• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Jadi di PT. SMART, Tbk. Medan dengan Metode Shared Storage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Jadi di PT. SMART, Tbk. Medan dengan Metode Shared Storage"

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG

PRODUK JADI DI PT. SMART, Tbk. MEDAN DENGAN

METODE SHARED STORAGE

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

Zuhri Lubis

NIM. 060403027

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

RANCANGAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG

PRODUK JADI DI PT. SMART, Tbk. MEDAN DENGAN

METODE SHARED STORAGE

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

Zuhri Lubis

NIM. 060403027

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc Ir. Ukurta Tarigan, M.T

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 1

(3)
(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada Penulis, yaitu:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT dan Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Sarjana

Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng, selaku Koordinator Bidang

Manufaktur Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M. Sc selaku dosen pembimbing I, dan Ir.

Ukurta Tarigan, MT selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan

waktu dan pikiran untuk memberikan arahan dan nasehat dalam

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

5. Bapak Adiarto Hutasoit selaku Kepala Personalia & Administrasi Umum,

Bapak Jimmy Halim selaku Kepala Gudang, dan seluruh karyawan/ti PT.

SMART, Tbk. Medan (ibu deassy dan Bapak Sofian) yang telah membantu

dalam birokrasi pelaksanaan penelitian di lantai pabrik.

6. Kedua orang tua Penulis, H. Sayuti Lubis dan Asmina Rangkuti, serta saudara

Penulis, Suraidah lubis, Kartina Lubis, Astuti Lubis dan Septi M. Lubis yang

selalu mendoakan, memberi dukungan dan semangat luar biasa kepada

(5)

7. Bapak H. Rahmat Nasution, Hj. Elfrida Nursanti Rambe, Hj. Rona Rahida

yang telah memberikan dukungan dan solusi yang luar biasa kepada Penulis.

8. Novrizal, teman satu tim Tugas Sarjana yang selalu memberikan semangat

dan dorongan kepada Penulis.

9. Alfi Syahrin Hasibuan, Andhi Pratama, Yansen Siswanto, Joko Purnomo,

Eko Budiono, Ahmad A. Panjaitan, dan seluruh rekan-rekan stambuk 2006

atas kepedulian dan dorongan yang telah diberikan kepada Penulis.

10.Amiril Mukmin S. KG, Dedy Masrul, Khairul Tamimi Lubis sebagai

teman-teman Penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

Penulis.

Rekan-rekan Asisten Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja yang telah memberi

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal ini untuk diajukan tugas sarjana di PT. SMART, Tbk.

Medan. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan

Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler

Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk

Tugas Sarjana ini adalah “Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk

Jadi di PT. SMART, Tbk. Medan dengan Metode Shared Storage”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan proposal ini. Semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis

sendiri, PT. SMART, Tbk. Medan, dan pembaca lainnya.

Medan, Mei 2011

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

ABSTRAK ... xix

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-4

1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-5

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-4

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-4

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-6

2.3.3.1. Tenaga Kerja ... II-6

2.3.3.2. Jam Kerja ... II-7

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ... II-8

2.3.4.1. Pengupahan ... II-8

2.3.4.2. Fasilitas ... II-9

2.4. Proses Produksi ... II-11

2.4.1. Bahan ... II-11

2.4.1.1. Bahan Baku ... II-11

2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-12

2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-14

2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-14

2.4.2.1. Proses Refinery ... II-15

2.4.2.1.1. Tahap Pre-treatment ... II-15

2.4.2.1.2. Tahap Bleaching ... II-16

2.4.2.1.3. Tahap Deodorasi... II-18

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.4.2.2.1. Proses Kristalisasi ... II-21

2.4.2.2.2. Pemisahan Fraksi Olein dari Kristal

Stearin ... II-22

2.5. Mesin dan Peralatan ... II-26

2.6. Utilitas ……… ... II-26

2.6.1. Water Treatment ... II-26

2.6.1.1. Deferisator ... II-27

2.6.1.2. Cation Exchanger ... II-28

2.6.1.3. Degasifer ... II-29

2.6.1.4. Anion Exchanger ... II-29

2.6.2. Cooling Tower ... II-30

2.6.3. Pembangkit Listrik ... II-31

2.6.4. Bengkel (Work Shop) ... II-33

2.6.5. Boiler ... II-33

2.6.5.1. Air Umpan Boiler (Boiler Feed Water) ... II-34

2.6.5.2. Tahapan Kerja Boiler ... II-35

2.6.5.3. Trouble Shooting Kualitas Air Dearator dan

Boiler ... II-37

2.6.6. Safety dan Fire Protection ... II-39

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.6.8. Maintenance ... II-42

III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Perancangan Tata Letak Pabrik ... III-1

3.2. Permasalahan Tata Letak Pabrik ... III-6

3.3. Warehouse (Gudang) ... III-8

3.4. Perancangan Tata Letak Gudang ... III-12

3.4.1. Prosedur Perencanaan ... III-12

3.5. Metode-metode Penentuan Tata Letak Gudang ... III-16

3.5.1. Metode Fix Slot Storage ... III-16

2.5.2. Metode Shared Storage ... III-20

2.5.3. Metode Randomized Storage ... III-23

2.5.4. Metode Class-Based Dedicated Storage ... III-24

3.6. Pemindahan Bahan (Material Handling) ... III-24

3.7. Minimasi Pemindahan Bahan ... III-26

3.8. Konfigurasi Aisle (Lorong/Gang) ... III-28

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.2.1. Jenis Penelitian ... IV-1

4.2.2. Pengumpulan Data ... IV-1

4.2.3. Kerangka Konseptual ... IV-2

4.2.4. Metode Pengolahan Data ... IV-4

4.2.5. Metode Analisis ... IV-6

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Data Primer ... V-1

5.1.2. Data Sekunder ... V-4

5.2. Pengolahan Data ... V-18

5.2.1. Menentukan Jumlah Permintaan Dan

Frekuensi Permintaan Masing - Masing Produk ... V-19

5.2.2. Perhitungan Kebutuhan Ruang (Space Requirement)

untuk Setiap Produk ... V-21

5.2.3. Perhitnugan Throughput ... V-25

5.2.4. Perhitungan Jarak Perjalanan (Travel Distance)

Antara Tiap Wilayah Penyimpanan dengan Titik I/O .... V-29

5.3. Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang dengan Shared

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.3.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) Usulan ... V-35

