• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Upaya Pencapaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari awal tahun berjalan, secara garis besar dalam melaksanakan kegiatan terdapat permasalahan ataupun kendala, berikut ini merupakan penjabaran permasalahan dan upaya pemecahan masalah per sasaran startegis sesuai Indikator Kinerja Utama (IKU) / Perjanjian Kinerja pada triwulan I tahun 2021 yang dapat menjadi gambaran permasalahan dan upaya pemecahan masalah terhadap seluruh sasaran strategis secara umum :

1. Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.

Indikator 1 : Pendapatan per Kapita (Rp.000.000) Indikator 2 : Indeks Daya Beli

Pendapatan perkapita dan indeks daya beli ditetapkan menjadi indikator sebagai alat ukur sejauh mana kekuatan ekonomi masyarakat Kota Cirebon Indikator ini merupakana indikator yang diusulkan untuk dirubah karena Berdasarkan hasil pertemuan dan FGD yang dilaksanakan salah satu unit kerja Asisten Perekonomian dan Pembangunan dengan Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, bahwasanya pendapatan perkapita dan indeks daya beli tidak dilakukan penghitungan di tingkat kota, sehingga pendekatan tersebut disubtitusi dengan pengukuran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Indeks Harga Konsumen. Upaya yang mulai dilaksanakan pada triwulan I adalah dengan dimulainya program kegiatan yang berorientasi atau mempengaruhi perekonomian di Kota Cirebon.

2. Meningkatan akses dan mutu pendidikan Indikator 1 : Rata –rata Lama Sekolah

Indikator 2 : Harapan Lama Sekolah

Pada triwulan ke 1 RLS dan HLS di KOta Cirebon belum dapat di ukur , namun upaya pelaksanaan program dan kegiatan untuk mendukung capaian tersebut telah mulai dilaksanakan, kendala di analisa berdasarkan monitoring yang dilakukan Dinas Pendidikan atas pencapaian RLS dan HLS tahun lalu dimana Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS) di Kota Cirebon diasumsikan tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam RLS dan HLS adalah usia >25 tahun.

Info yang dibutuhkan untuk menghitung RLS dan HLS adalah Partisipasi Sekolah, Jenjang pendidikan yang sedang/pernah diduduki, ijazah tertinggi yang dimilki dan

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 31 Tingkat/kelas yang pernah atau sedang diduduki. Namun perhatian yang perlu ditekankan adalah akselerasi dari RLS dan HLS. Fenomena di Kota Cirebon, faktor utama penghambat akselerasi RLS/HLS adalah ketertinggalan pembangunan di bagian selatan. Baik pembangunan fisik maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Keterbatasan pembangunan fisik seperti sarana transportasi dan sarana pendidikan masih belum memadai. Diperparah dengan rendahnya SDM yang terkesan sudah menjadi kultural.

Sehingga tak dipungkiri Cirebon Bagian Selatan mengalami pembangunan yang lambat dibanding wilayah lainnya. Hal ini berdampak pada pengaruh dasar penghitungan RLS/HLS secara keseluruhan (kota).

Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang ada seperti disebutkan diatas adalah dengan percepatan pembangunan fisik seperti sarana transportasi dan sarana pendidikan serta peningkatan kualitas dan kapasitas SDM tenaga pendidik. Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi sebagai penanggung jawab sub urusan pendidikan pada jenjang SMA dan melakukan inovasi melalui dorongan motivasi pada remaja/penduduk Kota Cirebon yang mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan jenjang pendidikan SMA.

3. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon Indikator 1 : Angka Usia Harapan Hidup

Indikator 2 : Cakupan jaminan kesehatan nasional

Merujuk pada permasalahan ditahun sebelumnya kendala ini masih menjadi fokus dalam melaksanakan sasaran ini pada triwulan 1 yaitu 01% Berdasarkan perhitungan Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2020, Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kota Cirebon terus mengalami penurunan dibandingkan pada periode tahun-tahun sebelumnya yaitu dari 93,53% tahun 2019, 98,00% pada tahun 2020 menjadi 96,88% pada tahun 2021. Hal ini dikarenakan :

Upaya yang dilakukan adalah memastikan bahwa masyarakat tidak mampu tetap dapat memiliki akses kesehatan melalui program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin serta terus melakukan monitoring terhadap deklarasi yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Cirebon menuju UHC pada tahun 2018.

