• Tidak ada hasil yang ditemukan

fokus dan bagaimana variabel dihubungan banyak digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Model dapat didefinisikan sebagai representasi dari kondisi nyata dengan tujuan untuk menjelaskan beberapa aspek dan prilaku dari kondisi nyata tersebut atau suatu gambaran yang sederhana tentang suatu sistem nyata, sistem tersebut dapat berupa sesuatu yang nyata atau berupa gagasan / ide, pemikiran yang akan diujudkan.

Dalam mempresentasikan kenyataan dengan model terdapat kontradiksi antara kesederhanaan model dengan kerumitan yang ada pada kenyataan, model yang sederhana mudah untuk dipecahkan tapi kurang mendekati kondisi sebenarnya, sedangkan model yang rumit sulit untuk dipecahkan. Dalam membuat / mengembangkan model harus diperhatikan bahwa model harus mempunyai sifat mirip dengan keadaan sebenarnya yang dimodelkan dam model merupakan penyederhanaan dari sebuah kenyataan, maka akan terdapat penyimpangan.

2.6.1. Elemen model

Model mempuyai empat elemen, yakni,

a. Komponen : elemen dari kondisi yang akan dimodelkan, terdiri dari tujuan sistem dan pembatas sistem

b. Variabel : digunakan untuk menghubungkan komponen c. Parameter : besaran yang menunjukan sifat dan keadaan varibel

d. Hubungan fungsi : menggambarkan interaksi dari beberapa variabel terdiri dari identitas karakteristik dan operasi karateristik

2.6.3. Langkah permodelan

Dalam membuat atau mengembangkan model, ditempuh langkah langkah sebagai berikut,

a. Identifikasi masalah : mengenali masalah yang akan dimodelkan

b. Formulasi masalah : merumuskan masalah yang akan dimodelkan, tujuan permodelan, kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan.

c. Pengumpulan data : mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah, data harus akurat, dapat menggambarkan perilaku sistem serta dapat mengestimasi parameter dan karakteristik

d. Formulasikan model : berdasarkan data yang telah terkumpul, dibuatkan formulasikan model

e. Estimasi parameter : estimasi dan periksa parameter dari model yang dikembangkan berdasarkan masalah dan tujuan f. Validasi Model : periksa model yang telah ada dengan data masa lalu

dari sistem nyata.

Dari uraian diatas diyakini bahwa ada tersimpan potensi dan peluang ekonomi yang cukup besar dengan dampak yang cukup luas bagi masyarakat bila industri biodiesel dengan bahan baku jarak pagar direalisasikan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji seberapa besar potensi dan peluang ekonomi yang dapat diraih dari pemanfaatan jarak pagar sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel, dengan suatu model

BAB.III

GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

3.1. Objek Penelitian.

Penelitian ini merupakan suatu kajian terhadap potensi dan peluang ekonomi dari pemanfaatan minyak biji tanaman jarak pagar untuk dijadikan biodiesel sebagai pengganti minyak solar, termasuk produk sampingannya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dilakukan pengembangan terhadap model trasesterifikasi dan pembangunan industri biodiesel, kajian meliputi,

3.1.1. Potensi pasar biodiesel

Kajian ini untuk mengetahui berapa besar potensi pasar, bila beberapa jenis bahan bakar yang berasal dari fosil digantikan dengan bahan bakar yang dibuat dari minyak nabati, yaitu, solar untuk transportasi dan solar untuk industri disubsitusi dengan biodiesel serta minyak tanah / kerosin disubsitusi dengan minyak jarak pagar, baik untuk pemakaian secara murni / neat, maupun dalam bentuk campuran dengan bahan bakar fosil.

3.1.2. Potensi bahan baku

Kajian meliputi seberapa besar bahan baku yang dapat disediakan, bila luas lahan yang mempunyai potensi untuk ditanami dengan tanaman jarak pagar dimanfaatkan, kajian dilakukan berdasarkan luas lahan dan kesesuaian dengan syarat tumbuh tanaman serta produktifitas setiap kelas lahan

3.1.3. Potensi teknologi proses

Beberapa jenis teknologi proses dapat dipakai untuk membuat biodiesel dari minyak jarak pagar, maka perlu diketahui teknologi proses yang memberikan

hasil terbaik dan cocok digunakan dalam memproduksi biodiesel dari minyak jarak pagar untuk berbagai tingkat kapasitas produksi, serta melakukan penyempurnaan / mengembangkan teknologi proses yang telah ada, untuk mendapatkan teknologi proses yang lebih efektif dan efisien.