5.3.2. Penempatan Produk (Assignment)... V-38

5.3.2.1. Perangkingan Produk Berdasarkan

Perbandingan Throughput (Tj) dan

Space Requirement (Sj) Usulan ... V-39

5.3.2.2. Perhitungan Jarak Perjalanan (Distance Travel)

Antara Tiap Slot Penyimpanan dengan Titik I/O V-38

5.3.2.2.1. Alternatif I ... V-41

5.3.2.2.2. Alternatif II ... V-50

5.3.2.2.3. Alternatif III ... V-58

5.3.2.3. Penempatan Produk ... V-66

5.3.2.3.1. Alternatif I ... V-66

5.3.2.3.2. Alternatif II ... V-88

5.3.2.3.3. Alternatif III ... V-108

5.3.3. Jarak Perjalanan Total ... V-129

5.3.3. 1. Alternatif I ... V-129

5.3. 3.2. Alternatif II ... V-129

5.3. 3.3. Alternatif III ... V-130

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) ... VI-1

6.2. Penempatan Produk ... VI-3

6.3. Penggunaan Metode Shared Storage ... VI-4

6.4. Evaluasi Standard Operating Procedure ... VI-5

VII KESIMPULAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan ... II-7

2.2. Standar Mutu Air Hasil Water Treatment ... II-29

2.3. Standar Mutu Air Cooling Water ... II-31

2.4. Kualitas Air Reverse Osmosis ... II-35

2.5. Kualitas Boiler Feeding Water ... II-37

2.6. Trouble Shooting Kualitas Air pada Dearator ... II-38

2.7. Trouble Shooting pada Boiler... II-38

5.1. Permintaan Setiap Jenis Produk pada Tahun 2008 ... V-5

5.2. Permintaan Setiap Jenis Produk pada Tahun 2009 ... V-6

5.3. Permintaan Setiap Jenis Produk pada Tahun 2010 ... V-7

5.4. Data Permintaan Minyak Goreng Bulan Juli 2010 ... V-9

5.5. Data Permintaan Minyak Goreng Bulan Juli 2010 ... V-11

5.6. Data Permintaan Margarin/Shortening Bulan Juli 2010 ... V-13

5.7. Data Produksi Margarin/ShorteningBulan Juli 2010 ... V-14

5.8. Data PermintaanCocoa Butter Substitude (CBS) Bulan Juli 2010 ... V-16

5.9. Data Produksi Cocoa Butter Substitude (CBS) Bulan Juli 2010 ... V-16

5.10. Jumlah Permintaan dan Frekuensi Permintaan Masing-Masing

Produk Minyak Goreng ... V-19

5.11. Jumlah Permintaan dan Frekuensi Permintaan Masing-Masing

(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.12. Jumlah Permintaan dan Frekuensi Permintaan Masing-Masing

Produk Cocoa Butter Substitude (CBS) ... V-20

5.13. Total Space Requirement untuk Ketiga Jenis Produk ... V-24

5.14. Penerimaan dan Pengiriman Rata-Rata per Hari Masing-masing

Produk ... V-26

5.15. Perhitungan Throughput Masing-masing Produk ... V-28

5.16. Space Requirement Produk Minyak Goreng untuk Tiap Merek... V-35

5.17. Space Requirement Produk Margarin/Shortening untuk Tiap Merek .. V-36

5.18. Space Requirement Produk Cocoa Butter Substitude (CBS)

untuk Tiap Merek ... V-37

5.19. Total Space Requirement untuk Ketiga Jenis Produk ... V-38

5.20. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk

Produk Minyak Goreng ... V-40

5.21. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk

Produk Margarin/Shortening ... V-40

5.22. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) untuk

Produk Cocoa Butter Substitude (CBS) ... VI-41

5.23. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang A ... VI-46

5.24. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang B ... V-48

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.26. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang A ... V-54

5.27. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang B ... V-56

5.28. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang C ... V-57

5.29. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang A ... V-62

5.30. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang B ... V-64

5.31. Jarak Perjalanan Antara tiap Slot dengan Titik I/O Gudang C ... V-65

5.32. Penempatan Produk pada Tiap Slot... V-67

5.33. Penempatan Produk pada Tiap Slot... V-88

5.34. Penempatan Produk pada Tiap Slot... V-108

6.1. Total Space Requirement untuk Produk Minyak Goreng, CBS,

dan Margarin/Shortening ... VI-1

6.2. Total Space Requirement untuk Ketiga Jenis Produk ... VI-2

6.3. Perbandingan Kondisi Awal dan Kondisi Usulan di Gudang Produk

Jadi ... VI-4

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan ... II-5

2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng dan Margarin

pada PT. SMART, Tbk. Medan... II-25

2.3. Alur Pembuatan Steam pada Boiler ... II-36

3.1. Muther’s Systematic Layout Procedure ... III-15

3.2. Cross-aisle Menunjukkan Pemindahan Langsung dan Jarak

Pemindahan diantar Lokasi Penyimpanan ... III-28

3.2. Angled Aisle Memungkinkan Perjalanan secara Langsung antara

Gudang dan Titik I/O ... III-29

4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3

4.2. Blok Diagram Pengolahan Data... IV-5

4.3. Langkah-Langkah Proses Penelitian ... IV-7

5.1. Tata Letak Gudang I ... V-2

5.2. Tata Letak Gudang II ... V-3

5.3. (a) Dimensi Slot Penyimpanan Tampak Depan,

(b) Dimensi Slot Penyimpanan Tampak Samping ... V-4

5.4. Tata Letak Gudang I dalam Koordinat Cartesius ... V-32

5.5. Tata Letak Gudang II dalam Koordinat Cartesius ... V-33

5.6. (a) Dimensi Slot Usulan Tampak Depan, (b) Dimensi Slot Usulan

(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.7. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif I ... V-43

5.8. Tata Letak Gudang II Usulan Alternatif I ... V-44

5.9. Tata Letak Gudang III Usulan Alternatif I ... V-45

5.10. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif II ... V-51

5.11. Tata Letak Gudang II Usulan Alternatif II ... V-52

5.12. Tata Letak Gudang III Usulan Alternatif II ... V-53

5.13. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif III ... V-59

5.14. Tata Letak Gudang I Usulan Alternatif III ... V-60

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1

2. Mesin dan Peralatan ... L-2

3. Layout Gudang Awal ... L-3

5. Gudang Usulan dan Gudang Usulan Tampilan Grid ... L-4

6. Layout PT. SMART, Tbk. Medan ... L-5

8. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-6

9. Surat Penjajakan ... L-7

10. Surat Balasan dari Perusahaan ... L-8

11. Surat Keputusan (SK) Tugas Sarjana... L-9

(20)

ABSTRAK

PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) dengan jenis produksi berupa Minyak Goreng, Margarin/Shortening, dan Cocoa Butter Substitude (CBS). Perusahaan ini melakukan produksi berdasarkan pesanan (make to order).

