USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PATTERN
DI PT. ASIA RAYA FOUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEDICATED STORAGE
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
HASAN BASRI HARAHAP NIM. 080423003
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
USULAN PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PATTERN
DI PT. ASIA RAYA FOUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEDICATED STORAGE
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
HASAN BASRI HARAHAP NIM. 080423003
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir. Khawarita Siregar, MT) (Ir. Ukurta Tarigan, MT)
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Penelitian ini dilakukan di PT. Asia Raya Foundry yaitu merupakan salah
satu perusahaan pengecoran logam yang ada di Sumatera Utara. Objek
penelitainnya adalah gudang pattern (mal kayu).
Adapun judul untuk Tugas Sarjana ini adalah “Usulan Perbaikan Tata
Letak Gudang Pattern di PT. Asia Raya Foundry dengan Menggunakan Metode Dedicated Strorage ”.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Sarjana ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri, dan pembaca lainnya.
Universitas Sumatera Utara Medan, Mei 2011 Penulis,
UCAPAN TERIMA KASIH
Terlalu banyak pihak yang telah memberikan bantuan, saran dan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, sebagai Ketua Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing I atas
bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing II atas
bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
Tugas Sarjana ini.
3. Kedua Orang Tua (H. Nasaruddin Harahap dan Hj. Rosmidah Siregar),
saudara-saudara (Hendry Syahbani Putra Harahap, Jufri Kasman Harahap) dan
Kakak-kakak ipar serta keponakan yang telah memberikan dukungan yang luar
biasa dalam hal materi, motivasi dan do’a kepada penulis.
4. Pegawai Departemen Teknik Industri yang banyak membantu penulis dalam
memberikan informasi tentang situasi kampus.
5. Bapak Benny Lim, ST, sebagai Manager Marketing di PT. Asia Raya Foundry
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan
perkulihan.
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan perkulihan.
7. Rina, Irma, Yanti, Ilham, Siska dan teman-teman stambuk 2008 ekstensi
sebagai teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas
Sarjana ini.
8. Teman-teman anak kos 72 Sei Padang yang telah memberi semangat kepada
penulis.
9. Teman-teman sekerja di PT. Asia Raya Foundry telah memberi semangat
kepada penulis.
Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Tugas Sarjana ini yang tidak dapat penuliskan satu per satu, penulis ucapkan
terima kasih. Semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Mei 2011
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
RINGKASAN ... xviii
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan dan Penelitian Manfaat ... I-4
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-5
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2
2.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi PT. Asia Raya Foundry ... II-4
2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-11
2.3.3.1. Tenaga Kerja ... II-11
2.3.3.2. Jam Kerja ... II-11
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-13
2.3.4.1. Sistem Pengupahan ... II-13
2.3.4.2. Fasilitas ... II-14
2.4. Proses Produksi ... II-15
2.4.1. Standar mutu Bahan/Produk ... II-15
2.4.2. Bahan yang Digunakan ... II-16
2.4.2.1. Bahan Baku ... II-16
2.4.2.2. Bahan Tambahan ... II-17
2.4.2.3. Bahan Penolong ... II-17
2.4.3. Uraian Proses Produksi ... II-19
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.4.3.2. Stasiun Moulding ... II-22
2.4.3.3. Stasiun Furnace ... II-24
2.4.3.4. Stasiun Fettling ... II-27
2.4.3.5. Stasiun Machining ... II-28
2.4.3.6. Pengendalian Kualitas ... II-29
2.4.3.7. Stasiun Despatch ... II-30
2.5. Mesin dan Peralatan ... II-31
2.5.1. Mesin Produksi ... II-31
2.5.2. Peralatan/Equipment ... II-33
2.5.3. Sarana Pendukung Proses Produksi ... II-33
2.5.4. Utilitas ... II-34
2.5.5. Safety and Protection ... II-34
2.5.6. Pengolahan Limbah ... II-36
2.5.7. Perbaikan/Maintenance ... II-36
III LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Tata Letak Fasilitas ... III-1
3.2. Strategi Tata Letak ... III-3
3.3. Pengertian Gudang ... III-5
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.5. Tata Letak Gudang ... III-7
3.6. Tipe Tata Letak Gudang ... III-9
3.7. Sistem Manajemen Gudang ... III-10
3.8. Prosedur Penyusunan Produk ... III-11
3.9. Kebijakan Penyimpanan dalam Gudang ... III-12
3.9.1. Metode Dedicated Strorage ... III-13
3.9.2. Metode Randomized Storage ... III-14
3.9.3. Metode Class-based Dedicated Strorage ... III-15
3.9.4. Metode Shared Storage ... III-15
3.10. Penempatan Produk pada Lokasi
Penyimpanan/Penarikan ... III-16
3.11. Pemindahan Bahan ... III-20
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Penentuan Objek Penelitian ... IV-1
4.2. Pengamatan terhadap Objek yang akan Diteliti ... IV-3
4.3. Identifikasi masalah dan Penetapan Tujuan ... IV-3
4.4. Studi Pustaka ... IV-3
4.5. Pengumpulan Data ... IV-4
4.5.1. Data Primer ... IV-4
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.6. Pengolahan Data ... IV-4
4.7. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-6
4.8. Kesimpulan dan Saran ... IV-6
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Jenis Produk ... V-1
5.1.2. Data Penyimpanan, Penerimaan, dan Pengambilan
Tiap Produk ... V-2
5.1.3. Gudang Pattern yang Sekarang ... V-2
5.2. Pengolahan Data ... V-6
5.2.1. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) ... V-6
5.2.2. Perhitungan Throughput ... V-7
5.2.3. Penempatan Produk (Assignment) ... V-10
5.2.3.1. Perangkingan Produk Berdasarkan
Perbandingan Throughput dan Storage ... V-10
5.2.3.2. Perhitungan Jarak (distance traveled) antara
Tiap Slot Penyimpanan dengan I/O point ... V-12
5.2.3.2.1. Alternatif I ... V-12
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.3.2.2. Alternatif III ... V-16
5.2.3.2. Penempatan Produk dengan Nilai T/S Tertinggi
pada Slot dengan Jarak Terkecil ... V-23
5.2.3.2.1. Alternatif I ... V-23
5.2.3.2.2. Alternatif II ... V-26
5.2.3.2.2. Alternatif III ... V-29
5.2.4. Jarak Perjalanan Total ... V-32
5.2.4.1. Alternatif I ... V-32
5.2.4.2. Alternatif II ... V-33
5.2.4.3. Alternatif III ... V-34
5.2.5. Perancangan Layout Usulan untuk Gudang Pattern ... V-34
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Kebutuhan Ruang ... VI-1
6.2. Analisis Hasil Penempatan Produk pada Slot ... VI-3
6.3. Analisis Jarak Perjalanan Total ... VI-4
6.4. Layout Gudang ... VI-4
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-1
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Asia Raya Foundry ... II-5
2.2. Block Diagram Proses Pembuatan Produk ... II-19
3.1. Kemugkinan-kemungkinan Penyusunan Tempat Penerimaan
dan Pegiriman ... III-12
4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-2
4.2. Block Diagram Pengolahan Data ... IV-7
5.1. Susunan Slot Usulan Gudang Pattern (Alternatif I) ... V-13
5.2. Susunan Slot Usulan Gudang Pattern 3 Dimensi (Alternatif I) ... V-14
5.3. Susunan Slot Usulan Gudang Pattern (Alternatif II) ... V-17