3.1.4 Peluang ekonomi

Mengetahui peluang ekonomi apa saja yang dapat diraih berdasarkan potensi yang ada, baik untuk industri biodiesel itu sendiri dan masyarakat diskitar industri, maupun dampak terhadap pertumbuhan industri lain berkaitan dengan adanya industri biodiesel serta terhadap negara.

3.2. Data Penelitian

Untuk keperluan penelitian data diambil dari berbagai lokasi, tergantung kepada data yang dibutuhkan, yakni,

3.2.1. Data Teknologi Proses

Data yang berhubungan dengan teknologi proses, diperoleh dari Laboratorium Kimia Akademi Teknologi Industri Padang. Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP) adalah salah satu institusi pendidikan / perguruan tinggi yang berada dibawah naungan Departemen Perindustrian yang menyelenggarakan pendidikan diploma tiga (D.III), memiliki tiga jurusan dengan lima program studi: a. Jurusan Teknologi Industri dengan program studi Sistem Produksi Industri dan

Teknologi Kimia.

b. Jurusan Kimia Analisis dengan program Studi Kimia Analisis dan Lingkungan Industri.

3.2.2. Data Harga dan Biaya

Data yang berhubungan dengan harga dan biaya dikumpulkan dari kota Padang dan daerah provinsi Sumatera Barat sebagai basis pengumpulan data 3.2.3. Data Umum

Data umum lainnya yang diperlukan untuk penelitian tidak tersedia di kota Padang dan dareah provinsi Sumatera Barat diambilkan dari daerah lain diluar provinsi Sumatera Barat.

3.3. Waktu dan Kegiatan Penelitian.

Penelitian ini memakan waktu lebih kurang 6 ( enam ) bulan, dimulai dari bulan Juli sampai Desember 2006, dimulai dengan kegiatan mengindentifikasi masalah dengan cara mempelajari laporan, jurnal, buku majalah dan browsing di internet serta mengunjungi laboratorium laboratium dan perpustakaan pada perguruan tinggi yang dapat memberikan informasi dan data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian.

Dari informasi awal yang dapat dikumpulkan tersebut, masalah dapat dirumuskan dengan jelas. Bertolak dari perumusan masalah, dilakukan pengumpulan data di lokasi penelitian sesuai dengan kebutuhan analisis. Data dan informasi tersebut selanjutnya di analisis dengan pendekatan deskriptif, rasional dan konsistensi logis sesuai dengan aksioma umum yang berlaku, sehingga didapatkan suatu kesimpulan yang menjawab permasalahan yang diteliti.

BAB. IV

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bab I dan agar penelitian tidak menyimpang atau tetap fokus pada permasalahan yang dibahas, maka perlu dirancang suatu metodologi penelitian yang tepat membahas langkah langkah logik dan prosedur kerja yang sistematik yang akan ditempuh sebagai dasar keilmuan dalam menyelesaikan masalah penelitian, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan memberikan manfaat yang maksimal. Penelitian ini adalah penelitian terapan (applied research / practical research) yang merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada, dilakukan dengan hati hati dan sistematik terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk tujuan tertentu. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif, yakni meneliti suatu objek pada masa sekarang untuk membuat deskripsi / gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir:1999).Metodologi penelitian ini meliputi pembahasan mengenai kerangka kerja, tahapan penelitian, jenis data yang diperlukan, metode pengumpulan analisis data serta waktu dan lokasi penelitian.

4.1. Kerangka Kerja Penelitian

Secara garis besar kerangka kerja penelitian mencakup kegiatan persiapan, rancangan penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data dan pembuatan laporan. Secara skematis kerangka kerja penelitian seperti tercantum pada gambar 4.1.

Mulai

Menetukan Objek Penelitian

Studi Pustaka

TIDAK YA Perbaiki TIDAK YA Perbaiki

Lakukan Penelitian Perpustakaan Lapangan

Data Data Analisis Data

Lakukan Modifikasi YA Deskripsi Terpilih TIDAK Modifikasi Formulasikan Deskripsi Selesai

Untuk memperlancar jalannya penelitian dan agar dicapai hasil penelitian seperti yang diharapkan, maka rencana kerja diatas diuraikan secara lebih rinci dan detil serta dikaitkan dengan tujuan penelitian, meliputi :

4.1.1. Persiapan Penelitian.

Kegiatan ini diawali dengan mengadakan penelaahan terhadap isu strategis yang berkembang yang berhubungan dengan energi, seperti, energi surya, bahan bakar minyak / perto oil dan bahan bakar nabati / biofuel serta merumuskan ide dan pemikiran kritis. Kegiatan yang dilaksanakan adalah observasi awal terhadap fakta yang berkembang di lapangan untuk mengidentifikasi masalah, dari informasi dan fakta yang telah teridentifikasi di lapangan, maka masalah yang ada dapat dirumuskan.