Dalam penerapan di lapangan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan prinsip FIFO untuk penyimpanan produk, sementara penataan produk tidak beraturan dan sembrautan. Hal ini menjadi permasalahan ketika akan melakukan pemindahan produk yang dapat menimbulkan kesulitan aktivitas bongkar muat produk dan jarak perjalanan yang tinggi, sehingga terjadi pemborosan waktu, jarak perjalanan dan kerusakan produk yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jarak perjalanan total, kebutuhan luas gudang, dan merancang tata letak usulan gudang produk jadi yang dapat mempermudah proses bongkar muat di gudang produk jadi dengan menggunakan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration, sehingga aktivitas bongkar muat semakin lancar, jarak tempuh pemindahan produk semakin singkat dan dampak kerusakan produk smakin kecil.

Metode shared storage menyusun produk dengan menempatkan produk pada setiap lokasi yang kosong. Lokasi penyimpanan disebut dengan Slot. Penempatan produk didasarkan pada perbandingan aktivitas tiap produk dengan kebutuhan yang dirangkingkan sehingga didapat urutan produk dengan perbandingan aktivitas dan kebutuhan ruang dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Rancangan penyusunan produk dengan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration diharapkan gudang produk jadi akan mampu menjawab permintaan yang tinggi dan proses yang cepat. sehingga aliran produk menjadi lancar dan tidak terjadi keterlambatan atau penundaan pengiriman. Dari hasil penelitian didapatkan jarak tempuh sesuai rancangan adalah 8.647,85 meter/hari dan terjadi penghematan jarak dan waktu perjalanan sebesar 30,49%.

(21)

ABSTRAK

PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) dengan jenis produksi berupa Minyak Goreng, Margarin/Shortening, dan Cocoa Butter Substitude (CBS). Perusahaan ini melakukan produksi berdasarkan pesanan (make to order).

Dalam penerapan di lapangan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan prinsip FIFO untuk penyimpanan produk, sementara penataan produk tidak beraturan dan sembrautan. Hal ini menjadi permasalahan ketika akan melakukan pemindahan produk yang dapat menimbulkan kesulitan aktivitas bongkar muat produk dan jarak perjalanan yang tinggi, sehingga terjadi pemborosan waktu, jarak perjalanan dan kerusakan produk yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jarak perjalanan total, kebutuhan luas gudang, dan merancang tata letak usulan gudang produk jadi yang dapat mempermudah proses bongkar muat di gudang produk jadi dengan menggunakan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration, sehingga aktivitas bongkar muat semakin lancar, jarak tempuh pemindahan produk semakin singkat dan dampak kerusakan produk smakin kecil.

Metode shared storage menyusun produk dengan menempatkan produk pada setiap lokasi yang kosong. Lokasi penyimpanan disebut dengan Slot. Penempatan produk didasarkan pada perbandingan aktivitas tiap produk dengan kebutuhan yang dirangkingkan sehingga didapat urutan produk dengan perbandingan aktivitas dan kebutuhan ruang dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Rancangan penyusunan produk dengan metode shared storage dan penggunaan aisle configuration diharapkan gudang produk jadi akan mampu menjawab permintaan yang tinggi dan proses yang cepat. sehingga aliran produk menjadi lancar dan tidak terjadi keterlambatan atau penundaan pengiriman. Dari hasil penelitian didapatkan jarak tempuh sesuai rancangan adalah 8.647,85 meter/hari dan terjadi penghematan jarak dan waktu perjalanan sebesar 30,49%.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT. SMART, Tbk. Medan adalah salah satu perusahaan pengolah kelapa

sawit terintegrasi yang terbesar di Indonesia. Dalam pelaksanaan proses

produksinya terdapat beberapa bagian yaitu refinery plant, fractination plant,

margarine plant dan filling plant. Produk utama pada pengolahan minyak kelapa

sawit menjadi minyak goreng adalah RBD Stearin dan RBD Olein. Kapasitas

produksi rata-rata per tahun untuk masing-masing produk tersebut adalah 270.000

ton dan 90.000 ton. Sedangkan untuk produk lain (Palm Fatty Acid Destilate)

adalah 16.320 ton.

PT. SMART, Tbk. melakukan proses produksinya dengan continuous

flow, dengan jumlah produksi sesuai dengan permintaan pelanggan (make to

order). Produk unggulan yang dipasarkan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah

minyak goreng, margarin (shortening) dan Cocoa Butter Substitude (CBS).

Beberapa merk untuk produk minyak goreng adalah Kunci Mas, Filma, Golden

Fiesta, Mitra dan lainnya. Sedangkan beberapa merk untuk produk margarin

adalah Manara Margarin, Mitra Special, Baker’s Fat, Palmvita, dan lainnya.

Untuk produk Cocoa Butter Substitude (CBS), merk yang digunakan adalah

I-SOC Premium, I-I-SOC CF dan I-I-SOC CBS. Bentuk kemasan yang digunakan

(23)

plastik bermotif (produk margarin) yang disusun ke dalam kardus dengan ukuran

yang relatif sama.

Hasil produksi dari filling plant akan langsung dimasukkan ke gudang

produk jadi yaitu pada area penyimpanan (slot) yang tersedia, dibawa

menggunakan electric countered balanced forklift dan akan disusun dengan sistem

FIFO (First In First Out). Penyusunan yang dilakukan tidak menggunakan aturan

dan semrautan. Produk yang akan dikirim sering berada di rak bagian terdalam,

sehingga produk yang berada di bagian terluar rak harus dikeluarkan terlebih

dahulu (out of block) dan diletakkan di area forklift kemudian dilakukan

pengaturan ulang produk pada rak produk. Hal ini menyebabkan proses bongkar

muat produk semakin lama dan sulit, jarak tempuh (travel distance) proses

pemindahan produk semakin jauh dan tidak efisien, dan produk yang berada di

area forklift mengalami kerusakan karena tertabrak forklift. Hal ini juga sering

mengakibatkan keterlambatan bahkan penundaan pengiriman produk kepada

pelanggan karena produk mengalami kerusakan pada saat proses bongkar muat

berlangsung.

Gudang yang baik memiliki kriteria (tujuan) sebagai berikut; efisiensi

distribusi barang pada saat yang tepat, transportasi yang mudah di dalam dan di

luar gudang, efisiensi waktu yaitu mudah diakses, diambil, dan dikenali, serta

tidak banyak pengaturan ulang barang-barang. Barang tersimpan dengan baik.

Artinya, barang tersimpan sesuai kategori dan pencatatan, tidak hilang, dan tidak

rusak. Hal ini tidak terdapat di gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan,

(24)

SMART, Tbk. Medan untuk mengurangi waktu dan jarak (travel distance), dan

mengurangi dampak produk rusak pada saat proses bongkar muat berlangsung.

