasi dan deteksi dini kebakaran hutan berfungsi optimal
- Pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan di tingkat masyarakat berjalan efektif
14 Tercapainya pengelolaan SDAH secara lestari
- Populasi TSL langka menigkat Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
Perlindungan dan konservasi SDA
- Penangkaran TSL langka komersil berkembang
Perlindungan dan Konservasi SDA
Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
- Penyerapan tenaga kerja dalam pengelolaan SDAH meningkat
- Pengelolaan TSL langka di kawasan konservasi berjalan optimal dan mendapat dukungan dari stakeholders
4 15 - Rencana Kerja (Renja-KL Tahun 2007 s.d.
2010) dan rencana Strategis Tahun 2010-2014)
- Evaluasi RPJP Kehutanan
- PDRB Hijau Propinsi dan Kabupaten
- Sosialisasi komitmen internasional departemen pada tingkat global
- Fasilitasi pembangunan kehutanan wilayah perbatasan
- Evaluasi rencana dan kebijakan kehutanan
- Rencana makro kegiatan kehutanan
5 Terwujudnya pemantapan pengelolaan hutan di provinsi, kabupaten/ kota
16 Terbangun dan beroperasinya KPH di setiap provinsi
- Penetapan, pembangunan dan beroperasinya KPH di seluruh provinsi di I ndonesia
Pemantapan Kawasan Hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
17 Tercapainya peningkatan efektifitas pengelolaan dan pemanfaatan hutan lindung
- Penetapan Menteri tentang lembaga pengelolaan hutan lindung
Rehabilitasi dan konservasi SDH
Perlindungan dan konservasi SDA
- Fungsi kawasan hutan lindung sebagai penyangga tata air berjalan optimal
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Pendukung kebijakan Prioritas
Terwujudnya rencana-rencana kehutanan yang menjadi acuan dalam implementasi kegiatan pembangunankehutanan dan sektor lain
Terselenggara nya pengaturan dan pengurusan perencanaan kehutanan
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
- Lembaga pengelolaan hutan lindung beroperasi dan mendapat dukungan penuh stakeholders
18 Tercapainya peningkatan pemanfaatan TSL dan jasa lingkungan secara optimal
- PNBP produk TSL dan jasa lingkungan meningkat sebesar 3%
Rehabilitasi dan konservasi SDH
Perlindungan dan konservasi SDA
- Penyerapan tenaga kerja pada TSL dan pada pengelolaan jasa lingkungan/ wisata alam meningkat sebesar 4%
6 Terselenggaranya penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan
19 Terwujudnya RI STEK Kehutanan yang menjadi acuan pembangunan nasional
- Hasil I PTEK dapat meningkatkan produktivitas kehutanan lestari sebesar 5%
Pendukung kebijakan Prioritas
Penelitian dan pengembangan I PTEK
- Hasil I PTEK dapat meningkatkan partisipasi, pendapatan/ usaha di bidang kehutanan sebesar 4%
Pendukung kebijakan Prioritas
Penelitian dan pengembangan I PTEK
- Hasil I PTEK dapat diakses oleh masyarakat luas
Pendukung kebijakan Prioritas
Penelitian dan pengembangan I PTEK
- Tersedianya SDM kehutanan yang handal di setiap strata dan dalam jumlah yang memadai
Pendukung kebijakan Prioritas
Pendidikan kedinasan
- Terbentuknya masyarakat kehutanan madani yang mengetahui, memahami turut serta dalam pembangunan kehutanan
Pendukung kebijakan Prioritas
Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
- Sertifikat produk barang dan jasa kehutanan I ndonesia diterima ditingkat nasional dan global Pendukung kebijakan Prioritas Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
- Produk barang dan jasa kehutanan dapat bersaing secara global
Pendukung kebijakan Prioritas
Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
3. Meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai
1 Memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan untuk mendukung sistem kehidupan
20 Terkendalinya erosi, sedimentasi dan banjir di DAS prioritas
- Ancaman bahaya erosi, sedimantasi, dan tanah longsor dapat dihindari dan atau menurun
Rehabilitasi dan konservasi hutan
Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
- Pengelolaan 282 DAS prioritas mendapat dukungan penuh stakeholders - Pengelolaan DAS dapat meningkatkan
