• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Dan Peluang Ekonomi Biodiesel Dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Sebagai Bahan Bakar Alternatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Potensi Dan Peluang Ekonomi Biodiesel Dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Sebagai Bahan Bakar Alternatif"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI DAN PELUANG EKONOMI BIODIESEL

DARI MINYAK JARAK PAGAR ( JATROPHA CURCAS L )

SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

TESIS

OLEH

YUNIZURWAN

047025007 / TI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS POTENSI DAN PELUANG EKONOMI BIODIESEL

DARI MINYAK JARAK PAGAR ( JATROPHA CURCAS L )

SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

TESIS

Untuk memperoleh gelar magister teknik program studi teknik industri

pada sekolah pascasarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH

YUNIZURWAN

047025007 / TI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

Judul Penelitian

: ANALISIS POTENSI DAN PELUANG

EKONOMI BIODIESEL DARI MINYAK

JARAK PAGAR ( JATROPHA CURCAS L )

SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Nama Mahsiswa

: YUNIZURWAN

Nomor Pokok

: 047025007

Program Studi

: TEKNIK INDUSTRI

Menyetujui :

Komisi Pembimbing :

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng

Ketua

Ir. Mangara M Tambunan, M.Sc

Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng Prof. DR. Ir. T. Chairun Nisa B,M.Sc NIP. 130 365 325 NIP130 535 852

(4)

Telah diujikan pada : Selasa, 11 September 2007 .

Panitia penguji tesis :

Ketua : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng Anggota : Ir. Mangara M Tambunan, M.Sc

Dr. Ir. Humala Napitupulu, DEA Ir. Nazaruddin, MT

(5)

ABSTRACT

This research is study about potential and economy opportunities of biodiesel

from purging nut / Jatropha Curcas Linnieus. The result shown domestic market potential

of biodiesel are wideness, for the short time as industrial diesel oil substitution, as additive

for biosolar by PT.Pertamina. For 2008, it prediction about 10.457,59 kilo liters. For long

time can be addition by automotive diesel oil (for transportation) and general uses, its still

subsidiary by government now. The market potential will be larger if produce for export.

Potential of field for plant the purging nut about 49,5 billion Ha, equivalence 59.088,8 kilo

liters of biodiesel. The field potential can be lager if the purging nut plant with other, like

soybean, corn, as field borders, etc. Analysis of financial for pilot project scale (capacity

100 ton / year), it needs 4 employers in biodiesel plant and 36 employers in purging nut

field, biodiesel production cost of purging nut is Rp.4.015,38 / liter, it cost not comprise by

price of automotive diesel oil, is Rp.4.300,- / liter (including transportation and

distribution cost), but cheaper than government expense for industrial diesel oil Rp.6.576,-

per liter and automotive diesel oil Rp. 6.040,- / liter (for delivery on October 2006). Each

liter fossil fuel substitute by biodiesel can be domestic transfer pricing Rp.3.418,40 (from

purging nut harvest), it needs 0,000342 employer ( in biodiesel plant and purging nut

field), and save governments subsidiary and devisa / foreign exchanges

Industry of bodiesel given multiplier effect in economic, as new infestation

opportunities for new investor, push to growth other economic sector, like farming, trade,

transportation, decrease un employer, improve the farmers welfare, decrease urbanization,

improve government taxes, decrease government subsidiary and devisa / foreign exchanges

(6)

Ringkasan

Penelitian ini merupakan kajian terhadap potensi dan peluang ekonomi pembuatan

biodiesel dari tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linnius). Hasil penelitian menunjukan

bahwa potensi pasar biodiesel dalam negeri yang tersedia cukup besar, untuk jangka pendek

sebagai subsitusi minyak solar untuk industri, sebagai campuran pembuatan biosolar oleh

PT. Pertamina, jumlah tersebut untuk tahun 2008 diprediksi sebanyak 10.457,59.kilo liter,

untuk jangka panjang dapat ditambahkan dengan pemakaian solar untuk transportasi dan

umum yang saat ini masih disubidi oleh pemerintah. Potensi pasar tesebut akan semakin

besar bila diproduksi untuk tujuan ekspor.

Potensi lahan yang cocok untuk ditami jarak pagar lebih kurang 49,50 juta Ha, atau

setara dengan 59.088,8 kilo liter biodiesel, potensi lahan tersebut masih dapat ditingkatkan

dengan penanaman jarak pagar secara tumpang sari dengan tanaman palawija, ditanam

sebagai pembatas ladang, dipinggir jalan, di pinggir sungai, dan danau.

Analisis finansial untuk skala pilot project dengan kapasitas produksi 100 ton per

tahun, melibatkan 4 orang tenaga kerja di pabrik biodiesel dan 36 orang di perkebunan, biaya

produksi biodiesel dari jarak pagar Rp. 4.015,38,- per liter, harga ini belum bisa bersaing

dengan harga jual solar untuk transportasi yang masih disubsidi Rp.4.300,- per liter

(termasuk biaya transportasi dan distrbusi), namun masih dibawah harga pembelian oleh

pemerintah untuk solar untuk industri Rp. 6.576,- per liter dan solar untuk transportasi

Rp.6.040,- per liter (Harga bulan pembelian oleh pemerintah untuk pengriman bulan

Oktober.2006).

Untuk setiap liter bahan bakar fosil yang disubsitusi dengan bahan bakar yang

berasal dari tanaman jarak pagar, akan terjadi transfer pricing (pembelanjaan dalam negeri)

sebesar Rp.3.418,40 (dari pengadaan biji jarak pagar) dan menyerap tenaga kerja sebanyak

0,000342 orang (di perkebunan dan industri biodiesel), penghematan subsidi sebesar selisih

harga beli bahan bakar fosil dengan biodiesel, penghematan devisa sebesar harga pembelian

minyak yang disubsidi oleh pemerintah,

Industri biodiesel dari jarak pagar memberikan multiplier effect yang sangat luas

(7)

mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lain, seperti sektor perkebunan, perdagangan dan

transpotasi, membuka lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat petani di

pedesaan, membantu program pemerintah dalam hal menekan angka perpindahan

masyarakat ke kota / urbanisasi, mengurangi pengangguran, menghemat pemakaian devisa,

mengurangi subsidi bahan bakar minyak, meningkatkan pemasukan pajak dan meningkatkan

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa yang

senantiasa dan tiada hentinya melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua.

Berkat rahmatNya jualah akhirnya tesis magister yang merupakan karya akhir pada Program

Magister jurusan Teknik Industri Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU)

ini dapat penulis selesaikan.

Pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang telah membantu, memberikan perhatian dan dukungan atas penyelesaian tesis ini,

terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku ketua komisi pembimbing

yang telah memberikan arahan, bimbingan, koreksi dan masukan dengan baik dan

maksimal.

2. Bapak Ir. Mangara M Tambunan, M.Sc, selaku anggota pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dengan baik dan maksimal, serta memberikan

koreksi dan masukan yang baik dan berharga.

3. Bapak dan ibu dosen program studi Teknik Industri Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah memberikan bekal ilmu yang

sangat bermanfaat bagi penulis.

4. Ibu Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) beserta

seluruh jajarannya, pimpinan dan staf pengelola program studi Teknik Industri

(9)

5. Bapak Prof. Dr.Ir. Robert Manurung, Bapak Dr. Ir.Tatang Hernas, Pusat

Penelitian dan Pengelolaan SDA dan Pelestarian Lingkungan dan Bioteknologi

ITB, Bapak Roy Hendroko, Deputy Direktur Tanaman PT. Rajawali Nusantara

Indonesia (RNI) yang telah banyak memberikan masukan.

6. Ayahanda Boerhanuddin Amin yang telah memberikan kasih dan dorogan moril

untuk selalu melanjutkan pendidikan penulis

7. Susilawati, isteri tercinta yang dengan sabar dan penuh kasih selalu

mendampingi, membantu dan memberi dukungan.

8. Ananda Yolanda Utami Nilasari dan Yoga Utama Natanugraha yang selalu sabar

dan penuh pengertian

9. Seluruh rekan rekan di sekolah Pascasarjana Teknik Industri USU, Akademi

Teknologi Industri Padang (ATIP) dan semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan mamanya satu per satu disini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini jauh dari sempurna, penulis

hanya bisa berharap semoga tesis ini akan memberi manfaat bagi penulis dan semua

pihak yang terkait dan berkepentingan dengan biodiesel dari Jarak Pagar.

