RANCANGAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG
PRODUK JADI DI PT. SMART, Tbk. MEDAN DENGAN
METODE SHARED STORAGE
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
Zuhri Lubis
NIM. 060403027
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
RANCANGAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG
PRODUK JADI DI PT. SMART, Tbk. MEDAN DENGAN
METODE SHARED STORAGE
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
Zuhri Lubis
NIM. 060403027
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc Ir. Ukurta Tarigan, M.T
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 1
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada Penulis, yaitu:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT dan Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Sarjana
Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng, selaku Koordinator Bidang
Manufaktur Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M. Sc selaku dosen pembimbing I, dan Ir.
Ukurta Tarigan, MT selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk memberikan arahan dan nasehat dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
5. Bapak Adiarto Hutasoit selaku Kepala Personalia & Administrasi Umum,
Bapak Jimmy Halim selaku Kepala Gudang, dan seluruh karyawan/ti PT.
SMART, Tbk. Medan (ibu deassy dan Bapak Sofian) yang telah membantu
dalam birokrasi pelaksanaan penelitian di lantai pabrik.
6. Kedua orang tua Penulis, H. Sayuti Lubis dan Asmina Rangkuti, serta saudara
Penulis, Suraidah lubis, Kartina Lubis, Astuti Lubis dan Septi M. Lubis yang
selalu mendoakan, memberi dukungan dan semangat luar biasa kepada
7. Bapak H. Rahmat Nasution, Hj. Elfrida Nursanti Rambe, Hj. Rona Rahida
yang telah memberikan dukungan dan solusi yang luar biasa kepada Penulis.
8. Novrizal, teman satu tim Tugas Sarjana yang selalu memberikan semangat
dan dorongan kepada Penulis.
9. Alfi Syahrin Hasibuan, Andhi Pratama, Yansen Siswanto, Joko Purnomo,
Eko Budiono, Ahmad A. Panjaitan, dan seluruh rekan-rekan stambuk 2006
atas kepedulian dan dorongan yang telah diberikan kepada Penulis.
10.Amiril Mukmin S. KG, Dedy Masrul, Khairul Tamimi Lubis sebagai
teman-teman Penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada
Penulis.
Rekan-rekan Asisten Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja yang telah memberi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal ini untuk diajukan tugas sarjana di PT. SMART, Tbk.
Medan. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan
Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler
Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk
Tugas Sarjana ini adalah “Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk
Jadi di PT. SMART, Tbk. Medan dengan Metode Shared Storage”.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan proposal ini. Semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri, PT. SMART, Tbk. Medan, dan pembaca lainnya.
Medan, Mei 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
ABSTRAK ... xix
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-5
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-4
2.3.1. Struktur Organisasi ... II-4
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-6
2.3.3.1. Tenaga Kerja ... II-6
2.3.3.2. Jam Kerja ... II-7
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ... II-8
2.3.4.1. Pengupahan ... II-8
2.3.4.2. Fasilitas ... II-9
2.4. Proses Produksi ... II-11
2.4.1. Bahan ... II-11
2.4.1.1. Bahan Baku ... II-11
2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-12
2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-14
2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-14
2.4.2.1. Proses Refinery ... II-15
2.4.2.1.1. Tahap Pre-treatment ... II-15
2.4.2.1.2. Tahap Bleaching ... II-16
2.4.2.1.3. Tahap Deodorasi... II-18
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.4.2.2.1. Proses Kristalisasi ... II-21
2.4.2.2.2. Pemisahan Fraksi Olein dari Kristal
Stearin ... II-22
2.5. Mesin dan Peralatan ... II-26
2.6. Utilitas ……… ... II-26
2.6.1. Water Treatment ... II-26
2.6.1.1. Deferisator ... II-27
2.6.1.2. Cation Exchanger ... II-28
2.6.1.3. Degasifer ... II-29
2.6.1.4. Anion Exchanger ... II-29
2.6.2. Cooling Tower ... II-30
2.6.3. Pembangkit Listrik ... II-31
2.6.4. Bengkel (Work Shop) ... II-33
2.6.5. Boiler ... II-33
2.6.5.1. Air Umpan Boiler (Boiler Feed Water) ... II-34
2.6.5.2. Tahapan Kerja Boiler ... II-35
2.6.5.3. Trouble Shooting Kualitas Air Dearator dan
Boiler ... II-37
2.6.6. Safety dan Fire Protection ... II-39
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.6.8. Maintenance ... II-42
III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Perancangan Tata Letak Pabrik ... III-1
3.2. Permasalahan Tata Letak Pabrik ... III-6
3.3. Warehouse (Gudang) ... III-8
3.4. Perancangan Tata Letak Gudang ... III-12
3.4.1. Prosedur Perencanaan ... III-12
3.5. Metode-metode Penentuan Tata Letak Gudang ... III-16
3.5.1. Metode Fix Slot Storage ... III-16
2.5.2. Metode Shared Storage ... III-20
2.5.3. Metode Randomized Storage ... III-23
2.5.4. Metode Class-Based Dedicated Storage ... III-24
3.6. Pemindahan Bahan (Material Handling) ... III-24
3.7. Minimasi Pemindahan Bahan ... III-26
3.8. Konfigurasi Aisle (Lorong/Gang) ... III-28
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.2.1. Jenis Penelitian ... IV-1
4.2.2. Pengumpulan Data ... IV-1
4.2.3. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.2.4. Metode Pengolahan Data ... IV-4
4.2.5. Metode Analisis ... IV-6
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Primer ... V-1
5.1.2. Data Sekunder ... V-4
5.2. Pengolahan Data ... V-18
5.2.1. Menentukan Jumlah Permintaan Dan
Frekuensi Permintaan Masing - Masing Produk ... V-19
5.2.2. Perhitungan Kebutuhan Ruang (Space Requirement)
untuk Setiap Produk ... V-21
5.2.3. Perhitnugan Throughput ... V-25
5.2.4. Perhitungan Jarak Perjalanan (Travel Distance)
Antara Tiap Wilayah Penyimpanan dengan Titik I/O .... V-29
5.3. Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang dengan Shared
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.3.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) Usulan ... V-35