4. Meningkatnya pengarusutamaan gender dan perlindungan anak.

Indikator 1 : Indeks Pemberdayaan Gender /IDG Indikator 2 : Indeks Pembangunan Gender /IPG

Merujuk pada permasalahan di tahun 2020 bahwasanya meningkatkan sumber daya manusia dan keadilan akses terhadap fasilitas yang di bangun terhadap

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 32 perempuan belum tentu meningkatkan keberdayaan atas perempuan. namun diperlukan adanya keberpihakan yang lebih nyata terhadap wanita di Kota Cirebon, hal ini senada dengan perhatian global pada isu gender, dimana isu gender menjadi isu utama pada pembangunan yang digariskan di Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Suistanable Development Goals). Untuk mendorong hal tersebut Kota Cirebon perlu mengambil langkah sebagai berikut :

1. Lebih aktif dalam partisipasi agenda dunia dan nasional terkait isu gender salah satunya He for She, agenda ini adalah sebuah gerakan untuk meingkatan kesadaran para lelaki/pria agar peduli pada isu gender.

2. Menambah frekuensi dan terus meningkatkan kualitas pembinaan secara wawasan baik isu politik dan ekonomi pada perempuan di Kota Cirebon agar memiliki motivasi untuk ikut dalam pembangunan juga politik.

3. Meningkatkan fasilitasi terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan.

4. Meningkatkan fokus pada agenda pembangunan yang memberikan perempuan ruang untuk berkarya.

5. Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon.

Merujuk pada permasalahan yang terjadi pada tahun 2020 bahwasanya pencapaian kinerja tidak tercapai 100%, kendala tersebut terus dilakukan upaya tindaklanjut pada triwulan I tahun 2021 dan menjadi perhatian di triwulan – triwulan berikutnya, beberapa upaya diantara lain adalah sebagai berikut :

1. Melakukan inovasi di sektor perdagangan serta mengoptimalkan inovasi yang telah ada yaitu E-Tuku;

2. Mensosialisasikan gerakan jual beli online di wilayah lokal sebagai alternatif jual beli di masa pandemi, khususnya bagi pelaku UMKM agar menyediakan jasa penjualan online;

3. Melakukan Bimbingan Teknis kepada pelaku usaha industri maupun UMKM lebih intensif lagi;

4. Melakukan atau meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait dalam meningkatkan perkembangan dari sektor industri maupun sektor perdagangan.

6. Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan.

Indikator : Skor Pola Pangan Harapan/ PPH.

Realisasi Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi tahun 2020 yang baru dirilis pada akhir triwulan I tahun 2021 berdasarkan data susenas BPS adalah sebesar 86,5 poin, Pencapaian ini sudah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 82 poin. Namun

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 33 demikian apabila melihat pencapaian tahun sebelumnya, adalah sebesar 90,2 poin.

Penurunan pencapaian realisasi PPH Konsumsi ini tidak lepas dikarenakan kondisi masyarakat selama satu tahun terakhir ini yang terdampak pandemi Covid-19, sehingga perekonomian masyarakat juga mengalami ketidakstabilan. Akibatnya berpengaruh pada pola konsumsi pangan di masyarakat mulai dari konsumsi beras, pangan hewani, sayur dan buah, umbi-umbian. Namun angka penurunan pencapaian realisasi dari tahun sebelumnya ini, angkanya masih di atas target yang telah ditetapkan pada tahun 2021 dan sebagai upaya peningkatan PPH dalam sasaran ini Dinas yang menangani urusan Ketahanan Pangan perlu terus melakukan inovasi

7. Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif.

Indikator : Meningkatnya PDRB dari Sektor Pariwisata

Capaian Kinerja Kontribusi pariwisata tahun 2020 terhadap PDRB nilai capaian kinerjanya mencapai 132,90% atau kategori “SANGAT BAIK”, kendati realisasi indikator dengan realisasi 7,51% menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 7,72%. Angka tersebut diperoleh dari Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Cirebon Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut Lapangan Usaha (persen) 2016 - 2020, penjumlahan pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta jasa lainnya pada Buku PDRB Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2016 - 2020 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Cirebon pada Bulan Maret 2021. Hal ini merupakan kabar baik sekaligus tantangan tersendiri untuk tetap meningkatkan kembali nilai capaian kinerjanya pada tahun 2021 dan terus mendongkrak kontribusi PDRB dari sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan Ekonomi Inklusif ditengah pandemi Covid-19 yang kemungkinan masih berlanjut sampai ke triwulan-triwulan berikutnya.