5.4. Susunan Slot Usulan Gudang Pattern 3 Dimensi (Alternatif II) .... V-18
5.5. Susunan Slot Usulan Gudang Pattern (Alternatif III) ... V-20
5.6. Susunan Slot Usulan Gudang Pattern 3 Dimensi (Alternatif III) .. V-21
5.7. Dimensi Slot ... V-35
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry ... II-12
2.2. Jenis-jenis Material Standard PT. Asia Raya Foundry ... II-16
2.3. Jenis-jenis Bahan Tambahan ... II-17
2.4. Jenis-jenis Bahan Penolong ... II-18
2.5. Kadar Unsur Peleburab Logam Pembuatan Produk ... II-26
2.6. Jenis-jenis Mesin Produksi PT. Asia Raya Foundry ... II-32
2.7. Jenis-jenis Peralatan Produksi PT. Asia Raya Foundry ... II-33
2.8. Jenis-jenis Sarana Pendukung PT. Asia Raya Foundry ... II-33
5.1. Data Jenis Pattern (Mal Kayu) ... V-1
5.2. Data Penerimaan Produk Pattern Tahun 2010 ... V-3
5.3. Data Penyimpanan Produk Pattern Tahun 2010 ... V-4
5.4 Data Pengambilan Produk Pattern Tahun 2010 ... V-5
5.5. Kebutuhan Ruang (Space Requirement) Tiap Jenis Pattern ... V-8
5.6. Throughput Tiap Jenis Pattern ... V-9
5.7. Perbandingan Throughput (Ti) dan Storage (Si) Palm Oil Mill ... V-10
5.8. Perbandingan Throughput (Ti) dan Storage (Si) Quarry ... V-11
5.9. Perbandingan Throughput (Ti) dan Storage (Si) Jobbing ... V-11
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.11. Jarak Perjalanan antara Tiap Slot dengan Titik I/O
(Alternatif I) ... V-15
5.12. Jarak Perjalanan antara Tiap Slot dengan Titik I/O
(Alternatif II) ... V-19
5.13. Jarak Perjalanan antara Tiap Slot dengan Titik I/O
(Alternatif III) ... V-22
5.14. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Palm Oil Mill
(Alternatif I) ... V-23
5.15. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Quarry
(Alternatif I) ... V-24
5.16. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Jobbing
(Alternatif I) ... V-25
5.17. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Rubber
(Alternatif I) ... V-25
5.18. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Palm Oil
(Alternatif II) ... V-26
5.19. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Quarry
(Alternatif II) ... V-27
5.20. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Jobbing
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.21. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Rubber
(Alternatif II) ... V-28
5.22. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Palm Oil
(Alternatif III) ... V-29
5.23. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Quarry
(Alternatif III) ... V-30
5.24. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Jobbing
(Alternatif III) ... V-31
5.25. Penempatan Pattern pada Masing-masing Slot Rubber
(Alternatif III) ... V-31
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Layout Gudang Pattern Sekarang ... L-1
2. Layout Pabrik Sekarang ... L-2
3. Layout Usulan Gudang Pattern (Alternatif I)... L-3
4. Layout Usulan Pabrik (Alternatif I) ... L-4
5. Layout Usulan Gudang Pattern (Alternatif II) ... L-5
6. Layout Usulan Pabrik (Alternatif II) ... L-6
7. Layout Usulan Gudang Pattern (Alternatif III) ... L-7
8. Layout Usulan Pabrik (Alternatif III) ... L-8
9. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-9
10. Surat Penjajakan Pabrik ... L-10
11. Surat Balasan Pabrik ... L-11
RINGKASAN
PT. Asia Raya Foundry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri pengecoran logam dengan memproduksi berbagai sparepart industri diantaranya Bearing Housing, Bushing/bronze, Hanger bearing, Coupling, Roda Lorry, Transfer Carriage, Sprocket, Worm Screw, Roda gigi, Pisau cutter , Coupling, Stand mangle, Pisau Breaker, Bowl Liner, Impact, Jaw plate, Paddle, Toggle Seat/Block, Liner, Mantle Cone, Jig Plate dan sebagainya.
Permasalahan yang dihadapi adalah sempitnya gang untuk pergerakan pekerja dan material handling sehingga mempersulit penyusunan dan pembongkaran pattern. Setiap pattern yang disimpan tidak memiliki tempat yang tetap, serta kurangnya slot untuk menyimpan pattern.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah memberi usulan perbaikan tata letak gudang pattern dengan menggunakan metode dedicated storage, sehingga pattern yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap. Serta merancang kebutuhan slot sebagai tempat penyimpanan pattern, sehingga tidak ada lagi pattern yang ditumpukkan di lantai.
Dedicated storage merupakan metode dengan penyimpanan yang tetap (fixed slot storage), menggunakan penempatan lokasi atau tempat simpanan yang spesifik untuk tiap barang yang disimpan. Hal ini dikarenakan suatu lokasi simpanan diberikan pada satu produk yang spesifik.
Dengan menggunakan metode dedicated storage diharapkan pattern yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap, sehingga mempermudah pekerja/operator dalam melakukan penyimpanan dan pembongkaran pattern.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Di Era Globalisasi ini, persaingan yang terjadi disektor industri semakin
ketat, maka hal tersebut memicu para pengusaha untuk memperoleh strategi baru
yang lebih efektif agar setiap sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan dan
diharapkan memberikan hasil yang optimal. Untuk menghadapi kondisi tersebut,
maka perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing dan meningkatkan
kepuasan konsumen.
Kemampuan perusahaan untuk menciptakan proses produksi yang efektif
dan efisien akan mempengaruhi volume produksi, mengurangi biaya produksi,
dan akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Proses produksi yang
efektif adalah proses produksi yang mampu meminimalisasi kegiatan menunggu
(delay). Proses produksi yang efisien adalah proses produksi yang mampu
meminimalisasi jarak pemindahan bahan (material handling) di dalam aliran
prosesnya.
Dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem penyimpanan hasil produksi
sangatlah penting peranannya. Tidak mungkin barang produksi yang dihasilkan
akan langsung didistribusikan ke semua pelanggannya. Hal ini menyebabkan
kebutuhan adanya tempat penyimpanan dan sistem penyimpanan yang baik.
Tempat penyimpanan yang baik tidak harus berukuran sangat besar sebab
pemanfaatan tempat penyimpanan bisa maksimal.
Kondisi tata letak gudang yang tidak berdasarkan suatu perancangan tata
letak yang menyeluruh dapat menyebabkan ketidakefisienan waktu pembongkaran
material dan menyulitkan operator dalam menangani material karena keterbatasan
ruang tersebut.
Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu
memanfaatkan ruang untuk penyimpanan secara efektif agar dapat meningkatkan
utilitas ruang. Kurangnya pemanfaatan ruang serta penyimpanan yang kurang
efektif akan menyebabkan banyaknya produk yang tidak tertampung dalam
gudang.
PT. Asia Raya Foundry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang industri pengecoran logam dengan memproduksi berbagai sparepart
industri, diantaranya Bearing Housing, Bushing/bronze, Hanger bearing,
Coupling, Roda Lorry, Transfer Carriage, Sprocket, Worm Screw, Roda gigi,
Pisau cutter , Coupling, Stand mangle, Pisau Breaker, Bowl Liner, Impact, Jaw
plate, Paddle, Toggle Seat/Block, Liner, Mantle Cone, Jig Plate dan sebagainya.
Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan konsumen (make to order) dan
juga berproduksi berdasarkan make to stock.