Medan, 5 Juni 2007

(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Yunizurwan

2. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 5 Juni 1954

3. Orang Tua : a. Ayah : Boerhanuddin Amin

b. Ibu : Syahminar Hamid

4. Riwayat Pendidikan :

Nama Sekolah Kota Tahun Tamat

SD Negeri No.2. Rambatan Batusangkar 1967

SMP Negeri No.1. Batusangkar Batusangkar 1970

STM. Muhammadiyah. Padang 1973

Akademi Teknologi Industri Padang Padang 1980

Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Padang 1994

5. Riwayat Pekerjaan :

Nama Instansi Jabatan Mulai dan akhir

PT. Pembangunan Perumahan Staf Pelaksana 1977 - 1984

Akademi Teknologi Industri Padang Staf Pengajar 1984 - sekarang

6. Isteri : Susilawati

7. Anak : a. Yolanda Utami Nilasari

b. Yoga Utama Natanugraha

Medan, 5 Juni 2007

(11)

DAFTAR ISI

Abstarct v

Ringkasan vi

Kata Pengantar viii

Daftar Riwayat Hidup x

Daftar Isi xi

Daftar Tabel xiii

Daftrar Gambar xiv

Daftar Lampiran xv

BAB.I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 8

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian 9

1.4. Manfaat Penelitian 9

1.5. Batasan Masalah / Ruang lingkup 10

1.6. Asumsi 11

1.7. Sistematika Penulisan 11

BAB.II. TINJAUAN LITERATUR 14

2.1. Bioenergi 15

2.2. Sejarah Biodiesel 16

2.3 Definsi Biodiesel 17

2.4. Keunggulan Biodiesel 19

2.5. Tanaman Jarak Pagar 20

2.6. Potensi dan Peluang Ekonomi 29

(12)

BAB.III.GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 39

3.1. Objek Penelitian 39

3.2. Data Penelitian 40

3.3. Waktu dan Kegiatan Penelitian 41

BAB. IV METODE PENELITIAN 42

4.1. Kerangka Kerja Penelitian 42

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 48

BAB.V. TEKNOLOGI PROSES DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI BIODOESEL 50

5.1. Model Saat Ini 50

5.2. Pengembangan Model 53

BAB.VI. ANALISIS POTENSI DAN PELUANG EKONOMI 59

6.1. Analisis Potensi 59

6.2 Peluang Ekonomi 64

BAB. VIII. DISKUSI DAN EVALUASI HASIL 71

7.1. Kendala Dalam Implementasi 72

7.2. Pendekatan Dalam Mengatasi Kendala 73

BAB.VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 77

8.1. Kesimpulan 77

8.2. Saran Saran 79

Daftar Kepustakaan 80

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel.1.1. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia dan Beberapa Negara Lain 2

Tabel.1.2. Pengunaan Beberapa Jenis Bahan Bakar Tahun 2000 – 2005. 3

Tabel. 1.3 Harga Pembelian Bahan Bakar Minyak oleh Pemerintah Indonesia untuk Pengiriman Bulan Oktober 2006 di Singapore 5

Tabel.1.4. Proyeksi Kebutuhan Biodiesel Nasioanal Tahun 2007 – 2010) 6

Tabel.2.1. Perbandingan Emisi Gas Buang Biodiesel dan Petrosolar 19

Tabel.2.2. Rencana Pengembangan tanaman Jarak Pagar di Indonesia Tahun 2006 22

Tabel.2.3. Karakteristik Papan Serat dari Kayu Jarak Pagar 25

Tabel.2.4. Kandungan Bahan Kimia dari Biji, Kulit dan Buah Jarak Pagar 28

Tabel.2.5. Kandungan Unsur Hara Bungkil Jarak Pagar dan Pupuk Kandang 29

Tabel.2.6. Kriteria Kesesuaian Lahan dan iklimuntuk Tanaman Jarak Pagar 32

Tabel.2.7. Luas Lahan yang sesuai dengan Tanaman Jarak Pagar 32

Tabel.4.1 Jadual Kegiatan Penelitian 48

Tabel.6.1. Taksiran Kebutuhan Beberapa Jenis Bahan Bakar tahun 2008 60

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1.1. Grafik Penggunaan Beberapa jenis BBM Tahun 2000-2006 4

Gambar.2.1. Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Cusrcas L) 21

Gambar.2.2. Buah Jarak Pagar 26

Gambar.2.3. Biji Parak Pagar 27

Gambar.2.4. Pohon Industri dari Jarak Pagar 29

Gambar.4.1. Skema Kerangka Kerja Penelitian. 44

Gambar.5.1. Proses Transesterifikasi Minyak Jarak 51

Gambar.5.2. Pola Inti Plasma 53

Gambar.5.3. Pengembangan Proses Transesterifikasi Minyak Jarak 54

Gambar.5.4.Model Pengembangan Industri biodiesel. 55

Gambar.6.1. Korelasi antar Industri Biodiesel 64

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1. Spesifikasi Bahan Bakar Biosolar PT.Pertamina 84

Lampiran.2. Standar Nasional Indonesia untuk Biodiesel 85

Lampiran.3. Peralatan Pembuatan Biodiesel dari Jarak Pagar 86

Lampiran.4. Proses Pembuatan Minyak Jarak Pagar 89

Lampiran 5. Proses Pembuatan Biodiesel Skala Laboratorium 92

Lampiran.6. Hasil Percobaan Teknologi Proses di laboratorium 95

Lampiran.7. Analisis finansial Pabrik Biodiesel Skala Pilot 99

Lampiran.8. Diagram Alir Pembuatan Biodiesel 113

(16)

BAB. I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan energi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari

kehidupan manusia modern, bahkan akan terus meningkat akibat semakin banyaknya

populasi penduduk dunia, munculnya industri baru, dan meningkatnya teknologi

transportasi. Salah satu sumber energi yang selama ini sangat populer digunakan

adalah minyak bumi, yang lebih dikenal dengan bahan bakar minyak (BBM), yaitu

sumber energi yang berasal dari fosil. Cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu

menurun jumlahnya, cadangan tersebut tidak dapat ditambah atau diperbaharui

meskipun eksplorasi terus ditingkatkan, bahkan yang terjadi justru sebaliknya

semakin hari cadanganya semakin menipis,

Congressional Research Services (CRS) pada tahun 1985 dan 2003, dalam

laporannya kepada Komisi Energi di kongres Amerika Serikat menyebutkan bahwa

jika tingkat penggunaan BBM masih seperti saat ini (tanpa peningkatan dalam

efisiensi produksi, penemuan cadangan baru dan peralihan ke sumber energi

alternatif terbarukan), maka pemakaian BBM kecenderungannya akan mengarah

kepada batas pertumbuhan (limit to growth), dan cadangan bahan bakar fosil dunia

akan habis dalam waktu 30 –50 tahun mendatang.

Setiap hari jutaan barel minyak mentah bernilai jutaan dolar dieksplorasi

(17)

berlangsung selama ribuan bahkan jutaan tahun dan mungkin tak dapat terulang lagi

pada masa mendatang.

Tabel.1.1 menunjukan data keterbatasan cadangan minyak bumi di Indonesia

dan beberapa negara lain di dunia. Data tersebut membuktikan secara nyata bahwa

sumber cadangan minyak bumi dunia memang telah terkuras.

Tabel.1.1. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia dan Beberapa Negara lain.

Amerika Serikat Angola Azerbaijan Emirat Arab *

Argentina Aljazair * Brazil Irak *

Australia Brunai Darussalam Iran * Kazakhstan

Ekuador Cina Libya * Kuwait *

Inggris India Mexico Tunisia

Indonesia * Kolombia Rusia Turkmenistan

Kanada Malaysia Saudi Arabia * Uzbekistan

Mesir Nigeria * Trinidad

Norwegia Oman Venezuela *

Qatar *

Rumania

Yaman

* = Negara anggota OPEC

sumber : Diolah dari US Geological Survey Oil and Gas 1995-2000

Salah satu akibatnya adalah sering terjadi kelangkaan pasokan energi hampir

di sebahagian besar wilayah Indonesia, kelangkaan tersebut meliputi pasokan BBM,

gas, batu bara dan energi listrik. Kelangkaan dapat disebabkan oleh faktor teknis

seperti keterbatasan supply / menipisnya cadangan minyak bumi dunia, semakin

(18)

faktor non teknis seperti kondisi cuaca, sulitnya distribusi, mahalnya biaya

transportasi, kebijakan perdagangan dan kebijakan politik.

Konsumsi BBM secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

peningkatan laju konsumsi BBM diperparah lagi dengan semakin menurunnya

kemampuan produksi dalam negeri secara alami, disamping penggunaan energi yang

boros serta belum optimalnya penggunaan energi terbarukan. Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi kebutuhan bahan bakar minyak

pada tahun 2007 sebesar 70 sampai 76 juta kilo liter, disisi lain kemampuan produksi

BBM dalam negeri hanya 46,8 juta kilo liter, dengan demikian Indonesia bukan lagi

merupakan negara pengekspor minyak melainkan menjadi negara pengimpor minyak

dunia. (Kompas.18 Maret 2002)

Secara keseluruhan penggunaan BBM dalam negeri selalu mengalami

peningkatan, terutama penggunaan solar untuk keperluan transportasi dan industri.

Tabel.1.2. memperlihatkan penggunaan beberapa jenis BBM nasional selama tahun

2000 sampai 2005.

Tabel.1.2. Pengunaan Beberapa Jenis Bahan Bakar Tahun 2000 – 2005

(dalam ribuan liter ).

Tahun : Jenis BBM

2000 2001 2002 2003 2004 2005

(19)

Peningkatan penggunaan BBM yang terjadi selama tahun 2000 sampai 2005

tersebut ditunjukan dengan gambar grafik 1.1.

GRAFIK PEGGUNAAN BEBERAPA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN. 2000 s.d 2005 (dalam ribuan liter)

0

Gambar.1.1. Grafik Penggunaan Beberapa Jenis BBM tahun 2000 - 2005

Harga BBM cenderung mengalami kenaikan, di pasar New York harga

minyak mentah North Sea Brent (dari laut utara) untuk pengiriman bulan September

2006 mencapai US.$.78 per barrel, sedangkan untuk pengiriman bulan Oktober 2006

harga minyak mentah di pasar internasional masih berkisar US.$.70 per barrel (Light

Sweet Crude US,$. 70,54 per barrel dan North Sea Brent US.$.70,66 per barrel).