Diperlukan upaya dan strategi khusus dalam menyikapi target kinerja khususnya menghadapi kondisi pandemi.

8. Meningkatnya kerukunan umat Beragama.

Indikator : Konflik Antar Umat Beragama.

Merujuk pada pencapaian ditahun 2020 Pencapaian Sasaran meningkatnya kerukunan umat beragama berada dalam kategori atau predikat sangat tinggi dimana satu-satunya indikator sebagai tolak ukur pencapaian sasaran dapat dilaksanakan sepenuhnya, dan kondisi pada triwulan ke 1 pencapaian kinerja ini masih dipertahankan.

Keberhasilan ini sekaligus menjadi tantangan kedepannya untuk tetap dipertahankan dimana kondisi demografi Kota Cirebon yang heterogen dan atmosfer

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 34 konflik khususnya SARA di tingkat nasional yang sangat fluktuatif menjadi celah kemungkinan yang cukup tinggi terjadinya konflik antar umat beragama yang dapat mencederai kerukunan umat beragama.

9. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan.

Indikator : Indeks Reformasi Birokrasi

Upaya memperbaiki pencapaian di sasaran ini dengan merujuk pada analisa pencapaian di tahun 2020 dimana diperlukanya Pemerintah Daerah Kota Cirebon memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor pengukuran yang pada saat evaluasi Indeks Reformasi Birokrasi tahun 2020 masih berada di bawah rata-rata pencapaian sesuai Laporan Hasil Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kota Cirebon. Beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan Indeks Reformasi Birokrasi tersebut dilakukan sebagai berikut :

1. Melaksanakan Monitoring dan evaluasi terhadap implementasi Reformasi Birokrasi di Lingkungan Pemda Kota Cirebon

2. Melaksanakan FGD terkait Reformasi Birokrasi Kota Cirebon

3. Meningkatkan Koordinasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kota Cirebon

10. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

Indikator : Opini BPK atas laporan keuangan daerah.

Merujuk pada tahun sebelumnya pencapaian telah sesuai target namun hal ini menjadi tantangan pada tahun 2021, untuk itu tetap perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Mengadakan Desk dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan secara berkala kepada seluruh Perangkat Daerah;

2. Mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi teknologi informasi keuangan dalam penyusunan Laporan Keuangan;

3. Menyusun aplikasi pembayaran pajak daerah dalam sebuah system yaitu Sistem Pembayaran Online (SPTPD Online);

4. Pemasangan Mesin Tapping Box dan F.POS pada rumah makan untuk meningkatkan setoran pendapatan;

5. Evaluasi berkala terhadap pembayaran yang sudah jatuh tempo untuk dilakukan penagihan;

6. Penataan Reklame (Operasi Secara Rutin);

7. Penerapan Pengelolaan BPHTB Melalui e-BPHTB;

8. Perhitungan NPOP BPHTB dengan Menetapkan Zona Nilai Tanah (ZNT);

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 35 9. Adanya Koordinasi dan Telah Dibuatnya MOU Antara Pemerintah Kota Cirebon Dengan BPN dan KPP Pratama Cirebon Tentang Wajib Validasi SSPD BPHTB;

10. Evaluasi Pelayanan BPHTB dengan Para PPAT / PPATS Secara Berkala Per triwulan;

11. Terintegrasinya Sistem PBB dengan BPHTB;

12. Adanya Surat Edaran Walikota Tentang Lunas PBB Sebagai Persyaratan Berbagai Pelayanan di Kota Cirebon;

13. Adanya Himbauan Aktif Kepada Wajib Pajak Melalui Kegiatan Operasi Jaring PBB dan Informasi Melalui Media untuk Segera Membayar Sebelum Jatuh Tempo;

14. Adanya Mobil Pelayanan Pembayaran Keliling;

11. Meningkatnya Kualitas LIngkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim.

Indikator 1 : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup / IKLH Indikator 2 : Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Triwulan ke 1 2021 analisa permasalahan dan upaya yang peningkatan Kualitas Lingkungan hidup mengacu pada tahun 2020 Indikator Kinerja Utama ini memiliki capaian yang cukup tinggi yaitu 124,72% namun mengalami penurunan pencapaian sebesar 0,88% dari 125,6% pada tahun 2019. Pencapaian ini bukan hanya dipengaruhi Perangkat Daerah yang mengampu urusan lingkungan hidup karena seyogyanya pelayanan utilitas umum yang sejalan dengan kuallitas lingkungan hidup merupakan dimensi yang luas, kondisi ini dipengaruhi diantaranya oleh faktor yang berada pada cakupan pekerjaan umum dan tata ruang, perhubungan, kawasan pemukiman, oleh karena itu koordinasi dan konsolidasi menjadi tantangan tersendiri.