penyerapan tenaga kerja setempat sebesar 10%
21 - RHL di 282 DAS prioritas mencapai 5 juta ha dengan ratio 60% dalam kawasan hutan dan 40% diluar kawasan hutan
Rehabilitasi dan konservasi hutan
Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
- Sebanyak 80% dari hasil penanaman RHL di 282 DAS prioritas tumbuh dengan baik
- Master plan RHL (MP-RHL) tersedia di seluruh I ndonesia dan mendapat dukungan stakeholders
- RHL di 282 DAS prioritas mendapat dukungan p[ enuh stakeholders dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 10%
4. Mendorong peran serta masyarakat 1 Terbangunnya masyarakat untuk turut berperan serta dalam pembangunan kehutanan
22 Tercapainya penambahan hutan rakyat dan Hutan Tanaman Rakyat
- Luas HR dan HTR bertambah 500.000 ha Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
- Produksi kayu dari hutan rakyat mampu mencapai 40 m3/ ha
- Masyarakat yang berusaha dalam pembangunan HR dan HTR meningkat sebesar 3, dan kesejahteraannya meningkat sebesar 4%
Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Tercapainya perbaikan penutupan lahan kritis di DAS prioritas, termasuk perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA)
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
- Penyerapan tenaga kerja di bidang HR dan HTR meningkat 3%
Tercapainya 23 Tercapainya pemanfaatan hasil hutan non kayu secara optimal dan lestari
- Pemanfaatan HHBK secara lestari dan komersial meningkat 3 % per tahun
Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
- Pemanfaatan HHBK dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja setempat sebesar 3% , dan kesejahteraan masyarakat setempat meningkat
- Pengembangan tanaman agroforestry dalam rangka penanganan kawasan perbatasan negara di 7 provinsi (NAD, Kepri, Kalbar, Kaltim, Sulut, NTT dan I rjabar)
24 Terwujudnya daerah penyangga kawasan konservasi yang berfungsi menjaga keutuhan kawasan
- Kawasan penyangga berfungsi optimal, masyarakat yang tinggal di daerah penyangga sejahtera dan terlibat dalam pengelolaan kawasan
Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Perlindungan dan Konservasi SDA
25 Terwujudnya kemampuan dan peran masyarakat madani dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) meningkat
- Kemampuan dan peran masyarakat madani dalam upaya Rehablitasi Hutan dan Lahan (RHL) meningkat secara nyata
Rehabilitasi dan konservasi SDH
Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan SDA
5 . Menjamin Distribusi Manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan
1 Mewujudkan ketahanan usaha di bidang kehutanan
26 Berkembangnya model pengelolaan hutan berbasis masyarakat
- Pengelolaan hutan berbasis masyarakat dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja setempat sebesar 3% dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebesar 4%
Pengembangan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan
Pengembangan kapasitas pengelolaan SDA
6. Memantapkan koordinasi Pusat dan Daerah
1 27 Tercapainya penegakan hukum
dalam penanggulangan kejahatan kehutanan secara efektif
- Produk hukum bidang kehutanan dapat diimplementasikan secara efektif
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
- Penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan bidang kehutanan diterapkan dengan tegas dan adil
Mewujudkan sinkronisasi peraturan perundangan, kebijakan, rencana dan pengenggaran, koordinasi pembangunan, dan kesekretariatan pembangunan kehutanan
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
28 - Desetralisasi / regulasi pembangunan
kehutanan secara menyeluruh dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian hutan
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
- Sinkronisasi pembangunan kehutanan pusat dan daerah
29 Tersedianya dana, sarana, prasarana yang proporsional untuk mendukung pembangunan kehutanan
- Pendanaan pembangunan kehutanan sesuai dengan prioritas, teralokasi dengan benar dan sesuai dengan tata waktu