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan tata letak

gudang produk. Beberapa metode yang digunakan untuk menentukan tata letak

gudang produk adalah metode Fix Slot Storage (Dedicated Storage), metode

Shared Storage, metode Randomized Storage, dan metode Class-Based Dedicated

Storage.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh K. R. Gue dan R. D. Meller.

“Aisle Configurations for Unit-Load Warehouses”(2009), menyatakan bahwa

waktu dan jarak pemindahan dapat diminimasi sampai 20% dengan menerapkan

model aisle (lorong/gang). Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Sadan K.

dkk. “Experimental Investigation of Shared Storage Assignment Policies in

Automated Storage/Retrieval System”(1998), menyatakan bahwa untuk

pengukuran performansi rata-rata waktu tempuh (travel), investigasi jumlah

permintaan untuk menjadi lebih efisien dari berbagai jenis produk, maka

kebijakan penataan produk dapat dilakukan dengan penerapan shared storage

policy.

Novrizal (2011) sebelumnya telah melakukan penelitian di gudang produk

jadi PT. SMART, Tbk. Medan dengan permasalahan yang sama. Rancangan

perbaikan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode fix slot storage

(dedicated storage), dihasilkan penghematan area penyimpanan sebesar 34% dan

jarak perjalanan total sebesar 35,93%. Penelitian ini tidak membahas mengenai

(25)

Sehingga perlu dilakukan penataan lokasi penyimpanan produk pada

gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan dengan menggunakan metode

shared storage dan bantuan penggunaan aisle configuration ,sesuai dengan judul

penelitian ini yaitu “Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Jadi di PT.

SMART, Tbk. Medan dengan Metode Shared Storage” sehingga kesulitan proses

bongkar muat, jarak tempuh pemindahan produk yang tidak efisien dan kerusakan

produk yang menyebabkan keterlambatan bahkan penundaan pengiriman akan

dapat diatasi.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalah pokok pada penelitian ini adalah tidak terdapat penataan

produk yang teratur di gudang produk jadi PT. SMART, Tbk. Medan sehingga

menyebabkan terjadinya kesulitan dan lamanya proses bongkar muat produk,

jarak tempuh pemindahan produk yang kurang efisien dan kerusakan produk yang

menyebabkan terjadinya keterlambatan bahkan penundaan pengiriman.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan perbaikan

tata letak gudang produk jadi dengan metode shared storage sehingga

mempermudah proses bongkar muat produk, meminimisasi jarak tempuh

(26)

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah keterampilan dan pengalaman dalam memecahkan masalah dan

menjadi salah satu langkah karir sebelum masuk ke dunia kerja.

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori yang diproleh

di masa perkuliahan dengan mengaplikasikan teori tersebut di lapangan.

3. Sebagai tambahan referensi dan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang

ingin mengembangkan penelitian mengenai tata letak gudang.

4. Sebagai masukan bagi pihak perusahaan dalam pembenahan gudang produk

jadi.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengamatan hanya dilakukan pada gudang produk jadi PT. SMART, Tbk.

Medan.

2. Analisis dilakukan hanya untuk tata letak penyimpanan produk jadi pada

gudang produk jadi.

3. Penataan produk dilakukan dengan metode shared storage dan penggunaan

lorong/gang dengan cross-aisle.

4. Tidak memperhitungkan biaya penerapan usulan perbaikan tata letak gudang

produk jadi.

5. Penelitian dilakukan untuk produk minyak goreng, margarin (shortening) dan

(27)

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak ada penambahan jenis produk baru di PT. SMART, Tbk.

2. Tidak ada perubahan ukuran produk jadi dari tiap jenis produk.

3. Tidak ada perubahan ukuran dan jenis material handling yang digunakan

pada kondisi awal.

4. Proses produksi berlangsung secara normal.

5. Kecepatan forklift konstan 10 km/jam.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk mempermudah dalam memahami sistematika penulisan tugas akhir,

maka sistematika penulisan tugas akhir disajikan dalam beberapa bab. Pada bab I

(pendahuluan) dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan

permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang

digunakan serta sistematika penulisan tugas akhir.

Pada Bab II (gambaran umum perusahaan) diuraikan mengenai sejarah dan

gambaran umum perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, struktur organisasi dan

manajemen perusahaan, serta proses produksi yang terjadi di perusahaan.

Pada Bab III (tinjauan pustaka) diuraikan mengenai teori-teori yang

mendukung permasalahan dan analisis pemecahan masalah, antara lain

perancangan tata letak pabrik, permasalahan tata letak pabrik, gudang,

perancangan tata letak gudang, metode penentuan tata letak gudang, pemindahan

(28)

Pada Bab IV (metode penelitian) diuraikan mengenai tempat dan waktu

penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, dan pengolahan

data.

Bab V (pengumpulan dan pengolahan data) adalah bab yang memuat data

yang digunakan dalam penelitian berupa data primer seperti jenis produk, luas

gudang, ukuran (dimensi produk), tata letak gudang sekarang, serta data sekunder

seperti data permintaan dan penjualan produk, data produksi, dan data standar

operating procedure (SOP). Dengan menggunakan data-data primer dan sekunder

tersebut dilakukan pengolahan data untuk memperoleh kebutuhan luas lantai

gudang produk jadi, allowance ruang, peletakan produk dan jarak perjalanan yang

diperlukan untuk memindahkan produk.

Pada Bab VI (analisis pemecahan masalah) diuraikan analisis dan

pembahasan mengenai hasil pengolahan data yaitu dengan menganalisis luas

lantai produksi yang dibutuhkan, penempatan produk, dan jarak perjalanan total

yang diperoleh bila digunakan tata letak gudang produk jadi sekarang. Kemudian

dilakukan perbaikan tata letak gudang produk jadi untuk kondisi jumlah produk

maksimum berdasarkan usulan rancangan tata letak gudang produk jadi dengan

mengupayakan mengurangi luas lantai produksi yang dibutuhkan, jumlah slot dan

jarak perjalanan total yang diperlukan untuk memindahkan produk.

Bab terakhir, yaitu Bab VII (kesimpulan dan saran) berisikan kesimpulan

yang dapat diambil dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang

(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan

PT. SMART, Tbk. Medan merupakan perusahaan yang termasuk dalam

SINAR MAS GROUP. Nama perusahaan PT. SMART, Tbk merupakan singkatan

dari PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk. Di dalam

melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk Medan mempunyai pabrik

beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung yang berada di

kawasan Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status hak milik yang

dikeluarkan oleh pejabat pembuat Akta Tanah Kota Medan Nomor 65 dan oleh

kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A 1424362, dengan total luas

lahan 64.970 m2 dengan dukungan instalasi Tangki Timbun (Bulking Installation)

yang berada di Jalan Belmera Baru III, Belawan II, Kecamatan Medan Belawan,

Medan.