5.3.2. Penempatan Produk (Assignment)... V-38
5.3.2.1. Perangkingan Produk Berdasarkan
Perbandingan Throughput (Tj) dan
Space Requirement (Sj) Usulan ... V-39
5.3.2.2. Perhitungan Jarak Perjalanan (Distance Travel)
Antara Tiap Slot Penyimpanan dengan Titik I/O V-38
5.3.2.2.1. Alternatif I ... V-41
5.3.2.2.2. Alternatif II ... V-50
5.3.2.2.3. Alternatif III ... V-58
5.3.2.3. Penempatan Produk ... V-66
5.3.2.3.1. Alternatif I ... V-66
5.3.2.3.2. Alternatif II ... V-88
5.3.2.3.3. Alternatif III ... V-108
5.3.3. Jarak Perjalanan Total ... V-129
5.3.3. 1. Alternatif I ... V-129
5.3. 3.2. Alternatif II ... V-129
5.3. 3.3. Alternatif III ... V-130
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) ... VI-1
6.2. Penempatan Produk ... VI-3
6.3. Penggunaan Metode Shared Storage ... VI-4
6.4. Evaluasi Standard Operating Procedure ... VI-5
VII KESIMPULAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan ... II-7
2.2. Standar Mutu Air Hasil Water Treatment ... II-29
2.3. Standar Mutu Air Cooling Water ... II-31
2.4. Kualitas Air Reverse Osmosis ... II-35
2.5. Kualitas Boiler Feeding Water ... II-37
2.6. Trouble Shooting Kualitas Air pada Dearator ... II-38
2.7. Trouble Shooting pada Boiler... II-38
5.1. Permintaan Setiap Jenis Produk pada Tahun 2008 ... V-5
5.2. Permintaan Setiap Jenis Produk pada Tahun 2009 ... V-6
5.3. Permintaan Setiap Jenis Produk pada Tahun 2010 ... V-7
5.4. Data Permintaan Minyak Goreng Bulan Juli 2010 ... V-9
5.5. Data Permintaan Minyak Goreng Bulan Juli 2010 ... V-11
5.6. Data Permintaan Margarin/Shortening Bulan Juli 2010 ... V-13
5.7. Data Produksi Margarin/ShorteningBulan Juli 2010 ... V-14
5.8. Data PermintaanCocoa Butter Substitude (CBS) Bulan Juli 2010 ... V-16
5.9. Data Produksi Cocoa Butter Substitude (CBS) Bulan Juli 2010 ... V-16
5.10. Jumlah Permintaan dan Frekuensi Permintaan Masing-Masing
Produk Minyak Goreng ... V-19
5.11. Jumlah Permintaan dan Frekuensi Permintaan Masing-Masing
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.12. Jumlah Permintaan dan Frekuensi Permintaan Masing-Masing
Produk Cocoa Butter Substitude (CBS) ... V-20
5.13. Total Space Requirement untuk Ketiga Jenis Produk ... V-24
5.14. Penerimaan dan Pengiriman Rata-Rata per Hari Masing-masing
Produk ... V-26
5.15. Perhitungan Throughput Masing-masing Produk ... V-28
5.16. Space Requirement Produk Minyak Goreng untuk Tiap Merek... V-35
5.17. Space Requirement Produk Margarin/Shortening untuk Tiap Merek .. V-36
5.18. Space Requirement Produk Cocoa Butter Substitude (CBS)
untuk Tiap Merek ... V-37
5.19. Total Space Requirement untuk Ketiga Jenis Produk ... V-38
5.20. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk
Produk Minyak Goreng ... V-40
5.21. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk
Produk Margarin/Shortening ... V-40
5.22. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk
Produk Cocoa Butter Substitude (CBS) ... VI-41
5.23. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang A ... VI-46
5.24. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang B ... V-48
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.26. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang A ... V-54
5.27. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang B ... V-56
5.28. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang C ... V-57
5.29. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang A ... V-62
5.30. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang B ... V-64
5.31. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang C ... V-65
5.32. Penempatan Produk pada Tiap Slot... V-67
5.33. Penempatan Produk pada Tiap Slot... V-88
5.34. Penempatan Produk pada Tiap Slot... V-108
6.1. Total Space Requirement untuk Produk Minyak Goreng, CBS,
dan Margarin/Shortening ... VI-1
6.2. Total Space Requirement untuk Ketiga Jenis Produk ... VI-2
6.3. Perbandingan Kondisi Awal dan Kondisi Usulan di Gudang Produk
Jadi ... VI-4
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan ... II-5
2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng dan Margarin
pada PT. SMART, Tbk. Medan... II-25
2.3. Alur Pembuatan Steam pada Boiler ... II-36
3.1. Muther’s Systematic Layout Procedure ... III-15
3.2. Cross-aisle Menunjukkan Pemindahan Langsung dan Jarak
Pemindahan diantar Lokasi Penyimpanan ... III-28
3.2. Angled Aisle Memungkinkan Perjalanan secara Langsung antara
Gudang dan Titik I/O ... III-29
4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3
4.2. Blok Diagram Pengolahan Data... IV-5
4.3. Langkah-Langkah Proses Penelitian ... IV-7
5.1. Tata Letak Gudang I ... V-2
5.2. Tata Letak Gudang II ... V-3
5.3. (a) Dimensi Slot Penyimpanan Tampak Depan,
(b) Dimensi Slot Penyimpanan Tampak Samping ... V-4
5.4. Tata Letak Gudang I dalam Koordinat Cartesius ... V-32
5.5. Tata Letak Gudang II dalam Koordinat Cartesius ... V-33
5.6. (a) Dimensi Slot Usulan Tampak Depan, (b) Dimensi Slot Usulan
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.7. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif I ... V-43
5.8. Tata Letak Gudang II Usulan Alternatif I ... V-44
5.9. Tata Letak Gudang III Usulan Alternatif I ... V-45
5.10. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif II ... V-51
5.11. Tata Letak Gudang II Usulan Alternatif II ... V-52
5.12. Tata Letak Gudang III Usulan Alternatif II ... V-53
5.13. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif III ... V-59
5.14. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif III ... V-60
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1
2. Mesin dan Peralatan ... L-2
3. Layout Gudang Awal ... L-3
5. Gudang Usulan dan Gudang Usulan Tampilan Grid ... L-4
6. Layout PT. SMART, Tbk. Medan ... L-5
8. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-6
9. Surat Penjajakan ... L-7
10. Surat Balasan dari Perusahaan ... L-8
11. Surat Keputusan (SK) Tugas Sarjana... L-9
ABSTRAK
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) dengan jenis produksi berupa Minyak Goreng, Margarin/Shortening, dan Cocoa Butter Substitude (CBS). Perusahaan ini melakukan produksi berdasarkan pesanan (make to order).