Setelah masalah / persoalan yang akan dijadikan pokok pembahasan dapat dirumuskan, maka tujuan penelitian dapat diketahui dengan jelas. Uraian tentang pokok masalah dan tujuan penelitian secara detil dan terinci dapat dilihat pada bab.I.

4.1.2. Rancangan Penelitian

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan urutan langkah penelitian, metode dan prosedur penelitian, langkah langkah sistematis yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan efisien, efektif dan optimal, sehingga didapatkan gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang sedang dibahas. Kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari teori teori yang berhubungan dengan referensi pendukung dan instrumen analisis

4.1.3. Jenis dan sumber data.

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan semua data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif, terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data primer

Data primer adalah data yang didapatkan sendiri dari pengamatan langsung di lapangan, seperti biaya, harga, kondisi sosio ekonomi dan proses produksi, data dijaring melalui : observasi, mengamati secara langsung kejadian / kondisi yang ada di lapangan tentang objek studi dan melakukan wawancara langsung dengan orang orang yang berkecimpung dengan objek studi.

Yakni data yang berkaitan dengan 1). Teknologi proses biodiesel 2). Biaya dan harga

Sumber data primer adalah :

1). Laboratorium Kimia - Akademi Teknologi Industri Padang 2). Lokasi penelitian

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah tersedia, dikumpulkan oleh orang lain dalam bentuk buku, laporan administrasi dan jurnal, data daijaring melalui, membaca laporan penelitian, laporan administrasi dari instansi dan lembaga terkait, membaca buku teks dan referensi lain yang berhubungan

dengan persoalan yang dibahas serta melakukan browsing di internet untuk mendapatkan data / informasi lain yang diperlukan.

Yakni data yang berkaitan dengan potensi . 1). Peluang pasar

2). Potensi lahan 3). Bahan bakar nabati 4).Produk sampingan Sumber data sekunder adalah :

1). Pusat Penelitian Bioenergi dan Surfakatan LPPM – IPB 2). Laboratorium Teknik Kimia ITB

3). Departemen Perindustrian RI 4). Biro Pusat Statistik (BPS)

5). Kantor Gebernur Sumatera Barat 6). Fasilitas internet

7). Hasil riset dan makalah seminar

8). Perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan perpustakaan perorangan, dll.

4.1.4 Analisis Data.

Data yang telah dikumpulkan di lapangan selanjutnya dievaluasi keabsahan data dan dipisahkan antara data yang relevan / dapat dipakai untuk keperluan penelitian dengan data yang tidak diperlukan, data yang relevan dengan permasalahan diklasifikasikan dan disusun sesuai dengan kebutuhan analisis.

konsistensi logis dan aksioma umum yang berlaku, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan, sehingga didapatkan suatu rumusan / kesimpulan penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.

a. Analisis potensi pasar.

Anlaisis potensi pasar dilakukan dengan menghitung kebutuhan bahan yang akan disubsitusi, sebagai acuan dalam analisis adalah bahwa harga bahan pensubsitusi harus lebih rendah dari bahan yang akan disubsitusi.

b. Analisis potensi bahan baku

Analisis potensi bahan baku dihitung berdasarkan luas lahan yang dapat ditanami dengan tanaman jarak pagar dan kesesuaian lahan terhadap tanaman, serta produktifitas rata rata tanaman setiap Ha.

c. Analisis teknologi proses

Analisis teknologi proses dilakukan dengan membandingkan keunggulan dan kelemahan masing masing teknologi proses, teknologi proses dengan efesiensi dan efektifitas yang tinggi, direkomendasikan untuk digunakan

d. Analisis peluang ekonomi

Analisis peluang ekonomi secara mikro dilihat dengan pendekatan analisis finansial industri biodiesel pada suatu tungkat kapasitas tertentu, sedangkan secara makro dilihat dengan keterkaitan industri biodiesel dengan industri lain baik kearah hulu maupun kearah hilir dan manfaat lain yang dapat diraih bia dilakukan subsitusi terhadap beberapa bahan bakar yang berasal dari fosil dengan bahan bakar nabati, khususnya dengan minyak jarak pagar dan biodiesel.