PT. SMART, Tbk. Sebelumnya dikenal dengan nama PT. Ivo Mas

Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 mengolah bahan baku Crude Palm Oil

(CPO) menjadi produk minyak goreng dan stearin. Pada lokasi yang sama, tahun

1986 PT. SMART Corporation didirikan mengolah Palm Kernel (PK) menjadi

Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan dengan

perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000, kedua perusahaan disatukan

menjadi satu perusahaan dengan menggunakan nama perusahaan PT. SMART,

(30)

Pada tanggal 20 November 1992, perusahaan mencatatkan saham di Bursa

Efek Jakarta dan Surabaya yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek

Indonesia dengan menggunakan kode SMAR. Modal dasar perusahaan dalam

bentuk saham dengan jumlah 5.000.000.000 lembar saham yang ditempatkan dan

disetor penuh sebesar 2.872.193.366 lembar saham dengan nilai nominal saham

Rp 200 per saham. Pemegang saham mayoritas, yaitu sebesar 95,21% dimiliki PT.

Purimas Sasmita dan 4,79% sisanya adalah milik publik.

Kapasitas produksi rata-rata pertahun untuk produk utama yaitu Refined

Bleached Deodorized Stearin (RBD Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD

Olein), masing-masing adalah 270.000 ton/tahun dan 90.000 ton/tahun, sedangkan

untuk produksi lainnya yaitu Palm Fatty Acid Destilate (PFAD) dengan kapasitas

produksi sekitar 16.320 ton/tahun.

Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi, terdapat beberapa bagian

utama, yaitu Refinery Plant, Fractination Plant, Margarine Plant, dan Filling

Plant. Melalui proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan produk

branded yang merupakan produk perusahaan.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Palm

Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik

pengolahan kelapa sawit, baik yang ada di Sumatera Utara maupun di luar

(31)

Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah

minyak goreng RBDOL (Refined Bleached Deodorized Olein) atau disebut juga

olein sebagai produk utama dan RBDST (Refined Bleached Deodorized Stearin)

atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk

sampingan. Produk-produk olahan CPO tersebut dikembangkan menjadi produk

unggulan perusahaan, seperti minyak goreng dengan merk Filma, Mitra dan Kunci

Mas, margarin dengan merk Menara, Red Rose, Flagship dan Mitra dan Cocoa

Butter Substitude dengan merk Isoc-Premium, Isoc-CBS dan Isoc-CF).

Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua

proses, yaitu:

1. Proses refinery, merupakan proses pemurnian yang memisahkan asam lemak

jenuh (Fatty Acid) dan proses menghilangkan bau yang disebut dengan

Deodorized.

2. Proses fraksinasi, yaitu proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan fraksi cair

(olein) dengan cara filtrasi dan kristalisasi.

Produk berupa RBDOL (Refined Bleached Deodorized Olein) dipasarkan

di dalam negeri dalam kemasan bermerek Filma, Mitra, dan Kunci Mas. Beberapa

produk dari merek tersebut juga di ekspor ke luar negeri seperti Cina, Nigeria,

Brazil dan lainnya. Sedangkan untuk produk RBDST (Refined Bleached

Deodorized Stearin) dipasarkan di dalam dan luar negeri seperti Cina, Nigeria,

Brazil, Ukraina, New Zealand beberapa negara-negara di benua Asia, Afrika,

Amerika dan Eropa lainnya dengan merek Menara, Mitra, Flagship,

(32)

dituntut untuk benar-benar menjaga mutu produksi perusahaan tersebut supaya

dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.

2.3.Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan

kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk

pencapaian suatu tujuan tertentu.

Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya perusahaan.

Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu dengan

yang lain dapat digambarkan pada struktur organisasi, sehingga para pegawai dan

karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari

siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggungjawab.

Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.

SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian internal yang

sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Struktur organisasi di PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staf dan

(33)

General Manager

Personal & General Affairs Department

(34)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam menggerakkan suatu organisasi, dibutuhkan personil yang

memgang jabatan tertentu dalam organisasi dimana masing-masing dari personil

memiliki tugas tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.

Tugas dan tanggung jawab masing-masing personil dari struktur organisasi

di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

2.3.3.1. Tenaga Kerja

PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari

karyawan tetap dan harian/kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan

tersebut ditempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan

rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan mengelompokkan pekerja atas

tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian/kontraktor.

Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan dikelompokkan

atas dua bagian, yaitu:

1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara

terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan dengan

proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.

2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja

secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas

(35)

Rincian tenaga kerja di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Tabel

2.1 berikut.

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan

Klasifikasi

Pekerjaan

Jenis Kelamin Pendidikan

Pria Wanita Jumlah SD SMP SMU/

STM Akademis/Univ.

Staff 57 35 92 - - - 92

Karyawan 319 36 355 13 20 256 66

Karyawan

Kontrak 137 15 152 - - 104 48

(Sumber: PT. SMART, Tbk. Medan)

2.3.3.2. Jam Kerja

Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua,

yaitu:

1. General Time (non Shift)

General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang

bekerja di kantor (mis. Bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku pada

bagian general time adalah:

a. Pada hari Senin sampai hari Kamis:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)

Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat)

Pukul 13.00 – 16.00 WIB (bekerja)

b. Pada hari Jumat:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)

(36)

Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)

c. Pada hari Sabtu:

Pukul 08.00 – 13.00 WIB (bekerja)

2. Shift Time

Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama

24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi

atas tiga shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas

empat kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian

waktu kerja pada masing-masing shift tersebut adalah:

Shift I : 08.00 – 16.00 WIB

Shift II : 16.00 – 24.00 WIB

Shift III : 24.00 – 08.00 WIB

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

2.3.4.1. Pengupahan

Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dengan memberi

upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karayawan dan

keluarganya dengan tujuan selain untuk mensejahterahkan karyawan juga untuk

meningkatkan produktivitas kerja. Sejalan dengan maksud tersebut, PT. SMART,

Tbk. Medan mengatur dan menetapkan sistem pengupahan karyawannya

disesuaikan dengan golongan, status, jabatan, keahlian dan prestasi kerja.

(37)

dengan kebijaksanaan tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

Upah karyawan terbagi atas tiga bagian, yaitu:

1. Upah Bulanan

Besarnya upah yang diterima seseorang tergantung kepada jabatannya dan

lamanya bekerja di perusahaan.