Dalam proses produksi, PT. Asia Raya Foundry terlebih dahulu
melakukan pembuatan pattern (mal kayu) sebelum dilakukan pencetakan. Pattern
tersebut akan disimpan di sebuah gudang khusus. Sesuai dengan pengamatan yang
dilakukan terhadap gudang pattern, terdapat beberapa masalah, diantaranya:
penumpukan pattern di gudang tersebut, dan penempatan pattern yang tidak
tetap/acak mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pengambilan/pencarian.
Waktu yang diberikan oleh bagian produksi untuk mencari pattern biasanya
selama 1 hari. Karena penyusunan yang tidak teratur, operator merasa kesulitan
dalam pencarian pattern, sehingga waktu yang diberikan bagian produksi sering
tidak terpenuhi. Masalah berikutnya adalah sempitnya gang untuk pergerakan
operator dan material handling. Pada saat sekarang, gang pada gudang pattern
sebesar 0.7 m, sehingga material handling tidak masuk ke gang tersebut. Ukuran
material handlingnya adalah 1 m x 1,5 m (hand truck). Sempitnya gang untuk
pergerakan operator/material handling mempersulit penyusunan dan
pembongkaran pattern. Gudang pattern memiliki slot sebagai tempat meletakkan
pattern, tetapi slot yang ada di gudang tersebut tidak bisa menampung seluruh
pattern, sehingga sebagian pattern ditumpukkan dilantai. Slot pada gudang
tersebut sebagian sudah ada yang keropos dan bengkok, sehingga tidak layak
digunakan lagi.
Hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan penataan ulang terhadap
gudang pattern, perancangan ulang terhadap ukuran slot, serta perancangan ulang
terhadap tata letak slot-slot penyimpanan dalam gudang dan juga kebijakan
penyimpannya agar permasalahan-permasalahahan diatas dapat diatasi. Secara
umum, metode yang akan digunakan adalah kebijakan penyimpanan dengan
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah terlalu sempitnya gang untuk pergerakan operator dan
material handling. Sempitnya gang untuk pergerakan operator/material handling
akan mempersulit dalam penyusunan dan pembongkaran pattern. Selain itu,
penempatan produk yang tidak tetap akan menyebabkan kesulitan operator dalam
pencarian pattern. Serta kurangnya jumlah slot menyebabkan terjadinya
penumpukan pattern di lantai gudang.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah memberi usulan perbaikan
tata letak gudang pattern dengan menggunakan metode dedicated storage,
sehingga pattern yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap. Serta
merancang kebutuhan slot sebagai tempat penyimpanan pattern, sehingga tidak
ada lagi pattern yang ditumpukkan di lantai.
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam perbaikan
tata letak gudang pattern.
2. Menjadi sarana bagi penulis untuk melakukan latihan sehingga ilmu yang
didapat dari perkuliahan dapat diterapkan dan dikembangkan yang kemudian
3. Menjalin hubungan kerja sama antar perusahaan dan Universitas, Fakultas
Teknik khususnya Teknik Industri yang menjadikan perusahaan menjadi
wadah penerapan ilmu yang didapat dari perkuliahan.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Agar penelitian yang dilakukan terfokus pada salah satu masalah dan tidak
menyimpang dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan. Maka batasan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di PT. Asia Raya Foundry, khususnya gudang pattern.
2. Perbaikan tata letak gudang berdasarkan metode dedicated storage.
3. Analisis yang dilakukan hanya untuk tata letak gudang pattern.
4. Tidak dilakukan estimasi biaya terhadap usulan yang akan dirancang.
5. Penelitian hanya dilakukan pada produk yang sering di dipesan konsumen.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Proses produksi berjalan normal.
2. Tidak ada perubahan bentuk dan ukuran material handling yang digunakan.
3. Bahan baku tersedia sesuai dengan kapasitas produksi.
4. Produk sesuai dengan jumlah produksi yang diperoleh dari data lalu.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian, serta
sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Memaparkan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi
dan manajemen serta proses produksi.
BAB III LANDASAN TEORI
Berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga
penyusunan laporan tugas akhir.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari
penelitian serta melakukan pengolahan data yang membantu dalam
pemecahan masalah.
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Memberikan kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah
dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan yang
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Asia Raya Foundry merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang industri pengecoran logam dengan memproduksi berbagai
spare part industri diantaranya Bearing Housing, Bushing/bronze, Hanger
bearing, Coupling, Roda Lorry, Transfer Carriage, Sprocket, Worm Screw, Roda
gigi, Pisau cutter , Coupling, Stand mangle, Pisau Breaker, Bowl Liner, Impact,
Jaw plate, Paddle, Toggle Seat/Block, Liner, Mantle Cone, Jig Plate dan
sebagainya. PT. Asia Raya Foundry didirikan pada tanggal 14 September 2002,
yang berlokasi di Jalan Utama No. 118, Dusun I, Desa Dagang Kelambir,
Kecamatan Tanjung Morawa Km 16, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara,
Indonesia. Perusahaan ini memiki lahan yang cukup luas yaitu memiliki luas
15.000 m2, dengan luas lantai produksinya seluas 4000 m2. Perusahaan ini
berstatus sebagai perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).
Perusahaan ini memperoleh surat izin usaha industri:
IZ.531/IK-UIALK/73/V/2003. Pada perusahaan tersebut, terdapat 2 (dua) bagian proses
produksi, yaitu proses produksi untuk pembuatan spare part industri dan
pembuatan besi batangan/billet. Perusahaan ini juga ingin mengembangkan
produksinya dalam bidang pembuatan besi beton (masih dalam tahap
operasionalnya, perusahaan ini merupakan satu kesatuan dalam PT. Asia Raya
Foundry.
PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku.
Besi-besi tua tersebut akan dilebur/didaur ulang menjadi produk baru seperti
spare part mesin bagi industri palm oil, crumb rubber, boiler, quarry, cement
mill, steel mill, pipe fittings, pulp dan kertas, alat-alat berat, serta industri-industri
lainnya.
Selain membuat spare part mesin industri, perusahaan tersebut juga dapat
membuat/merancang mesin-mesin yang digunakan di berbagai industri, misalnya
pembuatan mesin mangle, mesin hammer mill, mesin roll plat, mesin sand dryer,
dan juga berbagai bentuk produk fabrikasi lainnya.
Dalam hal manajemen, perusahaan ini telah mendapat sertifikat ISO
9001-2008 dari KAN (Komite Akreditasi Nasional) dalam bidang Quality Assurancce.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku
utama dalam melakukan proses produksinya. Selain itu juga diperlukan berbagai
jenis bahan tambahan seperti bahan-bahan kimia lainnya yang berfungsi untuk
mendukung sifat produk yang diinginkan agar menjadi sparepart mesin yang
PT. Asia Raya Foundry dapat membuat berbagai jenis produk berdasarkan
jenis industrinya,diantaranya adalah:
1. Industri crumb rubber (industri pengolah getah karet), contohnya adalah
bearing block, bearing housing, gear, couping, cutter knife, shredder knife,
beaker knife, sprocket, stand, safety block, dan lain-lainnya. Selain membuat
sparepart Crumb rubber, perusahaan ini juga bisa membuat mesin mangle,
mesin hammer mill, conveyor dan berbagai jenis mesin industri crumb rubber
lainnya.
2. Industri palm oil (industri pengolah kelapa sawit), contohnya adalah roda
lorry, press cage, screw press, coupling, hangger bearing, , sprocket, bushing,
dan berbagai jenis sparepart palm oil lainnya. Selain pembuatan sparepart
palm oil, perusahaan ini juga membuat mesin screw press, hydrociclone, unit
lorry, ripple mill dan lain-lainnya.