4.1.5. Pelaporan

Penelitian ini diakhiri dengan membuat suatu laporan penelitian sesuai dengan kaidah penulisan laporan kegiatan ilmiah akademik.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian.

Penelitian ini membutuhkan waktu lebih kurang selama enam bulan, dimulai pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2006, dengan jadual kegiatan sebagai berikut :

Tabel.4.1 Jadual Kegiatan Penelitian

B u l a n : No Kegiatan

Juli Agust Sept Okto Nov Des 1. Identifikasi Masalah xxxx 2. Menetapkan Tujuan Penelitian xxx

3. Melakukan Studi Awal xx xx 4. Menyiapkan Proposal xxx xx

5. Mengumpulkan Data xxxx xxxx xxxx 6. Menyeleksi Data xxx xxxx xxxx

7. Menganalisis Data xx xx

8. Membuat Kesimpulan xxx

9. Membuat Laporan Penelitian xxxx

Sebagai acuan dan basis lokasi penelitian, terutama untuk mendapatkan data primer seperti kondisi lahan, jenis tanaman, harga dan biaya dilakukan di daerah Provinsi Sumatera Barat.

Provinsi Sumatera Barat secara geografis terletak antara 2 sampai 927 meter diatas permukaan laut, berada pada 0o.54’ LU s/d 3o.30’ LS dan 980.36’ BT s/d 1010.53’ BT, dengan kondisi :

Luas daerah : 4.229.721 Ha Jumlah kabupaten : 12 buah

Penduduk : 4,5 juta jiwa Suhu : 22 s/d 31,8 o C

Kelembaban rata rata : 75 s/d 84 % Sinar matahari : 51 s/d 78 % Kecepatan angin rata rata : 6 – 20 KM / jam Dari luas daerah 4.229.721 Ha, tersebut dimanfaatkan untuk :

Permukiman : 125.165,10 Ha Pertanian : 1.327.290,50 Ha

Alang alang : 99.183,80 Ha

Hutan : 2.176.863,20 Ha

Danau, waduk dan rawa : 197.607,00 Ha Padang rumput : 89.030,60 Ha Lahan kritis : 214.580,80 Ha

BAB.V

TEKNOLOGI PROSES DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI BIODIESEL

Untuk dapat meraih peluang ekonomi yang maksimal dari potensi yang tersedia, diperlukan teknologi proses produksi yang ekektif dan efisien serta adanya sistem pembangunan industri biodiesel yang kondusif, sehingga dapat menguntungkan semua pihak / stakeholder yang terlibat dalam industri biodiesel

5.1. Model Saat Ini

Berdasarkan pengamatan pada fakta yang ada di lapangan menunjukan model yang ada saat ini sebagai berikut,

5.1.1. Teknologi Proses

a. Proses ekstraksi minyak jarak

Proses ekstraksi minyak jarak dapat dilakukan secara kimia maupun secara mekanis. Secara kimia ekstraksi dilakukan dengan merendam kernel biji jarak pagar dalam pelarut organik seperti heksana, kemudian memisahkan antara minyak jarak pagar dengan zat pelarut. Proses ekstraksi secara mekanis dilakukan dengan cara pengepresan, dengan sistem hidrolik / hydrolic pressing atau pengepresan ulir / Screw Pressing. Percobaan ekstraksi secara mekanis menunjukan bahwa, dengan pengempaan hidrolik pada tekanan 140 Kg/cm2, dihasilkan minyak sebanyak 45,3 – 46,5 % dari kernel jarak yang diumpankan, sedangkan bila ekstraksi dilakukan dengan pres berulir / screw press didapatkan

minyak jarak sebesar 48,6 – 52,2 % dari kernel jarak yang diumpankan. (masing masing dilakukan 2 kali pengempaan).

b. Proses produksi biodiesel.

