• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik 5 Jumlah peternak yang memanfaatkan teknologi pakan (KK)

PERMASALAHAN DAN SOLUSI A Permasalahan

a. Untuk mendukung program 2 juta ekor sapi diperlukan terobosan dalam pengadaan bibit dengan melakukan peningkatan pesan swasta untuk pengembangan usaha peternakan sapi dan masyarakat seperti melalui CSR Perusahaan Sawit dan Pertambangan serta keterlibatan pihak perbankan seperti Bank Kaltim dan BRI dalam pemanfaatan sumber pembiayaan dan permodalan yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.

b. Belum adanya regulasi yang mendukung keterlibatan swasta dalam pengadaan ternak bibit, yang dapat membantu peningkatan populasi melalui pola integrasi sapi sawit dan reklamasi lahan eks tambang.

c. Kebutuhan tenaga/aparat peternakan dalam daerah kabupaten/kota masih dirasakan belum terpenuhi, baik secara kuantitas maupun kualitas.

e. Masalah yang berkaitan dengan produktifitas antara lain :

➢ Tingkat kelahiran masih rendah yaitu sekitar 15 %.

➢ Adanya kecenderungan memotong sapi pada berat antara 250 - 300 Kg yang sebenarnya masih bisa digemukkan hingga berat mencapai 400-600 Kg.

➢ IB belum bisa berjalan dengan baik akibat dari beberapa hal seperti satuan lokasi SPIB masih sangat luas dari jangkauan petugas, kemampuan petugas sebagian masih rendah serta kesadaran petani juga masih rendah.

f. Masalah yang terkaitan dengan Pembibitan Ternak :

➢ Sulitnya mencari sumber bibit karena adanya beberapa provinsi yang telah menghentikan pengeluaran bibit.

➢ Bibit yang tersedia pada daerah sumber bibit kurang memenuhi kriteria bibit.

➢ Banyak kasus kejadian penyakit yang menyebabkan kematian pada bibit ternak yang masuk.

Perubahan Renja APBD Prov.Kaltim TA 2017

Page 34

g. Tingkat kepedulian mengenai kesehatan hewan/ternak masih rendah, sehingga penularan terhadap ternak lain banyak terjadi, oleh karena itu perlu mendapat perhatian lebih serius. Seperti kasus Zoonosis, penyakit Avian Influenza (Al), Anthrax hal ini sudah terjadi pada provinsi / daerah lainnya. Di samping itu Penyakit Jembrana sudah banyak terjadi di seluruh kabupaten / kota yang menyebabkan kematian.

h. Terbatasnya sarana transportasi bagi pelaksana di lapangan dengan jangkauan wilayah binaannya yang cukup luas serta tingkat kesulitan geografis di Provinsi Kalimantan Timur menyebabkan pelayanan kesehatan hewan terhadap masyarakat kurang cepat.

i. Arus lalu lintas ternak antara provinsi maupun antara perbatasan yang masuk ke wilayah Provinsi Kalimantan Timur tanpa dapat terkontrol menyebabkan penyakit mudah terjadi.

j. Laporan perkembangan ternak pemerintah tidak dibuat secara teratur. Banyak hal yang mempengaruhi keadaan ini diantaranya, lokasi penyebaran yang jauh dengan jumlah petugas yang terbatas, peran kelompok tani kurang aktif, sarana dan prasarana serta kurangnya dana pendukung bagi petugas di lapangan untuk memantau dan membuat laporan perkembangan ternak .

B. Solusi

1. Setiap tahunnya telah diupayakan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia baik melalui pendidikan, pelatihan penjenjangan dan pelatihan teknis peternakan.

2. Untuk mengatasi penurunan populasi ternak antara lain melalui penyebaran / pengadaan ternak bibit yang bermutu, pengembangan usaha penggemukan, pengawasan pemotongan hewan betina produktif dan penerapan skala usaha yang ekonomis.

3. Perlu adanya dukungan pemerintah (Pusat, Provinsi, Kab/Kota) dalam upaya mendukung program 2 juta ekor sapi, terutama dalam hal pengadaan bibit ternak dan pendukung lainnya.

4. Untuk meningkatkan produktifitas antara lain melalui peningkatan kelahiran melalui program IB, seleksi pejantan pada lokasi-lokasi dengan sistem mini ranch, menekan tingkat kematian ternak dan perbaikan pengelolaan pakan ternak.

5. Untuk menangani masalah perbibitan diharapkan, daerah dapat melakukan impor ternak bibit/sapi bunting.

6. Melakukan pembinaan tentang cara pemeliharaan ternak yang baik dan benar pada peternak serta sosialisasi secara berkesinambungan cara pencegahan terhadap penularan penyakit ke manusia.

Perubahan Renja APBD Prov.Kaltim TA 2017

Page 35

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Beberapa isu dan permasalahan mendesak dalam pengembangan peternakan di Kalimantan Timur, adalah sebagai berikut :

1). Populasi ternak khususnya sapi potong masih rendah, hal ini terkait dengan bibit ternak yang masih sedikit, tingkat kelahiran yang relatif masih rendah dan pemotongan ternak terutama yang masih produktif masih relatif tinggi.

2). Pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan dan kesadaran

masyarakat terhadap nilai gizi yang berasal dari protein hewani asal ternak. 3). Masih terjadinya kasus penyakit hewan menular Jembrana pada Sapi dan

tingginya gangguan reproduksi pada sapi dan kerbau serta penyakit zoonosis AI

4). Pengembangan energi alternatif terbarukan dan ramah lingkungan 5). Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk peternakan 6). Jaminan keamanan pangan produk peternakan (daging dan telur).

2.4. Review terhadap Rancangan Awal SKPD

Program-program prioritas Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur seperti Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Peningkatan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Pengembangan Kawasan Peternakan serta Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan SKPD dan telah terakomodasi dalam rancangan awal RKPD.

2.5. Penelahaan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Kajian usulan program dan kegiatan dari masyarakat merupakan bagian dari kegiatan jaring aspirasi terkait kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan, terhadap prioritas dan sasaran pelayanan serta kebutuhan pembangunan tahun yang direncanakan, sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.

Usulan program dan kegiatan dari masyarakat khususnya peternak disampaikan ke Dinas Peternakan atau yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan se-Kabupaten/Kota, yang langsung ditujukan ke Dinas Peternakan Provinsi Kaltim melalui Rapat Konsultasi dan Koordinasi Teknis Daerah (Rakontekda) dan Musrenbang kabupaten/kota. Usulan-usulan tersebut diseleksi sesuai dengan kewenangan tugas dan fungsi serta isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Kaltim. Selanjutnya usulan tersebut disampaikan pada Musrenbang Provinsi. Setelah mendapat pagu dana indikatif Dinas Peternakan Provinsi Kaltim tetap berkoordinasi dengan Dinas Peternakan atau yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan se-Kabupaten/Kota untuk mengalokasikan usulan tersebut.

Perubahan Renja APBD Prov.Kaltim TA 2017

Page 36

BAB III

Dokumen terkait