Dalam penerapan di lapangan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan prinsip FIFO untuk penyimpanan produk, sementara penataan produk tidak beraturan dan sembrautan. Hal ini menjadi permasalahan ketika akan melakukan pemindahan produk yang dapat menimbulkan kesulitan aktivitas bongkar muat produk dan jarak perjalanan yang tinggi, sehingga terjadi pemborosan waktu, jarak perjalanan dan kerusakan produk yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jarak perjalanan total, kebutuhan luas gudang, dan merancang tata letak usulan gudang produk jadi yang dapat mempermudah proses bongkar muat di gudang produk jadi dengan menggunakan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration, sehingga aktivitas bongkar muat semakin lancar, jarak tempuh pemindahan produk semakin singkat dan dampak kerusakan produk smakin kecil.
Metode shared storage menyusun produk dengan menempatkan produk pada setiap lokasi yang kosong. Lokasi penyimpanan disebut dengan Slot. Penempatan produk didasarkan pada perbandingan aktivitas tiap produk dengan kebutuhan yang dirangkingkan sehingga didapat urutan produk dengan perbandingan aktivitas dan kebutuhan ruang dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Rancangan penyusunan produk dengan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration diharapkan gudang produk jadi akan mampu menjawab permintaan yang tinggi dan proses yang cepat. sehingga aliran produk menjadi lancar dan tidak terjadi keterlambatan atau penundaan pengiriman. Dari hasil penelitian didapatkan jarak tempuh sesuai rancangan adalah 8.647,85 meter/hari dan terjadi penghematan jarak dan waktu perjalanan sebesar 30,49%.
ABSTRAK
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) dengan jenis produksi berupa Minyak Goreng, Margarin/Shortening, dan Cocoa Butter Substitude (CBS). Perusahaan ini melakukan produksi berdasarkan pesanan (make to order).
Dalam penerapan di lapangan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan prinsip FIFO untuk penyimpanan produk, sementara penataan produk tidak beraturan dan sembrautan. Hal ini menjadi permasalahan ketika akan melakukan pemindahan produk yang dapat menimbulkan kesulitan aktivitas bongkar muat produk dan jarak perjalanan yang tinggi, sehingga terjadi pemborosan waktu, jarak perjalanan dan kerusakan produk yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jarak perjalanan total, kebutuhan luas gudang, dan merancang tata letak usulan gudang produk jadi yang dapat mempermudah proses bongkar muat di gudang produk jadi dengan menggunakan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration, sehingga aktivitas bongkar muat semakin lancar, jarak tempuh pemindahan produk semakin singkat dan dampak kerusakan produk smakin kecil.
Metode shared storage menyusun produk dengan menempatkan produk pada setiap lokasi yang kosong. Lokasi penyimpanan disebut dengan Slot. Penempatan produk didasarkan pada perbandingan aktivitas tiap produk dengan kebutuhan yang dirangkingkan sehingga didapat urutan produk dengan perbandingan aktivitas dan kebutuhan ruang dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Rancangan penyusunan produk dengan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration diharapkan gudang produk jadi akan mampu menjawab permintaan yang tinggi dan proses yang cepat. sehingga aliran produk menjadi lancar dan tidak terjadi keterlambatan atau penundaan pengiriman. Dari hasil penelitian didapatkan jarak tempuh sesuai rancangan adalah 8.647,85 meter/hari dan terjadi penghematan jarak dan waktu perjalanan sebesar 30,49%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT. SMART, Tbk. Medan adalah salah satu perusahaan pengolah kelapa
sawit terintegrasi yang terbesar di Indonesia. Dalam pelaksanaan proses
produksinya terdapat beberapa bagian yaitu refinery plant, fractination plant,
margarine plant dan filling plant. Produk utama pada pengolahan minyak kelapa
sawit menjadi minyak goreng adalah RBD Stearin dan RBD Olein. Kapasitas
produksi rata-rata per tahun untuk masing-masing produk tersebut adalah 270.000
ton dan 90.000 ton. Sedangkan untuk produk lain (Palm Fatty Acid Destilate)
adalah 16.320 ton.
PT. SMART, Tbk. melakukan proses produksinya dengan continuous
flow, dengan jumlah produksi sesuai dengan permintaan pelanggan (make to
order). Produk unggulan yang dipasarkan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah
minyak goreng, margarin (shortening) dan Cocoa Butter Substitude (CBS).
Beberapa merk untuk produk minyak goreng adalah Kunci Mas, Filma, Golden
Fiesta, Mitra dan lainnya. Sedangkan beberapa merk untuk produk margarin
adalah Manara Margarin, Mitra Special, Baker’s Fat, Palmvita, dan lainnya.
Untuk produk Cocoa Butter Substitude (CBS), merk yang digunakan adalah
I-SOC Premium, I-I-SOC CF dan I-I-SOC CBS. Bentuk kemasan yang digunakan
plastik bermotif (produk margarin) yang disusun ke dalam kardus dengan ukuran
yang relatif sama.
Hasil produksi dari filling plant akan langsung dimasukkan ke gudang
produk jadi yaitu pada area penyimpanan (slot) yang tersedia, dibawa
menggunakan electric countered balanced forklift dan akan disusun dengan sistem
FIFO (First In First Out). Penyusunan yang dilakukan tidak menggunakan aturan
dan semrautan. Produk yang akan dikirim sering berada di rak bagian terdalam,
sehingga produk yang berada di bagian terluar rak harus dikeluarkan terlebih
dahulu (out of block) dan diletakkan di area forklift kemudian dilakukan
pengaturan ulang produk pada rak produk. Hal ini menyebabkan proses bongkar
muat produk semakin lama dan sulit, jarak tempuh (travel distance) proses
pemindahan produk semakin jauh dan tidak efisien, dan produk yang berada di
area forklift mengalami kerusakan karena tertabrak forklift. Hal ini juga sering
mengakibatkan keterlambatan bahkan penundaan pengiriman produk kepada
pelanggan karena produk mengalami kerusakan pada saat proses bongkar muat
berlangsung.