Dari beberapa macam teknologi proses poduksi biodiesel yang dikenal saat ini, proses transesterifikasi merupakan proses yang paling banyak digunakan dalam pembuatan biodiesel, proses ini banyak digunakan karena proses transesterifikasi bukanlah merupakan proses dengan teknologi yang terlalu rumit, tidak memerlukan peralatan yang mahal, dapat dibuat dengan berbagai tingkat kapasitas sesuai dengan kondisi lapangan, proses produksi sangat mudah, pengoperasiannya tidak memerlukan keterampilan khusus, dapat dibuat dengan sistem batch maupun sistem kontiniu. Teknologi proses tersebut bukan saja dapat membuat biodiesel dari minyak jarak pagar, tetapi juga dari bahan dasar lain, seperti CPO off grade, CPO standar, CPO parit, minyak kelapa, PFAD, stearin dan crude stearin.

Proses transesterifikasi dilakukan dengan cara mencampurkan minyak jarak pagar dengan 40 % alkohol dan 1 - 3,5% katalis basa (dari berat minyak jarak), mengaduk aduk campuran sampai homogen kemudian memanaskannya pada suhu 700 C. Proses transesterifikasi dinyatakan selesai ditandai dengan angka bilangan keasaman (pH) mencapai 0,8. secara skematis proses transesterifikasi dapat dilihat dari gambar 5.1. berikut ini

ALKOHOL

KATALISATOR TRANSESTERIFIKASI pH.0,8

PENGADUKAN BIODIESEL

EMULSI

MINYAK JARAK SUHU (50 s/d 90 0

C)

Gambar.5.1. Proses Transesterifikasi Minyak Jarak.

Percobaan di laboratorium menunjukan bahwa penambahan 200 gr metanol pada 500 gr minyak jarak pagar dengan 20 gr katalis basa (natrium hidroksida / Na.OH)), menghasilkan biodiesel kasar 455,76 gr (63,30%), gliserin kasar 124,27 gr (17,26%), emulsi 17,86 gr (2,48%) dan bahan yang hilang dalam proses 122,11 gr (16,96%), serta diperlukan waktu selama 65 menit.

5.1.2. Pembangunan industri biodiesel

Industri yang bergerak dalam perbiodieselan umumnya adalah industri yang mengolah hasil pertanian / agro industri seperti industri gula dan industri kelapa sawit. Industri memanfaatkan sebahagian lahan yang tidak produktif untuk ditanami dengan jarak pagar, biodiesel yang dihasilkan digunakan sebagai pengganti solar untuk memenuhi kebutuhan industri itu sendiri.

Beberapa industri yang memasok kebutuhan biodiesel PT. Pertamina cenderung memakai minyak bekas penggorengan / minyak jelantah dan minyak sawit / CPO sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel, namun harga CPO yang tinggi akhir akhir ini, mengakibatkan minyak bekas penggorengan sulit didapat dan harga pokok produksi menjadi tinggi. Petani jarak pagar di kabupaten Grobokan Jawa Timur, menebang pohon jarak pagar yang sedang berbuah karena tidak adanya pembeli.

Di Kabupaten Dhamas Raya dan Kabupaten Pasaman Timur, Sumatera Barat, masyarakat dianjurkan menanam jarak pagar, namum tidak ada tanda tanda akan

didirikannya pabrik biodiesel atau pabrik lain yang memakai bahan baku jarak pagar. Beberapa penjelasan diatas menunjukan bahwa belum ada arah dan pola atau model pembangunan industri biodiesel yang jelas di Indonesia.

Pemerintah mengarahkan kebijakan umum pembangunan industri pada pola inti plasma seperti gambar 5.2. dibawah ini,

PLASMA

INDUSTRI INTI

PLASMA PLASMA

PLASMA

Gambar.5.2. Pola Inti Plasma

Kebijakan pembangunan industri yang diarahkan oleh pemerintah dengan pola inti plasma masih teralu umum, belum memperlihatkan keterkaitan yang spesifik antara inti dan plasma, khusus untuk pembangunan industri biodiesel dari minyak jarak pagar perlu dilakukan pengembangan / modifikasi model inti plasma diatas, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

5.2. Pengembangan Model

Model yang dipakai pada saat ini ternyata belum memberikan hasil yang maksimal, beberapa model yang dipakai saat ini perlu diseleksi dan dikembangkan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, yakni

5.2.1. Teknologi proses

Ekstraksi minyak jarak pagar secara kimia untuk saat ini, dinilai tidak ekonomis dilakukan oleh industri, karena harga bahan pelarut heksana sangat mahal, yakni Rp.700.000,- per liter (harga bulan Desember 2006), maka untuk proses ekstraksi minyak jarak pagar direkomendasikan ekstraksi mekanis dengan pres ulir, dengan alasan rendemen yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan sistem hidrolik, disamping itu pekerjaan dapat dilakukan secara kontiniu, energi yang digunakan lebih kecil, dan biaya operasional lebih murah bila dibandingkan dengan pres sistem hidrolik.