3. Industri heavy duty equipment (industri alat-alat berat), contohnya
intermediate roll, bosch coupling roll, rantai excavator, sprocker, dan
lain-lain.
4. Industri quarry (pabrik batu) dan semen, contohnya adalah jaw crusher, cone
cave, mantle cone , bow liner, hammer crusher, paddle arm, paddle tip, toggle
block, toggle seat, dan lain-lainnya.
Pelaksanaan proses pada PT. Asia Raya Foundry berdasarkan pesanan dari
konsumen (job order). Sebelum dilakukan pembuatan produk terlebih dahulu
dilakukan penggambaran produk dalam bentuk gambar teknik. Gambar teknik
dan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. Biasanya konsumen memberikan
gambar teknik produk, tetapi hanya memberikan dimensi yang umum. Apabila
konsumen tidak memiliki gambar teknik, konsumen biasanya memberikan contoh
produk, kemudian bagian drawing menggambar produk tersebut.
Selain melakukan sistem make to order, perusahaan ini juga melakukan
sistem make to stock, dengan pertimbangan produk tersebut sering dipesan oleh
konsumen sehingga barang akan tersedia apabila konsumen melakukan
pemesanan.
2.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasni PT. Asia Raya Foundry
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan struktur organisasi adalah kerangka
antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing
memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Dalam suatu struktur
organisasi harus menunjukkan satuan-satuan organisasi dan garis wewenang
sehingga terlihat jelas batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
setiap personil dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu
kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
PT. Asia Raya Foundry menggunakan struktur organisasi yang berbentuk
campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan
adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi
tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang
bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang
hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya
pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung
jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu produksi, pemasaran (marketing), dan
pembelian berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya.
Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan serta kelancaran dan kemajuan usaha
organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi PT. Asia Raya
Foundry dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan personil yang
memegang jabatan tertentu dalam organisasi, masing-masing personil diberikan
tanggung jawab sesuai dengan jabatannya, dengan demikian mempermudah
pengarahan serta mengawasai dan mengevaluasi pelaksanaan dari suatu pekerjaan.
Pihak perusahaan memberikan tugas dan tanggung jawab dari
masing-masing jabatan. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Direktur
a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut
perencanaan dan pengawasan produksi, kegiatan pemasaran, anggaran
perusahaan dan ekspansi perusahaan baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek.
2. Wakil Direktur
a. Menentukan jalannya perusahaan
b. Merencanakan, menganalisa, mengevaluasi tugas-tugas yang akan
dilimpahkan kepada para manager.
c. Bertanggung jawab terhadap direktur.
3. General Manager
a. Merencanakan, mengatur dan mengawasi semua kegiatan perusahaan
b. Merencanakan, menganalisa, mengevaluasi, dan menilai
kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan berdasarkan laporan
manajer dan pengamatan langsung.
c. Menentukan garis kebijaksanaan umum dan program kerja perusahaan
d. Bertanggung jawab terhadap wakil direktur
4. Manajer Produksi
a. Mengawasi semua kegiatan yang ada di pabrik di bagian produksi
b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya
c. Mengawasi semua kegiatan produksi dari awal sampai akhir
d. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan
e. Bertanggung jawab kepada general menejer
5. Manajer Marketing
a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan
b. Melakukan kegiatan analisa pasar untuk mendapatkan data tentang
tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan sehingga dapat
ditentukan rencana volume penjualan kepada target pasar untuk
kemajuan penjualan
c. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran produk
d. Menentukan kebijakan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup
jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian produk, dan
promosi
e. Bertanggung jawab kepada general manajer
6. Manajer Finance
a. Menjelaskan dan mengendalikan kegiatan di bidang pembukuan dan
administrasi perusahaan
b. Menyusun budget pendapatan dan belanja perusahaan
c. Bertanggung jawab kepada general manajer
7. Kabag Quality Control
a. Mengawasi mutu produk sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Bertanggung jawab kepada general manager
8. Kabag logistik
a. Menerima perincian barang-barang yang akan dibeli dari bagian
gudang
b. Memesan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan Purchase
Requirement
d. Membuat laporan yang berkaitan dengan pembelian barang
e. Bertanggung jawab kepada general manager
9. Kabag Personalia
a. Memasang iklan dan promosi
b. Menerima, menilai kemampuan, dan mewawancarai calon pegawai
c. Membuat catatan dan prestasi pegawai
d. Membuat laporan gaji karyawan
e. Bertugas untuk mengurus surat-surat izin dan surat-surat lain yang
berhubungan dengan operasi perusahaan
f. Bertanggung jawab kepada general manajer
10.Kabag Pattern
a. Mengkoordinir kegiatan pembuatan pattern sesuai prosedur yang telah
ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager produksi
11.Kabag Moulding
a. Mengkoordinir kegiatan pembukaan cetakan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager produksi
12.Kabag furnace
a. Mengkoordinir proses peleburan dan penuangan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan
13.Kabag Fettling
a. Mengkoordinir proses pembongkaran cetakan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager produksi
14.Kabag Machining
a. Mengkoordinir kegiatan machining sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager produksi
15.Dispatch Departemen
a. Mengawasi pengiriman barang sesuai dengan jadwalnya
b. Bertanggungjawab kepada manager produksi
16.Head of Maintenance department
a. Mengkoordinir perawatan dan perbaikan peralatan dan mesin sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager produksi
17.Asisten Marketing
a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan penjualan sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Mengawasi dan membuat administrasi kegiatan penjualan
c. Membuat perencanaan sistem penjualan dan mengusahakan kemajuan
penjualan produk
18.Drawing Departemen
a. Membuat sketsa gambar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager marketing
19.Administration Departement
a. Mengetik surat-surat
b. Membuat tanda terima tagihan
c. Membuat order pembelian dan laporan yang berkaitan dengan keungan
d. Bertanggungjawab kepada manager marketing
20.Finance department
a. Mengkoordinir pemasukan dan pengeluaran uang
b. Membuat laporan cash flow
c. Menghitung laba rugi perusahaan
d. Bertanggungjawab kepada general manager
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.3.1. Tenaga Kerja
2.3.3.2. Jam Kerja
Adapun pembagian jam kerja untuk staf adalah untuk setiap hari Senin
sampai Jum’at adalah 7 jam kerja dengan jadwal sebagai berikut:
1. Pukul 08.00-12.00 waktu kerja
2. Pukul 12.00-13.00 waktu istirahat
3. Pukul 13.00-16.00 waktu kerja
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry
No Keterangan Total (orang)
25 Methode engineering 1
26 PPC 2
27 IT 1
28 Timbangan 1
Jumlah 332
Pada hari sabtu, jumlah jam kerja adalah 5 jam sehari dengan jadwal
sebagai berikut:
1. Pukul 08.00-13.00 waktu kerja
Yang digolongkan sebagai karyawan adalah pekerja pada bagian produksi
juga termasuk satpam. Untuk kategori ini, karyawan bekerja manurut shift. Jadwal
kerja dibagi atas 2 shift kerja pada hari Senin sampai Jum’at adalah 7 jam dengan
jadwal sebagai berikut:
Shift I 1. Pukul 07.00-12.00 waktu kerja
2. Pukul 12.00-13.00 waktu istirahat
3. Pukul 13.00-15.00 waktu kerja
Shift II 1. Pukul 15.00-18.30 waktu kerja
1. Pukul 18.30-19.30 waktu istirahat
2. Pukul 19.30-23.00 waktu kerja
Sedangkan pada hari Sabtu, jumlah jam kerja adalah 5 jam sehari dengan
jadwal seperti berikut:
Shift I Pukul 08.00-13.00 waktu kerja
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang digunakan 2.3.4.1. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan dan penggajian di PT. Asia Raya Foundry terdiri atas:
1. Gaji dan upah bulanan diberikan kepada staf yang besarnya tetap setiap
bulan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Gaji dan upah bulanan diberikan kepada karyawan bagian produksi.
