USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PRODUK
JADI DENGAN METODE FIX SLOT STORAGE PADA
PT. SMART, Tbk. MEDAN
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh: NOVRIZAL NIM. 060403057
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PRODUK
JADI DENGAN METODE FIX SLOT STORAGE PADA
PT. SMART, Tbk. MEDAN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh: NOVRIZAL NIM. 060403057
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir. Ukurta Tarigan, MT) (Ir. Dini Wahyuni, MT)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Sarjana ini dengan baik.
Laporan Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis melaksanakan penelitian di PT. SMART, Tbk. Medan yang
merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri
pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dengan jenis produksi minyak goreng,
margarin/shortening, dan cocoa butter substitude (CBS). Tugas Sarjana ini
membahas tentang tata letak gudang produk jadi dengan mempertimbangkan jarak
perjalanan produk dan posisi produk yang berada pada slot yang tetap. Judul
penelitian yang dilaksanakan yaitu “Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang
Produk Jadi dengan Metode Fix Slot Storage pada PT. SMART, Tbk. Medan”.
Akhir kata, penulis berharap agar Laporan Tugas Sarjana ini bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukannya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada Penulis, yaitu:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. dan Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT., selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM., selaku Koordinator Tugas Sarjana
Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. DR. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Koordinator Bidang
Manufaktur Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Ir. Dini
Wahyuni, MT. selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu
dan pikiran untuk memberikan arahan dan nasehat dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir.
5. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT., selaku Kepala Laboratorium Proses
Manufaktur periode 2008 s/d 2010, yang telah meluangkan waktu untuk
berdiskusi dengan Penulis.
6. Bapak Adiarto Hutasoit selaku Kepala Personalia & Administrasi Umum,
Bapak Jimmy Halim selaku Kepala Gudang, dan seluruh karyawan/ti PT.
SMART, Tbk. Medan (ibu deassy dan Bapak Sofian) yang telah membantu
7. Kedua orang tua Penulis, Aman B. dan Yultini, serta Kakak Penulis, Aries
Tuti dan Fitri Lestari, yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan
semangat luar biasa kepada Penulis.
8. Zuhri Lubis, teman sekaligus sahabat satu tim Tugas Sarjana yang selalu
memberikan semangat dan dorongan kepada Penulis.
9. Dian Amru Damanik, Iman Rizki, Ronald Siburian, Jaka Arief, Andy
Chandra Wijaya, Jansen Salim, Christina, Maryani Putri, Jefry Napitupulu,
ST., Tomo Siagian, Bebby Asmara, Delfandi Siregar, ST., Astrina Kaban,
Yansen Siswanto, ST., Stefani Sitohang, ST., Damayanti Nasution, Ahmad
Fauzi Alkaromi, Indri Lucy M.S., Silvia Margareta, ST., Julius, Maylando
Sihombing dan Dendi Rinaldi, teman-teman yang selalu membantu dan
memberikan motivasi serta semangat kepada Penulis.
10.Seluruh rekan-rekan stambuk 2006 atas kepedulian dan dorongan yang telah
diberikan kepada Penulis.
11.William, Jessica, Binsar Batubara dan adik-adik stambuk yang telah
mendukung dan membantu Penulis dalam pengerjaan Laporan Tugas Sarjana.
12.Rekan-rekan Asisten Laboratorium Proses Manufaktur yang telah memberi
dukungan dan semangat kepada Penulis.
13.Sahabat-sahabat penulis, Mariana Alpasa, Alfi Roniadi, Christianto Silalahi,
Riza Pratama, Pamela Utami, Widi Agung, Era Giovani, Mahdaniati, Aulia
Kamal Ansari dan Andre Wardian yang telah memberikan motivasi dan
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
ABSTRAK ... xix
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4
1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-5
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha... II-2
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.3.1. Struktur Organisasi ... II-4
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-6
2.3.3.1. Tenaga Kerja... II-6
2.3.3.2. Jam Kerja... II-7
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ... II-8
2.3.4.1. Pengupahan... II-8
2.3.4.2. Fasilitas ... II-9
2.4. Proses Produksi ... II-11
2.4.1. Bahan ... II-11
2.4.1.1. Bahan Baku ... II-11
2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-12
2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-14
2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-14
2.4.2.1. Proses Refinery ... II-15
2.4.2.1.1. Tahap Pre-treatment... II-15
2.4.2.1.2. Tahap Bleaching ... II-16
2.4.2.1.3. Tahap Deodorasi ... II-18
2.4.2.2. Proses Fraksinasi ... II-20
2.4.2.2.1. Proses Kristalisasi ...
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
Stearin ... II-22
2.5. Mesin dan Peralatan... II-25
2.6. Utilitas……… ... II-26
2.6.1. Water Treatment ... II-26
2.6.1.1. Deferisator ... II-27
2.6.1.2. Cation Exchanger ... II-28
2.6.1.3. Degasifer ... II-29
2.6.1.4. Anion Exchanger ... II-29
2.6.2. Cooling Tower ... II-30
2.6.3. Pembangkit Listrik ... II-32
2.6.4. Bengkel (Work Shop) ... II-33
2.6.5. Boiler ... II-33
2.6.5.1. Air Umpan Boiler (Boiler Feed Water) ... II-34
2.6.5.2. Tahapan Kerja Boiler ... II-35
2.6.5.3. Trouble Shooting Kualitas Air Dearator dan
Boiler... II-37
2.6.6. Safety dan Fire Protection ... II-39
2.6.7. Waste Treatment... II-40
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Perancangan Tata Letak Pabrik ... III-1
3.2. Permasalahan Tata Letak Pabrik ... III-6
3.3. Warehouse (Gudang) ... III-8
3.4. Perancangan Tata Letak Gudang ... III-13
3.5. Metode-metode Penentuan Tata Letak Gudang ... III-14
3.5.1. Metode Fix Slot Storage ... III-15
2.5.2. Metode Shared Storage ... III-19
2.5.3. Metode Randomized Storage ... III-21
2.5.4. Metode Class-Based Dedicated Storage ... III-22
3.6. Pemindahan Bahan (Material Handling) ... III-23
3.7. Minimasi Pemindahan Bahan ... III-24
3.8. Konfigurasi Aisle (Lorong/Gang) ... III-26