2. Upah Lembur

Upah lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja yang

telah ditetapkan oleh perusahaan. Besarnya upah lembur yang diterima adalah

upah lembur dikali banyak jam kerja lembur.

3. Upah perangsang

Upah perangsang diberikan menurut prestasi karyawan dan kerajinannya

dengan tidak pernah absen selama satu bulan penuh.

Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya, PT.SMART, Tbk.

Medan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kepada semua

karyawan berupa jaminan kecelakaan, kematian dan lain-lain. Undang-undang

ketenagakerjaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi hak atas

kesejahteraan karyawan.

2.3.4.2. Fasilitas

Untuk mendukung para staff dan karyawan bekerja lebih giat dalam

(38)

1. Pemberian cuti

Perusahaan memberikan cuti kepada karyawan berupa cuti tahunan, cuti sakit,

cuti menikah, cuti musibah dan lain-lain.

2. Pemberian tunjangan hari raya

Tunjangan hari raya diberikan kepada karyawan sesuai dengan agamanya

masing-masing. Besarnya tunjangan setiap orang bergantung kepada gaji

pokok dan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.

3. Perawatan kesehatan

Di perusahaan terdapat klinik, milik perusahaan yang ditangani oleh dua orang

dokter dan beberapa perawat untuk memberikan fasilitas pengobatan kepada

staf dan karyawan serta keluarga dan juga untuk memberikan pelayanan

kesehatan maupun pertolongan apabila terjadi kecelakaan kerja.

4. Bonus tahunan

Perusahaan memberikan bonus tahunan kepada staf dan karyawan yang

sifatnya tidak mutlak setiap tahun. Besar bonus yang diberikan tergantung

kepada kebijaksanaan pihak manajemen yang biasanya tergantung kepada

besarnya keuntungan perusahaan.

5. Fasilitas kerja

Untuk menunjang kelancaran tugas, perusahaan juga menyediakan

peralatan-peralatan yang dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan kesalamatan kerja

(39)

6. Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)

Karyawan yang telah bekerja selama tiga bulan di perusahaanan mendapat

fasilitas jaminan sosial tenaga kerja.

7. Koperasi dan sarana olahraga

Koperasi dikelola oleh perusahaan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan

karyawan. Sementara sarana olahraga yang tersedia yaitu futsal dan badminton.

8. Transportasi

Perusahaan menyediakan bus untuk karyawan yang tidak memiliki kendaraan.

9. Kamar mandi/WC

Seluruh karyawan dapat menggunakan fasilitas kamar mandi/WC yang sudah

tersedia baik di kantor maupun di pabrik.

2.4.Proses Produksi

2.4.1.Bahan

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk

yang digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar dalam

produk dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. PT. SMART,

Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO). Bahan baku

tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada

di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti Kalimantan, Riau dan P.

(40)

CPO yang berasal dari masing-masing PKS diangkut ke PT. SMART,

Tbk. Medan dengan menggunakan mobil tangki dan kereta api (wagon),

sedangkan yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan

kapal Tanker.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksi

dan masih terdapat di dalam produk akhir yang berfungsi untuk memperbaiki

tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik sehingga menghasilkan produk

akhir yang siap untuk dipasarkan. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan

tambahan dalam proses produksi berupa bahan tambahan pangan dan kemasan

(Packaging).

Bahan tambahan pangan yang digunakan terdiri dari:

1. Antioksidan

2. Vitamin A, B dan D

3. Garam

4. Air

Bahan tambahan kemasan (Packaging) yang digunakan oleh PT. SMART,

Tbk. Medan terdiri dari:

1. Kemasan Primer

Kemasan primer merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk

(41)

a. Jerygen

Jerygen berfungsi sebagai kemasan olein ukuran 5000 ml, 10.000 ml dan

20.000 ml hasil proses filling.

b. Pouch (plastik kemasan laminating)

Pouch (plastik kemasan laminating) berfungsi sebagai kemasan olein

ukuran 1000 ml dan 2000 ml hasil proses filling.

c. Plastik polos dan bercorak

Plastik polos dan bercorak berfungsi sebagai kemasan stearin dan CBS

hasil produksi.

2. Kemasan Sekunder

Kemasan sekunder merupakan kemasan yang berfungsi melindungi

produk yang sudah dikemas menggunakan kemasan primer yang membantu

memudahkan kegiatan pengangkutan dan penyimpanan. Kemasan sekunder yang

digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah kardus yang digunakan sebagai

kemasan (packaging) untuk produk yang telah dikemas dengan kemasan primer.

3. Kemasan Tersier

Kemasan tersier merupakan kemasan yang digunakan untuk mengemas

produk setelah dikemas dengan kemasan primer dan sekunder. Kemasan tersier

yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. medan adalah peti kemas yang berfungsi

(42)

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak

tampak dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam proses

produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah:

1. Bleaching Earth

Bleaching Earth berfungsi untuk:

a. Mengabsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak digunakan, seperti

kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen

lainnya.

b. Mengurangi tingkat oksidasi produk.

c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna dan proses bleaching.

2. Asam Phosfat (H3PO4)

Asam Phosfat (H3PO4) berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah),

kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam

proses degumming.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang

atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,

bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.

Proses pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil

(43)

2.4.2.1. Proses Refinery

Proses refinery bertujuan untuk memurnikan crude palm oil (CPO)

sehingga diperoleh kualitas Refined Bleached Palm Oil (RBDPO) yang melalui

tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari proses

penghilangan gum dengan suhu 80 oC (degumming) dengan cara penambahan

asam phosfat (H3PO4 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm Oil (DPO) dan

kemudian dilakukan adsorbtive bleaching pada suhu 100 oC dengan

menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring dengan

menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil (DBPO)

dan membuang spent earth yang berasal dari sisa bleaching earth. Sedangkan

pada tahap deodorisasi meliputi pemisahan Free Fatty Acid (FFA), penghilangan

zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten secara termal dengan

pemansan 262 oC.

Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di

dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda

dengan proses alkalin dimana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil

dihasilkan dengan alkalin, lalu sabunnya dipisahkan.

2.4.2.1.1. Tahap Pre-tratment

Pre-tratment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam

phosfat dan mengabsorbsinya dengan menggunakan bleachig earth. Pada tahap

(44)

Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna,

logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam

phosfat (H3PO4). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak

disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan.

CPO yang akan diolah terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan

mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama,

pemanasan menggunkan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang

berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,

pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah

agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam

mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan

pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80-85%. Suhu CPO

yang masuk ke dalam mixer berkisar 85-95 oC. Penambahan asam phosfat ke

dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,005-0,075% dari umpan CPO

yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15-30 menit, sebelum dimasukkan ke

dalam bleacher.

