• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.2. Permasalahan Tata Letak Pabrik

Berbagai permasalahan tata letak pabrik menyebabkan kebutuhan perancangan tata letak yang baru. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah: 1. Perubahan Design

Perubahan design terhadap suatu part (bagian dari suatu produk) akan mengakibatkan perubahan dalam proses yang dilakukan untuk menghasilkan

part tersebut. Tergantung dari besar-kecilnya perubahan tersebut, akan

mengakibatkan masalah relayout (penataan kembali). 2. Perluasan Departemen

Pengaruh dari suatu keadaan, pabrik harus meningkatkan produksi terhadap produk-produk tertentu. Penambahan jumlah produk tersebut, sering mempengaruhi layout yang telah ada. Bila peningkatan/ perluasan jumlah produk tersebut hanya membutuhkan jumlah mesin yang sama (hanya ukurannya yang berbeda) maka masalahnya hanya perluasan keuangan saja. Tetapi bila perubahan tersebut menunjukkan perubahan proses maka perlu diadakan relayout.

3. Pengurangan Departemen

Masalah ini terjadi apabila ada penurunan kegiatan produksi secara drastis dan bersifat permanen. Untuk itu, perlu diketahui proses lain yang berbeda dengan proses semula yang sesuai dengan jumlah produksi yang lebih sedikit.

Perubahan proses ini akan mengakibatkan perubahan atas peralatan yang dipakai.

4. Penambahan Produk Baru

Suatu produk baru dihasilkan disamping produk yang telah ada yang dibuat berbeda dari produk semula. Bila proses pengolahan produk baru ini jauh berbeda dari poduk yang ada, maka diperlukan penambahan mesin baru dan perlu penyesuaian kembali atas susunan peralatan secara keseluruhan. 5. Pergeseran atau Perpindahan Departemen

Akibat kegiatan industri yang semakin meningkat, perusahaan membutuhkan pemindahan departemen yang ada. Masalah-masalah pemindahan departemen dapat menimbulkan masalah yang besar. Hal ini tergantung pada layout yang telah ada. Bila layout yang telah ada cukup baik, maka hanya dilakukan pergeseran departemen ke lokasi lain tanpa mengganggu hubungan antar departemen. Dan layout yang ada dinilai kurang memuaskan, maka diperlukan beberapa perbaikan kembali terhadap kesalahan

layout yang lalu.

6. Penambahan Departemen Baru

Penambahan departeman baru terjadi dalam melaksanakan konsolidasi atas peralatan produksi. Misalnya, alat-alat tertentu yang sama yang dipasang secara menyebar akan menjadi lebih efektif apabila dipasang terpusat pada 1 departemen. Penambahan departemen baru dapat pula berasal dari suatu keadaan dimana perusahaan membutuhkan suatu departemen menghasilkan suatu jenis part yang sebelumnya dibeli dari perusahaan lain.

7. Penggantian Peralatan

Peralatan dan fasilitas produksi pada satu kondisis akan mengalami ketertinggalan kemajuan. Kondisi ini menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi sehingga perusahaan sulit bersaing. Kerusakan-kerusakan pada peralatan dan fasilitas adalah faktor lain yang menyebabkan pergantian peralatan produksi.

8. Perubahan Metode Produksi

Perubahan suatu metode kerja atau suatu tempat kerja pada suatu bagian akan membawa perubahan pada layout bagian tersebut.

9. Pengurangan Ongkos

Pengusaha selalu berusaha dengan berbagai cara untuk mengurangi ongkos produksi. Pengurangan ini dilakukan dengan penelitian secara terus menerus atau secara periodik atau insidentil.

10. Perencanaan Pabrik Baru

Perencanaan pabrik baru merupakan masalah yang paling besar dalam perencanaan layout. Penelitian dimulai sejak dari proses produksi secara mendetail sampai dengan pengaturan proses produksi. Penentuan gudang yang sesuai juga termasuk fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan.

3.3. Warehouse (Gudang)

Gudang merupakan tempat penyimpanan persediaan yang ada di perusahaan yang mendukung berjalannya proses di bagian logistik. Gudang didefinisikan sebagai suatu fungsi penyimpanan dari suatu jenis atau tipe produk

(stock-keeping units/SKUs) yang merupakan bagian dari sejumlah besar unit penyimpanan dengan waktu penyimpanan yaitu diantara barang tersebut diproduksi atauapun setelah selesai diproses di suatu stasiun kerja dengan waktu produk tersebut harus dikirimkan kepada konsumen atau dikirimkan ke stasiun kerja berikut (Mulcahy, 1994).

Terdapat 4 tipe persediaan yang disimpan di gudang, yakni bahan mentah, komponen-komponen pembantu, WIP (barang setengah jadi) dan finished good (barang jadi). Pada umumnya gudang sebagai tempat penyimpanan persediaan ini diperlukan untuk memelihara sumber persediaan, mendukung kebijakan pelayanan pelanggan, mengantisipasi kondisi perubahan pasar (seperti musiman, fluktuasi permintaan), serta untuk departemen produksi.

Tujuan dari penyimpanan dan fungsi gudang yaitu untuk memaksimalkan utilitas sumber-sumber yang ada (ruang, peralatan, dan tenaga kerja) ketika memenuhi keinginan konsumen dan juga memaksimalkan pelayanan terhadap konsumen dengan kendala-kendala sumber yang ada (Tompkins et.al, 2003).