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Metode Penelitian ... IV-1
4.2.1. Jenis Penelitian ... IV-1
4.2.2. Kerangka Konseptual ... IV-1
4.2.3. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-2
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.2.5. Pengumpulan Data ... IV-4
4.2.6. Metode Pengumpulan Data ... IV-5
4.2.7. Instrumen Penelitian... IV-6
4.2.8. Metode Pengolahan Data ... IV-6
2.2.9. Metode Analisis ... IV-8
2.2.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-9
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Primer ... V-1
5.1.2. Data Sekunder ... V-4
5.2. Pengolahan Data (Metode Fix Slot Storage) ... V-19
5.2.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) ... V-19
5.2.1.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang)
untuk Produk Minyak Goreng ... V-20
5.2.1.2. Space Requirement (Kebutuhan Ruang)
untuk Produk Cocoa Butter Substitude
(CBS) ... V-21
5.2.1.3. Space Requirement (Kebutuhan Ruang)
untuk Produk Margarin/Shortening ... V-22
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.2.1. Perhitnugan Throughput untuk Produk
Minyak Goreng ... V-24
5.2.2.2. Perhitnugan Throughput untuk Produk
Cocoa Butter Substitude (CBS) ... V-24
5.2.2.3. Perhitnugan Throughput untuk Produk
Margarin/Shortening ... V-25
5.2.3. Penempatan Produk (Assignment) ... V-25
5.2.3.1. Perangkingan Produk Berdasarkan
Perbandingan Throughput (Tj) dan Space
Requirement (Sj) ... V-26
5.2.3.2. Perhitungan Jarak Perjalanan (Travel
Distance) Antara Tiap Wilayah Penyimpanan
dengan Titik I/O ... V-27
5.3. Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang ... V-31
5.3.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) ... V-33
5.3.1.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang)
untuk Produk Minyak Goreng ... V-33
5.3.1.2. Space Requirement (Kebutuhan Ruang)
untuk Cocoa Butter Substitude (CBS) ... V-34
5.3.1.3. Space Requirement (Kebutuhan Ruang)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.3.2. Perhitungan Throughput ... V-37
5.3.2.1. Perhitungan Throughput untuk Produk
Minyak Goreng ... V-38
5.3.2.2. Perhitungan Throughput untuk Produk
Cocoa Butter Substitude (CBS)... V-39
5.3.2.3. Perhitungan Throughput untuk Produk
Margarin/Shortening ... V-40
5.3.3. Penempatan Produk (Assignment) ... V-41
5.3.3.1. Perangkingan Produk Berdasarkan
Perbandingan Throughput (Tj) dan Space
Requirement (Sj) ... V-41
5.3.3.2. Perhitungan Jarak Perjalan (Distance Travel)
Antara Tiap Slot Penyimpanan dengan
Titik I/O ... V-44
5.3.3.3. Penempatan Produk (Fix Slot) ... V-52
5.3.4. Jarak Perjalanan Total ... V-77
5.3.5. Standard Operating Procedure (SOP) Usulan ... V-78
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) ... VI-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.3. Jarak Perjalanan Total... VI-3
6.4. Penggunaan Metode Fix Slot Storage ... VI-3
6.5. Evaluasi Standard Operating Procedure ... VI-4
VII KESIMPULAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan ... II-7
2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng dan Margarin
pada PT. SMART, Tbk. Medan... II-24
2.3. Standar Mutu Air Cooling Water ... II-31
2.4. Kualitas Air Reverse Osmosis ... II-35
2.5. Kualitas Boiler Feeding Water ... II-37
2.6. Trouble Shooting Kualitas Air pada Dearator ... II-38
2.7. Trouble Shooting pada Boiler... II-38
5.1. Data Produksi Minyak Goreng Bulan Oktober 2010 ... V-4
5.2. Data Produksi Cocoa Butter Substitude (CBS) Bulan
Oktober 2010 ... V-5
5.3. Data Produksi Margarin/Shortening Bulan Oktober 2010 ... V-7
5.4. Data Penjualan Minyak Goreng Bulan Oktober 2010 ... V-9
5.5. Data Penjualan Cocoa Butter Substitude (CBS)Bulan Oktober 2010 .. V-10
5.6. Data Penjualan Margarin/Shortening Bulan Oktober 2010... V-12
5.7. Data Stok Produk Minyak Goreng Jadi Bulan Oktober 2010 ... V-14
5.8. Data Stok Cocoa Butter Substitude (CBS)Bulan Oktober 2010 ... V-15
5.9. Data Stok Produk Margarin/Shortening Bulan Oktober 2010 ... V-16
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.11. Perbandingan Throughput dan Space Requirement Produk
Minyak Goreng, CBS, dam Margarin ... V-27
5.12. Space Requirement Produk Minyak Goreng untuk Tiap Merek ... V-34
5.13. Space Requirement Produk Cocoa Butter Substitude (CBS) untuk
Tiap Merek ... V-35
5.14. Space Requirement Produk Margarin/Shortening untuk Tiap
Merek ... V-36
5.15. Total Space Requirement untuk Ketiga Jenis Produk ... V-37
5.16. Throughput untuk Tiap Jenis Produk Minyak Goreng ... V-38
5.17. Throughput untuk Tiap Jenis Produk Cocoa Butter Substitude
(CBS) ... V-39
5.18. Throughput untuk Tiap Jenis Produk Margarin/Shortening ... V-40
5.19. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk
Produk Minyak Goreng ... V-42
5.20. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk
Produk CBS ... V-43
5.21. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk
Produk Margarin/Shortening ... VI-43
5.22. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Masing-
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.23. Penempatan Produk pada Tiap Slot ... VI-52
6.1. Total Space Requirement untuk Produk Minyak Goreng, CBS,
dan Margarin/Shortening Kondisi Awal ... VI-1
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan ... II-5
2.2. Standar Mutu Air Hasil Water Treatment ... II-30
2.3. Alur Pembuatan Steam pada Boiler ... II-36
3.1. Cross-aisle Menunjukka n Pemindahan Langsung dan Jarak
Pemindahan diantar Lokasi Penyimpanan... III-27
4.1. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.2. Blok Diagram Proses Penelitian ... IV-3
4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-7
5.1. Dimensi Slot Penyimpanan Tampak Depan ... V-3
5.2. Dimensi Slot Penyimpanan Tampak Samping ... V-3
5.3. Tata Letak Gudang I dalam Koordinat Cartesius ... V-30
5.4. Tata Letak Gudang II dalam Koordinat Cartesius ... V-31
5.5. Dimensi Slot Usulan Tampak Depan ... V-32
ABSTRAK
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) dengan jenis produksi berupa Minyak Goreng, Margarin/Shortening, dan Cocoa Butter Substitude (CBS). Perusahaan ini melakukan produksi berdasarkan pesanan (make to order).