(Headlines News Metro TV, jam. 07.00 WIB, Tgl. 31 Juli 2006, dimana 1 US barrel

= 159 liter)

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pemerintah Indonesia membeli

(20)

Mid Oil Platts Singapore (MOPS) oleh pemerintah Indonesia di pasar Singapore

untuk pengiriman bulan Oktober 2006.

Table.1.3 Harga Pembelian Bahan Bakar Minyak oleh Pemerintah Indonesia

untuk Pengiriman Bulan Oktober 2006 di Singapore

Jenis Bahan Bakar Harga / Liter.

Minyak Bakar Rp. 3.775

Premium Rp. 6.359

Minyak Tanah Rp. 6.487

Minyak Solar / IDO Rp. 6.576

Minyak Diesel / ADO Rp. 6.040

Sumber : Diolah dari Harian KOMPAS,1 Sept 2006. hal. 19

Disamping itu masyarakat pencinta lingkungan hidup mengkhawatirkan

menurunnya kualitas udara sebagai dampak yang ditimbulkan oleh pembakaran

bahan bakar fosil, terutama gas belerang / sulfur (SO2) dan karbondioksida (CO2),

yang dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu bumi (pemanasan global). Oleh

sebab itu perlu diambil langkah langkah untuk mendapatkan sumber energi lain

sebagai energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.

Biofuel merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan ini.

Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari minyak nabati (tanaman atau lemak

hewan), dengan demikian disebut juga dengan bahan bakar nabati (BBN). Beberapa

hasil pertanian seperti ubi kayu, tebu, kelapa, kacang tanah, kelapa sawit dan jarak

pagar dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan biofuel. Indonesia sebagai

negara agraris yang memiliki lahan yang luas, baik lahan kritis, lahan tidur maupun

(21)

cukup besar sebagai negara penghasil bahan bakar nabati dunia. Salah satu penyebab

belum lagi memasyarakatnya pemanfaatan biofuel di Indonesia, adalah karena

informasi mengenai biofuel itu sendiri masih sangat terbatas dan sulit bersaing

dengan bahan bakar fosil dari segi harga yang masih disubsidi oleh pemerintah.

Dari Tabel. 1.3 dan gambar Grafik.1.1. terlihat bahwa salah satu bahan

bakar yang konsumsinya terus meningkat secara tajam dibandingkan dengan bahan

bakar lainnya adalah solar / petrosolar. Solar dipakai untuk keperluan transportasi,

industri, pembangkit tenaga listrik dan untuk keperluan lain, oleh sebab itu mencari

bahan bakar pengganti / subsitusi solar dengan bahan bakar nabati / biodiesel sudah

menjadi prioritas utama pemerintah. Pemerintah juga telah menetapkan bahwa pada

tahun 2010, biodiesel akan menggantikan 10 % dari konsumsi solar bersubsidi (solar

untuk transportasi dan keperluan umum). Tabel.4.1. memperlihatkan proyeksi

kebutuhan biodiesel dalam negeri tahun 2007 – 2010 yang dilakukan oleh tim

nasional pengembangan bahan bakar nabati.

Tabel.1.4. Proyeksi Kebutuhan Biodiesel Nasioanal (Tahun 2007 – 2010)

Tahun Kebutuhan Biodiesel (ribu kilo liter)

2007 1.200

2008 1.220

2009 1.230

2010 1.240

Sumber : Dept.ESDM . 2006

Menurut Unggul Priyanto (2007,p.4) kebutuhan biodiesel nasional tahun 2006

(22)

pada tahun 2007 pemerintah akan memacu produksi biodiesel menjadi 400.000 kilo

liter.

Penelitian penelitian yang dilakukan di laboratorium menunjukan bahwa

sebahagian besar tanaman yang mengandung minyak seperti kelapa, kelapa sawit

dan hasil pertanian lainnya dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel,

namun karena minyak kelapa dan kelapa sawit mempunyai nilai ekonomis yang

lebih tinggi sebagai minyak makan / edible oil, maka perlu dicari alternatif lain yang

dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel dan tidak mengganggu

pasokan minyak untuk keperluan pangan. Salah satu tanaman yang diduga

menyimpan potensi sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar adalah minyak

dari tanaman jarak pagar (Jatropha curcas linneaus). Walaupun saat ini jarak pagar

baru mulai dibudidayakan, tidak menutup kemungkinan akan dapat mengalahkan

penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel, karena hasil olahan

jarak pagar tidak dapat dikonsumsi oleh manusia sehingga dapat menjamin pasokan

ketersediaan bahan baku biodiesel pada masa yang akan datang.

Di benua Afrika tanaman jarak pagar telah dikembangkan sebagai subsitusi

minyak tanah / kerosin, antara lain Zambia ( 1986), Tunisia (1988), Senegal (1996),

Mali (3001) dan mesir (2003), di Nikaraguay ( Amerika Latin ) mulai tahun 1981,

biodiesel dari minyak jarak pagar sudah digunakan sebagai bahan campuran solar /

biosolar (B.10) dengan harga jual US.$. 0,3 per liter (harga tahun 2002), disamping

itu jarak pagar juga dikembangkan secara besar besaran di India. Di Indonesia, uji

(23)

bulan Juli 2006, oleh tim Jatropha Expedition 2006 yang menempuh perjalanan lebih

kurang 6.400 kilometer (dari Atambua Nusa Tenggara ke Jakarta pulang pergi).

Perhatian terhadap pengembangan biodiesel dari jarak pagar di Indonesia

mulai meningkat pada akhir tahun 2005, setelah pemerintah mengurangi subsidi

terhadap bahan bakar minyak. Pemerintah telah berperan dengan sangat proaktif

dalam pengembangan biodiesel, Rencana Undang Undang, Peraturan Presiden dan

Instruksi Presiden tentang pemakaian biodiesel sebagai bahan bakar terbarukan telah

disusun dan dikeluarkan, disamping itu masayarakat umum, dunia usaha dan dunia

industri menyambut kebijaksanaan pemerintah tersebut dengan persepsi yang

berbeda.

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang kongkrit dan

menyeluruh tentang potensi teknis dan teknologi proses produksi serta besarnya

peluang ekonomi yang dapat diraih dari pemanfaatan jarak pagar sebagai bahan

dasar pembuatan biodiesel.

1.2. Perumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang diatas, terlihat ada peluang untuk

menggantikan pemakaian bahan bakar fosil dengan bahan bakar nabati, disisi lain

Indonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan baku

minyak nabati, potensi tersebut selanjutnya membuka peluang dalam bidang

ekonomi, sehubungan dengan itu maka masalah yang akan dipecahkan dalam

(24)

1.2.1. Belum tersedianya rancangan teknologi poses dan sistem pembangunan industri

biodiesel yang dapat diimplementasikan untuk wilayah Republik Indonesia, agar

diperoeh hasil yang maksimal.

1.2.2. Tidak diketahui dengan pasti berapa besar potensi dan peluang ekonomi yang dapat

diraih dari pemanfaatan tanaman jarak pagar untuk pembuatan biodiesel sebagai

bahan bakar alternatif pengganti minyak solar.

1.3. Tujuan dan Sasaraan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap,

akurat dan aplikatif tentang potensi dan peluang ekonomi pembuatan biodiesel dari

jarak pagar, serta produk sampingannya, sedangkan sasaran yang hendak dicapai

adalah:

1.3.1. Untuk mengetahui teknologi proses yang efektif dan efisien dalam memproduksi

biodiesel dari biji jarak pagar dan produk sampingannya.

1.3.2. Untuk melihat seberapa besar potensi, pola pembangunan industri biodiesel dan

peluang ekonomi yang dapat diraih dari pemanfaatan tanaman jarak pagar untuk

pembuatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak solar dan

pola pembangunan industri biodiesel.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1.4.1. Mengurangi konsumsi dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang tak

terbarukan (nonrenewable) dan pengembangan sumber energi alternatif yang

(25)

1.4.2. Meningkatkan kestabilan pasokan dan harga bahan bakar dalam negeri, yang pada

akhirnya dapat meningkatan kestabilan keamanan dan politik dalam negeri.

1.4.3. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan kritis, lahan tidur dan lahan milik yang belum

dimanfaatkan dengan tanaman yang menghasilkan tanpa mengorbankan lahan

produktif / Progrowth.

1.4.4. Meningkatkan kualitas lingkungan, karena tanaman jarak pagar berpotensi untuk

memperbaiki kesuburan tanah, tata air dan carbon credit, disamping itu gas buang

biosiesel mengandung sulfur yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan gas

buang minyak solar / proplanet.

1.4.5. Mengurangi pengangguran, karena industri biodisel menyerap tenaga kerja dari

industri hulu hingga industri hilir / projob.

1.4.5. Meningkatkan kualitas hidup, karena dari tanaman jarak pagar diharapkan dapat

memberikan tambahan pendapatan kepada masyarakat petani yang

mengusahakannya / propoor.

