• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN YANG ADA DI KOTA SEMARANG

Dalam dokumen kota semararang dalam angka docx (Halaman 35-45)

pertumbuhan ekonomi per kapita

P ertumbuhan Ekonomi Per Kapita kota Semarang

VI. PERMASALAHAN YANG ADA DI KOTA SEMARANG

1. Angka kepadatan penduduk yang tinggi di kota Semarang di sebabkan oleh tingginya arus urbanisasi. Semarang menjadi daerah tujuan urbanisasi di Jawa Tengah, mengingat semakin berkembangnya industri besar maupun kecil di kota Semarang. Kurangnya lapangan kerja di desa menyebabkan semakin tingginya minat penduduk desa untuk pindah ke kota. Industry di kota membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga para pekerja banyak berbondong-bondong menuju kota dan menetap di kota Semarang dengan pertimbangan dekat lokasi kerja. Keadaan ekonomi para pekerja berbeda-beda, pekerja yang memiliki tingkat perekonomian menengah tinggi lebih suka tinggal di luar pusat kota yang lebih nyaman dengan fasilitas yang permukiman yang terencana. Bagi pekerja yang memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah akan lebih suka tinggal di dekat lokasi kerja mereka. Inilah yang menyebabkan kepadatan penduduk yang tinggi di kota Semarang, padahal luas lahan kota Semarang semakin menipis dengan bukti sudah tiadanya lahan pertanian maupun lahan kosong serta semakin banyaknya bukit – bukit di Semarang yang dikepras untuk area permukiman baru. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya masalah-masalah baru di kota Semarang dan sekitarnya.

2. Bau busuk yang mencemari udara di kota Semarang disebabkan oleh pengelolaan sampah, selokan dan gorong-gorong yang tidak baik. Tingginya kepadatan penduduk di kota Semarang juga meningkatkan banyaknya sampah-sampah rumah tangga dan sampah hasil industry. Tidak semua orang sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Terbukti dengan ditemukannya sampah yang dibuang sembarangan di tempat umum, di kali, selokan, dan hal ini akan menyumbat aliran air buangan dan mempercepat

pembusukan sampah sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap menyemari permukiman dan semua area. Kondisi di TPA kota Semarang juga semakin menumpuk, contohnya di TPA Jati Barang lokasinya terletak di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, di bagian barat Kota Semarang dikabarkan air lindi sudah mencemari air sungai Kreo yang memang lokasi TPA ada di tepi sungai Kreo. Saat melewati lokasi ini akan tercium bau yang menyengat.

3. Banjir di kota Semarang bukan menjadi hal aneh lagi karena memang sudah sering terjadi. Ada lima potensi banjir di Kota Semarang, antara lain:

a. Potensi pertama, melihat karakteristik geografi, Kota Semarang memiliki daerah-daerah potensi banjir, karena adanya perbedaan tinggi dataran antara wilayah utara dan ilayah selatan. Kondisi ini terjadi karena adanya banjir kiriman dari wilayah selatan Kota Semarang dan kabupaten Semarang.

b. Potensi kedua, adanya perubahan pemanfaatan lahan dari hutan karet menjadi perumahan di wilayah kecamatan Mijen memperbesar kerusakan di daerah tersebut. Akibatnya jumlah air hujan yang mengalir ke wilayah Ngaliyan menjadi bertambah dan membuat daerah tersebut terkena musibah banjir; padahal sebelumnya di daerah tersebut belum pernah terkena banjir. Selain penggundulan hutan, perubahan fungsi lahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Semarang dari areal pertanian menjadi areal perumahan baru. Penyebab lain, banyak sungai yang berhulu di daerah Kabupaten Semarang

c. Potensi ketiga, adanya pengeprasan bukit di beberapa tempat

mengakibatkan perubahan pola aliran air, erosi, dan mempertinggi kecepatan air, sehingga membebani pengairan.

d. Potensi keempat, pembangunan rumah liar di atas bantaran sungai, pembuatan tambak yang mempersempit sungai dan penutupan saluran di daerah hilir.

e. Potensi kelima adalah permasalahan non-teknis yaitu perilaku masyarakat kota Semarang yang buruk. Perilaku membuang sampah di saluran dan di sembarang tempat. Rendahnya kesadaran masyarakat koa ditunjukkan sewaktu banjir di beberapa jalan protokol kota Semarang

diakibatkan adanya saluran yang tersumbat, namun masyarakat tidak segera mengatasinya melainkan menunggu petugas dari pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi permasalahan pada saluran tersebut.

4. Banjir rob yang melanda daerah-daerah di pinggiran laut atau pantai disebabkan oleh: a. Permukaan tanah yang lebih rendah daripada muka pasang air laut.

b. Bertambah tingginya pasang air laut.

c. Sedimentasi dari daerah atas (burit) di muara sungai (Kali Semarang, Banjir Kanal Barat, Kali Silandak, Kali Banger, Silandak Flood Way, Baru Flood Way, dan kali Asin) maupun sedimentasi air laut khususnya oleh pasang surut (rob), di samping oleh

berakibat mengurangi kapasitas penyaluran dan akibat selanjutnya menambah parah banjir di sekitarnya.