Dalam penerapan di lapangan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan prinsip FIFO untuk memindahkan produk dengan kondisi rak (Slot) 3 sampai 6
Slot tersusun rapat dan menempatkan produk pada rak (Slot) yang berbeda untuk
setiap penempatan produk. Kondisi ini akan menjadi permasalahan ketika perusahaan akan melakukan pemindahan produk yang dapat menyebabkan aktivitas bongkar muat produk meningkat dan jarak perjalanan yang tinggi sehingga terjadi pemborosan jarak perjalanan yang dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang tata letak usulan gudang produk jadi, menentukan kebutuhan lokasi penyimpanan (slot) menentukan jarak perjalanan total, dan kebutuhan luas lantai yang dapat mempermudah proses penyimpanan dan penarikan barang di gudang produk jadi dengan menggunakan metode fix slot storage sehingga aliran produk yang masuk dan keluar dari gudang produk jadi dapat terkoordinasi dengan baik dan daerah penyimpanan pada gudang produk akan menjadi optimal.
Metode fix slot storage menyusun produk dengan menempatkan satu produk pada satu lokasi penyimpanan saja. Lokasi penyimpanan disebut dengan
Slot. Penempatan produk didasarkan pada perbandingan aktivitas tiap produk
dengan kebutuhan slot yang dirangkingkan. Penempatan produk dilakukan dengan cara menempatkan produk dari nilai perbandingan aktivitas dan kebutuhan slot tertinggi dengan jarak perjalanan slot ke pintu gudang (I/O) terkecil. Metode fix
slot storage dapat meminimumkan jarak perjalanan (travel distance).
Dengan rancangan penyusunan dengan metode fix slot storage diharapkan produk yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap (fixed) untuk memudahkan operator dalam menyimpan dan mengambil produk sehingga aliran produk menjadi lancar dan pemakaian area penyimpanan menjadi optimal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan slot adalah 949 slot, kebutuhan luas lantai adalah 1.539,65 m2 dan jarak perjalanan adalah 13.187,06 dengan meminimumkan jarak perjalanan sebesar 6394,50 meter/hari.
ABSTRAK
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) dengan jenis produksi berupa Minyak Goreng, Margarin/Shortening, dan Cocoa Butter Substitude (CBS). Perusahaan ini melakukan produksi berdasarkan pesanan (make to order).
Dalam penerapan di lapangan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan prinsip FIFO untuk memindahkan produk dengan kondisi rak (Slot) 3 sampai 6
Slot tersusun rapat dan menempatkan produk pada rak (Slot) yang berbeda untuk
setiap penempatan produk. Kondisi ini akan menjadi permasalahan ketika perusahaan akan melakukan pemindahan produk yang dapat menyebabkan aktivitas bongkar muat produk meningkat dan jarak perjalanan yang tinggi sehingga terjadi pemborosan jarak perjalanan yang dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang tata letak usulan gudang produk jadi, menentukan kebutuhan lokasi penyimpanan (slot) menentukan jarak perjalanan total, dan kebutuhan luas lantai yang dapat mempermudah proses penyimpanan dan penarikan barang di gudang produk jadi dengan menggunakan metode fix slot storage sehingga aliran produk yang masuk dan keluar dari gudang produk jadi dapat terkoordinasi dengan baik dan daerah penyimpanan pada gudang produk akan menjadi optimal.
Metode fix slot storage menyusun produk dengan menempatkan satu produk pada satu lokasi penyimpanan saja. Lokasi penyimpanan disebut dengan
Slot. Penempatan produk didasarkan pada perbandingan aktivitas tiap produk
dengan kebutuhan slot yang dirangkingkan. Penempatan produk dilakukan dengan cara menempatkan produk dari nilai perbandingan aktivitas dan kebutuhan slot tertinggi dengan jarak perjalanan slot ke pintu gudang (I/O) terkecil. Metode fix
slot storage dapat meminimumkan jarak perjalanan (travel distance).
Dengan rancangan penyusunan dengan metode fix slot storage diharapkan produk yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap (fixed) untuk memudahkan operator dalam menyimpan dan mengambil produk sehingga aliran produk menjadi lancar dan pemakaian area penyimpanan menjadi optimal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan slot adalah 949 slot, kebutuhan luas lantai adalah 1.539,65 m2 dan jarak perjalanan adalah 13.187,06 dengan meminimumkan jarak perjalanan sebesar 6394,50 meter/hari.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada perusahaan manufaktur, banyak departemen dalam perusahaan yang
mempengaruhi aktivitas proses produksi di perusahaan tersebut, yaitu bagian
perencanaan produksi, bagian penerimaan material, bagian pengiriman produk,
dan bagian pergudangan (warehousing). Hasil produksi yang terus meningkat
menyebabkan perusahaan berusaha mengembangkan tempat penyimpanan dengan
sistem penyimpanan yang terbaik. Gudang merupakan salah satu bagian
terpenting dalam mendukung aktivitas produksi tersebut, karena di gudang terjadi
aliran barang, informasi dan biaya.
PT. SMART, Tbk. Medan adalah salah satu perusahaan berbasis kelapa
sawit terintegrasi yang terbesar di Indonesia. Dalam pelaksanaan proses produksi
untuk menghasilkan hasil produksi, terdapat beberapa proses utama yang
dijalankan di PT. SMART, Tbk Medan, yaitu refinery plant, fractination plant,
margarine plant dan filling plant. Seluruh produk turunan kelapa sawit diproses
sesuai dengan prinsip Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)
untuk memastikan produk tetap aman pada saat dikonsumsi.
Kapasitas produksi rata-rata per tahun untuk produk utama yaitu RBD
Stearin dan RBD Olein pada pengolahan minyak kelapa sawit menjadi minyak
produksi lain (Palm Fatty Acid Destilate) adalah 16.320 ton. Perusahaan
melakukan produksi berdasarkan pesanan (make to order).
Produk yang dihasilkan PT. SMART, Tbk. Medan terdiri atas tiga produk
utama. Tiga produk utama yang dihasilkan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah
minyak goreng, margarin/shortening dan cocoa butter substitude. Beberapa merek
untuk produk minyak goreng adalah Kunci Mas, Filma, dan Mitra. Sedangkan
beberapa merek untuk produk margarin/shortening adalah Menara, Mitra, Red
Rose, dan Flagship. Untuk produk cocoa butter substitude, merek yang
digunakan adalah Isoc Premium, Isoc CF, dan Isoc CBS. Bentuk kemasan yang
digunakan adalah kemasan isi ulang (produk minyak goreng) dan kemasan plastik
polos dan plastik bermotif (produk margarin/shortening dan cocoa butter
substitude) yang disusun ke dalam box/kardus.