1.5. Batasan Masalah / Ruang Lingkup

Untuk menjaga agar penelitian ini fokus pada permasalahan yang dibahas

serta tujuan yang diharapkan, maka perlu ditetapkan batasan masalah atau ruang

lingkup pembahasan, secara ringkas batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1.5.1. Analisis dilakukan untuk mengkaji potensi pasar, lahan, teknologi proses dan

peluang ekonomi pembuatan biodosel minyak jarak pagar dengan beberapa produk

(26)

1.5.2. Meskipun ada perlakuan khusus terhadap lahan dan tanaman seperti pemupukan dan

pengairan yang menghasilkan kandungan minyak jarak pagar yang berbeda, namun

dalam penelitian ini tidak menjadi bahagian yang dianalisis.

1.5.3. Analisis potensi dan peluang ekonomi biodiesel dari minyak jarak pagar ini tidaklah

dimaksudkan untuk mengkultuskan jarak pagar sebagai satu satunya tanaman yang

dapat dipakai sebagai bahan pembuatan biodiesel.

1.5.4. Potensi, peluang ekonomi, implementasi dan pola kemitraan antara stakeholder

untuk daerah yang berbeda, dapat saja tidak sama dengan analisis kajian ini.

1.6. Asumsi

Beberapa asumsi perlu dikemukakan dalam penelitian ini, asumsi yang

digunakan adalah :

1.6.1. Teknologi proses yang digunakan dalam skala laboratorium dapat dilaksanakan /

diimplementasikan di lapangan dan dijadikan sebagai acuan penelitian.

1.6.2. Jumlah buah jarak pagar yang dihasilkan untuk setiap hektar tanaman diasumsikan

sama dengan jumlah buah yang dihasilkan pada lokasi penelitian.

1.6.3. Rendemen minyak yang terkandung dalam buah jarak pagar yang dihasilkan pada

lokasi penelitian diasumsikan sama dengan rendemen yang diperoleh dari

penelitian di Laboratorium.

1.6.4. Harga dan biaya yang digunakan dalam penelitian ini dapat saja tidak sama dengan

harga dan biaya di daerah lain.

1.7. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan untuk menyajikan hasil penelitian disusun berdasarkan

(27)

pelaporan. secara umum sistematika penulisan laporan disajikan dalam 8 (delapan)

bab, sebagai berikut :

Diawali dengan (Ringkasan, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar

Lampiran)

BAB. I. PENDAHULUAN

Bab ini berisiskan pokok pokok pikiran yang melatar belakangi betapa

pentingnya analisis ini harus dilakukan, manfaat apa yang didapat dari

penelitian ini serta, asumsi asumsi yang digunakan dalam penelitian.

BAB.II. TINJAUAN LITERATUR

Bab ini berisikan teori teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan

hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang dipakai

sebagai referensi dan acuan dalam penelitian ini, mencakup sejarah biodiesel,

jenis biodiesel, proses pembuatan biodiesel keunggulan biodiesel dan tanaman

jarak pagar.

BAB.III. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Bab ini menjelaskan gambaran umum dari objek studi dan variabel variabel

penelitian yang akan diteliti dan lokasi penelitian

BAB.IV. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan kerangka kerja, metode dan tahapan yang dilakukan dalam

penelitian, pengumpulan dan analisis data, lokasi dan waktu penelitian.

BAB.V. TEKNOLOGI PROSES DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI BIODIESEL

(28)

pembangunan model industri biodiesel, untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik.

BAB.VI. ANALISIS POTENSI DAN PELUANG EKONOMI.

Bab ini berisikan analisis potensi dan peluang ekonomi yang dapat diraih dari

pemanfaatan jarak pagar sebagai bahan pembuatan biodiesel, dilakukan

berdasarkan data yang terkumpul di lapangan dan pengembangan model

teknologi proses dan pembangunan industri biodiesel pada Bab.V.

BAB.VII. DISKUSI DAN EVALUASI HASIL

Bab ini beisikan diskusi dan evaluasi hasil dari pembahasan Bab.V.

menyangkut kendala dalam pengimplentasian model dan pendekatan dalam

mengatasi kendala.

BAB.VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian tentang potensi dan peluang

ekonomi pembuatan biodiesel dari minyak jarak pagar, disamping itu

disampaikan juga saran saran dalam rangka penyempurnaan penelitian dan

pengembangan hasil penelitian.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

(29)

BAB. II

TINJAUAN LITERATUR

Ada banyak sumber energi yang dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, seperti

energi surya (solar Cell), energi panas bumi (geothermal), energi ombak dan pasang (tide

and wave energy), energi angin (wind energy), energi air (Hydro energy), energi nuklir

(Nuclear energy), energi fosil (coal and petro oils), energi dari tumbuh tumbuhan dan

lemak hewan ( bio energy). Sumber energi tersebut ditinjau dari sifatnya dapat

digolongkan dalam dua katagori, yakni energi yang tidak dapat diperbaharui (non

renewable) dan energi yang dapat diperbaharui (renewable). Energi yang banyak dipakai

pada saat ini adalah bahan bakar minyak, gas dan batu bara yakni energi yang bersumber

dari fosil, salah satu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam pidatonya tanggal 27 September

2005 menyatakan, bahwa cadangan energi fosil Indonesia sudah sangat terbatas, cadangan

minyak hanya cukup untuk 18 tahun, gas untuk 60 tahun dan batu bara untuk 150 tahun

(Rama Prihandana, 2007, p.xvii). Perkiraan yang lebih ekstrim menyebutkan cadangan

minyak bumi di Indonesia, dengan tingkat konsumsi seperti saat ini akan habis dalam

jangka 10 – 15 tahun lagi, oleh sebab itu perlu dicarikan sumber energi lain sebagai

sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. (Syah, Andi, 2006, p.2).

Sumber energi yang dapat diperbaharui serta dapat diperoleh dan diolah dengan

mudah serta tersebar diseluruh wilayah nusantara adalah energi yang bersumber dari

minyak tumbuh tumbuhan dan lemak hewan atau disebut juga dengan bahan bakar nabati /

(30)

2.1. Bioenergi

Salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui serta dapat diperoleh dan diolah

dengan mudah adalah energi yang bersumber dari minyak tumbuh tumbuhan dan lemak

hewan, disebut juga biofuel atau bio energy.

Dalam Kamus Pertanian (1977) pengertian bioenergi atau biofuel adalah sumber

daya pembangkit gerak. Sementara itu bio diartikan sebagai organisme atau makhluk

hidup, dengan kata lain bioenergi adalah sumber daya yang berasal dari makhluk hidup,

yakni tumbuhan, hewan dan fugi (Prihandana:2007,p.3).

Sudradjat (2006,p.6) mengemukakan yang dimaksud dengan biofuel adalah bahan

bakar yang berasal dari minyak nabati (minyak tumbuh tumbuhan atau lemak hewan),

dengan demikian disebut juga dengan Bahan Bakar Nabati (BBN).

Beberapa hasil pertanian seperti ubi kayu, tebu, kelapa, kacang tanah, kelapa sawit

dan jarak pagar dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan bioenergi / biofuel.

Sampai saat ini dikenal tiga jenis bahan bakar nabati, yaitu :

2.1.1. Bioetanol, dibuat dari ubi kayu atau tetes tebu yang digunakan sebagai pencampur

premium atau secara murni sebagai gasohol, dipakai untuk pengganti premium.

2.1.2. Biodiesel, dibuat dari minyak tumbuh tumbuhan atau lemak hewan seperti minyak

kelapa, minyak sawit atau minyak jarak pagar, dibuat sebagai pengganti solar.

2.1.3. Bio-oil, produk konversi kayu atau lignoselulosa lainnya yang diubah menjadi

bentuk cair melalui proses Pyrolisa ekplosif, digunakan sebagai bahan bakar

langsung / Combustion pengganti residu.

Bioetanol dan biodiesel umumnya dipakai sebagai subsitusi bahan bakar pada

(31)

sebagai subsitusi bahan bakar untuk motor pembakaran luar /External combustion

Engine. Pemakaian bio-oil sebagai pengganti residu dapat disubsitusi dengan kayu

atau batu bara, sehingga penelitian terhadap terhadap bio-oil, belum mendapat

perhatian, dibandingkan dengan penelitian bioetanol dan biodiesel.

Semua tanaman yang mengandung minyak dapat dibuat biodiesel, namun

karena viskositas minyak nabati lebih tinggi dan daya pembakarannya yang lebih

rendah dibandingkan dengan minyak solar, maka bila dipakai untuk mesin diesel yang

dirancang menggunakan minyak solar sebagai bahan bakarnya, perlu dilakukan

penyesuaian, penyesuain dapat dilakukan dengan cara melakukan modifikasi terhadap

mesin, yaitu dengan menambahkan konverter pada mesin yang berfungsi untuk

merubah sifat fisika dan kimia minyak nabati, sehingga menyamai sifat fisika dan

kimia minyak solar atau menambahkan bahan kimia dan memberikan perlakuan

lanjutan terhadap minyak nabati, sehingga merubah sifat fisika dan sifat kimia minyak

nabati tersebut setara dengan minyak solar.

2.2 Sejarah Biodiesel

Pada saat Pekan Raya di Paris tahun 1910, seorang insinyur bangsa Jerman

Rudolf Christian Karl Diesel memamerkan dan memperagakan pertama kali hasil

penemuan dan ciptaannya, yaitu mesin yang dapat dioperasikan dengan memakai

bahan bakar dari minyak kacang dan perasan biji hemps / Canabis sativa.

