• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Mendesak

Dalam dokumen BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH (Halaman 31-37)

BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN TANA TORAJA

3.3.7. Permasalahan Mendesak

Dengan melihat kondisi sanitasi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tana Toraja, derajat permasalahan yang ada tergolong tinggi. Sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tana Toraja mennggunakan on-site system, limbah buangan langsung dialirkan ke sungai tanpa pengelolaan terlebih dahulu sehingga mencemari air tanah dan sungai yang menjadi menara air bagi 17 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

Sistem kelembagaan sanitasi masih lemah, kondisi ini menuntut peningkatan kapasitas cakupan layanan pengelolaan air limbah, terutama dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sehingga tatanan pengelolaan air limbah domestik dapat memenuhi harapan.

Dalam rangka mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat maka perlu dukungan media komunikasi dalam memberi informasi mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat di masyarakat.

Permasalahan mendesak yang menjadi prioritas di Kabupaten Tana Toraja pada sektor air limbah domestik lebih kepada penyediaan sarana dan prasarana seperti sarana Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dan peningkatan fungsi Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) yang sudah ada. (Lihat Tabel 3.13. Permasalahan Mendesak)

Tabel 3.12.

Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah

No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertum buhan

(%)

2010 2011 2012 2013

1 Air Limbah Domestik

1.a Realisasi Retribusi - - 13.000.000,00 20.500.000,00 57,69

1.b Potensi Retribusi - - 35.000.000,00 35.000.000,00 0,00

BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN TANA TORAJA

Tabel 3.13. Permasalahan Mendesak

No Permasalahan Mendesak

1

Sistem pengelolaan air limbah domestik mayoritas menggunakan on-site system (setempat) dimana limbah buangan langsung dialirkan ke sungai tanpa pengelolaan terlebih dahulu sehingga berpotensi mencemari air tanah dan sungai.

2

Kelembagaan sanitasi masih lemah, kondisi ini menuntut adanya peningkatan kapasitas cakupan layanan pengelolaan air limbah. Untuk layanan penyedotan lumpur tinja hanya melayani wilayah kota Makale dan belum berjalan secara efektif seiring masih rendahnya kepedulian masyarakat perlunya dilakukan penyedotan lumpur tinja.

3

Pendanaan dan pembiayaan masih belum mencukupi baik dari pemerintah maupun pihak swasta, sehingga berdampak pada terbatasnya penyediaan sarana dan parasarana, sistem maupun cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik

Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2014 3.4. Pengelolaan Persampahan

3.4.1. Kelembagaan

Berdasarkan orientasi kerja dan kesepadanan tupoksi SKPD maka pengelolaan sub sektor persampahan secara operasional berkaitan langsung dengan Kantor Kebersihan, Pertamanan, Pemadam Kebakaran, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum (KP4) dan Dinas Permukiman dan Tata Ruang, sedangkan Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Bappeda lebih berperan dalam perumusan kebijakan serta perencanaan secara makro. Pengelolaan sub sektor persampahan tidak cukup hanya berorientasi pada upaya-upaya penyediaan sarana dan prasarana serta penyelamatan lingkungan tetapi juga sangat diintervensi oleh aspek penyehatan lingkungan dan perilaku hidup masyarakat sehingga Dinas Kesehatan juga memegang peranan penting terutama dalam tahap preventif dan promotif.

BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN TANA TORAJA

Kantor Kebersihan, Pertamanan, Pemadam Kebakaran, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum (KP4) yang memiliki mandat tupoksi langsung untuk pengelolaan sub sektor persampahan. tupoksi yang dimaksud antara lain merencanakan langkah-langkah teknik, menyusun konsep yang sifatnya teknis, melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta monitoring dan evaluasi secara teknis kegiatan bidang kebersihan.

Merumuskan kebijaksanaan, program dan kegiatan pembangunan daerah bidang Perencanaan Wilayah meliputi sumber daya alam dan lingkungan hidup, perumahan dan pemukiman, merupakan tupoksi Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik pada Bappeda sehingga juga memiliki keterkaitan erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan.

Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan adalah bidang berkaitan erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan.

Pengawasan Lingkungan, monitoring dan evaluasi adalah bidang pada Badan Lingkungan Hidup Daerah yang memiliki keterkaitan erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan. Hal tersebut tergambar dari tupoksi yang diemban antara lain merumuskan kebijakan operasional, melaksanakan pembinaan, evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalian serta pemulihan kualitas lingkungan. Tupoksi tersebut kemudian menempatkan Badan Lingkungan Hidup Daerah pada posisi regulator dalam pengelolaan sub sektor persampahan.

Pengelolaan persampahan dilakukan melalui berbagai tahapan yakni perencanaan, pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi. Dalam konteks Kabupaten Tana Toraja, hal tersebut belum seluruhnya dapat terlaksana dengan baik. (Lihat Tabel 3.14. Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan)

Pemerintah kabupaten sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam hal ini masih mengalami berbagai keterbatasan, baik sumberdaya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana termasuk Tempat Pembuangan Akhir

BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN TANA TORAJA

(TPA), penganggaran, regulasi hingga aspek kelembagaan. Disisi lain, pihak swasta yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengelolaan sub sektor persampahan terutama pada posisi pengadaan sarana dan pengelolaannya, juga belum maksimal memberikan partisipasi nyata. Demikian pula dengan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam tahapan fungsi pengelolaan persampahan, masih sangat minim. Secara keseluruhan masih terbatas pada kegiatan pengumpulan sampah dari sumber ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) itupun hanya pada lokasi-lokasi tertentu dalam lingkup layanan masih sangat kecil. Sebagian besar masih mengelola sampah dengan membakar atau bahkan membuang begitu saja ke lingkungan sekitar rumah dan sungai. Hal ini dikarenakan karena belum efektifnya beberapa peraturan mengenai persampahan. (Lihat Tabel 3.15. Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Tana Toraja)

Tabel 3.14.

Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

Kabupaten Swasta Masyarakat Perencanaan

Menyusun Target Pengelolaan Sampah skala

kabupaten - -

Menyusun rencana program persampahan

dalam rangka pencapaian target - -

Menyusun rencana anggaran program

persampahan dalam rangka pencapaian target - - Pengadaan Sarana

Menyediakan sarana pewadahan sampah di

sumber sampah - -

Menyediakan sarana pengumpulan

(pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) -

Membangun sarana Tempat Penampungan

BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN TANA TORAJA

Membangun sarana pengangkutan sampah

dari TPS ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) - -

Membangun sarana TPA - -

Menyediakan sarana komposting

Pengelolaan

Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS -

Mengelola sampah di TPS -

Mengangkut sampah dari TPS ke TPA - -

Mengelola TPA - -

Melakukan pemilahan sampah -

Melakukan penarikan retribusi sampah - -

Memberikan izin usaha pengelolaan sampah - - Pengaturan dan Pembinaan

Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil,

peralatan, dll) -

Melakukan sosialisasi peraturan dan

pembinaan dalam hal pengelolaan sampah - -

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran

pengelolaan sampah. - - -

Monitoring dan Evalusi

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala

kab/kota - -

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan

persampahan - -

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persamapahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan

- -

BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN TANA TORAJA

Tabel 3.15.

Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Tana Toraja

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Ket

Ada (sebutkan) Tidak Ada Dilaksanakan Efektif Belum Efektif Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak efektif

Persampahan

 Target Capaian Pelayanan Pengelolaan persampahan Kabupaten

Perda No. 12 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kab. Tana Toraja 2011-2030

- - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah

- - - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah

- - - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediaan tempat sampah di hunian rumah dan membuang ke TPS

- - - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/fasilitas

sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah dan membuang ke TPS

- - - - -

 Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA.

- - - - -

 Kerjasama pemerintah Kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah

- - - - -

 Retribusi pengelolaan sampah atau kebersihan

Perda No. 6 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa

Umum

- - - -

BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN TANA TORAJA

Dalam dokumen BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH (Halaman 31-37)

Dokumen terkait