5. Lingkungan kumuh banyak terdapat dikota Semarang terutama di sekitar

permukiman padat penduduk sehingga memicu terciptanya permukiman kumuh di kota semarang. Antusias masyarakat terhadap kehidupan kota menyebabkan banyak

masyarakat melakukan urbanisasi besar-besaran ke kota Semarang. Masyarakat dengan tingkat perekonomian tingkat menengah ke bawah tidak memiliki pilihan lain selain tinggal di permukiman kumuh. Mereka bertahan dengan mempertimbangkan lokasi permukiman yang kebanyakan dekat dengan lokasi kerja. Lingkungan kumuh memicu timbulnya banyak penyakit seperti, diare, muntaber, berbagai macam penyakit kulit, infeksi pernafasan, TBC bahkan kanker. Sampai saat ini masyarakat tingkat ekonomi bawah masih belum memahami pentingnya kesehatan, mereka pun belum menetapkan kriteria rumah sehat di rumahnya.

6. Pencemaran air tanah salah satunya disebabkan oleh limbah industy pabrik yang di buang secara sembarangan ke badan – badan air seperti sungai, laut sehingga

mencemari air tanah yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Pencemaran air tanah juga disebabkan oleh adanya intrusi air laut ke daratan akibat terjadinya penurunan permukaan tanah dan naiknya permukaan air laut.

Air Tanah Bebas merupakan air tanah yang terdapat pada lapisan pembawa air ( aquifer ) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air tanah bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan sekitarnya. Penduduk Kota Semarang

bawah (yang berada didataran rendah), banyak memanfaatkan air tanah ini dengan membuat sumur-sumur gali (dangkal) dengan kedalaman rata-rata 3 - 18 m. Amblesan tanah yang terjadi di dataran Semarang disebabkan oleh dua faktor, yaitu penurunan muka air tanah akibat pemompaan dan peningkatan beban karena pengurugan tanah. Tektonik di Pulau Jawa yang cukup aktif pada Pliosen Akhir - Plistosen Tengah, menghasilkan pola struktur geologi yang kompleks di daerah sebelah selatan daerah penelitian. Struktur sesar yang aktif belum diketahui dengan jelas pengaruhnya terhadap proses amblesan tanah di dataran aluvial Semarang. Akibatnya apabila berlangsung terus-menerus, beberapa wilayah justru lebih rendah daripada permukaan air laut. Akibat pengambilan air bawah tanah yang berlebihan sementara air permukaan tanah lebih rendah dari permukaan air laut, maka terjadi intrusi air laut. Intrusi air laut saat ini sudah mencapai daerah Simpang Lima dan Tugu Muda Semarang (batas Semarang Atas dan Semarang Bawah).

VII.SOLUSI

1. Community Rating System

Community Rating System (CRS) merupakan salah satu pendekatan dengan cara memberikan penilaian dari masyarakat terhadap suatu perencanaan yang telah disiapkan untuk diterapkan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Pada proses perencanaan membutuhkan 10 langkah dalam merencanakan metode CRS, dengan memperhatikan informasi yang dikumpulkan, tujuan yang ditetapkan, meninjau alternative yang ada, dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Langkah-langkah perencanaan CRS tersebut adalah:

a. Menentukan proses perencanaan

Metode dan proses perencanaan akan diganti, jika masyarakat mengalami kemandekan dan keruwetan di dalam aktifitas kehidupannya. melakukan penyelesaian kembali orang-orang yang terlibat dalam proses perencanaan terdahulu, melakukan pemilihan anggota staf yang jujur dan bertanggung jawab untuk mengaplikasikan perencanaan yang telah disusun, dimana terdapat 3

1) Memahami dan mengerti usaha-usaha

2) Bertanggung jawab terhadap perencanaan yang dilakukan 3) Mengakomodasi usulan-usulan dari berbagai kalangan

Pemecahan untuk Kota Semarang ialah perlu diaplikasikan oleh Walikota Semarang untuk mempromosikan dan menerapkan salah satu programnya untuk mengatasi banjir Kota Semarang dalam jangka waktu tertentu. Program tersebut diberikan kesempatan untuk staf dan karyawan yang lama untuk berbuat sesuatu untuk merencanakan dan melakasanakan program tersebut, apabila gagal, maka walikota harus mengambil tindakan dengan melakukan pergantian seluruh staf yang terkait. Setelah itu melakukan seleksi untuk memilih staf karyawannya dengan melalui 3 kriteria tersebut.

b. Melibatkan peran masyarakat

Masyarakat dapat membantu dalam proses perencanaan dan mendukung program yang diusulkan. Dukungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk aktifitas-aktifitas sebagai berikut:

1) Masyarakat menyediakan informasi

2) Masyarakat terlibat untuk membantu dalam pembentukan sebuha program melalui masukan-masukan yang diberikan

4) Masyarakat akan bekerja sama dengan pihak terkait dalam membagi beban pekerjaan di lapangan.