Hasil produksi dari filling plant akan langsung dimasukkan ke gudang
produk jadi dan akan disusun dengan sistem FIFO (First In First Out).
Penyusunan yang dilakukan tidak menggunakan metode tertentu yang sesuai
dengan kaidah-kaidah penataan produk di gudang produk jadi. Produk yang akan
dikirim sering berada di rak bagian terdalam, sehingga produk yang berada di
bagian terluar rak harus dikeluarkan terlebih dahulu dan diletakkan di area forklift.
Hal ini menyebabakan proses bongkar muat produk semakin sulit. Produk yang
berada di area forklift mengalami kerusakan karena tertabrak forklift dan jarak
perjalanan (travel distance) proses pemindahan produk semakin jauh.
Gudang dapat didefenisikan sebagai tempat untuk menyimpan barang yang
produksi yang diperlukan untuk memelihara sumber persediaan, mendukung
kebijakan pelayanan pelanggan, mengantisipasi kondisi perubahan pasar, dan
mendukung proses distribusi barang kepada pelanggan. Ada banyak metode yang
digunakan untuk menentukan tata letak gudang produk. Beberapa metode yang
digunakan untuk menentukan tata letak gudaang produk adalah metode Fix Slot
Storage (Dedicated Storage), metode Shared Storage, metode Randomized
Storage, dan metode Class-Based Dedicated Storage.
Metode fix slot storage (dedicated storage) menggunakan lokasi
penyimpanan yang khusus untuk setiap barang yang disimpan. Metode fix slot
storage menyusun produk dengan menempatkan satu produk pada satu lokasi
penyimpanan. Lokasi penyimpanan disebut dengan slot. Penempatan produk
didasarkan pada perbandingan aktivitas dengan kebutuhan slot yang
dirangkingkan sehingga didapat urutan produk dari nilai yang terbesar sampai
terkecil. Penempatan produk dilakukan dengan cara menempatkan produk dari
nilai perbandingan aktivitas dan kebutuhan slot tertinggi dengan jarak perjalanan
slot ke pintu gudang (I/O) terkecil. Metode fix slot storage dapat meminimumkan
jarak perjalanan (travel distance).
Untuk itu perlu dilakukan penataan lokasi penyimpanan produk pada
gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan dengan menggunakan metode fix
slot storage sesuai dengan judul penlitian ini yaitu “Usulan Perbaikan Tata Letak
Gudang Produk Jadi dengan Metode Fix Slot Storage pada PT. SMART, Tbk.
Medan”. Sehingga kesulitan proses bongkar muat dapat diatasi dan jarak tempuh
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan utama yang menjadi pembahasan adalah tidak terdapat
penataan produk di gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan. yang sesuai
dengan kaidah-kaidah penataan produk di gudang produk jadi sehingga
menyebabkan terjadinya kesulitan proses bongkar muat produk yang dapat
mengakibatkan kerusakan produk dan jarak tempuh pemindahan produk (travel
distance) yang jauh.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan
perbaikan tata letak gudang produk jadi dengan metode fix slot storage sehingga
mempermudah proses bongkar muat produk.
Tujuan khusus penelitian ini, yaitu:
1. Mampu mengetahui kebutuhan slot (lokasi penyimpanan/space requirement)
dari hasil perbaikan tata letak gudang produk jadi.
2. Mampu mengetahui kebutuhan luas lantai untuk masing-masing produk dari
hasil perbaikan tata letak gudang produk jadi.
3. Meminimumkan jarak perjalanan (travel distance) dari hasil perbaikan tata
letak gudang produk jadi.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan pengalaman dan keterampilan dalam memecahkan masalah dan
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori yang diproleh
di masa perkuliahan dengan mengaplikasikan penerapan teori di lapangan.
3. Sebagai masukan bagi pihak perusahaan dalam pembenahan gudang produk
jadi dengan menerapkan metode Fix Slot Storage.
4. Sebagai tambahan referensi dan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang
ingin mengembangkan penelitian tata letak gudang produk jadi.
1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Pengamatan hanya dilakukan pada gudang produk jadi PT. SMART Tbk.
2. Analisis dilakukan hanya untuk menata letak penyimpanan produk jadi pada
gudang produk jadi.
3. Tidak memperhitungkan waktu pemindahan/penyimpanan produk di gudang
produk jadi.
4. Biaya perencanaan usulan tata letak gudang produk jadi tidak diperhitungkan
5. Penelitian dilakukan untuk produk minyak goreng, Cocoa Butter Substitude
(CBS), dan margarin.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak ada penambahan jenis produk baru di PT. SMART Tbk.
2. Tidak ada perubahan ukuran produk jadi dari tiap jenis produk.
3. Tidak ada perubahan ukuran dan jenis material handling yang digunakan.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Untuk mempermudah dalam memahami sistematika penulisan tugas akhir,
maka sistematika penulisan tugas akhir disajikan dalam beberapa bab. Pada bab I
(pendahuluan) dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan
permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi
yang digunakan serta sistematika penulisan tugas akhir.
Pada bab II (gambaran umum perusahaan) diuraikan mengenai sejarah dan
gambaran umum perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, struktur organisasi dan
manajemen perusahaan, serta proses produksi yang terjadi di perusahaan.
Pada bab III (tinjauan pustaka) diuraikan mengenai teori-teori yang
mendukung permasalahan dan analisis pemecahan masalah, antara lain
perancangan tata letak pabrik, permasalahan tata letak pabrik, gudang,
perancangan tata letak gudang, metode penentuan tata letak gudang, pemindahan
bahan (material handling), dan minimasi pemindahan bahan.
Pada bab IV (metode penelitian) diuraikan mengenai tempat dan waktu
penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, dan pengolahan
data.
Bab V (pengumpulan dan pengolahan data) adalah bab yang memuat data
yang digunakan dalam penelitian berupa data primer seperti jenis produk, luas
gudang, produk jadi yang masuk dan keluar gudang, tata letak gudang sekarang,
serta data sekunder seperti data penjualan produk, data produksi, data stok produk,
dan data standar operating procedure (SOP). Dengan menggunakan data-data
jumlah slot yang diperlukan untuk seluruh produk pada kondisi stok maksimum,
luas lantai gudang produk jadi, jumlah aktivitas (throughput) dan jarak perjalanan
yang diperlukan untuk memindahkan produk.