Pada tahun 1912, saat berpidato pada acara pendaftaran paten mesin hasil

karyanya Diesel berkata “Der gebrauch von pflanzenol ais kraftstoff mag heute

(32)

nabati untuk saat ini sepertinya tidak berarti, tetapi pada saatnya nanti akan menjadi

penting, sebagaimana penggunaan minyak bumi dan produk tir batu bara sekarang).

Pemakaian minyak dari tumbuh tumbuhan sebagai pengganti bahan bakar

minyak juga dikemukakan oleh ahli yang lain, Austin (1985, p.67) there no doubt

whatever a wide variety of vegetable oils can be used, particularly as diesel fuel, with

little or no additional processing, price are extremely high, however and most such

oils now produced are needed and are more valuable as food.

Menurut (Darmoko,dkk:2001,p.27) minyak nabati dapat dikonversi menjadi

sumber bahan bakar alternatif dalam bentuk senyawa asam lemak metil ester / fatty

acid methyl ester (FAME) atau lebih dikenal dengan biodiesel.

2.3. Definisi Biodiesel

Biodiesel tidak sama dengan minyak nabati, karena biodiesel adalah minyak

nabati yang telah mendapatkan perlakuan lebih lanjut secara proses kimia, yaitu dengan

memisahkan minyak menjadi alkil ester (biodiesel) dan gliserin, biodiesel dapat

dipakai langsung secara murni 100 % / neat pada mesin atau dipakai dalam bermacam

macam konsentrasi campuran dengan bahan bakar solar dengan atau tanpa melakukan

modifikasi pada mesin. Biodiesel mempunyai banyak nama dagang, umumnya

disesuaikan dengan nama bahan dasar biodiesel itu dibuat, seperti:

CME (coco methyl ester) biodiesel dari minyak kelapa

FAME (fatty acid methyl ester) biodiesel dari minyak goreng bekas.

POME (palm oil methyl ester) biodiesel dari minyak kelapa sawit

SME (soybean methyl ester) biodiesel dari minyak kacang kedelai.

(33)

Campuran biodiesel dengan solar yang memenuhi persyaratan ASTM D 6751

diberi tanda dengan BXX, dimana B menyatakan biodiesel dan XX menyatakan

jumlah persentase volume biodiesel dalam campuran.(lihat Lampiran 1 dan 2 )

Banyak difinisi yang telah dikemukakan oleh para ahli dan lembaga penelitian

resmi mengenai biodiesel antara lain,

2.3.1. US National Biodiesel Board memberikan dua definisi, yakni :

a. Secara umum didefinisikan sebagai “biodisel is a domestic, renewable fuel for

diesel engines derived from natural oils like soybean oil, and wich meets the

specification of ASTM D 6751”.

b. Secara teknis biodiesel didefinisikan sebagai “biodiesel is a fuel comprised of

mono-alkyl ester of long chain fatty acids, derived form vegetable oil or animal

fats, designed B 100, and meeting the requirements of ASTM D 6751”.

2.3.1. Badan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (US EPA), memberikan definisi sebagai

berikut : “biodiesel is typically produced by reaction of vegetable oil or animal fat

with an alcohol such as methanol or ethanol in the precence of catalyst to yield

mono alkyl esters and glycerin, which is removed”.

2.3.3. Sudradjat (2006:5) mengemukakan yang dimaksud dengan biodiesel adalah bahan

bakar untuk mesin diesel sebagai pengganti bahan bakar solar yang berasal dari

minyak bumi, dibuat dari minyak tanaman atau lemak hewan, oleh sebab itu disebut

juga dengan Bahan Bakar Nabati (BBN).

Dengan demikian biodiesel dapat didifinisikan sebagai bahan bakar / energi

(34)

2.4. Keunggulan Biodiesel

Dibandingkan dengan minyak solar hasil pengolahan minyak bumi, biodiesel

mempunyai keunggulan, yaitu:

2.4.1.Biodiesel diproduksi dari bahan pertanian, sehingga dapat diperbaharui (Renewable).

2.4.2.Biodiesel berbasiskan sumber daya alam lokal, sehingga terjamin ketersediaanya.

2.4.3.Harga peralatan produksi biodoesel relatif murah, sehingga dapat diproduksi dengan

skala kecil di perdesaan.

2.4.4.Biodiesel memiliki nilai oktan yang tinggi, titik nyala yang rendah dan bebas

belerang.

2.4.5.Ramah lingkungan karena pada emisi gas buang biodiesel tidak mengandung sulfur

(SO2) dan kandungan karbon dioksida (CO2) yang rendah.

2.4.6.Menurunkan keausan ruang piston, karena sifat pelumasan biodiesel yang lebih baik.

2.4.7.Aman dalam penyimpanan dan transportasi, karena tidak mengandung racun.

Pemakaian biodiesel lebih aman bagi lingkungan dan manusia, mengurangi

efek rumah kaca yang disebabkan oleh emisi gas buang, karena kandungan zat

berbahaya dalam emisi gas buang biodiesel lebih rendah dibandingkan dengan emisi

gas buang petrosolar. Soerawidjaja (2001) mengemukakan hasil pengamatan yang

dilakukan terhadap emisi gas buang biodiesel dan petrosolar seperti Tabel 2.1.

Tabel.2.1. Perbandingan Emisi Gas Buang Biodiesel dan Petrosolar

Kriteria Biodiesel (b) Petrosolar (s) (b-s)x100%

(35)

1 2 3 4 Total Partikulat (mg/Nm3) 0,25 5,60 - 96

Benzen (mg/Nm3) 0,3 5,01 - 99,90 Toluen (mg/Nm3) 0,57 2,31 - 99,90 Xylene (mg/Nm3) 0,73 1,57 - 99,90 Etil Benzene (mg/Nm3) 0,30 0,73 - 59,00 Sumber: Soerawidjaja. 2005

Penurunan terbesar terjadi pada kadar SO2. dampak yang ditimbulkan oleh zat

SO2 adalah hujan asam dan mempercepat terjadinya korosi pada mesin. Disamping

itu pembakaran setiap 1 Kg petrosolar akan menghasilkan emisi karbon dioksida

(CO2) sebanyak 3 Kg, dengan demikian penggunaan setiap kilo gram biodiesel

sebagai subsitusi petrosolar diklaim dapat menurunkan emisi karbon dioksida (CO2)

sebanyak nilai tersebut.

2.5. Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linneus) 2.5.1. Morphologi Tanaman Jarak Pagar

Menurut Sudradjat (2006,p.25) dikenal sekitar 175 jenis tanaman jarak,

namun yang banyak tumbuh merata dan dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia

adalah, jarak pagar (Jatropha curcas linneus) dan Jarak Kaliki (ricinus communis

linn). Secara ilmiah nama Jatropha Curcas Linneaus diambil dari bahasa Yunani

Latros berarti dokter, sedangkan thrope berati penyembuhan atau nutrisi, dengan

kata lain jatropha curcas berarti tanaman penyembuh atau tanaman obat. Tanaman

jarak pagar berbentuk pohon kecil atau belukar besar, bercabang tidak teratur

dengan tinggi bisa mencapai 5 meter, masih satu keluarga dengan tanaman karet dan

(36)

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angeospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbisles

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha curcas

Gambar.2.1. Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Cusrcas L)

Tanaman jarak pagar tumbuh dari daratan rendah sampai daerah dengan

ketinggan 1000 m dpl, pada suhu 15 – 35OC, dengan curah hujan 300 – 2.380 mm /

(37)

dengan kandungan pasir antara 60 – 90%, curah hujan 300 – 1.000 mm / tahun, suhu

20 – 26 O C dan pH tanah 5,5 – 6,5. serta diberi pupuk dengan jenis dan dosis yang

tepat dan tersedia air pada musim kemarau. (Prihandana et al.2006,p26).

Menurut Susilo Bambang (2006,p.12) tanaman jarak pagar mempunyai

keunggulan antara lain:

a. Dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dapat beradaptasi dengan segala cuaca, tidak

memerlukan perawatan yang intensif, tidak dikonsumsi oleh ternak, dapat bertahan

dalam waktu lama pada kondisi kering, sehingga cocok sebagai tanaman reboisasi.

b. Mudah tumbuh dan berkembang biak, perumbuhannya cepat, dan dapat dipanen

pada usia 8 bulan.

c. Jika mendapat pengairan yang cukup, tanaman jarak pagar berbuah sepanjang tahun

dan produktif sampai usia 50 tahun.

d. Ampas biji jarak pagar setelah proses ekstraksi merupakan bahan organik yang baik

untuk dibuat pupuk kompos.

Tabel.2.2. menampilkan rencana pengembangan tanaman jarak pagar di

Indonesia tahun 2006 yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Inpres

nomor.6.Tahun 2006.

Tabel.2.2. Rencana Pengembangan tanaman Jarak Pagar di Indonesia Tahun 2006 (dalam ribuan Ha).