Kendati telah memiliki pencapaian yang Cukup Tinggi terhadap target yang telah ditetapkan, kritik dan evaluasi untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup sangat penting, salah satu faktor yang harus menjadi prioritas perhatian pada tahun – tahun berikutnya adalah pada faktor indeks kualitas air. Untuk itu tetap perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Penguatan dan penerapan kebijakan pada baku mutu air (badan air), baku mutu limbah cair terolah (effluent standar) karena pada tahun 2021 Indeks kualitas Air mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya;

2. Sinergitas antara Perangkat Daerah yang pelaksanaan program/kegiatanya mempengaruhi pada Indeks Kualitas Lingkungan Hidup diantaranya DPUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, dan Dinas Perhubungan;

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 36 3. Meningkatkan Kerjasama dengan komunitas khususnya penggiat lingkungan

sebagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam masalah lingkungan.

Dalam rangka menjaga pencapaian kinerja diperlukan menjaga koordinasi antar Perangkat Daerah yang kinerjanya mempengaruhi sasaran secara langsung.

12. Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan

Indikator ; Tingkat kepuasan masyarakat terhadap ketentraman dan ketertiban umum Pada Triwulan ke 1 inidkator tersebut belum diukur, karena survey dilaksanakan pada akhir tahun, namun merujuk pada pencapaian tahun sebelumnya bahwasanya sasaran telah tercapai namun Perangkat Daerah pengampu sasaran yaitu Satuan Polisi Pamong Praja mencatat beberapa kendala dalam rangka merealisasikan target dengan menurunkan jumlah daerah rawan ketentraman dan ketertiban umum, sebagai berikut:

1. Daerah rawan ketentraman dan ketertiban umum, disebabkan maraknya anak jalanan yang nota bene bukan berasal dari Kota Cirebon.

2. Dalam beberapa kasus (tidak berlaku umum) ditemukan adanya hubungan antara masalah kesejahteraan sosial dengan gangguan ketentraman dan ketertiban umum 3. Jumlah personil khususnya Aparatur Sipil Negara yang bertugas dilapangan

masih belum ideal jika diukur dengan kondisi jumlah daerah yang harus dilakukan patrol secara berkala.

Untuk mempertahankan kinerja serta meningkatkan kinerja tersebut perlu dilakukan upaya sebagai berikut :

1. Kerjasama antar daerah dalam memetakan strategi penanganan masalah atau isu ketentraman dan ketertiban umum.

2. Kerja sama lintas sektor, yaitu antara Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, DInas Pendidikan, serta Satuan Polisi Pamong Praja, saat ini masing-masing telah memiliki program yang sinergis dalam mengarah perbaikan kondisi social dan kualitas masyarakat yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

3. Penyusunan analisis beban kinerja yang kemudian ditindak lanjuti sesuai dengan analisis kebutuhan tersebut untuk mendapatkan jumlah personil yang ideal

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 37

BAB V PENUTUP

Laporan Kinerja Interim Triwulan I Pemerintah daerah Kota Cirebon Tahun 2021 ini merupakan salah satu alat monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian kinerja di tahun berjalan, kendati sebagian besar target dari indikator yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2021 sebagian besar belum dapat diukur secara valid dikarenakan indikator tersebut berorientasi pada out come yang notabene akan terukur di akhir tahun setelah output program seluruhnya terealisasi.

Mengingat upaya pencapaian kinerja merupakan ikhtiar yang berkesinambungan maka pemantauan per triwulan tetap relevan dilakukan demi tercapainya kinerja yang diharapkan di akhir tahun.

Demikian Laporan Kinerja Interim Triwulan I disusun, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagaimana mestinya.

Cirebon, Maret 2021 Sekretaris Daerah Kota Cirebon,

Drs. AGUS MULYADI. M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19681117 198803 1 001

Dokumen terkait