Untuk upah ini, perusahaan memberikan upah lembur kepada karyawan
yang bekerja diatas waktu kerja normal. Besarnya perhitungan upah
lembur adalah sebagai berikut:
a. Untuk hari biasa:
- Perhitungan upah lembur untuk satu jam pertama adalah 1 ½ x
upah perjam.
- Perhitungan upah lembur untuk dua jam dan berikutnya adalah 2 x
upah per jam.
Dimana upah lembur adalah 1/173 x upah perbulan.
b. Untuk hari besar/libur
Perhitungan upah lembur bagi karyawan yang bekerja pada hari
besar/libur adalah 2 (dua) x upah per hari kerja biasa.
3. Upah perangsang diberikan kepada karyawan dengan didasarkan pada
prestasi kerjanya.
4. Tunjangan-tunjangan, yaitu tunjangan Hari Raya dan tunjangan selama
2.3.4.2. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas lain yang diberikan adalah;
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
JAMSOSTEK adalah suatu bentuk asuransi yang merupakan kewajiban
perusahaan yang diadakan pemerintah untuk melindungi tenaga kerja.
2. Cuti
Cuti diberikan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja.
Lamanya cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 (dua belas) hari kerja
setiap tahunnya. Tenaga kerja diperbolehkan untuk mengambil cutinya
masing-masing dan apabila tidak dipakai, maka cuti dianggap hilang .
2.4. Proses Produksi
2.4.1. Standar Mutu Bahan/Produk
Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang
untuk menjaga kestabilan mutu, juga merupakan salah satu usaha untuk
menemukan faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi
dalam proses produksi sehingga bila terjadi gangguan dapat segera dilakukan
tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan
produksi. Pada PT. Asia Raya Foundry, dalam menjaga mutu produk pada
dasarnya dengan menetapkan standar proses produksi.
Dalam rangka menjaga mutu produknya PT. Asia Raya Foundry telah
menetapkan standar mutu yaitu sistem kendali agar produk ataupun bahan baku
mutu sangat perlu untuk mempertahankan standar kualitas maupun untuk
meningkatkan kualitas produk akhir. Pada PT. Asia Raya Foundry ini, setiap
produk memiliki standard mutu untuk materialnya. Setiap produk coran memiliki
jenis material yang berbeda-beda sesuai pesanan customer.
Pada perusahaan ini ada beberapa jenis material-material untuk besi dan
baja, seperti tabel 2.2. di bawah ini:
Tabel 2.2. Jenis-jenis Material Standard PT. Asia Raya Foundry Jenis
Sumber PT. Asia Raya Foundry
2.4.2. Bahan yang Digunakan
Dalam proses produksinya, PT. Asia Raya Foundry menggunakan
beberapa bahan yang diperlukan. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi di PT. Asia Raya Foundry dapat dikelompokkan atas bahan baku,
bahan penolong dan bahan tambahan.
2.4.2.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama
dalam produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami baik fisik maupun
kimia yang langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang
yang digunakan untuk menghasilkan produk adalah berupa besi-besi tua (besi
scrap) yang akan dilebur kembali didalam tanur dan kemudian akan dituang dalam
bentuk produk.
2.4.2.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan kedalam proses
pembuatan produk, dimana komponen ini tidak dapat dibedakan secara jelas
dengan produk akhirnya.
Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi dapat
dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini:
Tabel 2.3. Jenis-jenis Bahan Tambahan
Jenis Bahan Tambahan Fungsi
Carbon
- Untuk menaikkan kekerasan atau kekuatan - Menurunkan keliatan
- Maupun untuk ditempa
- Mempunyai sifat penghantar yang baik
Silikon
- Untuk menurunkan proses perubahan bentuk pada proses pembekuan
- Untuk mencegah penyusutan yang besar - Tahan panas
- Bahan yang ditambahkan adalah FeSi
Mangan
- Mempunyai sifat tahan arus atau korosi - Mempunyai sifat tahan panas
- Mempunyai sifat tahan impact atau benturan
2.4.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong meruoakan bahan-bahan yang digunakan dalam proses
produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap bahan baku
dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan, tetapi
bahan ini tidak ikut dalam bahan jadi.
Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Asia Raya Foundry dapat dilihat
pada tabel 2.4 di bawah ini:
Tabel 2.4. Jenis-jenis Bahan Penolong
Jenis Bahan Penolong Fungsi
Lining Material
Sebagai pelapis untuk dinding tanur dan ladle supaya tahan terhadap tingginya suhu cairan besi yang mencapai 1680oC
Stripcote Sebagai coating untuk mempermudah
pemisahan pattern dengan pasir cetak
Methanol
Sebagai bahan campuran untuk cat/coating yang mudah terbakar sehingga proses pengeringan cat lebih cepat
Cat dempul Digunakan untuk menutupi pori-pori pattern
Pasir Kwarsa Sebagai bahan untuk pembuatan cetakan
pasir
Kayu dammar Digunakan untuk pembuatan tapak pattern
Kayu Jelatung Sebagai bahan dasar pembuatan mal kayu
atau pattern
Water-glass Sebagai bahan perekat untuk mengeraskan
pasir
Gas CO2 Sebagai bahan penyatu dan pengeras pasir
dan water glass
Air Sebagai bahan campuran dengan pasir kwarsa
dan watter-glass
Slag Coagulant Sebagai bahan untuk menggumpalkan
kotoran dalam cairan besi.
2.4.3. Uraian Proses Produksi
Ada beberapa tahap yang digunakan dalam pembuatan produk
diantaranya: stasiun pattern (pembuatan mal), stasiun moulding (pencetakan),
stasiun furnace (peleburan logam), stasiun fettling (pembersihan), stasiun
machining (pemesinan), dan stasiun despatch. Untuk lebih jelas tentang
tahapan-tahapan tersebut, maka akan dijelaskankan uraian masing-masing proses pada
setiap stasiun kerja.
Proses pembuatan produk dapat dilihat pada gambar 2.2. di bawah ini:
Pembuatan Mal
2.4.3.1. Stasiun Pattern (Pembuatan Mal)
Proses pertama dalam pembuatan produk pada pabrik pengecoran logam
adalah pembuatan mal (pattern). Mal merupakan bentuk/duplikat produk jadi, tapi
masih dalam bentuk kayu. Dalam pembuatan pattern ada 2 (dua) tahap yang
dilakukan yaitu tahap pembuatan cetakan kayu/mal dan pembuataan cup dan drag
(tapak cetakan).
Sebelum membuat suatu mal, terlebih dahulu diperhatikan berbagai hal
yang dalam proses pembuatannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan mal kayu adalah:
1. Pengecekan ukuran gambar yang dibuat dengan dimensi yang diinginkan oleh
konsumen (sesuai dengan gambar kerja yang dibuat oleh bagian drawing)
2. Penentuan letak pola (sudut kemiringan) agar mudah dilepas dari rongga
cetakan
3. Penentuan tambahan dimensi untuk menghindari penyusutan (berkisar antara
1%-2%)
4. Penentuan tambahan dimensi untuk mengatasi dimensi untuk mengatasi
proses pada bagian machining (berkisar antara 3 mm sampai 6 mm).