No Propinsi 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 NTB 5,00 50,00 51,50 54,00 56,25 216,75

2 NTT 5,00 50,00 51,50 54,00 56,25 216,75

3 Papua 5,00 50,00 51,50 54,00 56,25 216,75

(38)

1 2 3 4 5 6 7 8

5 Gorontalo 4,00 34,00 34,50 36,00 37,50 146,00

6 Sulawesi Selatan 4,00 25,00 24,50 25,20 26,25 104,95

7 Sulawesi Tengah 3,00 25,00 24,50 25,00 26,25 103,95

8 Sulawesi Tenggara 3,00 25,00 24,50 25,20 26,25 103,95

9 Jawa Barat 2,00 14,00 14,00 14,40 15,00 59,40

10 Jawa Timur 2,00 14,00 14,00 14,40 15,00 59,40

11 Banten 1,50 10,00 10,00 10,80 11,25 43,55

12 Jawa Tengah 1,50 10,00 10,00 10,80 11,25 43,55

Jumlah 40,00 341,00 345,00 360,00 375,00 1.461,00

Sumber: Sudrajat.H.R, 2006

2.5.2. Manfaat Tanaman Jarak Pagar

Hampir seluruh bahagian tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan, beberapa

manfaat yang diberikan oleh tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut:

a. Sebagai Tanaman Reboisasi.

Tanaman jarak pagar sangat cocok dijadikan tanaman reboisasi atau

penghijauan untuk lahan marginal atau lahan kritis, karena tanaman ini dapat

tumbuh pada segala tekstur tanah, beradaptasi dengan berbagai cuaca dan dapat

bertahan dalam waktu yang lama pada kondisi kering.(Anonim,2005). Pada

musim kemarau tanaman akan menggugurkan daunnya, tetapi akar lateralnya

yang menyebar pada permukaan tanah membentuk tanggul tanggul kecil akan

mampu menahan air dan erosi tanah, disamping itu batang tanaman jarak pagar

dapat mengurangi kecepatan angin.

Upaya penghijauan dengan tanaman jarak pagar memberikan manfaat

(39)

(carbon credits), kemampuan jarak pagar menyerap gas karbon dioksida (CO2)

dari atmosfir cukup tinggi yakni sebesar 1,80 kg / kg bagian kering tanaman atau

setara dengan 10 ton / Ha / tahun. Penanaman jarak pagar dalam bentuk

perkebunan monokultur akan sinerji dengan usaha peternakan lebah madu,

karena lebah madu menyukai nektar jarak pagar dan mempercepat proses

penyerbukan pada malai jarak pagar, serta peternakan ulat sutera.

b. Sebagai Bahan Baku Industri

1). Daun

Daun jarak pagar dapat dipergunakan sebagai bahan makanan pada

peternakan ulat sutera, disamping itu getah daun juga sering dimanfaatkan

sebagai penghambat virus mosaik pada tanaman semangka (pestisida),

sebagai obat anti pendarahan pada luka, obat anti peradangan pada infeksi

gusi, (Framakologi).

2). Batang, dahan dan ranting.

Batang, dahan dan ranting jarak pagar dapat dimanfaatkan

a). Sebagai bahan dasar pembuatan arang briket.

Arang briket yang dibuat dari campuran arang jarak pagar dengan arang

batok kelapa mengandung kalor cukup tinggi, yakni sebesar 6.195 Kcal

/ kg. Arang briket yang dibuat dari campuran arang batang kayu jarak

pagar dan arang batok kelapa tersebut telah memenuhi persyaratan

Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk arang briket, kecuali

(40)

b). Bahan dasar pembuatan arang aktif.

Arang jarak pagar dapat juga dibuat menjadi arang aktif dengan cara

karbonisasi dan proses aktifasi. Karbonisasi dilakukan dengan

memanaskan arang pada suhu tinggi (500 - 700OC) selama 4 - 5 jam.

Sedangkan proses Aktifasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni

aktifasi gas, dengan mengalirkan gas CO2 atau uap air kepada arang,

dan aktifasi kimia, dengan merendamnya dalam larutan kimia (H3PO4))

selama 24 jam, ditiriskan dan dipanaskan dengan suhu 600 – 900o

selama 1 - 2 jam.

c). Bahan dasar pembuatan pulp kertas dan papan serat.

Serat kayu jarak pagar mengandung kadar holoselulosa dan kelarutan

dalam air yang tinggi serta berat jenis dan lignin yang rendah, karena itu

sangat cocok untuk dibuat pulp kertas atau papan serat. Pengujian yang

dilakukan oleh Puslitbang hasil hutan Departemen Kehutanan

menyatakan bahwa serat papan dari batang jarak pagar, telah memenuhi

standar ASTM. Table.2.3. merupakan hasil pengujian terhadap papan

serat dari kayu jarak pagar.

Tabel.2.3. Karakteristik Papan Serat dari Kayu Jarak Pagar

Parameter Uji Papan Serat Standar

1 2 3

Kadar Air (%) 3,68 -

Kerapan (g/cm2) 1,03 0,9 – 1,05

Daya Serap Air (%) 28,93 10 – 30

(41)

1 2 3

Modulus Patah (Kg/Cm2) 396,5 300 – 500

Modulus Lentur (Kg/cm2) 509.203 28.000 – 56.000

Keteguhan Tarik (Kg/cm2) 278,4 210 – 400

Sumber: Sudradjat, 2006 p.61

3). Buah.

Tanaman jarak pagar mulai berbuah pada usia 8 bulan setelah penanam,

produktifitas 0,5 – 1,0 ton biji kering / Ha / tahun pada tahun pertama,

selanjutnya akan meningkat secara bertahap dan stabil antara 4 – 6 ton biji

kering / Ha / tahun mulai usia 5 tahun, tanaman akan tetap produktif sampai

berusia 50 tahun. Buah jarak pagar berbentuk seperti buah kendaga, oval

dengan diameter 2 – 4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning

jika sudah matang, pembentukan buah membutuhkan waktu selama 90 hari

dari mulai pembungaan samapai matang.

Gambar.2.2. Buah Jarak Pagar.

Buah jarak pagar yang dipanen adalah buah yang telah matang, dikupas

untuk dipisahkan antara daging buah dan biji, pemanfaatan selanjutnya

(42)

a). Daging buah.

Daging buah dapat dibuat pupuk, dengan cara daging buah dicincang

menjadi kecil, kemudian dengan perbandingan tertentu dicampur

dengan kotoran ternak (sebaiknya dengan kotoran ayam) dan

difermentasikan sehinga menjadi pupuk kompos. Daging buah juga

dapat ditambah dengan ampas / bungkil perasan biji untuk

meningkatkan volume pupuk yang dihasilkan. Disamping itu daging

buah jarak pagar dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan bio gas.

b). Biji.

Buah jarak pagar memiliki tiga buah biji berbentuk bulat lonjong

berwarna coklat kehitaman, rata rata memiliki ukuran 18 x 11 x 9 mm

dengan berat 0,4 - 0,6 g / biji.

Gambar.2.3. Biji Parak Pagar

Dari biji jarak pagar kemudian diambil minyaknya melalui proses

pengepresan atau melarutkan dengan pelarut oganik (heksana), hasil

sampingan dari pengepresan atau ektraksi dari biji jarak pagar adalah

(43)

pengganti kerosin atau sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel dan

produk oleochemical seperti PVC, epoksi dan plastik.

Bungkil / ampas dapat diproses lebih lanjut menjadi pakan

ternak (setelah dihilangkan racunnya dengan cara detoksifikasi), pupuk

(dengan cara pengomposan) atau dibakar untuk dijadikan bahan dasar

pembuatan arang briket dan karbon aktif. Kandungan bahan kimia biji,

kulit dan buah jarak pagar dapat dilihat pada Tabel.2.4. berikut

Tabel.2.4. Kandungan Bahan Kimia dari Biji, Kulit dan Buah Jarak Pagar (dalam % berat kering)

Parameter Uji Biji Kulit Biji Buah

Protein Kasar 22,2 – 27,2 4,3 – 4,5 56,4 – 63,8

Lemak 56,8 -58,4 0,5 – 1,4 1,0 -1,5

Serat Deterjen Netral 3,5 – 3,8 83,9 – 89,4 8,1 -9,1

Serat Deterjen Asam 2,4 - 3,0 74,6 – 78,3 5,7 – 7,0

Lignin Deterjen Asam 0,0 – 0,2 45,1 – 47,5 0,1 – 0,4

Abu 3,6 – 3,8 2,8 – 6,1 9,6 -10,4

Sumber : Trabi, 1998

Sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bungkil jarak pagar

mengandung unsur hara yang kaya dan seimbang. Tabel.2.5.

memperlihatkan perbandingan unsur hara yang terkandung dalam

bungkil jarak pagar dengan pupuk kandang dari kotoran sapi dan

(44)

Tabel.2.5. Kandungan Unsur Hara Bungkil Jarak Pagar dan Pupuk Kandang.( % ).

Komponen Hara Bungkil Jarak Pagar Kotoran Sapi Kotoran Ayam

Nitrogen 3,2 – 4,4 0,97 3,04

Fosfor 1,4 – 2,1 0,69 6,27

Potasium 1,2 – 1,7 1,66 2,08

Sumber : Montoya dan Tejeda dalam Prihandana (2007)

Manfaat pohon jarak pagar secara skematis dapat dilihat dari gambar pohon

industri / cluster industry tanaman jarak pagar seperti pada gambar.2.4

Jatropha Curcas L

Gambar.2.4. Pohon Industri dari Jarak Pagar (Sumber:Gubitz,et al,1999)

2.6. Potensi dan Peluang Ekonomi

Menurut Oxford advanced learner’s dictionary of current English, yang

(45)

action ……one with rich but undeveloped natural resources. dan peluang /

opportunitiy adalah favourable time or chance.(Hornby:1998).