b. Proses produksi biodiesel

Model proses transesterifikasi yang dipakai saat ini dinilai masih dapat di kembangkan sehingga lebih efisien, pengembangan model proses produksi biodiesel dengan teknologi proses transesteifikasi dilakukan dengan cara merobah perlakuan pada saat proses berlangsung. Sejumlah minyak jarak pagar disiapkan untuk percobaan, disamping itu disiapkan alkohol / metanol sebanyak 20% dan katalis basa / natruim hidroksida (NaOH) sebanyak 1% dari berat minyak jarak pagar, katalis NaOH kemudian dilarutkan kedalam alkohol. Minyak jarak pagar dipanaskan pada suhu 600C (dibawah titik didih alkohol 650C), masukan sebahagian campuran alkohol dan katalis kedalam minyak sambil diaduk aduk, biarkan sampai indikator keasaman stabil. Selanjutnya tambahkan campuran alkohol dan katalis bila indikator kembali stabil, reaksi dianggap selesai bila angka bilangan keasaman (pH) menunjukan 0,8. secara skematis

model poses transesterifikasi yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 5.3. dibawah ini TRANSESTERIFIKASI MINYAK JARAK ALKOHOL SUHU 600 C METIL ESTER GLISERIN EMULSI KATALISATOR pH=0,8

Gambar.5.3. Pengembangan Proses Transesterifikasi Minyak Jarak.

Percobaan di laboratorium menunjukan bahwa penambahan 100 gr metanol pada 500 gr minyak jarak pagar dengan 5 gr katalis basa (natrium hidroksida / Na.OH), pada suhu 600 C, menghasilkan biodiesel kasar 490,00 gr (80,99%), gliserin kasar 79,20 gr (13,09%), emulsi 28,40 gr (4,69%) dan hilang dalam proses 7,49 gr (1,23%), serta diperlukan waktu proses selama 90 menit.

5.2.2. Pembangunan industri biodiesel

Model pembangunan industri biodiesel yang dikembangkan ini adalah pengembangan / modifikasi dari model inti plasma sesuai dengan kebijakan pemerintah. Model pengembangan dirancang memperhatikan kendala yang ada di lapangan, Pada model ini industri biodiesel bertindak sebgai inti, sedangkan petani, koperasi dan perkebunan sebagai plasma. Secara skematis model pengembangan yang diyakini memberikan keuntungan bagi seluruh stakeholder dan dapat diimplementasikan, seperti terlihat pada gambar 5.4. berikut ini.

INDUSTRI (BIODIESEL) KOPERASI KOPERASI PETANI PETANI PETANI PETANI MINYAK J.P BIJI JP BIJI J.P PUPUK KOMPOS BIJI / MINYAK BIODIESEL GLISERIN ARANG AKTIF BIJI J.P BIJI J.P MINYAK J.P PUPUK KOMPOS KONSUMEN PERKEBUNAN

Gambar.5.4. Model Pengembangan Industri biodiesel.

Dalam model pola inti plasma sebaiknya seluruh komponen (petani, koperasi, perkebunan dan industri biodiesel) mempunyai kekuatan tawar /

bargaining power yang sama, sehingga tidak ada komponen yang mendominasi

atas komponen lain, salah satu cara hal tersebut dapat diujudkan adalah dengan ikutnya saham petani, koperasi dan perkebuan pada perusahaan inti, sehingga keuntungan dapat dinikmati bersama, lebih jauh peran masing masing komponen adalah,

a. Petani.

Secara ekonomis tanaman jarak pagar sangat sulit menggantikan tanaman perkebunan seperti jagung, kacang tanah, kelapa sawit dan lain lain, oleh sebab itu tanaman jarak pagar diusahakan sebagai tanaman sari dengan palawija, tanaman pembatas, pelindung di pinggir jalan desa atau tanaman sela yang sifatnya memberikan nilai tambah pada tanaman pokok.

Para petani menjual biji jarak kepada koperasi / kelompok tani untuk diproses menjadi minyak jarak. Bila penanaman dilakukan secara monokultur, hendaklah dilakukan bersinerji dengan peternakan lebah madu dan peternakan ulat sutera.

b. Koperasi.

Biji jarak pagar dikumpulkan oleh koperasi / kelompok tani untuk diolah

Dokumen terkait