Untuk pembuatan mal, dilakukan tahapan sebagai berikut:
a. Menggambar kayu triplek sesuai ukuran desain.
Langkah pertama yang lakukan pada kegiatan menggambar di atas triplek,
operator pada bagian pattern harus membaca gambar dari bagian drawing.
gambar perintah tersebut, telah dilengkapi dengan beberapa besar toleransi yang
diperbolehkan oleh produk. Toleransi ini merupakan ketetapan sesuai dengan
jenis bahan yang digunakan.
Ukuran pattern yang dibuat merupakan ukuran asli ditambah penyusutan
ditambah toleransi dari machining.
b. Proses pada mesin bensaw
Setelah dilakukan penggambaran pada triplek, kemudian dipindahkan ke
kayu yang akan digunakan sebagai cetakan kayu. Kemudian dipotong di mesin
bensaw. Mesin bensaw ini berguna untuk memotong kayu agar sesuai dengan
gambar yang ada pada triplek tersebut.
c. Proses pada mesin Jointer
Agar ukuran atau ketebalan kayau sesuai dengan gambar, maka digunakan
mesin Jointer . Sebelum mesin ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan
pengesetan agar agar ukurannya dengan hasil yang diinginkan.
d. Prose pada mesin Planner
Untuk memperoleh produk yang bagus/halus, maka diperlukan cetakan
kayu yang halus juga. Maka untuk menghaluskan permukaan cetakan kayu
diperlukan mesin Planner.
e. Proses pada mesin Gerinda
Mesin ini digunakan untuk menghaluskan sisi atau bagian kayu yang
fungsinya adalah agar produk yang dihasilkan nantinya juga mempunyai sisi yang
Setelah pattern atau mal selesai, kemudian akan dilanjutkan pada proses
pendempulan. Pendempulan tersebut berfungsi untuk menutupi permukaan yang
bergelombang dan berlubang. Kemudian dilakukan pengamplasan pada
permukaan yang di dempul agar permukaan tersebut rata dan halus. Setelah itu
dilakukan pengecatan terhadap cetakan kayu/mal tersebut. Adapun tujuan
dilakukannya proses ini adalah untuk menjaga kualitas produk, agar produk akhir
mempunyai permukaan yang halus karena dasar dari produk, yaitu cetakan juga
mempunyai permukaan yang halus pada pengerjaannya. Selain itu proses ini juga
berfungsi sebagai dinding pemisah antara kayu dengan pasir dari proses
pencetakan atau moulding.
2.4.3.2. Stasiun Moulding
Cetakan yang digunakan pada proses pengecoran logam adalah cetakan
CO2, dimana cetakan menggunakan pasir dan CO2 disini berfungsi sebagai media
pengeras pasir. Jenis pasir yang biasa diguanakan adalah pasir kwarsa yang akan
menghasilkan kualitas produk yang lebih baik dibandingkan dengan jenis pasir
lainnya. Cetakan ini dibuat dengan cara memadatatkan pasir yang telah diolah
pada bagian mesin mixing agar bentuknya sesuai dengan bentuk mal yang ada,
dimana proses pengerasan pasir ini akan dibantu dengan menggunakan gas CO2.
Pasir yang baru dan pasir hasil daur ulang akan digunakan secara
bersamaan, dimana pasir yang baru digunakan untuk permukaan cetakan yang
bersentuhan langsung dengan cairan tuangan, sementara untuk pasir hasil daur
tuangan. Hal ini disebabkan sifat permeabilitas pasir hasil daur ulang yang tidak
bagus lagi. Maksud dari pemakaian pasir hasil daur ulang itu adalah untuk
meningkatkan efesiensi pemakaian pasir yang pada akhirnya menghasilkan
penghematan biaya pabrik.
Langkah-langkah pembuatan cetakan pasir adalah:
1. Pembuatan pola cetakan berdasarkan gambar produk yang akan dicor.
2. Perencanaan gaiting system (saluran tuang)
3. Perencanaan riser (naikan)
4. Pembuatan cope and drug (rongga cetakan)
5. Pengerasan pasir hasil cetakan bantuan gas C2
6. Penggabungan cope and drug.
Sesuai dengan fungsinya, maka pasir cetakan harus memenuhi syarat-syarat
berikut ini:
1. Memiliki sifat mudah dibentuk sehingga mempermudah dibentuk sehingga
mempermudah proses pencetakan .
2. Memiliki sifat permeabilitas yang baik sehingga dapat meminimalkan cacat
produk hasil coran, yaitu berupa rongga-rongga udara pada produk dan
permukanan yang kasar.
3. Distribusi butiran yang homogeny sehingga akan menghasilkan permukaan
yang halus.
4. Tahan terhadap suhu tinggi cairan yang dituang.
2.4.3.3. Stasiun Furnace
Stasiun furnace merupakan stasiun yang bertugas melebur besi-besi tua
sampai siap untuk dituang ke stasiun pencetakan. Peleburan logam dilakukan
dengan menggunakan tanur induksi.
Fakto-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis
tanur ini adalah:
− Biaya awal
− Biaya operasi
− Biaya perbaikan dan maintenance
− Ketersediaan dan biaya dari bahan bakar di daerah tertentu
− Tingkat kebersihan dan tingkat kegaduhan dari proses operasinya
− Efesiensi peleburan, dalam hal ini adalah kecepatan dalam melebur
− Komposisi dan temperatur peleburan, seperti contoh biasanya tanur cupola
digunakan untuk bahan cast iron
PT. Asia Raya Foundry menggunakan tanur induksi dalam proses
produksinya. Proses peleburan logam dengan menggunakan tanur induksi
mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1. Komposisi produk dan temperatur cairan mudah dikontrol
2. Kehilangan loham cair yang lebih sedikit
3. Peleburan logam dengan kualitas yang rendah dimungkinkan
4. Lebih mudah dioperasikan
6. Panas yang dihasilkan langsung berasal dari logam yang dicairkan tersebut,
sehingga panas yang hilang sangat sedikit.
Tanur induksi yang digunakan pada PT. Asia Raya Foundry adalah tanur induksi
tipe krus.
Tipe ini mempunyai satu ruangan sebagai tempat meleburkan logam.
Bagian atas dari tanur terbuka lebar sehingga logam yang akan dilebur mudah
dimasukkan. Hal inilah yang menyebabkan tanur tipe ini banyak digunakan.
Berdasarkan konstruksi dasarnya, tanur induksi ini mempunyai satu kurs
yang diletakkan dalam satu kumparan (lilitan) sehingga arus induksi yang
bergerak melalui kumparan akan menimbulkan medan electromagnet yang selalu
berubah arah ke setiap arah di dalam krusibel. Akibat dari adanya sepotong besi
yang dimasukkan ke dalam krus maka besi akan melewati garis-garis magnet
sehingga timbul arus didalam besi. Arus berputar-putar di dalam logam. Arus
yang berputar-putar ini dinamakan arus Eddy (Eddy Current).
Oleh karena logam dalam hal ini besi tua, memiliki hambatan listrik yang
besar maka pada besi akan timbul panas yang semakin lama akan meleburkan.