2.4.2.1.2. Tahap Bleaching

Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO

dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerap.

CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer tank dialirkan

ke tanki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke dalam bleacher

(45)

bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak

yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging steam pada

suhu 95-110 oC, agar dapat mempermudah proses absorbsi dari impurities dengan

cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari penurunan warna

Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai

zat adsorbtive clearing.

BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada

tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang

ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam

(0,4-2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa

dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO

dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter press.

Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih

dahulu divakumkan. Jika vacuum pressure niagara filter rendah maka niagara

filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO

dari pompa sentrifugasi dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan.

Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO

mengalami tahap blackrun, dimana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO

yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih

(tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke

tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompresikan ke tangki niagara filter

press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan BPO pada saat

(46)

menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah.

Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi

telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press.

Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah melewati high level

maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan

keluar niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke

shop oil tank, lalu dialirkan lagi ke blecher. Tahap ini disebut dengan tahap

sirkulasi.

Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui

katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorasi. Setelah tahap

pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap

pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang

keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan

steam maka dilanjutkan dengan tahap post emptying dimana pada tahap dilakukan

maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.

Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge

sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.

2.4.2.1.3. Proses Deodorisasi

Setelah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan

dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas

(47)

heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240-270 oC dan

tekanan vakum 1,7-4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer.

Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan

supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak dan

mungkin terjadi dari isomerisasi serta reaksi termokimia yang tidak diinginkan.

Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang diinginkan,

minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi

penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang dihasilkan dihisap

oleh steam jet vacuum system.

Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat

exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP boiler

dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP boiler dan

pemanasan sampai temperatur 271 oC dan tekanan 1,7-4,4 ton. Setelah proses

pemanasan ini, minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke

dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses

penguapan kembali, dimana yang diinginkan adalah asam lemak bebas dan

senyawa-senyawa penyebab yang lebih mudah menguap serta produk oksidasi,

seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di atas tidak

diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak pada

minyak. Uap dari DBPO di dalam prestripper didinginkan dengan menggunakan

kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger. Kondesat yang

terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara otomatis katup

(48)

DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan

dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan sama dengan

prinsip kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang

ada di dalam DBPO dengan menggunakan titik didih dan uapnya diserap oleh

vacuum system.

Setelah pemindahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut

Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam

plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal

dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang

berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses

fraksinasi.

2.4.2.2. Proses Fraksinasi

Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractination. Proses fraksinasi

kering adalah untuk memindahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu pada

oil (fraksi cair) dan pada stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik

beku yang lebih besar dibandingkan dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada

dalam fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan

fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak

jenuh. Pada temperatur rendah (20oC) stearin berada pada fasa padat, sedangkan

olein tetap berada pada fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah

dilakukan pemisahan fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi, digunakan

(49)

Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractination olein dan double

fractination stearin. Double fractination olein dilakukan untuk mendapatkan olein

super dengan cara mengubah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses

fraksinasi. Kualitas utama yang diharapkan dari proses ini adalah parameter IV =

59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. sedangkan double fractination stearin

dilakukan untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi

ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49.

Tahapan proses fraksinasi dilanjutkan dengan tahap kristalisasi dan tahap

pemisahan fraksi olein dan stearin.

2.4.2.2.1. Kristalisasi

Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin yang

mengkristal akibat pendinginan pada suhu 20 oC, dengan menggunakan tangki

kristalizer. Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank)

dipompakan menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO

dalam keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 55 oC. Pemanas yang

digunakan adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO

dialirkan ke tangki kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke

kristalizer, agitator di dalam kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam

kristalizer temperatur RBDPO diturunkan sekitar 24 – 30 0C dengan

menggunakan air pendingin. Proses pendinginan terjadi dua kali dengan

menggunakan air pendingin dari cooling tower berada pada suhu 25 oC dialirkan

(50)

temperatur 35 oC. Pada saat temperatur 35 oC dicapai, pendinginan akan

dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit pendingin air

yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7 oC. Air ini akan digunakan untuk

pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air biasa dengan suhu 25

– 35 oC.

Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,

dan selama proes ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang

dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan

berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang

sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan

bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan

penyebaran kristal.

Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah

akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan

berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat

dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi,

secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap

pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.

2.4.2.2.2. Pemisahan Fraksi Olein dari Kristal Stearin

Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan

minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer

(51)

dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling

merapat dan udara dikompresikan sehingga akan terjadi penekanan yang akan

mengakibatkan terjadi pemisahan antar olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan

mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju

tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat

diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan

untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan

dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk

membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah

proses ini, angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih

ada dalam bentuk kristal dan dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang

dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter

press. Setelah proses ini selesai, angin akan ditiupkan kembali sehingga

membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan

jatuh ke bak penampungan yang dilengkapi dengan blade beraliran listrik

sehingga mencair dan dapat dialirkan ke tangki stearin.

Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan

pori-pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup

ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.

Washing filter press digunakan untuk mencuci dan membersihkan filter press

yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada

filter cloth. Washing filter press difungsikan dengan cara menggunakan olein

(52)

Tahap pertama dari proses produksi, dimulai dengan refining. CPO

dipompakan ke tangki degumming untuk memisahkan gum dan minyak.

Pemisahan ini menggunakan bahan penolong asam phosfat yaitu asam phosfat

dengan suhu 70 oC. Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk

pemucatan warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium

karbonat dengan suhu 90 oC. Dengan menggunakan filter, bleaching earth

dipisahkan dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil

(BDPO).

Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi, yaitu memisahkan Free

Fatty Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu 262 oC dan akan menghasilkan

Refined Bleached Degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached Degummed

Stearin (RBDS).

Blok diagram proses produksi pembuatan minyak goreng dan margarin

(53)

CPO

DEGUMMING

DPO

BLEACHER

FILTRATION

DPO

DEODORIZATION

RBDPO

FRACTINATION

FILTRATION STEARIN

OLEIN

PFAD FATTY MATER

(POAM)

WASTE WATER TREATMENT PLANT

MINYAK GORENG MARGARIN

ASAM PHOSFAT 85%

SPENT EARTH

Keterangan :

CPO : Crude Palm Oil DPO : Degummed Palm Oil

DBPO : Degummed Bleached Palm Oil RBDPO : Refined Bleached Pal Oil

BLEACHING EARTH

(54)

2.5.Mesin dan Peralatan

Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi pabrik

adalah semiotomasi, dimana semua kegiatan proses produksi melibatkan manusia

dan mesin yang terprogram. Berdasarkan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil

(CPO) menjadi minyak goreng dan stearin pada PT. SMART, Tbk. Medan

menggunakan mesin yang terbagi atas tiga unit proses, yaitu:

1. Pre-physical Refined Unit

2. Physical RefiningUnit

3. Fractination Unit

2.6.Utilitas

Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang

menunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar dari awal hingga akhir. PT.