Langkah pertama, masyarakat akan membentu memberikan data-data yang dibutuhkan untuk membuat sebuah program. Informasi yang didapatkan akan memberikan masukan untuk terbentuknya sebuah perencanaan.

2. Pemerintah

pemerintah daerah membentuk panitia perencana yang anggotanya terdiri dari instansi pemerintah yang terkait dan masyarakat umum, untuk memimpin secara bersama-sama. Lembaga panitia ini akan mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan banyak orang dengan perencanaan yang selalu up to date, melibatkan beberapa komponen masyarakat, seperti para akademika, tokoh-tokoh masyarakat, LSM, dan organisasi masyarakat lainnya. Diadakan pertemuan berkala untuk membahas perencanaan secara terpadu dan hasil dari rapat dipublikasikan ke masyarakat seluruh Kota Semarang.

3. Mengkoordinasikan antara kelompok masyarakat dan pemerintah

Hasil dari beberapa pertemuan dilaksanakan dengan berkoordinasi antara instansi pemerintah dan masyarakat dengan peran masing-masing.

Adanya pemetaan bahaya dan resiko yang dikemas dalam informasi. Dengan itu kita dapat memperkirakan bahaya dan resiko yang berpotensi terjadi pada perencanaan, agar perencanaan tersebut dapat berjalan optimal.

5. Mengevaluasi dari permasalahan

Untuk mengahsilkan suatu perencanaan yang matang diundang berbagai ahli untuk menyumbangkan saran dan memecahkan secara bersama-sama, kemudian mengevaluasi permasalahan secara menyeluruh dari berbagai segi. Pada pertemuan tersebut juga melakukan evaluasi terhadap tata ruang dari Kota Semarang, sehingga dapat diketahui pelanggaran-pelanggaran yang berpotensi untuk timbul kembali.

6. Mengevaluasi strategi dan ukuran yang diterapkan

Mengadakan evaluasi terhadapa strategi dan ukuran yang diterapkan dengan mengadakan penilaian, apakah hal tersebut telah memberikan keuntungan atau memberikan dampak positif untuk lingkungan. Evaluasi dari strategi dan ukuran yang diterapkan dimaksudkan untuk menilai apakah program yang selama ini diterapkan sudah berhasil atau belum. Sehingga setiap program yang telah diterapkan perlu adanya evaluasi untuk mengukur apakah program yang dilaksanakan tersebut berhasil atau tidak dan dimana letak keurangan-kekurangan dari program tersebut.

7. Memberikan konsep untuk pelaksanaan

1) Mendiskripsikan bagaimana perencanaan dipersiapkan. Hal ini menolong pembaca mengerti backgrounddan rasionalitas dari rencana dan bagaimana masyarakat memahaminya.

2) Merekomendasikan pelaksanaan. Rencana sebaiknya mengidentifikasi secara jelas dan bagaimana cara membiayainya. Ini diprioritaskan proyek yang lebih mendesak. 3) Budget. Rencana sebaiknya menjelaskan bagaimana gambaran biaya yang

dibutuhkan dan perencanaan akan dibiayai.

Laporan rencana yang ada dievaluasi untuk kepentingan komunitas warga kota. Perencanaan tersebut sebaiknya dipublikasikan dan disebarkan ke semua komunitas dan organisasi yang berpengaruh. Setelah itu, diadakan diskusi atau diseminatkan untuk membahas program perencanaan yang ada. Dimana diskusi atau seminar akan menghasilkan penyempurnaan perencanaan menuju lebih baik, sehingga perencanaan dapat diakui oleh berbagai elemen komunitas dan organisasi.

8. Mengaplikasi, mengevaluasi dan memperbaiki perencanaan

Kunci kesuksesan dari aplikasi dari program ini adalah adanya pertanggung jawaban orang-orang yang terlibat dari rencana sampai bentuk aplikasi rencana yang diterapkan. Oleh karena itu, pentingnya mengidentifikasikan perencanaan untuk mendukung kesuksean dari implementasi di lapangan. Dalam implementasi tidak ada yang sempurna, sehingga apabila ada kecacatan dalam hal implementasi, sehingga membutuhkan adanya perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu, membutuhkan sistem monitoring untuk mengawasi dan mengadakan laporan

kemajuan dari implementasi yang ada. Setiap laporan dari implementasi dapat dilaporkan, sehingga secara periodic dapat dibahas kemajuan dan kemunduran dari aplikasi rencana yang ada, sehingga evaluasi-evaluasi dari report yang ada untuk memperbaiki sistem yang ada.

Dalam dokumen kota semararang dalam angka docx (Halaman 35-45)

Dokumen terkait