Gudang yang baik memiliki kriteria (tujuan) sebagai berikut; efisiensi
distribusi barang pada saat yang tepat, transportasi yang mudah di dalam dan di
luar gudang, efisiensi waktu yaitu mudah diakses, diambil, dan dikenali, serta
tidak banyak pengaturan ulang barang-barang. Barang tersimpan dengan baik.
Artinya, barang tersimpan sesuai kategori dan pencatatan, tidak hilang, dan tidak
rusak. Hal ini tidak terdapat di gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan,
SMART, Tbk. Medan untuk mengurangi waktu dan jarak (travel distance), dan
mengurangi dampak produk rusak pada saat proses bongkar muat berlangsung.
Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan tata letak
gudang produk. Beberapa metode yang digunakan untuk menentukan tata letak
gudang produk adalah metode Fix Slot Storage (Dedicated Storage), metode
Shared Storage, metode Randomized Storage, dan metode Class-Based Dedicated
Storage.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh K. R. Gue dan R. D. Meller.
“Aisle Configurations for Unit-Load Warehouses”(2009), menyatakan bahwa
waktu dan jarak pemindahan dapat diminimasi sampai 20% dengan menerapkan
model aisle (lorong/gang). Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Sadan K.
dkk. “Experimental Investigation of Shared Storage Assignment Policies in
Automated Storage/Retrieval System”(1998), menyatakan bahwa untuk
pengukuran performansi rata-rata waktu tempuh (travel), investigasi jumlah
permintaan untuk menjadi lebih efisien dari berbagai jenis produk, maka
kebijakan penataan produk dapat dilakukan dengan penerapan shared storage
policy.
Novrizal (2011) sebelumnya telah melakukan penelitian di gudang produk
jadi PT. SMART, Tbk. Medan dengan permasalahan yang sama. Rancangan
perbaikan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode fix slot storage
(dedicated storage), dihasilkan penghematan area penyimpanan sebesar 34% dan
jarak perjalanan total sebesar 35,93%. Penelitian ini tidak membahas mengenai
Sehingga perlu dilakukan penataan lokasi penyimpanan produk pada
gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan dengan menggunakan metode
shared storage dan bantuan penggunaan aisle configuration ,sesuai dengan judul
penelitian ini yaitu “Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Jadi di PT.
SMART, Tbk. Medan dengan Metode Shared Storage” sehingga kesulitan proses
bongkar muat, jarak tempuh pemindahan produk yang tidak efisien dan kerusakan
produk yang menyebabkan keterlambatan bahkan penundaan pengiriman akan
dapat diatasi.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalah pokok pada penelitian ini adalah tidak terdapat penataan
produk yang teratur di gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan sehingga
menyebabkan terjadinya kesulitan dan lamanya proses bongkar muat produk,
jarak tempuh pemindahan produk yang kurang efisien dan kerusakan produk yang
menyebabkan terjadinya keterlambatan bahkan penundaan pengiriman.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan perbaikan
tata letak gudang produk jadi dengan metode shared storage sehingga
mempermudah proses bongkar muat produk, meminimisasi jarak tempuh
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah keterampilan dan pengalaman dalam memecahkan masalah dan
menjadi salah satu langkah karir sebelum masuk ke dunia kerja.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori yang diproleh
di masa perkuliahan dengan mengaplikasikan teori tersebut di lapangan.
3. Sebagai tambahan referensi dan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang
ingin mengembangkan penelitian mengenai tata letak gudang.
4. Sebagai masukan bagi pihak perusahaan dalam pembenahan gudang produk
jadi.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Pengamatan hanya dilakukan pada gudang produk jadi PT. SMART, Tbk.
Medan.
2. Analisis dilakukan hanya untuk tata letak penyimpanan produk jadi pada
gudang produk jadi.
3. Penataan produk dilakukan dengan metode shared storage dan penggunaan
lorong/gang dengan cross-aisle.
4. Tidak memperhitungkan biaya penerapan usulan perbaikan tata letak gudang
produk jadi.
5. Penelitian dilakukan untuk produk minyak goreng, margarin (shortening) dan
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak ada penambahan jenis produk baru di PT. SMART, Tbk.
2. Tidak ada perubahan ukuran produk jadi dari tiap jenis produk.
3. Tidak ada perubahan ukuran dan jenis material handling yang digunakan
pada kondisi awal.
4. Proses produksi berlangsung secara normal.
5. Kecepatan forklift konstan 10 km/jam.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Untuk mempermudah dalam memahami sistematika penulisan tugas akhir,
maka sistematika penulisan tugas akhir disajikan dalam beberapa bab. Pada bab I
(pendahuluan) dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang
digunakan serta sistematika penulisan tugas akhir.
Pada Bab II (gambaran umum perusahaan) diuraikan mengenai sejarah dan
gambaran umum perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, struktur organisasi dan
manajemen perusahaan, serta proses produksi yang terjadi di perusahaan.
Pada Bab III (tinjauan pustaka) diuraikan mengenai teori-teori yang
mendukung permasalahan dan analisis pemecahan masalah, antara lain
perancangan tata letak pabrik, permasalahan tata letak pabrik, gudang,
perancangan tata letak gudang, metode penentuan tata letak gudang, pemindahan
Pada Bab IV (metode penelitian) diuraikan mengenai tempat dan waktu
penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, dan pengolahan
data.
Bab V (pengumpulan dan pengolahan data) adalah bab yang memuat data
yang digunakan dalam penelitian berupa data primer seperti jenis produk, luas
gudang, ukuran (dimensi produk), tata letak gudang sekarang, serta data sekunder
seperti data permintaan dan penjualan produk, data produksi, dan data standar
operating procedure (SOP). Dengan menggunakan data-data primer dan sekunder
tersebut dilakukan pengolahan data untuk memperoleh kebutuhan luas lantai
gudang produk jadi, allowance ruang, peletakan produk dan jarak perjalanan yang
diperlukan untuk memindahkan produk.