Dari pengertian diatas dan kaitannya dengan penelitian, secara umum

dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan potensi adalah sesuatu kekuatan /

sumber daya yang masih tersimpan / dapat dimanfaatkan, tetapi belum dilakukan

eksplorasi, diantaranya adalah sumber daya alam, sedangkan peluang adalah

kesempatan yang dapat diraih dalam bidang ekonomi bila potensi tersebut

dilaksanakan. Besarnya peluang ekonomi tersebut sangat tergantung kepada potensi

tersedia yang dapat dimanfaatkan.

Pada saat menerima tim Jatropha Expedition 2006, tanggal. 20 Juli 2006

presiden Susilo Bambang Yudoyono mengatakan bahwa minyak jarak pagar sebagai

energi alternatif berpeluang besar untuk dikembangkan di Indonesia, sejalan dengan

kebijakan energi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar

minyak yang tak terbarukan, kebijakan tersebut juga akan membuka lapangan

pekerjaan, mengurangi kemiskinan, menggerakan ekonomi lokal dan penghematan

devisa (KOMPAS Cybermedya. 21 Juli 2006).

Sementara itu menurut Gubernur Sumatera Barat tanaman jarak pagar

diyakini mampu mendongkrak ekonomi masyarakat petani dan daerah Sumatera

Barat sangat potensial untuk pengembangan jarak pagar tersebut (Harian umum

(46)

2.6.1. Potensi

a. Potensi Pasar

1).Biodiesel

Menurut menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemakaian bahan

bakar dalam negeri naik rata rata sebesar 5 % per tahun, dan untuk menghemat

pemakaian devisa, pemerintah merencanakan mulai pada tahun 2008 akan

mengganti 50 % solar transportasi dengan Biosolar B.10, 20 % minyak tanah

dengan Biokerosin, serta 60 % solar industri dan minyak bakar dengan

biodiesel. (Kompas, 1 Sept 2006).

2). Potensi Pasar Gliserin

Gliserin merupakan hasil sampingan proses esterifikasi dan taransesterifikasi

biodiesel, gliserin yang didapatkan masih gliserin kasar, masih mengandung

bahan pengotor, oleh karena itu perlu dilakukan pencucian atau pemurnian.

Gliserin banyak dipakai sebagai bahan dasar pada industri farmasi dan sebagai

bahan pelembab / moisturizer pada industri bahan kecantikan. . Kebutuhan

gliserin dunia tahun 1997 sebesar 600.000 ton, dengan harga US.$.800 per

ton.(Sudradjat,2006,p.63).

b. Potensi Bahan Baku Biodiesel

Jumlah bahan baku biji jarak pagar yang dapat disediakan, tergantung kepada

luas lahan yang dapat ditanami dengan jarak pagar dan kesesuaian persyaratan

tumbuh tanaman dengan kondisi lahan. Kajian kesesuaian dilakukan dengan

(47)

tekstur tanah dan iklim. Allorerung (2006) mengemukankan kriteria kesesuaian

untuk tanaman jarak pagar dalam Tabel.2.6. berikut.

Tabel.2.6. Kriteria Kesesuaian Lahan dan Iklim untuk Jarak Pagar.

Klasifikas Lahan

Parameter Sangat Sesuai Sesuai Kurang

Sesuai Altitude (M.dpl) s/d 400 400 - 700 > 700

Curah Hujan Tahunan (mm) 1000 - 3000 <1000 - >3000 < 1000

Bulan Kering (bulan) 4 - 6 6 - 8 > 8

Bulan Basah (bulan) 4 - 5 5 - 6 6 – 8

Drainase Tanah cepat Sedang Lambat

Unsur Hara Tanah Tinggi Sedang Rendah

Keasaman Tanah (pH) 6 - 7 7,1 - 8 < 6 - > 8

Produktifitas (ton) 5 - 7 3 - 5 2 - 4

Sumber : Allorerung dkk dalam Sudradjat,2006,p.42.45.

Berdasarkan kriteria kesesuaian tersebut, klasifikasi kesesuaian lahan

yang cocok ditanami dengan tanaman jarak pagar di seluruh provinsi dapat dilihat

pada Tabel.2.7.dibawah ini.

Tabel.2.7. LuasLahan yang sesuai dengan Tanaman Jarak Pagar

Luas ( Ha ) No

. Provinsi Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Jumlah (Ha)

1 2 3 4 5 6

1. N AD 180.139 180.001 836.001 1.170.904

2. Sumatera Utara 215.393 - 1.390.475 1.605.868

3. Sumatera Barat 4.269 - 781.189 785.458

4. Riau 80.718 - 1.600.844 1.681.562

6. Bangka Belitung 156.319 - 947.881 1.104.200

7. Jambi 218.284 - 993.134 1.211.418

8. Sumatera Selatan 530.207 - 3.229.784 3.579.991

9. Bengkulu - - 602.022 602.022

10. Lampung 718.823 66.023 706.931 1.491.777

12. Jawa Barat 231.011 445.022 306.989 983.022

13. Banten 134.484 116576 36.646 287.706

14. Jawa Tengah 494.630 74.416 338.824 907.870

(48)

1 2 3 4 5 6

16. Jawa Timur 960.595 674.121 255.722 1.790.438

17. Bali 19.892 51.423 24.265 95.582

18. N T B 37.877 428.639 124.466 590.882

19. N T T 595.421 833.293 322.174 1.750.888

20. Kalimantan Barat 67.463 984.340 3.897.005 4.984.808 21. Kalimantan Tengah 171.063 - 3.632.3234 3.803.387 22. Kalimantan Selatan 833.745 48.559 623.326 1.505.630 23. Kalimantan Timur 3.643.059 680.468 2.878.161 7.201.688

24. Sulawesi Utara 143.760 - 538.555 682.315

25. Gorontalo 290.146 13.701 - 303.847

26. Sulawesi Tengah 506.877 - 373.638 880.525

27. Sulawesi Tenggara 1.015.825 27.248 177.893 1.220.908 28. Sulawesi Selatan 435.483 122.407 613.780 1.171.670

29. Maluku 766.888 162.982 316.223 1.246.093

30. Maluku Utara 809.470 - 716.909 1.526.379

31. Irian Jaya Barat 980.467 711.030 3.445.699 5.137.186

. 14.277.536 5.534.911 29.719.254 49.531.700

Sumber: Rama.P,2007,p.103

c. Potensi Teknologi Proses Produksi Biodiesel

Secara garis besar, proses produksi biodiesel dapat dibagi atas dua tahapan

yakni :

1). Ekstraksi minyak jarak pagar

Buah jarak pagar yang telah matang diambil bijinya, kemudian diekstraksi

untuk mendapatkan minyak jarak pagar, dengan cara,

a). Secara fisis, biji jarak pagar yang sudah dikeringkan di kempa dengan cara

pengepresan (batch process atau continues process), lalu minyaknya

dipisahkan dari bahan pengotor

b). Secara kimia, biji jarak pagar terlebih dahulu dihancurkan, hal ini

dimaksudkan agar proses kimia berjalan dengan baik, kemudian biji jarak

(49)

seperti heksana, selanjutnya dilakukan pemisahan antara minyak jarak

pagar dan zat pelarut.

2). Pembuatan biodiesel.

Secara kimia proses pembuatan biodiesel adalah proses mengubah trigliserida

menjadi alkil ester (umumnya metil ester atau etil ester / biodiesel) dan gliserin,

dengan pemecahan melekul trigliserida / melepaskan tiga asam lemak minyak nabati,

menggantikan gugus alkohol dari ester dengan gugus alkohol lain dengan memakai

katalis basa atau asam, proses tersebut bertujuan untuk menurunkan viskositas dan

meningkatkan daya pembakaran minyak, sehingga memenuhi persyaratan yang

ditentukan dan dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak solar untuk

mesin diesel. (Susilo:2006). Secara umum reaksi pembuatan ester adalah :

O ||

R1-C-OCH2 HOCH2

O O || ||

R2-C-OCH + 3CH3 OH HOCH + 3R-C-OCH3

O KOH / NaOH ||

R3-C-OCH2 HOCH2

Trigliserida Alkohol Katalis Gliserol Biodiesel/metil ester

Mitetelbach dalam Panjaitan (2005:9) menyatakan bahwa biodiesel dapat

diproduski dengan beberapa cara proses, yakni proses Pyrolisis, Mikro emulsi /

(50)

a). Proses Pyrolisis.

Merupakan reaksi dekomposisi termal yang berlangsung tanpa adanya oksigen

dalam bejana bertekanan. Proses pyrolisis pada minyak nabati biasanya

menggunakan katalis garam logam. Biodiesel yang dihasilkan dengan cara

pyrolisis mempunyai nilai setana yang tinggi, titik tuang yang rendah dan

viskositas yang sangat tinggi, sehingga tidak memenuhi standar baku mutu

biodiesel, disamping itu biaya produksinya relatif mahal.

b). Proses Mikroemulsi

Proses mikro emulsi disebut juga dengan proses penyabunan dilakukan dengan

menambahkan katalis basa dalam jumlah yang banyak pada minyak nabati

sehingga terjadi penyabunan, kemudian memisahkan antara sabun dengan alkill

ester / biodiesel. Biodiesel yang dihasilkan melalui proses mikroemulsi /

penyabunan bermutu rendah dan tidak memenuhi standar yang diinginkan,

sehingga tidak dilakukan untuk pembuatan biodiesel.

c). Proses Transesterifikasi.