SMART, Tbk. Medan memiliki utilitas antara lain:

1. Water Treatment

2. Cooling Water

3. Unit Pembangkit Listrik

4. Bengkel (Work Shop)

5. Boiler

2.6.1.Water Treatment

Water treatment adalah proses pengolahan atau pemurnian air yang berasal

dari air bawah tanah PT. SMART, Tbk. Medan. Selain digunakan untuk proses,

(55)

Sedangkan untuk keperluan kantor, kantin dan asrama serta sebagai sumber air

minum PT. SMART, Tbk. Medan bersumber dari air PAM yang digunakan.

Tahap-tahap pengolahan air sumur bor yang dilakukan:

a. Deferisator

b. Cation Exchanger

c. Degasifier

d. Anion exchanger

2.6.1.1. Deferisator

Deferisator berguna untuk menangkap kandungan besi serta partikel padat

lainnya yang terkandung dalam air. Peralatan deferisator berupa silinder tegak

dengan alat dan tutup segmen bola yang diisi dengan media penyaring. Media

penyaring ini terdiri atas tiga lapisan yang berturut-turut dari atas ke bawah yaitu

antrasit, grend sand dan gravel.

Air yang diolah dimasukkan dari bagian atas deferisator, partikel-partikel

padat ditahan oleh media penyaring, sedangkan air jernih keluar dari bagian

deferisator. Air sumur mengandung Fe2+ (ferro) yang terlarut dalam air. Agar

ferro dapat ditahan oleh media penyaring maka harus dioksidasi menjadi Fe3+

yang berbentuk padatan. Sebagai oksidator digunakan KMnO4 yang diinjeksikan

ke dalam pipa air sebelum masuk ke deferisator.

Partikel padat yang ditahan pada media penyaring tidak lagi berjalan baik

karena jenuh. Kejenuhan tercapai apabila perbandingan antara tekanan masuk dan

(56)

harus diregenerasi. Regenerasi dilakukan dengan back washing selama 40 menit,

dimana air dialirkan dari bagian bawah ke bagian atas deferisator dengan laju alir

100 gpm. Dengan adanya daya dorong dari aliran air ini, padatan semula tertahan

ke atas dan didorong ke atas untuk selanjutnya keluar bersama-sama aliran air,

kemudian dilakukan pembilasan selama 15 menit dengan laju air 50 gpm.

2.6.1.2. Cation Exchanger

Pada kation exchanger berlangsung pertukaran ion positif pada air dengan

resin. Kation-kation yang terdapat di dalam air, terutama Ca2+ dan Mg2+ akan

diikat oleh resin sementara resin melepaskan kation H+ke dalam air. Fungsi dari

katin exchanger adalah:

1. Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan garam-garam

kalsium dan magnesium.

2. Mengilankan atau mengurangi zat padat terlarut (klorida, sulfat, bikarbonat

dan silikat).

Sebagai resin digunakan Amberlite Ira 120 sebanyak 440 liter yang

bersifat asam kuat. Resin memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengikat ion.

Regenerasi harus dilakukan berkala, untuk mengembalikan kemampuan resin

mengikat ion. Biasanya regenerasi dilakukan 1 x 24 jam. Sebagai regenerasinya

diapakai NaCl yang dilarutkan dalam air.

Proses regenerasi memiliki tahapan sebagai berikut:

1. Back washing selama 15 menit dengan laju alir 15 gpm.

(57)

3. Pembilasan (rising) selama 30 menit dengan laju air 25 gpm.

2.6.1.3. Degasifer

Dalam degasifer dilakukan pengusiran CO2. Air dari kation exchanger

dimasukkan dari bagian atas degasifer dengan penyemburan, sedangkan

pengusiran gas CO2 dilakukan dengan kipas.

2.6.1.4. Anion Exchanger

Pada anion exchanger berlangsung pertukaran anion-anion antara air

dengan resin. Anion-anion yang terdapat dalam air seperti CO32-, SO43- dan Cl

-akan diikat oleh resin, sedangkan resin -akan melepaskan anion hidroksida (OH-).

Fungsi dari anion exchanger adalah:

1. Mengikat atau menyerap anion dari asam-asam karbonat, sulfat, klorida, dan

silikat yang diahsilkan dari kation exchanger.

2. Menghilangkan atau mengurangi garam-garam mineral (disebut dengan proses

demineralisasi).

Resin yang digunakan yaitu resin Amberlite IRA 420 yang bersifat basa

kuat sebanyak 440 liter. Regenerasi biasanya 1 x 24 jam dengan menggunakan

regenerasi NaOH sebanyak 37,5 kg dilarutkan dalam 100 liter air. Proses

regenerasi dilakukan sebagai berikut:

1. Back washing selama 15 menit dengan laju air 25 gpm.

Gambar

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan
Tabel 2.3. Standar Mutu Air Cooling Water
Tabel 2.4. Kualitas Air Reverse Osmosis
Gambar 2.3. Alur Pembuatan Steam pada Boiler
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode.. Storage/Retrieval

cube per order index dengan judul “ Analisis Perbaikan Tata Letak Produk Jadi Menggunakan Model Cube Per Order Index Untuk Mengurangi Jarak Perpindahan Pada

digunakan dalam penelitian berupa data primer seperti jenis produk, luas gudang,.. ukuran (dimensi produk), tata letak gudang sekarang, serta data sekunder

Metode ini digunakan dalam perbaikan tata letak gudang produk setengah jadi di CV Harapan Baru Karanganyar dengan pertimbangan produk akhir yang dihasilkan dari bagian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode mana yang paling cocok dan baik dalam perancangan tata letak gudang bahan baku dan produk jadi pada PT X serta menentukan

Untuk merancang tata letak dan fasilitas gudang yang baru pada gudang yang telah lama digunakan, maka dasar yang dipergunakan ialah gabungan dari metode Activity Relationship Chart ARC

Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data dengan menggunakan metode shared storage pada gudang produk jadi di PT.Panatrade maka dapat diambil kesimpulan, yaitu Tata letak

Perbandingan Usulan Tata Letak Gudang Penyimpanan Produk Jadi Dari metode yang kita gunakan class based storage untuk mengurangi waktu perpindahan produk jadi dengan permintaan