Hal ini sesuai dengan persamaan berikut:
W = I2 R.t
Dimana : W = Energi (Joule)
I = arus (Ampere)
t = waktu (detik)
Bahan yang digunakan dalam peleburan ini adalah besi karbon, mangan,
Tabel 2.5. Kadar Unsur Peleburan Logam Pembuatan Produk
Nama Produk Kadar (%)
JIS SC - 450
Unsur Unsur Unsur Unsur Unsur
Carbon Silikon Mangan Sulfur posfor
0,3 - 0,35 0,4 - 0,56 0,5 - 0,7 Max 0,04 Max 0,04 Sumber PT. Asia Rya Foundry
Prosese pada stasiun ini adalah sebagai berikut : Logam cair yang telah
dileburkan dituang ke ledle, dimana kapasitas ladle bervariasi dari 500 kg, 1000
kg, sampai 2500 kg, dan kemudian logam cair dituangkan ke dalam cetakan.
Ladle memiliki suatu irisan berupa lingkaran yang diameternya hampir sama
tingginya. Pemakaian ukuran besarnya ladle tergantung pada jumlah cairan/ bahan
yang dibutuhkan.
Ladle terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 42,2 mm dan
bagian dalamnya dilapisi dengan bata smot (bata tahan api). Bagian dalam ladle
dilapisi juga dengan lining material sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Untuk peleburan logam besi digunakan lining material jenis asam, seperti silica
powder (SiO2), karena logam besi sendiri memiliki sifat asam (dengan kadar
silicon yang rendah), sedangkan untuk peleburan logam baja digunakan lining
material yang bersifat basa, yaitu: MgO, karena logam baja sendiri memiliki sifat
basa (dengan kadar silicon yang tinggi). Dalam pemilihan lining material ini tidak
diperbolehkan adanya kesalahan karena dapat menyebabkan komposisi hasil
coran menjadi tidak sesuai.
Hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan produk coran yang
baik untuk menghasilkan produk coran yang baik, dimana suhu logam cairan
penuangan harus diatur sedemikian rupa supaya perubahan suhu yang drastic
dapat dihindari. Hal ini dapat menyebabkan cacat pada produk hasil coran, seperti
retak atau keropos.
Biasanya ladle akan dipanasi terlebih dahulu sebelum melakukan
penuangan, agar ladle kering dan juga tidak terjadi penurunan suhu yang drastic.
Prinsip dalam penuangan menggunakan prinsip mekanika fluida dimana
tinggi zat cair adalah sama. Oleh karena itu, maka saluran tuang harus dirancang
lebih tinggi dari riser (naikkan), sehingga logam cair dapat mengisi sampai ke
ujung riser (naikkan).
2.4.3.4. Stasiun Fettling
Setelah logam cair sudah dingin, maka dilakukan pembongkaran produk
coran dari cetakan.
Untuk produk produk biasanya sistem saluran masuk dan riser yang
dibongkar terlebih dahulu dilakukan dengan sistem patah, selanjutnya bagian atas,
tenga dan dibuka, dibongkar dan kemudian pasir dipisahkan dari rangka cetak
(chill) dan produk hasil coran. Setelah selesai dilakukan pembongkaran, pasir sisa
tadi lalu dibawa ke bagian pengolahan pasir dan produk hasil coran dibawa ke
Pembongkaran untuk produk coran memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Pembersihan pasir dari produk
Pasir yang masih melekat pada produk hasil coran harus dibersihkan untuk
mempermudah proses permesinan selanjutnya yang akan dilakukan terhadap
produk. Pasir dibersihkan dengan cara memukul-mukul produk hasil coran
dan juga dengan menggunakan alat jack hammer (tembak angin).
2. Pemotongan scrap
Setelah proses pembersihan kemudian dilakukan pemotongan scrap.
Pemotongan scrap ini dilakukan untuk mendapatkan produk hasil coran yang
lebih bersih dari pasir. Pemotongan scrap dilakukan dengan menggunaakan
las asetilen.
3. Penggerindaan
Tahap terakhir dari proses pembersihan ini adalah proses penggerindaan
terhadap produk hasil coran yang telah dibersihkan sistem saluran masuknya,
risernya dan juga pasir yang melekat pada produk tersebut. Proses
penggerindaan ini bertujuan untuk meratakan permukaan dan membuang
bagian-bagian yang berlebih dari produk hasil coran.
2.4.3.5. Stasiun Machining
Setelah proses pembersihan pasir dan proses penggerindaan kemudian
dilanjutkan dengan proses permesinan terhadap produk hasil coran tersebut.
drawing. Proses permesinan untuk pembuatan produk dilakukan dengan dua
tahap, yaitu:
1. Proses Pembubutan.
Proses pembubutan ini dilakukan untuk mendapatkan dimensi yang aktual
dari produk sesuai dengan gambar teknik yang tersedia. Proses pembubutan
ini hanya dapat dilakukan terhadap produk hasil coran yang telah benar-benar
bersih dari pasir dan memiliki premukaan yang relatif rata.
2. Proses pembuatan spie
Proses pembuatan spie ini dilakukan terhadap lubang as yang masuk pada
produk tersebut. Proses ini menggunakan mesin milling.
2.4.3.6. Pengendalian Kualitas
Pemeriksaan kualitas dari produk hasil coran dilakukan oleh bagian
quality control (QC), dimana produk-produk yang cacat akan disisihkan seawall
mungkin supaya tidak mengalami proses pengerjaan yang lebih lanjut. Dengan
demikian produk-produk yang cacat tidak akan sampai dikirimkan kepada
pelanggan.
Pemeriksaan kualitas oleh bagian QC ini terdiri dari beberapa kegiatan,
diantaranya adalah:
1. Pemeriksaan rupa, berupa pemerikasaan dimensi dan ketelitian dari ukuran
produk
2. Pemeriksaan adanya cacat pada produk hasil coran, misalnya berupa rongga
3. Pemeriksaan struktur mikro dan sifat-sifat mekanis produk hasil coran.
Produk-produk yang cacat akan mengalami tindakan perbaikan. Tindakan
perbaikan yang sering antara lain:
1. Pengelasan
Proses pengelasan ini dilakukan terhadap cacat yang berupa inklusi pasir,
inklusi terak, rongga udara dan sebagainya yang terlihat pada permukaan
produk hasil coran ataupun yang terlihat setelah dilakukan proses permesinan.
Khusus untuk produk hasil coran yang terbuat dari bahan ductile iron tidak
boleh mengalami pengelasan karena dapat menimbulkan thermal stress pada
tempat yang dilas yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya
kepatahan pada saat pemakaian. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang
telah dilas telah mengalami perubahan mikro struktur sehingga sifat keliatan
pada produk hasil coran menjadi jauh berkurang.
2. Permesinan
Produk akan dikembalikan ke bagian permesinan bila dimensi produk
melebihi dari yang diinginkan.
2.4.3.7. Stasiun Despatch
Setelah produk dilakukan proses permesinan dan produk tersebut sudah
memenuhi syarat seuai standard, kemudian dilakukan pengemasan di bagian
despatch. Pada stasiun ini dilakukan proses akhir pembuatan produk pada stasiun
ini dilakukan beberapa proses diantaranya adalah : Pertama-tama dilakukan proses
pembubutan yang sedikit tidak halus atau terdapat lubang pada bagian tertentu
pada produk, sehingga untuk menutupinya dilakukan pendempulan sebelum
akhirnya dicat. Setelah dilakukan pendempulan kemudian dilakukan proses
pengecatan. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan spray gun, sehingga cat
yang dihasilkan lebih merata, dan cepat mengering. Proses terakhir pada stasiun
ini adalah proses pengemasan. Proses ini bergantung pada lokasi pengiriman
produk. Untuk pengniriman lokal biasanya produk hanya diikat denagn tali
dengan tapak kayu sebagai alasnya, sedangkan untuk pengiriman ke luar pulau
Sumatera, produk dikemas ke dalam kotak kayu yang siap dikirim.