Pada Bab VI (analisis pemecahan masalah) diuraikan analisis dan
pembahasan mengenai hasil pengolahan data yaitu dengan menganalisis luas
lantai produksi yang dibutuhkan, penempatan produk, dan jarak perjalanan total
yang diperoleh bila digunakan tata letak gudang produk jadi sekarang. Kemudian
dilakukan perbaikan tata letak gudang produk jadi untuk kondisi jumlah produk
maksimum berdasarkan usulan rancangan tata letak gudang produk jadi dengan
mengupayakan mengurangi luas lantai produksi yang dibutuhkan, jumlah slot dan
jarak perjalanan total yang diperlukan untuk memindahkan produk.
Bab terakhir, yaitu Bab VII (kesimpulan dan saran) berisikan kesimpulan
yang dapat diambil dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang termasuk dalam
SINAR MAS GROUP. Nama perusahaan PT. SMART, Tbk merupakan singkatan
dari PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk. Di dalam
melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk Medan mempunyai pabrik
beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung yang berada di
kawasan Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status hak milik yang
dikeluarkan oleh pejabat pembuat Akta Tanah Kota Medan Nomor 65 dan oleh
kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A 1424362, dengan total luas
lahan 64.970 m2 dengan dukungan instalasi Tangki Timbun (Bulking Installation)
yang berada di Jalan Belmera Baru III, Belawan II, Kecamatan Medan Belawan,
Medan.
PT. SMART, Tbk. Sebelumnya dikenal dengan nama PT. Ivo Mas
Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 mengolah bahan baku Crude Palm Oil
(CPO) menjadi produk minyak goreng dan stearin. Pada lokasi yang sama, tahun
1986 PT. SMART Corporation didirikan mengolah Palm Kernel (PK) menjadi
Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan dengan
perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000, kedua perusahaan disatukan
menjadi satu perusahaan dengan menggunakan nama perusahaan PT. SMART,
Pada tanggal 20 November 1992, perusahaan mencatatkan saham di Bursa
Efek Jakarta dan Surabaya yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan kode SMAR. Modal dasar perusahaan dalam
bentuk saham dengan jumlah 5.000.000.000 lembar saham yang ditempatkan dan
disetor penuh sebesar 2.872.193.366 lembar saham dengan nilai nominal saham
Rp 200 per saham. Pemegang saham mayoritas, yaitu sebesar 95,21% dimiliki PT.
Purimas Sasmita dan 4,79% sisanya adalah milik publik.
Kapasitas produksi rata-rata pertahun untuk produk utama yaitu Refined
Bleached Deodorized Stearin (RBD Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD
Olein), masing-masing adalah 270.000 ton/tahun dan 90.000 ton/tahun, sedangkan
untuk produksi lainnya yaitu Palm Fatty Acid Destilate (PFAD) dengan kapasitas
produksi sekitar 16.320 ton/tahun.
Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi, terdapat beberapa bagian
utama, yaitu Refinery Plant, Fractination Plant, Margarine Plant, dan Filling
Plant. Melalui proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan produk
branded yang merupakan produk perusahaan.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang UsahaPT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Palm
Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik
pengolahan kelapa sawit, baik yang ada di Sumatera Utara maupun di luar
Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah
minyak goreng RBDOL (Refined Bleached Deodorized Olein) atau disebut juga
olein sebagai produk utama dan RBDST (Refined Bleached Deodorized Stearin)
atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk
sampingan. Produk-produk olahan CPO tersebut dikembangkan menjadi produk
unggulan perusahaan, seperti minyak goreng dengan merk Filma, Mitra dan Kunci
Mas, margarin dengan merk Menara, Red Rose, Flagship dan Mitra dan Cocoa
Butter Substitude dengan merk Isoc-Premium, Isoc-CBS dan Isoc-CF).
Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua
proses, yaitu:
1. Proses refinery, merupakan proses pemurnian yang memisahkan asam lemak
jenuh (Fatty Acid) dan proses menghilangkan bau yang disebut dengan
Deodorized.
2. Proses fraksinasi, yaitu proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan fraksi cair
(olein) dengan cara filtrasi dan kristalisasi.
Produk berupa RBDOL (Refined Bleached Deodorized Olein) dipasarkan
di dalam negeri dalam kemasan bermerek Filma, Mitra, dan Kunci Mas. Beberapa
produk dari merek tersebut juga di ekspor ke luar negeri seperti Cina, Nigeria,
Brazil dan lainnya. Sedangkan untuk produk RBDST (Refined Bleached
Deodorized Stearin) dipasarkan di dalam dan luar negeri seperti Cina, Nigeria,
Brazil, Ukraina, New Zealand beberapa negara-negara di benua Asia, Afrika,
Amerika dan Eropa lainnya dengan merek Menara, Mitra, Flagship,
dituntut untuk benar-benar menjaga mutu produksi perusahaan tersebut supaya
dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.
2.3.Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya perusahaan.
Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu dengan
yang lain dapat digambarkan pada struktur organisasi, sehingga para pegawai dan
karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari
siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggungjawab.
Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.
SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian internal yang
sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Struktur organisasi di PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staf dan
General Manager
Personal & General Affairs Department
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam menggerakkan suatu organisasi, dibutuhkan personil yang
memgang jabatan tertentu dalam organisasi dimana masing-masing dari personil
memiliki tugas tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.
Tugas dan tanggung jawab masing-masing personil dari struktur organisasi
di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
2.3.3.1. Tenaga Kerja
PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari
karyawan tetap dan harian/kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan
tersebut ditempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan
rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan mengelompokkan pekerja atas
tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian/kontraktor.
Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan dikelompokkan
atas dua bagian, yaitu:
1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara
terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan dengan
proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.
2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja
secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
Rincian tenaga kerja di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Tabel
2.1 berikut.
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan
Klasifikasi
Pekerjaan
Jenis Kelamin Pendidikan
Pria Wanita Jumlah SD SMP SMU/
STM Akademis/Univ.