Pada bab VI (analisis pemecahan masalah) diuraikan analisis dan
pembahasan mengenai hasil pengolahan data yaitu dengan menganalisis jumlah
slot yang diperoleh, jumlah throughput (aktivitas), luas lantai produksi yang
dibutuhkan, dan jarak perjalanan total yang diperoleh bila digunakan tata letak
gudang produk jadi sekarang dengan kondisi jumlah produk maksimum.
Kemudian dilakukan perbaikan tata letak gudang produk jadi untuk kondisi
jumlah produk maksimum berdasarkan usulan rancangan tata letak gudang produk
jadi dengan mengupayakan mengurangi luas lantai produksi yang dibutuhkan,
jumlah slot dan jarak perjalanan total yang diperlukan untuk memindahkan
produk.
Bab terakhir, yaitu bab VII (kesimpulan dan saran) berisikan kesimpulan
yang dapat diambil dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang termasuk dalam
SINAR MAS GROUP. Nama perusahaan PT. SMART, Tbk. merupakan
singkatan dari PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk. Di dalam
melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan mempunyai
pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung yang berada
di kawasan Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status hak milik yang
dikeluarkan oleh pejabat pembuat Akta Tanah Kota Medan Nomor 65 dan oleh
kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A 1424362, dengan total luas
lahan 64.970 m2 dengan dukungan instalasi Tangki Timbun (Bulking Installation)
yang berada di Jalan Balmerah Baru III, Belawan II, Kecamatan Medan Belawan,
Medan.
PT. SMART, Tbk. dikenal dengan nama PT. Ivo Mas Tunggal yang
berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan utama produk menggunakan bahan
baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi produk minyak goreng dan stearin. Pada
lokasi yang sama, tahun 1986 PT. SMART Corporation didirikan dengan
pengolan Palm Kernel (PK) menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm
Kernel Expeler (PKE). Sejalan dengan perkembangan usaha, maka sejak tahun
2000, kedua perusahaan disatukan menjadi satu perusahaan dengan menggunakan
Pada tanggal 20 November 1992, perusahaan mencatatkan saham di Bursa
Efek Jakarta dan Surabaya yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan kode SMAR. Modal dasar perusahaan dalam
bentuk saham dengan jumlah 5.000.000.000 saham yang ditempatkan dan disetor
penuh sebesar 2.872.193.366 saham dengan nilai nominal saham Rp 200 per
saham. Persentase kepemilikan saham perusahaan adalah sebesar 95,21% dengan
pemegang saham PT. Purimas Sasmita dan 4,79% dengan pemegang saham
adalah publik.
Kapasitas produksi rata-rata pertahun untuk produk utama yaitu Refined
Bleached Deodorized Stearin (RBD Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD
Olein), pada industri pengolahan minyak sawit menjadi minyak goreng
masing-masing adalah 270.000 ton/tahun dan 90.000 ton/tahun, sedangkan untuk produksi
lainnya adalah Palm Fatty Acid Destilate (PFAD) dengan kapasitas produksi
sekitar 16.320 ton/tahun.
Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan
produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT. SMART, Tbk.
Medan, yaitu Refinery Plant, Fractination Plant, Margarine Plant, dan Filling
Plant. Dengan proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan produk
branded yang merupakan produk perusahaan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Palm
pengolahan kelapa sawit, baik yang ada di Sumatera Utara maupun di luar
Sumatera Utara.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah
minyak goreng RBDOL (Refined Bleached Deodorized Olein) atau disebut juga
olein sebagai produk utama dan RBDST (Refined Bleached Deodorized Stearin)
atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk
sampingan. Produk-produk olahan CPO tersebut dikembangkan menjadi produk
unggulan perusahaan, seperti minyak goreng (Filma, Mitra dan Kunci Mas),
margarin (Menara, Red Rose, Flagship dan Mitra) dan Cocoa Butter Substitude
(Isoc-Premium, Isoc-CBS dan Isoc-CF).
Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua
proses, yaitu:
1. Proses refinery, merupakan proses pemurnian yang memisahkan asam lemak
jenuh (Fatty Acid) dan proses menghilangkan bau yang disebut dengan
Deodorized.
2. Proses fraksinasi, yaitu proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan fraksi cair
(olein) dengan cara filtrasi dan kristalisasi.
Produk berupa RBDOL (Refined Bleached Deodorized Olein) dipasarkan
di dalam negeri dalam kemasan bermerek Filma, Mitra, dan Kunci Mas. Beberapa
produk dari merek tersebut juga di ekspor ke luar negeri seperti Cina, Nigeria,
Brazil dan lainnya. Sedangkan untuk produk RBDST (Refined Bleached
Deodorized Stearin) dipasarkan di dalam dan luar negeri seperti Cina, Nigeria,
Amerika dan Eropa lainnya dengan merek Menara, Mitra, Flagship,
Isoc-premium, Isoc-CBS, dan Isoc-CF. Dengan alasan ini PT. SMART, Tbk. Medan
dituntut untuk benar-benar menjaga mutu produksi perusahaan tersebut supaya
dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.
2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya perusahaan.
Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu dengan
yang lain dapat digambarkan pada struktur organisasi, sehingga para pegawai dan
karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari
siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggungjawab.
Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.
SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian internal yang
sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
struktur organisasi di PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staf dan
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam menggerakkan suatu organisasi, dibutuhkan personil yang
memgang jabatan tertentu dalam organisasi dimana masing-masing dari personil
memiliki tugas tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.
Tugas dan tanggung jawab masing-masing personil dari struktur organisasi
di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.3.1. Tenaga Kerja
PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari
karyawan tetap dan harian/kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan
tersebut ditempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjelaskan
rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan memiliki pembagian tenaga kerja
tetap dan tenaga kerja hariana/kontraktor.
Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan dikelompokkan
atas dua bagian, yaitu:
1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara
terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan dengan
proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.
2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja
secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
Rincian tenaga kerja di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Tabel
2.1. berikut.
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan
Klasifikasi Pekerjaan
Jenis Kelamin
Jumlah Tenaga Lokal
Pendidikan
Pria Wanita Jumlah SD SMP SMU/
STM Akademis/Univ.