Permintaan konsumen untuk penyimpanan dan fungsi pergudangan dapat dilakukan secepat mungkin dan dalam kondisi yang baik. Maka dalam mendesain fungsi penyimpanan dan pergudangan harus memenuhi tujuan berikut yaitu :

1. Maksimalisasi penggunaan ruang. 2. Maksimalisasi penggunaan peralatan. 3. Maksimalisasi penggunaan tenaga kerja.

4. Maksimalisasi akses ke seluruh barang yang disimpan.

Gudang atau storage3 pada umumnya akan memiliki fungsi yang cukup

penting didalam menjaga kelancaran operasi produksi suatu pabrik. Ada tiga tujuan utama dari gudang yang berkaitan dengan pengadaan barang, yaitu sebagai berikut:

1. Pengawasan, yaitu dengan sistem administrasi yang terjaga dengan baik untuk mengontrol keluar masuknya material. Tugas ini juga menyangkut keamanan material.

2. Pemilihan, yaitu aktifitas pemeliharaan/perawatan agar material yang disimpan di dalam gudang tidak cepat rusak dalam penyimpanan.

3. Penimbunan/penyimpanan, yaitu agar sewaktu-waktu diperlukan maka material yang dibutuhkan akan tetap tersedia sebelum dan selama proses produksi berlangsung.

Dalam suatu pabrik, gudang dapat dibedakan menurut karakteristik material yang akan disimpan, yaitu:

1. Raw Material Storage

Gudang ini akan menyimpan setiap material yang akan dibutuhkan untuk proses produksi. Lokasi dari gudang ini berada di dalam bangunan pabrik (indoor). Untuk beberapa jenis bahan tertentu diletakkan di luar bangunan pabrik (outdoor) yang akan menghemat biaya gudang karena tidak memerlukan bangunan khusus. Gudang ini kadang-kadang disebut pula sebagai

stock room karena fungsinya sebagai penyimpan stock untuk kebutuhan

2. Finished Goods Product Storage

Gudang jenis ini disebut juga dengan warehouse yang fungsinya adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai dikerjakan. Departemen ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen produksi.

b. Penyimpanan produk jadi dengan sebaik-baiknya dan selalu siap pada saat ada permintaan masuk.

c. Pengepakan (packaging) dari produk untuk dapat dikirim dengan aman. d. Menyelenggarakan administrasi pergudangan terutama untuk produk jadi. 3. Working Process Storage

Dalam industri manufaktur benda kerja harus melalui beberapa macam operasi dalam proses pengerjaan. Prosedur ini sering pula harus terhenti karena dari satu operasi ke operasi. Waktu pengerjaan yang dibutuhkan tidaklah sama, sehingga untuk itu material harus menunggu sampai mesin atau operator telah mengerjakan. Storage ini biasanya terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Small amount materials, yang akan diletakkan di antara stasiun kerja,

mesin atau pula suatu tempat yang berdekatan dengan lokasi operasi selanjutnya tersebut.

b. Large amount materials, atau bahan-bahan yang akan disimpan dalam

jumlah yang besar dan waktu yang relatif cukup lama yang mana lokasinya akan terletak di dalam area produksi.

4. Finished Parts Storage

Gudang ini merupakan jenis gudang yang digunakan untuk menyimpan parts yang siap untuk dirakit. Gudang ini secara umum diletakkan berdekatan dengan assembly area atau bisa juga ditempatkan secara terpisah di dalam

work in process storage.

5. Storage For Supplies

Jenis gudang ini digunakan untuk penyimpanan non-productive items dan untuk menunjang fungsi dan kelancaran produksi seperti packaging materials,

maintenance supplies, parts, office supplies, dan lain-lain.

6. Salvage

Sebagian besar proses produksi dalam pengerjaan beberapa benda kerja akan salah dikerjakan (miss-processed) sehingga diperlukan pengerjaan kembali untuk memperbaiki sehingga kualitas produksi tersebut diperbaiki kembali. Benda kerja yang tidak bisa diperbaiki akan menjadi scrap atau buangan/limbah, untuk ini harus diletakkan dalam lokasi sendiri.

7. Scrap & Waste

Scrap adalah material atau komponen yang salah dikerjakan dan tidak bisa

diperbaiki lagi. Sedangkan buangan atau waste adalah normal residu dari proses produksi seperti geram, potongan-potongan logam, dan lain-lain yang tidak berguna lagi dalam proses produksi yang ada (meskipun dalam proses

recycling hal ini akan berguna untuk bahan produk yang lain). Material yang

dalam area yang terpisah dari pabrik untuk dijual ke pihak lain yang membutuhkannya.

Gudang produk jadi merupakan lokasi penyimpanan, pemenuhan permintaan, dan persiapan untuk pengiriman produk jadi. Pemenuhan permintaan merupakan pekerjaan karyawan yang paling utama dan berdampak pada layout gudang secara keseluruhan. Untuk itu, diperlukan rancangan gudang produk jadi yang memenuhi persyaratan. Dua kriteria perancangan yang penting untuk layout gudang produk jadi adalah:

1. Fixed location

Fixed location diartikan dengan penempatan tiap produk yang berada pada

lokasi yang pasti shingga pekerja dapat menemukan produk secepat mungkin. Menempatkan produk pada urutan part merupakan cara yang paling sederhana, tapi paling tidak efisien. Untuk meningkatkan produktivitas, produk yang paling populer harus ditempatkan di lokasi yang paling menguntungkan.

2. Small amount of everything

Small amount of everything adalah hasil langsung dari kriteria pertama.

Dengan hanya menyimpan sejumlah kecil dari semuanya pada lokasi yang pasti, pengambil pesanan dapat menjangkau semua produk dalam perjalanan yang relatif singkat.

Dokumen terkait