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
Penyelenggaraan pembangunan kehutanan terpadu dan terkoordinasi di setiap regional
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
Regulasi dan deregulasi pembangunan kehutanan
Desentralisasi pembangunan kehutanan berjalan dengan benar dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kelestarian hutan
Pengelolaan dana kehutanan sesuai prioritas, dan alokasi dana berjalan sesuai aturan
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
Sarana dan prasarana pendukung pembangunan kehutanan tersedia secara proporsional pada setiap instansi kehutanan pusat dan daerah
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
I nformasi pembangunan kehutanan berlangsung secara objektif, didukung dengan data yang benar dan disajikan secara terus menerus kepada stakeholders nasional dan global
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan Tercapainya desentralisasi
pembangunan kehutanan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian hutan
URAI AN I NDI KATOR KEBI JAKAN PROGRAM
Lampiran 1. MATRI K RENSTRA- KL DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2005- 2009
VI SI : Terw ujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
MI SI
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
2 Tercapainya pemanfaatan perjanjian global tentang kehutanan dan lingkungan
30 Berperan aktif dalam melaksanakan
ketentuan dan kesepakatan global yang berkaitan dengan kehutanan
Pendukung kebijakan prioritas
Pemantapan pemanfaatan potensi SDH
Kerjasama dan dukungan internasionall bidang kehutanan meningkat
3 Mewujudkan aparatur kehutanan yang bersih dan berwibawa
31 Terwujudnya SDM kehutanan yang berkualita, kompeten, serta terdistribusi secara proporsional
Misi dan program kehutanan dapat berjalan dengan benar dan tercapai
Pendukung kebijakan prioritas
Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
Tercapainya kesetaraan hak dan kewajiban bagi seluruh SDM kehutanan
32 Kualitas dan kuantitas pengawasan
penyelenggaraan pembangunan kehutanan meningkat
Pendukung kebijakan prioritas
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara
Jumlah kasus penyelewengan/ KKN menurun drastis dan signifikan
Pembangunan kehutanan dapat terselenggara lebih efektif dan efisien Peran aktif I ndonesia dalam tataran
global bidang kehutanan dan SDAH serta kerjasama internasional yang berkontribusi positif pada pembangunan kehutanan nasional
Terbentuknya PNS kehutanan yang dapat menjalankan tugas secara benar sesuai dengan ketentuan dan kompetensinya
Organisasi dan tata laksana institusi kehutanan pusat dan daerah berjalan efektif dan responsif sesuai tuntutan pembangunan kehutanan pada setiap tingkatan
URAI AN I NDI KATOR TARGET KEBI JAKAN PROGRAM URAI AN SATUAN
RENCANA TI NGKAT CAPAI AN
1.1.1 1 Data dan informasi SDH spatial dan non spatial berikut ini tersedia dalam sistem informasi:(- Penutupan lahan, - Tematik sumberdaya hutan, - Neraca Sumberdaya Hutan (NSDH) Nasional. - Pemanfaatan hutan produksi, - Perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan)
Pedoman penyusunan NSDH hasil penyempurnaan (1 judul)
Pemantapan Kawasan Hutan
Pengembangan kapasitas SDH dan LH; dan Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH
I nventarisasi dan perpetaan SDH
I nput : Dana Rp 58.980.622.000
Kriteria dan standar NSDH (1 judul) SDM Orang 653
Buku NSDH daerah/ prop (30 judul) dan nasional (1 judul) tahun 2006
Output : Kriteria dan standar NSDH Judul 1
Outcome : Kriteria dan standar NSDH % 100
Perangkat keras, aplikasi, sistem jaringan SI APHUT
I nput : Dana Rp 20.899.604.500
Peralatan 1 unit HW/ SW komputer dimasing-masing 11 BPKH tersedia
SDM Orang 390
Buku standar pembakuan hasil penafsiran yang telah disempurnakan dan sesuai dengan Standar nasional I ndonesia
Output : Peta perkembangan pemasangan jatikon lembar 8
Data spasial digital tematik dan turunan dalam mendukung