• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permodalan Koperasi Syariah

Dalam dokumen Pengaruh Pendapatan Pembiayaan Modal Sen (Halaman 31-36)

١٦٥ Wa huwal lażi ja'alakum khalā'ifal ardi wa rafa'a ba'dakum fauqa

2.1.1.6 Permodalan Koperasi Syariah

Modal sangatlah penting bagi suatu usaha atau organisasi. Modal digunakan untuk menjalankankan operasional usaha yang dijalankan. Menurut Subagyo (2015:30) modal adalah sumber dana yang disetor anggota yang digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi berupa aktiva tetap dan kegiatan operasional KJKS. Modal usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja (Sitio dan Halomoan, 2001:82). Modal investasi adalah sejumlah uang yang ditanam atau digunakan untuk kegiatan operasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan (unliquid) seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain. Sedangkan modal kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang digunakan untuk membiayai operasional

jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain.

Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Bab VII Pasal 41 disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman atau modal luar. Modal sendiri bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi. Sedangkan modal luar bersumber dari anggota, koperasi, bank, lembaga keuangan non-bank, penerbitan obligasi, dan sumber lain. Sedangakan Buchori (2012:17-23) mengklasifikasikan sumber dana koperasi syariah secara umum sebagai berikut:

1. Simpanan Pokok

Akad syariah simpanan pokok masuk dalam katagori akad musyarakah. Sedangkan pendirian koperasi syariah menggunakan konsep syirkah mufawadhah yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang masing-masing memberikan kontribusi dana dan berpartisipasi dalam kerja dengan porsi yang sama.

2. Simpanan Wajib

Simpanan wajib masuk dalam katagori modal koperasi sebagaimana simpanan pokok di mana besar kewajibannya diputuskan berdasarkan hasil musyawarah anggota serta penyetorannya dilakukan setiap bulan sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi syariah.

3. Simpanan Sukarela

Simpanan anggota merupakan suatu bentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana yang disimpan di koperasi syariah.

Bentuk simpanan sukarela memiliki 2 jenis karakter antara lain :

1) Bersifat dana titipan yang disebut wadi’ah atau titipan dan dapat diambil setiap saat. Wadi’Ah dibagi menjadi dua, yaitu wadi’ah amanah dan titipan wadi’ah yad dhamanah. Wadi’Ah amanah adalah titipan yang tidak boleh digunakan untuk kepentingan koperasi maupun investasi, pihak koperasi harus menjaga titipan tersebut sampai diambil oleh pemiliknya. Wadi’Ah amanah biasanya berupa dana ZIS (zakat, infak dan shadaqoh). Sementara wadi’ah yad dhamanah adalah dana titipan anggota kepada koperasi yang dapat dikelola oleh pihak koperasi sepanjang dana tersebut belum diambil oleh pemiliknya. Karena dana tersebut dapat dikelola, pemilik dana dapat mendapat bonus dari keuntungan hasil kelolaan dana miliknya.

2) Bersifat investasi, ditujukan untuk kepentingan usaha dengan sistem bagi hasil (mudharabah) baik revenue sharing, profit sharing maupun profit and loss sharing. Simpanan dapat berupa simpanan berjangka mudharobah mutlaqoh maupun simpanan berjangka mudharabah muqayadah. Mudharabah mutlaqoh adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan koperasi syariah selaku pengelola (mudharib) dengan tanpa adanya pembatasan atas spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah usaha. Sementara mudharabah muqayadah adalah bentuk kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan koperasi syariah selaku pengelola (mudharib) dengan adanya ketentuan-ketentuan yang diajukan oleh pemilik dana.

Sebuah koperasi tentu membutuhkan dana lebih agar dapat mengembangkan usahanya secara maksimal. Melihat peluang pasar yang besar sementara simpanan anggotanya masih sedikit dan terbatas. Sehingga dibenarkan untuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti program-program pemerintah, bank syariah, maupun lembaga keuangan syariah lainnya. Investasi pihak lain ini dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip mudharabah maupun prinsip musyarakah. Prinsip mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih di mana satu pihak bertindak sebagai pemodal dan pihak lain sebagai pengelola atau pemilik keterampilan usaha dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. Keuntungan atas usaha bersama yang dilakukan dibagi berdasarkan kesepatan di awal akad, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal dengan ketentuan kerugian bukan atas dasar kelalaian pengelola. Prinsip musyarakah adalah suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan masing-masing pihak memberikan kontribusinya baik dalam modal maupun keterampilan usaha dalam kurun waktu tertentu. Keuntungan yang didapatkan dari kerjasasama ini dibagi atas kesepakatan yang dibuat di awal perjanjian, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal sesuai dengan porsi modal yang disetorkan. 2.1.1.7 Keanggotaan Koperasi Syariah

Berdasarkan Undang-undang No.25 Tahun 1992, salah satu syarat berdirinya koperasi di Indonesia adalah adanya minimal 20 (dua puluh) orang sebagai anggota. Setiap warga negara Indonesia pada dasarnya memiliki hak menjadi anggota koperasi namun yang benar-benar diterima menjadi anggota

koperasi adalah mereka yang mampu melakukan tindakan hukum atau tindakan koperasi karena koperasi merupakan sebuah bentuk badan hukum. Selain itu, anggota koperasi juga harus memenuhi persyaratan yang ada di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi tersebut.

Menurut Baswir (2000:88), keanggotaan koperasi pada dasarnya bersifat sukarela dan terbuka. Yang dimaksud sukarela adalah bahwa setiap anggota koperasi mendaftar menjadi anggota koperasi atas kemauan sendiri, dan dapat mengajukan pengunduran diri jika misalnya ia merasa kurang memperoleh manfaat dari usaha koperasi tersebut, atau karena alasan-alasan alin seperti pemindahan alamat dan lain sebagainya. Dengan kata lain, semua keputusan yang menyangkut status keanggotaan pada dasarnya adalah atas kemauan dan kesadaran anggota koperasi sendiri. Sedangkan yang dimaksud terbuka adalah bahwa keanggotaan koperasi tidak mengenal diskriminasi dalam bentuk apa pun. Setiap orang yang mampu memenuhi syarat-syarat keanggotaan sebuah koperasi dapat diterima menjadi anggota koperasi tersebut. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon anggota secara rinci telah dijelaskan dalam anggaran dasar koperasi.

Anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban anggota koperasi sebagaimana ditegaskan dalam UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 20 adalah:

1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua keputusan yang telah disepakati bersama dalam rapat anggota.

3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Sedangkan hak masing-masing anggota koperasi adalah:

1. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota.

2. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus.

3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar.

4. Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus di luar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta.

5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama di antara sesama anggota.

6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.

Penerimaan seorang calon anggota koperasi harus dibuktikan oleh pengurus koperasi dengan mencatatnya dalam buku daftar anggota. Jika syarat-syarat keanggotaan telah dipenuhi, termasuk pelunasan simpanan pokok yang ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi, maka pencatatan harus segera dilakukan dalam buku daftar anggota.

Dalam dokumen Pengaruh Pendapatan Pembiayaan Modal Sen (Halaman 31-36)

Dokumen terkait