Staff 57 35 92 92 - - - 92
Karyawan 319 36 355 355 13 20 256 66
Karyawan
Kontrak 137 15 152 152 - - 104 48
Sumber: PT. SMART, Tbk. Medan
2.3.2.2. Jam Kerja
Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua,
yaitu:
1. General Time (non Shift)
General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang
bekerja di kantor (mis. Bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku pada
bagian general time adalah:
a. Pada hari Senin sampai hari Kamis:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat)
Pukul 13.00 – 16.00 WIB (bekerja)
b. Pada hari Jumat:
Pukul 12.00 – 13.30 WIB (istirahat)
Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)
c. Pada hari Sabtu:
Pukul 08.00 – 13.00 WIB (bekerja)
2. Shift Time
Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama
24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi
atas tiga shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas
empat kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian
waktu kerja pada masing-masing shift tersebut adalah:
Shift I : 08.00 – 16.00 WIB
Shift II : 16.00 – 24.00 WIB
Shift III : 24.00 – 08.00 WIB
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas 2.3.4.1. Pengupahan
Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dengan memberi
upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karayawan dan
keluarganya dengan tujuan selain untuk mensejahterahkan karyawan juga untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Sejalan dengan maksud tersebut, PT. SMART,
Tbk. Medan mengatur dan menetapkan sistem pengupahan karyawannya
disesuaikan dengan golongan, status, jabatan, keahlian dan prestasi kerja.
dengan kebijaksanaan tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
Upah yang terdapat pada perusahaan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Upah Bulanan
Besarnya upah yang diterima seseorang tergantung kepada jabatannya dan
lamanya bekerja di perusahaan.
2. Upah Lembur
Upah lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Besarnya upah lembur yang diterima adalah
upah lembur dikali banyak jam kerja lembur.
3. Upah perangsang
Upah perangsang diberikan menurut prestasi karyawan dan kerajinannya
dengan tidak pernah absen selama satu bulan penuh.
Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya, PT.SMART, Tbk.
Medan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kepada semua
karyawan berupa jaminan kecelakaan, kematian dan lain-lain. Undang-undang
ketenagakerjaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi hak atas
kesejahteraan karyawan.
2.3.4.2. Fasilitas
Untuk mendukung para staff dan karyawan bekerja lebih giat dalam
1. Pemberian cuti
Perusahaan memberikan cuti kepada karyawan berupa cuti tahunan, cuti sakit,
cuti menikah, cuti musibah dan lain-lain.
2. Pemberian tunjangan hari raya
Tunjangan hari raya diberikan kepada karyawan sesuai dengan agamanya
masing-masing. Besarnya tunjangan setiap orang bergantung kepada gaji
pokok dan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
3. Perawatan kesehatan
Di perusahaan terdapat klinik, milik perusahaan yang ditangani oleh dua orang
dokter dan beberapa perawat untuk memberikan fasilitas pengobatan kepada
staf dan karyawan serta keluarga dan juga untuk memberikan pelayanan
kesehatan maupun pertolongan apabila terjadi kecelakaan kerja.
4. Bonus tahunan
Perusahaan memberikan bonus tahunan kepada staf dan karyawan yang
sifatnya tidak mutlak setiap tahun. Besar bonus yang diberikan tergantung
kepada kebijaksanaan pihak manajemen yang biasanya tergantung kepada
besarnya keuntungan perusahaan.
5. Fasilitas kerja
Untuk menunjang kelancaran tugas, perusahaan juga menyediakan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan kesalamatan kerja
seperti helm, sepatu pengaman, kaca mata, dan sebagainya.
Karyawan yang telah bekerja selama tiga bulan di perusahaanan mendapat
fasilitas jaminan sosial tenaga kerja.
7. Koperasi dan sarana olahraga
Koperasi dikelola oleh perusahaan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan
karyawan. Sementara sarana olahraga yang tersedia yaitu futsal dan badminton.
8. Transportasi
Perusahaan menyediakan bus untuk karyawan yang tidak memiliki kendaraan.
9. Kamar mandi/WC
Seluruh karyawan dapat menggunakan fasilitas kamar mandi/WC yang sudah
tersedia baik di kantor maupun di pabrik.
2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
produk yang digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar
dalam pembuatan produk dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan.
PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO).
Bahan baku tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik
yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti
Kalimantan, Riau dan P. Halaban.
CPO yang berasal dari masing-masing PKS diangkut ke PT. SMART,
sedangkan yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan
kapal Tanker.
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produks i
dan masih terdapat di dalam produk akhir yang berfungsi untuk memperbaiki
tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik sehingga menghasilkan produk
akhir yang siap untuk dipasarkan. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan
tambahan dalam proses produksi berupa bahan tambahan pangan dan kemasan
(Packaging).
Bahan tambahan pangan yang digunakan terdiri dari:
1. Antioksidan
2. Vitamin A, B dan D
3. Garam
4. Air
Bahan tambahan kemasan (Packaging) yang digunakan oleh PT.
SMART, Tbk. Medan terdiri dari:
1. Kemasan Primer
Kemasan primer merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk
mengemas produk secara langsung. Kemasan primer yang digunakan antara lain:
a. Jerygen
Jerygen berfungsi sebagai kemasan olein ukuran 5000 ml, 10.000 ml dan
b. Pouch (plastik kemasan laminating)
Pouch (plastik kemasan laminating) berfungsi sebagai kemasan olein
ukuran 1000 ml dan 2000 ml hasil proses filling.
c. Plastik polos dan bercorak
Plastik polos dan bercorak berfungsi sebagai kemasan stearin dan CBS
hasil produksi.
2. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder merupakan kemasan yang berfungsi melindungi
produk yang sudah dikemas menggunakan kemasan primer yang membantu
memudahkan kegiatan pengangkutan dan penyimpanan. Kemasan sekunder yang
digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah kardus yang digunakan sebagai
kemasan (packaging) untuk produk yang telah dikemas dengan kemasan primer.
3. Kemasan Tersier
Kemasan tersier merupakan kemasan yang digunakan untuk mengemas
produk setelah dikemas dengan kemasan primer dan sekunder. Kemasan tersier
yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. medan adalah peti kemas yang berfungsi
memudahkan kegiatan pengangkutan, terutama untuk jarak angkut yang jauh.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi
tidak tampak dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam proses
1. Bleaching Earth
Bleaching Earth berfungsi untuk:
a. Mengabsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak digunakan, seperti
kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen
lainnya.
b. Mengurangi tingkat oksidasi produk.
c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna dan proses bleaching.
2. Asam Phosfat (H3PO4)
Asam Phosfat (H3PO4) berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah),
kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam
proses degumming.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang
atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.
Proses pengolahan yang dilakukan terhdap bahan baku Crude Palm Oil
(CPO) dilaksanakan dalam proses utama, yaitu proses refinery dan fraksinasi.