2.5. Mesin dan Peralatan
Dalam proses produksinya, PT. Asia Raya Foundry menggunakan
berbagai jenis mesin dan peralatan. Berikut akan diuraikan mesin dan peralatan
produksi yang digunakan dalam proses produksi PT. Asia Raya Foundry :
2.5.1. Mesin produksi
Mesin-mesin yang digunakan dalam di PT. Asia Raya Foundry dapat
Tabel 2.6. Jenis – jenis Mesin Produksi PT. Asia Raya Foundry
Jeinis Mesin Fase Tegangan ( Volt )
2.5.2. Peralatan/ Equipment
Peralata-peralatan yang digunakan di PT. Asia raya Foundry dapat dilihat
pada Tabel 2.7. di bawah ini:
Tabel 2.7. Jenis – jenis Peralatan Produksi PT. Asia Raya Foundry
Jeinis Peralatan Jumlah Fungsi
Cooling Tower 1 untuk mendinginkan air untuk keperluan tanur
Compresor 4 sebagai motor penggerak angin
Chemical Composition Analyzer
1 untuk mengetahui komposisi kimia produk coran
Mikroskop 1 untuk mengetahui susunan mikro struktur dari
produk cor
Termocouple 2 untuk mengetahui kenaikan suhu pada cairan
besi
Sumber PT. Asia Raya Foundry
2.5.3. Sarana Pendukung Proses Produksi
Berikut akan diuraikan sarana pendukung kegiatan produksi pada PT.
Asia Raya Foundry :
Tabel 2.8. Jenis – jenis Sarana Pendukung PT. Asia Raya Foundry
Jeinis Peralatan Jumlah Kapasitas (kg) Fungsi
Crane 3 5000-10000 sarana memindahkan produk coran
Forklift 1 2500 untuk mengangkat atau memindahkan produk
Hand Pallet 1 2000 sarana untuk mengangkat produk
Katrol 2 1500 untuk menderek atau mengangkat produk coran
ke mesin bubut
Gerobak Sorong 1 500 Untuk mengangkut pasir
Loader/Tractor 1 5000 Untuk mengangkat pasir dari tempat pengeringan
2.5.4. Utilitas
Dalam melakukan proses produksi, PT. Asia Raya Foundry
menggunakan beberapa fasilitas penunjang. Adapun fasilitas-fasilitas penunjang
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Listrik
PT. Asia Raya Foundry menggunakan listrik yang disupplai dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan daya sebesar 865 KVA, 20000 Volt.
Sebagai alat Bantu produksi dalam hal suplai listrik, PT. Asia Raya Foundry juga
menggunakan (2) dua buah genset dengan daya 125 KVA, 380 Volt yang
digunakan oleh perusahaan apabila listrik dari PLN padam.
2. Air
Air bersih disediakan dari sumur bor, dimana untuk mengambil air
tersebut digunakan pompa air dan kemudian ditampung kedalam bak
penampung/tangki.
2.5.5. Safety and Protection
Kesehatan dan keselamatan pekerja merupakan salah satu yang sangat
penting dalam suatu perusahaan. Dimana pekerja merupakan aset dari sebuah
perusahaan. Untuk itu perlu diperhatikan tentang keselamatan pekerja pada saat
bekerja.
Dalam memperhatikan keselamatan para pekerjanya, pihak perusahaan
menyediakan beberapa jenis alat pelindung diri yang wajib digunakan oleh
operator saat kegiatan produksi berlangsung, diantaranya adalah :
1. Masker, diberikan kepada seluruh karyawan pabrik, dan bagi juga staf
kantor. yang pergi ke masker ini wajib digunakan apabila berada di daerah
lantai produksi. Masker ini berguna untuk melindungi karyawan/staf dari
debu dan asap.
2. Kacamata kerja, diberikan kepada karyawan bagian fettling. Gunanya
untuk melindungi mata karyawan ketika melakukan penggerindaan
(melindungi mata dari percikan grinda).
3. Sarung tangan, diberikan kepada bagian fettling, furnace/tanur dan
fabrikasi. Gunanya untuk melindungi tangan karyawan dari benda tajam
dan juga melindungi dari percikan grinda.
4. Helm, diberikan kepada bagian tanur dan fettling. Gunanya untuk
melindungi kepala karyawan, karena pada stasiun ini sering menggunakan
cran sebagai alat angkat.
Alat-alat ini diberikan perusahaan kepada pekerja untuk membantu
mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi operator/ pekerja selama berada
dikawasan produksi.
Selain alat pelindung diri, perusahaan juga memperhatikan fire protection,
yaitu dengan menyediakan tabung pemadam api (fire exyinguisher) di setiap
departemen. Tujuannya adalah apabila terjadi kebakaran maka dapat langsung
Dalam hal keamanan dan keselamatan para pekerja, PT. Asia Raya Founry
melakukan beberapa program, diantaranya:
1. Mengganti alat pelindung diri para karyawan setiap 6 bulan.
2. Memberi sanksi kepada karyawan yang tidak memakai alat pelindung diri.
3. Memeriksa tabung pemadam api (fire exyinguisher) setiap 3 bulan.
2.5.6. Pengolahan Limbah
Limbah pada PT. Asia Raya Foundry hampir semua dapat dimanfaatkan
lagi pada proses berikutnya. Misalnya pasir digunakan pada staasiun pencetakan
digunakan kembali pada pencetakan berikutnya dengan sebelumnya dikenai
perlakuan pengeringan, selain itu kayu pada pada stasiun pattern. Asap produksi
juga telah disaring dan menggunakan cerobong asap yang tinggi, sehingga tidak
mengganggu warga disekitarnya.
2.5.7. Perbaikan/Maintenance
Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja
untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kesalahaan pada saat proses peoduksi
berlangsung. Perawatan ini ditujukan agar proses seluruh produksi dapat berjalan
dengan baik, sehingga tidak ada hambatan yang disebabkan oleh mesin atau
peralatan yang dapat mengakibatkan cacat pada produk dan keterlambatan waktu
penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman.
Proses maintenance terbagi atas 2 jenis, maintenance yang dilakukan
sebagai penanggulangan kerusakan. Pada perusahaan ini proses maintenance
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Tata Letak Fasilitas
Perencanaan tata letak fasilitas (facilities layout) dapat didefenisikan
sebagai perancangan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna
menunjang kelancaran proses produksi, dimana dalam pengaturan tersebut akan
dilakukan pemanfaatan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas
penunjang lainnya, kelancaran gerakan pemindahan bahan (material handling),
penyimpanan bahan (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanent,
personel kerja dan sebagainya. Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala
proses perencanaan dan pengaturan tata letak dari mesin, peralatan, aliran bahan,
dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun yang ada.
Tahap-tahap dalam perencanaan fasilitas secara tradisional dikemukakan
sebagai berikut1:
1. Definisikan masalah (Define the problem).
2. Lakukan analisis terhadap masalah tersebut (Analyze the problem).
3. Buat beberapa alternative rancangan (Generate elternative design).
4. Lakukan evaluasi terhadap alternative yang dikemukakan (Evaluate the
alternatives).
5. Pilih rancangan terbaik (Select the preferred design).
6. Implementasikan rancangan tersebut (Implement the design).
1