Staff 57 35 92 - - - 92
Karyawan 319 36 355 13 20 256 66
Karyawan
Kontrak 137 15 152 - - 104 48
(Sumber: PT. SMART, Tbk. Medan)
2.3.3.2. Jam Kerja
Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua,
yaitu:
1. General Time (non Shift)
General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang
bekerja di kantor (mis. Bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku pada
bagian general time adalah:
a. Pada hari Senin sampai hari Kamis:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat)
Pukul 13.00 – 16.00 WIB (bekerja)
b. Pada hari Jumat:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)
Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)
c. Pada hari Sabtu:
Pukul 08.00 – 13.00 WIB (bekerja)
2. Shift Time
Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama
24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi
atas tiga shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas
empat kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian
waktu kerja pada masing-masing shift tersebut adalah:
Shift I : 08.00 – 16.00 WIB
Shift II : 16.00 – 24.00 WIB
Shift III : 24.00 – 08.00 WIB
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas
2.3.4.1. Pengupahan
Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dengan memberi
upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karayawan dan
keluarganya dengan tujuan selain untuk mensejahterahkan karyawan juga untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Sejalan dengan maksud tersebut, PT. SMART,
Tbk. Medan mengatur dan menetapkan sistem pengupahan karyawannya
disesuaikan dengan golongan, status, jabatan, keahlian dan prestasi kerja.
dengan kebijaksanaan tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
Upah karyawan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Upah Bulanan
Besarnya upah yang diterima seseorang tergantung kepada jabatannya dan
lamanya bekerja di perusahaan.
2. Upah Lembur
Upah lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Besarnya upah lembur yang diterima adalah
upah lembur dikali banyak jam kerja lembur.
3. Upah perangsang
Upah perangsang diberikan menurut prestasi karyawan dan kerajinannya
dengan tidak pernah absen selama satu bulan penuh.
Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya, PT.SMART, Tbk.
Medan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kepada semua
karyawan berupa jaminan kecelakaan, kematian dan lain-lain. Undang-undang
ketenagakerjaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi hak atas
kesejahteraan karyawan.
2.3.4.2. Fasilitas
Untuk mendukung para staff dan karyawan bekerja lebih giat dalam
1. Pemberian cuti
Perusahaan memberikan cuti kepada karyawan berupa cuti tahunan, cuti sakit,
cuti menikah, cuti musibah dan lain-lain.
2. Pemberian tunjangan hari raya
Tunjangan hari raya diberikan kepada karyawan sesuai dengan agamanya
masing-masing. Besarnya tunjangan setiap orang bergantung kepada gaji
pokok dan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
3. Perawatan kesehatan
Di perusahaan terdapat klinik, milik perusahaan yang ditangani oleh dua orang
dokter dan beberapa perawat untuk memberikan fasilitas pengobatan kepada
staf dan karyawan serta keluarga dan juga untuk memberikan pelayanan
kesehatan maupun pertolongan apabila terjadi kecelakaan kerja.
4. Bonus tahunan
Perusahaan memberikan bonus tahunan kepada staf dan karyawan yang
sifatnya tidak mutlak setiap tahun. Besar bonus yang diberikan tergantung
kepada kebijaksanaan pihak manajemen yang biasanya tergantung kepada
besarnya keuntungan perusahaan.
5. Fasilitas kerja
Untuk menunjang kelancaran tugas, perusahaan juga menyediakan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan kesalamatan kerja
6. Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)
Karyawan yang telah bekerja selama tiga bulan di perusahaanan mendapat
fasilitas jaminan sosial tenaga kerja.
7. Koperasi dan sarana olahraga
Koperasi dikelola oleh perusahaan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan
karyawan. Sementara sarana olahraga yang tersedia yaitu futsal dan badminton.
8. Transportasi
Perusahaan menyediakan bus untuk karyawan yang tidak memiliki kendaraan.
9. Kamar mandi/WC
Seluruh karyawan dapat menggunakan fasilitas kamar mandi/WC yang sudah
tersedia baik di kantor maupun di pabrik.
2.4.Proses Produksi
2.4.1.Bahan
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk
yang digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar dalam
produk dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. PT. SMART,
Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO). Bahan baku
tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada
di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti Kalimantan, Riau dan P.
CPO yang berasal dari masing-masing PKS diangkut ke PT. SMART,
Tbk. Medan dengan menggunakan mobil tangki dan kereta api (wagon),
sedangkan yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan
kapal Tanker.
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksi
dan masih terdapat di dalam produk akhir yang berfungsi untuk memperbaiki
tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik sehingga menghasilkan produk
akhir yang siap untuk dipasarkan. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan
tambahan dalam proses produksi berupa bahan tambahan pangan dan kemasan
(Packaging).
Bahan tambahan pangan yang digunakan terdiri dari:
1. Antioksidan
2. Vitamin A, B dan D
3. Garam
4. Air
Bahan tambahan kemasan (Packaging) yang digunakan oleh PT. SMART,
Tbk. Medan terdiri dari:
1. Kemasan Primer
Kemasan primer merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk
a. Jerygen
Jerygen berfungsi sebagai kemasan olein ukuran 5000 ml, 10.000 ml dan
20.000 ml hasil proses filling.
b. Pouch (plastik kemasan laminating)
Pouch (plastik kemasan laminating) berfungsi sebagai kemasan olein
ukuran 1000 ml dan 2000 ml hasil proses filling.
c. Plastik polos dan bercorak
Plastik polos dan bercorak berfungsi sebagai kemasan stearin dan CBS
hasil produksi.
2. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder merupakan kemasan yang berfungsi melindungi
produk yang sudah dikemas menggunakan kemasan primer yang membantu
memudahkan kegiatan pengangkutan dan penyimpanan. Kemasan sekunder yang
digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah kardus yang digunakan sebagai
kemasan (packaging) untuk produk yang telah dikemas dengan kemasan primer.
3. Kemasan Tersier
Kemasan tersier merupakan kemasan yang digunakan untuk mengemas
produk setelah dikemas dengan kemasan primer dan sekunder. Kemasan tersier
yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. medan adalah peti kemas yang berfungsi
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak
tampak dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam proses
produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah:
1. Bleaching Earth
Bleaching Earth berfungsi untuk:
a. Mengabsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak digunakan, seperti
kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen
lainnya.
b. Mengurangi tingkat oksidasi produk.
c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna dan proses bleaching.
2. Asam Phosfat (H3PO4)
Asam Phosfat (H3PO4) berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah),
kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam
proses degumming.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang
atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.
Proses pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil
2.4.2.1. Proses Refinery
Proses refinery bertujuan untuk memurnikan crude palm oil (CPO)
sehingga diperoleh kualitas Refined Bleached Palm Oil (RBDPO) yang melalui
tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari proses
penghilangan gum dengan suhu 80 oC (degumming) dengan cara penambahan
asam phosfat (H3PO4 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm Oil (DPO) dan
kemudian dilakukan adsorbtive bleaching pada suhu 100 oC dengan
menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring dengan
menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil (DBPO)
dan membuang spent earth yang berasal dari sisa bleaching earth. Sedangkan
pada tahap deodorisasi meliputi pemisahan Free Fatty Acid (FFA), penghilangan
zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten secara termal dengan
pemansan 262 oC.
Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di
dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda
dengan proses alkalin dimana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil
dihasilkan dengan alkalin, lalu sabunnya dipisahkan.
2.4.2.1.1. Tahap Pre-tratment
Pre-tratment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam
phosfat dan mengabsorbsinya dengan menggunakan bleachig earth. Pada tahap
Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna,
logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam
phosfat (H3PO4). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak
disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan.
CPO yang akan diolah terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan
mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama,
pemanasan menggunkan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang
berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,
pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah
agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam
mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan
pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80-85%. Suhu CPO
yang masuk ke dalam mixer berkisar 85-95 oC. Penambahan asam phosfat ke
dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,005-0,075% dari umpan CPO
yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15-30 menit, sebelum dimasukkan ke
dalam bleacher.
2.4.2.1.2. Tahap Bleaching
Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO
dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerap.
CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer tank dialirkan
ke tanki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke dalam bleacher
bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak
yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging steam pada
suhu 95-110 oC, agar dapat mempermudah proses absorbsi dari impurities dengan
cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari penurunan warna
Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai
zat adsorbtive clearing.
BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada
tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang
ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam
(0,4-2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa
dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO
dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter press.
Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih
dahulu divakumkan. Jika vacuum pressure niagara filter rendah maka niagara
filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO
dari pompa sentrifugasi dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan.
Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO
mengalami tahap blackrun, dimana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO
yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih
(tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke
tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompresikan ke tangki niagara filter
press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan BPO pada saat
menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah.
Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi
telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press.
Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah melewati high level
maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan
keluar niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke
shop oil tank, lalu dialirkan lagi ke blecher. Tahap ini disebut dengan tahap
sirkulasi.
Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui
katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorasi. Setelah tahap
pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap
pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang
keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan
steam maka dilanjutkan dengan tahap post emptying dimana pada tahap dilakukan
maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.
Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge
sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.
2.4.2.1.3. Proses Deodorisasi
Setelah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan
dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas
heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240-270 oC dan
tekanan vakum 1,7-4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer.
Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan
supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak dan
mungkin terjadi dari isomerisasi serta reaksi termokimia yang tidak diinginkan.
Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang diinginkan,
minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi
penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang dihasilkan dihisap
oleh steam jet vacuum system.
Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat
exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP boiler
dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP boiler dan
pemanasan sampai temperatur 271 oC dan tekanan 1,7-4,4 ton. Setelah proses
pemanasan ini, minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke
dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses
penguapan kembali, dimana yang diinginkan adalah asam lemak bebas dan
senyawa-senyawa penyebab yang lebih mudah menguap serta produk oksidasi,
seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di atas tidak
diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak pada
minyak. Uap dari DBPO di dalam prestripper didinginkan dengan menggunakan
kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger. Kondesat yang
terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara otomatis katup
DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan
dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan sama dengan
prinsip kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang
ada di dalam DBPO dengan menggunakan titik didih dan uapnya diserap oleh
vacuum system.
Setelah pemindahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam
plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal
dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang
berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses
fraksinasi.
2.4.2.2. Proses Fraksinasi
Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractination. Proses fraksinasi
kering adalah untuk memindahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu pada
oil (fraksi cair) dan pada stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik
beku yang lebih besar dibandingkan dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada
dalam fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan
fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak
jenuh. Pada temperatur rendah (20oC) stearin berada pada fasa padat, sedangkan
olein tetap berada pada fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah
dilakukan pemisahan fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi, digunakan
Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractination olein dan double
fractination stearin. Double fractination olein dilakukan untuk mendapatkan olein
super dengan cara mengubah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses
fraksinasi. Kualitas utama yang diharapkan dari proses ini adalah parameter IV =
59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. sedangkan double fractination stearin
dilakukan untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi
ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49.
Tahapan proses fraksinasi dilanjutkan dengan tahap kristalisasi dan tahap
pemisahan fraksi olein dan stearin.
2.4.2.2.1. Kristalisasi
Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin yang
mengkristal akibat pendinginan pada suhu 20 oC, dengan menggunakan tangki
kristalizer. Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank)
dipompakan menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO
dalam keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 55 oC. Pemanas yang
digunakan adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO
dialirkan ke tangki kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke
kristalizer, agitator di dalam kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam
kristalizer temperatur RBDPO diturunkan sekitar 24 – 30 0C dengan
menggunakan air pendingin. Proses pendinginan terjadi dua kali dengan
menggunakan air pendingin dari cooling tower berada pada suhu 25 oC dialirkan
temperatur 35 oC. Pada saat temperatur 35 oC dicapai, pendinginan akan
dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit pendingin air
yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7 oC. Air ini akan digunakan untuk
pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air biasa dengan suhu 25
– 35 oC.
Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,
dan selama proes ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang
dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan
berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang
sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan
bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan
penyebaran kristal.
Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah
akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan
berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat
dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi,
secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap
pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.
2.4.2.2.2. Pemisahan Fraksi Olein dari Kristal Stearin
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan
minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer
dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling
merapat dan udara dikompresikan sehingga akan terjadi penekanan yang akan
mengakibatkan terjadi pemisahan antar olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan
mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju
tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat
diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan
untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk
membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah
proses ini, angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih
ada dalam bentuk kristal dan dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang
dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter
press. Setelah proses ini selesai, angin akan ditiupkan kembali sehingga
membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan
jatuh ke bak penampungan yang dilengkapi dengan blade beraliran listrik
sehingga mencair dan dapat dialirkan ke tangki stearin.
Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan
pori-pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup
ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.
Washing filter press digunakan untuk mencuci dan membersihkan filter press
yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada
filter cloth. Washing filter press difungsikan dengan cara menggunakan olein
Tahap pertama dari proses produksi, dimulai dengan refining. CPO
dipompakan ke tangki degumming untuk memisahkan gum dan minyak.