2.4.2.1. Proses Refinery
Proses refinery bertujuan untuk memurnikan crude palm oil (CPO)
sehingga diperoleh kualitas Refined Bleached Palm Oil (RBDPO) yang melalui
penghilangan gum dengan suhu 80 oC (degumming) dengan cara penambahan
asam phosfat (H3PO4 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm Oil (DPO) dan
kemudian dilakukan adsorbtive bleaching pada suhu 100 oC dengan
menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring dengan
menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil (DBPO)
dan membuang spent earth yang berasal dari sisa bleaching earth. Sedangkan
pada tahap deodorisasi meliputi pemisahan Free Fatty Acid (FFA), penghilangan
zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten secara termal dengan
pemansan 262 oC.
Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di
dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda
dengan proses alkalin dimana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil
dihasilkan dengan alkalin, lalu sabunnya dipisahkan.
2.4.2.1.1. Tahap Pre-tratment
Pre-tratment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam
phosfat dan mengabsorbsinya dengan menggunakan bleachig earth. Pada tahap
ini, CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO).
Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna,
logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam
phosfat (H3PO4). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak
CPO yang akan diolah terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan
mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama,
pemanasan menggunkan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang
berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,
pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah
agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam
mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan
pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80-85%. Suhu CPO
yang masuk ke dalam mixer berkisar 85-95 oC. Penambahan asam phosfat ke
dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,005-0,075% dari umpan CPO
yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15-30 menit, sebelum dimasukkan ke
dalam bleacher.
2.4.2.1.2. Tahap Bleaching
Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO
dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerap.
CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer tank dialirkan
ke tanki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke dalam bleacher
dengan kecepatan laju air 0,6-1,5% dari laju umpan CPO yang masuk. Umpan
bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak
yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging steam pada
suhu 95-110 oC, agar dapat mempermudah proses absorbsi dari impurities dengan
Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai
zat adsorbtive clearing.
BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana
pada tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities
yang ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam
(0,4-2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa
dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO
dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter press.
Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki
terlebih dahulu divakumkan. Jika vacuum pressure niagara filter rendah maka
niagara filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter)
dimana BPO dari pompa sentrifugasi dialirkan ke Niagara Filter Press melalui
katup masukan. Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi
maka BPO mengalami tahap blackrun, dimana ukuran lubang filter akan mengecil
dan BPO yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar
telah jernih (tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka
dilanjutkan ke tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompresikan ke tangki
niagara filter press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan
BPO pada saat melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari
filter dan masuk menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian
mengalir ke bawah. Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika
waktu setting filtrasi telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan
melewati high level maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer
tank atau dialirkan keluar niagara filter press menuju press cyclone, yang
kemudian dialirkan ke shop oil tank, lalu dialirkan lagi ke blecher. Tahap ini
disebut dengan tahap sirkulasi.
Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui
katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorasi. Setelah tahap
pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap
pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang
keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan
steam maka dilanjutkan dengan tahap post emptying dimana pada tahap dilakukan
maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.
Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge
sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.
2.4.2.1.3. Proses Deodorisasi
Setelah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan
dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas
(deoderasi) pada kondisi vakum. Setelah proses ini, DBPO dipanaskan pada plate
heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240-270 oC dan
tekanan vakum 1,7-4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer.
Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan
supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak dan
Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang diinginkan,
minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi
penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang dihasilkan dihisap
oleh steam jet vacuum system.
Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat
exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP boiler
dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP boiler dan
pemanasan sampai temperatur 271 oC dan tekanan 1,7-4,4 ton. Setelah proses
pemanasan ini, minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke
dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses
penguapan kembali, dimana yang diinginkan adalah asam lemak bebas dan
senyawa-senyawa penyebab yang lebih mudah menguap serta produk oksidasi,
seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di atas tidak
diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak pada
minyak. Uap dari DBPO di dalam prestripper didinginkan dengan menggunakan
kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger. Kondesat yang
terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara otomatis katup
akan terbuka jika tangki tersebut telah mencapai level alarm high. Kemudian
DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan
dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan sama dengan
prinsip kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang
ada di dalam DBPO dengan menggunakan titik didih dan uapnya diserap oleh
Setelah pemindahan terjadi maka proses deodorisasi ini disebut Refined
Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam plate
heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal dari
tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang berfungsi
sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses fraksinasi.
2.4.2.2. Proses Fraksinasi
Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractination. Proses fraksinasi
kering adalah untuk memindahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu pada
oil (fraksi cair) dan pada stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik
beku yang lebih besar dibandingkan dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada
dalam fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan
fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak
jenuh. Pada temperatur rendah (20oC) stearin berada pada fasa padat, sedangkan
olein tetap berada pada fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah
dilakukan pemisahan fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi, digunakan
RBDPO sebagai umpan, tetapi kadang-kadang dapat pula digunakan DBPO.
Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractination olein dan double
fractination stearin. Double fractination olein dilakukan untuk mendapatkan olein
super dengan cara mengubah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses
fraksinasi. Kualitas utama yang diharapkan dari proses ini adalah parameter IV =
59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. sedangkan double fractination stearin
ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49.
Tahapan proses fraksinasi dilanjutkan dengan tahap kristalisasi dan tahap
pemisahan fraksi olein dan stearin.
2.4.2.2.1. Kristalisasi
Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal
akibat pendinginan pada suhu 20 oC, dengan menggunakan tangki kristalizer.
Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank) dipompakan menuju
pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO dalam keadaan fase cair,
dimana suhunya sekitar 50 – 55 oC. Pemanas yang digunakan adalah steam
dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki kristalizer
melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam kristalizer
harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO diturunkan
sekitar 24 – 30 0C dengan menggunakan air pendingin. Proses pendinginan terjadi
dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling tower berada pada suhu
25 oC dialirkan ke tangki kristalizer sehingga terjadi proses pendinginan dan
menghasilkan temperatur 35 oC. Pada saat temperatur 35 oC dicapai, pendinginan
akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit
pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7 oC. Air ini akan
digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air
biasa dengan suhu 25 – 35 oC.
Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,
dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan
berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang
sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan
bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan
penyebaran kristal.
Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah
akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan
berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat
dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi,
secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap
pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.
2.4.2.2.2. Pemisahan Fraksi Olein dari Kristal Stearin
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan
minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer
dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai,
dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling
merapat dan udara dikompresikan sehingga akan terjadi penekanan yang akan
mengakibatkan terjadi pemisahan antar olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan
mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju
tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat
diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk
membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah
proses ini, angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih
ada dalam bentuk kristal dan dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang
dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter
press. Setelah proses ini selesai, angin akan ditiupkan kembali sehingga
membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan
jatuh ke bak penampungan yang dilengkapi dengan blade beraliran listrik
sehingga mencair dan dapat dialirkan ke tangki stearin.
Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan
pori-pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui
katup ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.
Washing filter press digunakan untuk mencuci dan membersihkan filter press
yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada
filter cloth. Washing filter press difungsikan dengan cara menggunakan olein
Tahap pertama dari proses produksi, dimulai dengan refining. CPO
dipompakan ke tangki degumming untuk memisahkan gum dan minyak.
Pemisahan ini menggunakan bahan penolong asam phosfat yaitu asam phosfat
dengan suhu 70 oC. Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk
pemucatan warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium
karbonat dengan suhu 90 oC. Dengan menggunakan filter, bleaching earth
dipisahkan dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil
(BDPO).
Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi, yaitu memisahkan Free
Fatty Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu 262 oC dan akan menghasilkan
Refined Bleached Degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached Degummed
Stearin (RBDS).
Blok diagram proses produksi pembuatan minyak goreng dan margarin
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2.5. Mesin dan Peralatan
Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi pabrik
adalah semiotomasi, dimana semua kegiatan proses produksi melibatkan manusia
dan mesin yang terprogram. Berdasarkan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil
(CPO) menjadi minyak goreng dan stearin pada PT. SMART, Tbk. Medan
menggunakan mesin yang terbagi atas tiga unit proses, yaitu:
1. Pre-physical Refined Unit
3. Fractination Unit
Mesin dan peralatan yang digunakan di lantai produksi secara lengakap
disajikan pada Lampiran 2.
2.6. Utilitas
Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang
menunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar dari awal hingga akhir. PT.
SMART, Tbk. Medan memiliki utilitas antara lain:
1. Water Treatment
2. Cooling Water
3. Unit Pembangkit Listrik
4. Bengkel (Work Shop)
5. Boiler
2.6.1. Water Treatment
Water treatment adalah proses pengolahan atau pemurnian air yang berasal
dari air bawah tanah PT. SMART, Tbk. Medan. Selain digunakan untuk proses,
air juga digunakan di dalam boiler untuk menghasilkan steam dan kebutuhan lain.
Sedangkan untuk keperluan kantor, kantin dan asrama serta sebagai sumber air
minum PT. SMART, Tbk. Medan bersumber dari air PAM yang digunakan.
Tahap-tahap pengolahan air sumur bor yang dilakukan:
a. Deferisator
c. Degasifier
d. Anion exchanger
2.6.1.1. Deferisator
Deferisator berguna untuk menangkap kandungan besi serta partikel
padat lainnya yang terkandung dalam air. Peralatan deferisator berupa silinder
tegak dengan alat dan tutup segmen bola yang diisi dengan media penyaring.
Media penyaring ini terdiri atas tiga lapisan yang berturut-turut dari atas ke bawah
yaitu antrasit, grend sand dan grevel.
Air yang diolah dimasukkan dari bagian atas deferisator,
partikel-partikel padat ditahan oleh media penyaring, sedangkan air jernih keluar dari
bagian deferisator. Air sumur mengandung Fe2+ (ferro) yang terlarut dalam air.
Agar ferro dapat ditahan oleh media penyaring maka harus dioksidasi menjadi
Fe3+ yang berbentuk padatan. Sebagai oksidator digunakan KMnO4 yang
diinjeksikan ke dalam pipa air sebelum masuk ke deferisator.
Partikel padat yang ditahan pada media penyaring tidak lagi berjalan
baik karena jenuh. Kejenuhan tercapai apabila perbandingan antara tekanan
masuk dan tekanan air keluar 0,3 Bar. Untuk mengenal kejenuhan ini, maka media
penyaring harus diregenerasi. Regenerasi dilakukan dengan back washing selama
40 menit, dimana air dialirkan dari bagian bawah ke bagian atas deferisator
dengan laju alir 100 gpm. Dengan adanya daya dorong dari aliran air ini, padatan
bersama-sama aliran air, kemudian dilakukan pembilasan selama 15 menit dengan laju air
50 gpm.
2.6.1.2. Cation Exchanger
Pada kation exchanger berlangsung pertukaran ion positif pada air
dengan resin. Kation-kation yang terdapat di dalam air, terutama Ca2+ dan Mg2+
akan diikat oleh resin sementara resin melepaskan kation H+ke dalam air. Fungsi
dari katin exchanger adalah:
1. Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan garam-garam
kalsium dan magnesium.
2. Mengilankan atau mengurangi zat padat terlarut (klorida, sulfat, bikarbonat dan
silikat).
Sebagai resin digunakan Amberlite Ira 120 sebanyak 440 liter yang
bersifat asam kuat. Resin memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengikat ion.
Regenerasi harus dilakukan berkala, untuk mengembalikan kemampuan resin
mengikat ion. Biasanya regenerasi dilakukan 1 x 24 jam. Sebagai regenerasinya
diapakai NaCl yang dilarutkan dalam air.
Proses regenerasi memiliki tahapan sebagai berikut:
1. Back washing selama 15 menit dengan laju alir 15 gpm.
2. Regenerasi isap NaCl.
2.6.1.3. Degasifer
Dalam degasifer dilakukan pengusiran CO2. Air dari kation exchanger
dimasukkan dari bagian atas degasifer dengan penyemburan, sedangkan
pengusiran gas CO2 dilakukan dengan kipas.
2.6.1.4. Anion Exchanger
Pada anion exchanger berlangsung pertukaran anion-anion antara air
dengan resin. Anion-anion yang terdapat dalam air seperti CO32-, SO43- dan Cl
-akan diikat oleh resin, sedangkan resin -akan melepaskan anion hidroksida (OH-).
Fungsi dari anion exchanger adalah:
1. Mengikat atau menyerap anion dari asam-asam karbonat, sulfat, klorida, dan
silikat yang diahsilkan dari kation exchanger.
2. Menghilangkan atau mengurangi garam-garam mineral (disebut dengan proses
demineralisasi).
Resin yang digunakan yaitu resin Amberlite IRA 420 yang bersifat basa
kuat sebanyak 440 liter. Regenerasi biasanya 1 x 24 jam dengan menggunakan
regenerasi NaOH sebanyak 37,5 kg dilarutkan dalam 100 liter air. Proses
regenerasi dilakukan sebagai berikut:
1. Back washing selama 15 menit dengan laju air 25 gpm.
2. Regenerasi isap NaOH selama 30 menit dengan laju alir 40 gpm.
3. Pembilasan (rising) dengan kategori lambat ± 20 menit dengan laju alir 5 gpm,