Secara teknis proses transeterifikasi adalah merupakan pengkonversikan

minyak nabati menjadi alkil ester (metil ester atau etil ester), dengan

mencampurkan minyak nabati dan alkohol pada perbandingan tertentu dengan

memakai katalis basa / asam serta mengaduk aduk dan memanaskanya pada

suhu dan tekanan tertentu. Menurut kamus kimia, yang dimaksud dengan

proses transesterifikasi adalah reaksi pembentukan suatu ester dengan cara

merefluks suatu campuran asam organik dengan alkohol, peosesnya seperti

(51)

untuk mempercepat terjadinya reaksi ditambahkan katalisator basa atau

asam.(Arsyad,2001pp104,105).

2.6.2. Peluang Ekonomi

Departemen Perindustrian mendifinisikan, industri adalah salah satu

kegiatan sektor ekonomi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi / jasa atau

barang setengah jadi, termasuk juga didalamnya rancang bangun dan perekayasaan

(design and engineering), dimana kegiatan tersebut pada akhirnya akan memberikan

nilai lebih / value added melalui peningkatan manfaat / utility dari barang / jasa yang

diproduksi.

Disamping itu pembangunan industri dalam Kabinet Indonesia Bersatu

diarahkan pada pembagunan cluster industry, dari industri hulu sampai industri hilir

dengan melibatkan masyarakat yang ada disekitar industri dengan tujuan untuk

meningkatkan taraf hidup mayarakat disekitar industri tersebut.

Kebijakan ini mengarah kepada pemanfaatan ganda / cluster dari satu

sumber bahan baku dengan pola inti plasma, dimana sebagai plasma adalah

masyarakat yang ada disekitar industri yang dilibatkan dalam hal penyediaan

kebutuhan industri, atau bertindak sebagai penyangga industri / buffer industry.

Sedangkan industri sebagai inti akan menampung produk yang dihasilkan oleh

plasma yang merupakan bahan baku untuk industri itu sendiri, sehingga tercipta

kerjasama yang saling menguntungkan antara inti dan plasma

2.7. Permodelan.

(52)

fokus dan bagaimana variabel dihubungan banyak digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan. Model dapat didefinisikan sebagai representasi dari kondisi

nyata dengan tujuan untuk menjelaskan beberapa aspek dan prilaku dari kondisi

nyata tersebut atau suatu gambaran yang sederhana tentang suatu sistem nyata,

sistem tersebut dapat berupa sesuatu yang nyata atau berupa gagasan / ide,

pemikiran yang akan diujudkan.

Dalam mempresentasikan kenyataan dengan model terdapat kontradiksi

antara kesederhanaan model dengan kerumitan yang ada pada kenyataan, model

yang sederhana mudah untuk dipecahkan tapi kurang mendekati kondisi

sebenarnya, sedangkan model yang rumit sulit untuk dipecahkan. Dalam membuat

/ mengembangkan model harus diperhatikan bahwa model harus mempunyai sifat

mirip dengan keadaan sebenarnya yang dimodelkan dam model merupakan

penyederhanaan dari sebuah kenyataan, maka akan terdapat penyimpangan.

2.6.1. Elemen model

Model mempuyai empat elemen, yakni,

a. Komponen : elemen dari kondisi yang akan dimodelkan, terdiri dari tujuan

sistem dan pembatas sistem

b. Variabel : digunakan untuk menghubungkan komponen

c. Parameter : besaran yang menunjukan sifat dan keadaan varibel

d. Hubungan fungsi : menggambarkan interaksi dari beberapa variabel terdiri dari

(53)

2.6.3. Langkah permodelan

Dalam membuat atau mengembangkan model, ditempuh langkah langkah

sebagai berikut,

a. Identifikasi masalah : mengenali masalah yang akan dimodelkan

b. Formulasi masalah : merumuskan masalah yang akan dimodelkan, tujuan

permodelan, kriteria yang digunakan untuk menilai

keberhasilan.

c. Pengumpulan data : mengumpulkan data yang berhubungan dengan

masalah, data harus akurat, dapat menggambarkan

perilaku sistem serta dapat mengestimasi parameter dan

karakteristik

d. Formulasikan model : berdasarkan data yang telah terkumpul, dibuatkan

formulasikan model

e. Estimasi parameter : estimasi dan periksa parameter dari model yang

dikembangkan berdasarkan masalah dan tujuan

f. Validasi Model : periksa model yang telah ada dengan data masa lalu

dari sistem nyata.

Dari uraian diatas diyakini bahwa ada tersimpan potensi dan peluang ekonomi

yang cukup besar dengan dampak yang cukup luas bagi masyarakat bila industri

biodiesel dengan bahan baku jarak pagar direalisasikan. Penelitian ini dimaksudkan

untuk mengkaji seberapa besar potensi dan peluang ekonomi yang dapat diraih dari

(54)

BAB.III

GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

3.1. Objek Penelitian.

Penelitian ini merupakan suatu kajian terhadap potensi dan peluang

ekonomi dari pemanfaatan minyak biji tanaman jarak pagar untuk dijadikan

biodiesel sebagai pengganti minyak solar, termasuk produk sampingannya. Untuk

mendapatkan hasil yang maksimal, dilakukan pengembangan terhadap model

trasesterifikasi dan pembangunan industri biodiesel, kajian meliputi,

3.1.1. Potensi pasar biodiesel

Kajian ini untuk mengetahui berapa besar potensi pasar, bila beberapa

jenis bahan bakar yang berasal dari fosil digantikan dengan bahan bakar yang

dibuat dari minyak nabati, yaitu, solar untuk transportasi dan solar untuk industri

disubsitusi dengan biodiesel serta minyak tanah / kerosin disubsitusi dengan

minyak jarak pagar, baik untuk pemakaian secara murni / neat, maupun dalam

bentuk campuran dengan bahan bakar fosil.

3.1.2. Potensi bahan baku

Kajian meliputi seberapa besar bahan baku yang dapat disediakan, bila

luas lahan yang mempunyai potensi untuk ditanami dengan tanaman jarak pagar

dimanfaatkan, kajian dilakukan berdasarkan luas lahan dan kesesuaian dengan

syarat tumbuh tanaman serta produktifitas setiap kelas lahan

3.1.3. Potensi teknologi proses

Beberapa jenis teknologi proses dapat dipakai untuk membuat biodiesel

(55)

hasil terbaik dan cocok digunakan dalam memproduksi biodiesel dari minyak

jarak pagar untuk berbagai tingkat kapasitas produksi, serta melakukan

penyempurnaan / mengembangkan teknologi proses yang telah ada, untuk

mendapatkan teknologi proses yang lebih efektif dan efisien.

3.1.4 Peluang ekonomi

Mengetahui peluang ekonomi apa saja yang dapat diraih berdasarkan

potensi yang ada, baik untuk industri biodiesel itu sendiri dan masyarakat diskitar

industri, maupun dampak terhadap pertumbuhan industri lain berkaitan dengan

adanya industri biodiesel serta terhadap negara.

3.2. Data Penelitian

Untuk keperluan penelitian data diambil dari berbagai lokasi, tergantung

kepada data yang dibutuhkan, yakni,

3.2.1. Data Teknologi Proses

Data yang berhubungan dengan teknologi proses, diperoleh dari

Laboratorium Kimia Akademi Teknologi Industri Padang. Akademi Teknologi

Industri Padang (ATIP) adalah salah satu institusi pendidikan / perguruan tinggi

yang berada dibawah naungan Departemen Perindustrian yang menyelenggarakan

pendidikan diploma tiga (D.III), memiliki tiga jurusan dengan lima program studi:

a. Jurusan Teknologi Industri dengan program studi Sistem Produksi Industri dan

Teknologi Kimia.

b. Jurusan Kimia Analisis dengan program Studi Kimia Analisis dan Lingkungan

Industri.

Gambar

Tabel.1.2. memperlihatkan penggunaan beberapa jenis BBM nasional selama tahun
GRAFIK PEGGUNAAN BEBERAPA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN. 2000 s.d 2005 (dalam ribuan liter)
Tabel.2.1. Perbandingan Emisi Gas Buang Biodiesel dan Petrosolar
Tabel.2.2. menampilkan rencana pengembangan tanaman jarak pagar di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi protein dedak jagung dan gum xanthan bertujuan untuk memperbaiki sifat fungsional sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai produk pangan.Metode penelitian meliputi

Penelitian dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah pada bulan Februari hingga Juni 2017. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi

kecamatan di wilayah Kabupaten Sumba Timur. Data karakteristik wilayah pendayagunaan sumber daya air yang terdiri atas potensi sumber air, IPA, jumlah penduduk, sawah,

~ Integrated fine mesh water filter ~ Garden hose adapter A3/4” ~ High-pressure hose 6 m ~ Detergent suction hose with filter ~ Trigger gun with Quick Connect ~ Vario-power spray

Volatilitas portofolio dalam penelitian ini dapat diketahui dengan pendekatan EWMA karena data return portofolio tidak konstan atau heterokedastis. Tabel 4.16 merupakan

Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang mempunyai suhu lebih rendah dalam suatu medium atau antara medium-medium yang lain yang berhubungan... Persamaan

Munculnya paham liberal bukan hal baru dalam syariah islam, karena dengan sendirinya sebenarnya syari’ah islam telah mengandung nilai-nilai liberal ketika difahami secara multi