Pemisahan ini menggunakan bahan penolong asam phosfat yaitu asam phosfat
dengan suhu 70 oC. Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk
pemucatan warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium
karbonat dengan suhu 90 oC. Dengan menggunakan filter, bleaching earth
dipisahkan dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil
(BDPO).
Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi, yaitu memisahkan Free
Fatty Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu 262 oC dan akan menghasilkan
Refined Bleached Degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached Degummed
Stearin (RBDS).
Blok diagram proses produksi pembuatan minyak goreng dan margarin
CPO
DEGUMMING
DPO
BLEACHER
FILTRATION
DPO
DEODORIZATION
RBDPO
FRACTINATION
FILTRATION STEARIN
OLEIN
PFAD FATTY MATER
(POAM)
WASTE WATER TREATMENT PLANT
MINYAK GORENG MARGARIN
ASAM PHOSFAT 85%
SPENT EARTH
Keterangan :
CPO : Crude Palm Oil DPO : Degummed Palm Oil
DBPO : Degummed Bleached Palm Oil RBDPO : Refined Bleached Pal Oil
BLEACHING EARTH
2.5.Mesin dan Peralatan
Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi pabrik
adalah semiotomasi, dimana semua kegiatan proses produksi melibatkan manusia
dan mesin yang terprogram. Berdasarkan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil
(CPO) menjadi minyak goreng dan stearin pada PT. SMART, Tbk. Medan
menggunakan mesin yang terbagi atas tiga unit proses, yaitu:
1. Pre-physical Refined Unit
2. Physical RefiningUnit
3. Fractination Unit
2.6.Utilitas
Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang
menunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar dari awal hingga akhir. PT.
SMART, Tbk. Medan memiliki utilitas antara lain:
1. Water Treatment
2. Cooling Water
3. Unit Pembangkit Listrik
4. Bengkel (Work Shop)
5. Boiler
2.6.1.Water Treatment
Water treatment adalah proses pengolahan atau pemurnian air yang berasal
dari air bawah tanah PT. SMART, Tbk. Medan. Selain digunakan untuk proses,
Sedangkan untuk keperluan kantor, kantin dan asrama serta sebagai sumber air
minum PT. SMART, Tbk. Medan bersumber dari air PAM yang digunakan.
Tahap-tahap pengolahan air sumur bor yang dilakukan:
a. Deferisator
b. Cation Exchanger
c. Degasifier
d. Anion exchanger
2.6.1.1. Deferisator
Deferisator berguna untuk menangkap kandungan besi serta partikel padat
lainnya yang terkandung dalam air. Peralatan deferisator berupa silinder tegak
dengan alat dan tutup segmen bola yang diisi dengan media penyaring. Media
penyaring ini terdiri atas tiga lapisan yang berturut-turut dari atas ke bawah yaitu
antrasit, grend sand dan gravel.
Air yang diolah dimasukkan dari bagian atas deferisator, partikel-partikel
padat ditahan oleh media penyaring, sedangkan air jernih keluar dari bagian
deferisator. Air sumur mengandung Fe2+ (ferro) yang terlarut dalam air. Agar
ferro dapat ditahan oleh media penyaring maka harus dioksidasi menjadi Fe3+
yang berbentuk padatan. Sebagai oksidator digunakan KMnO4 yang diinjeksikan
ke dalam pipa air sebelum masuk ke deferisator.
Partikel padat yang ditahan pada media penyaring tidak lagi berjalan baik
karena jenuh. Kejenuhan tercapai apabila perbandingan antara tekanan masuk dan
harus diregenerasi. Regenerasi dilakukan dengan back washing selama 40 menit,
dimana air dialirkan dari bagian bawah ke bagian atas deferisator dengan laju alir
100 gpm. Dengan adanya daya dorong dari aliran air ini, padatan semula tertahan
ke atas dan didorong ke atas untuk selanjutnya keluar bersama-sama aliran air,
kemudian dilakukan pembilasan selama 15 menit dengan laju air 50 gpm.
2.6.1.2. Cation Exchanger
Pada kation exchanger berlangsung pertukaran ion positif pada air dengan
resin. Kation-kation yang terdapat di dalam air, terutama Ca2+ dan Mg2+ akan
diikat oleh resin sementara resin melepaskan kation H+ke dalam air. Fungsi dari
katin exchanger adalah:
1. Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan garam-garam
kalsium dan magnesium.
2. Mengilankan atau mengurangi zat padat terlarut (klorida, sulfat, bikarbonat
dan silikat).
Sebagai resin digunakan Amberlite Ira 120 sebanyak 440 liter yang
bersifat asam kuat. Resin memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengikat ion.
Regenerasi harus dilakukan berkala, untuk mengembalikan kemampuan resin
mengikat ion. Biasanya regenerasi dilakukan 1 x 24 jam. Sebagai regenerasinya
diapakai NaCl yang dilarutkan dalam air.
Proses regenerasi memiliki tahapan sebagai berikut:
1. Back washing selama 15 menit dengan laju alir 15 gpm.
3. Pembilasan (rising) selama 30 menit dengan laju air 25 gpm.
2.6.1.3. Degasifer
Dalam degasifer dilakukan pengusiran CO2. Air dari kation exchanger
dimasukkan dari bagian atas degasifer dengan penyemburan, sedangkan
pengusiran gas CO2 dilakukan dengan kipas.
2.6.1.4. Anion Exchanger
Pada anion exchanger berlangsung pertukaran anion-anion antara air
dengan resin. Anion-anion yang terdapat dalam air seperti CO32-, SO43- dan Cl
-akan diikat oleh resin, sedangkan resin -akan melepaskan anion hidroksida (OH-).
Fungsi dari anion exchanger adalah:
1. Mengikat atau menyerap anion dari asam-asam karbonat, sulfat, klorida, dan
silikat yang diahsilkan dari kation exchanger.
2. Menghilangkan atau mengurangi garam-garam mineral (disebut dengan proses
demineralisasi).
Resin yang digunakan yaitu resin Amberlite IRA 420 yang bersifat basa
kuat sebanyak 440 liter. Regenerasi biasanya 1 x 24 jam dengan menggunakan
regenerasi NaOH sebanyak 37,5 kg dilarutkan dalam 100 liter air. Proses
regenerasi dilakukan sebagai berikut:
1. Back washing selama 15 menit dengan laju air 25 gpm.