• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Suatu putusan dapat dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi hanya jika—

a) Pihak yang membuat permohonan menyediakan bukti bahwa—

i) pihak dalam perjanjian arbitrase tidak memiliki kapasitas;

ii) perjanjian arbitrase tidak sah menurut hukum yang telah ditentukan oleh para pihak, atau, dalam hal ketiadaan indikasi tersebut, menurut hukum Malaysia;

iii) pihak yang membuat permohonan tidak diberikan pemberitahuan yang patut tentang penunjukan seorang arbiter atau proses arbitrase atau sebaliknya tidak dapat menyampaikan argumennya;

iv) putusan tersebut mengenai sengketa yang tidak diatur oleh atau tidak termasuk dalam ketentuan pengajuan kepada arbitrase;

v) tunduk pada ayat (3), putusan tersebut memuat keputusan mengenai hal-hal di luar cakupan pengajuan kepada arbitrase;

atau

vi) susunan majelis arbitrase atau prosedur arbitrase tidak sesuai dengan perjanjian para pihak, kecuali perjanjian tersebut bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini yang tidak dapat disimpangi oleh para pihak, atau, dalam hal ketiadaan perjanjian tersebut, tidak sesuai dengan Undang-Undang ini; atau

b) Pengadilan Tinggi menemukan bahwa—

i) pokok permasalahan sengketa ini tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase menurut hukum Malaysia; atau

ii) putusan bertentangan dengan ketertiban umum Malaysia.

2) Tanpa membatasi sifat keumuman dari sub-ayat (1)(b)(ii), suatu putusan bertentangan dengan kebijakan publik Malaysia ketika—

a) Pembuatan putusan yang dijatuhkan disebabkan atau dipengaruhi oleh penipuan atau korupsi; atau

b) Terjadinya pelanggaran peraturan mengenai keadilan yang lazim—

i) selama persidangan arbitrase; atau ii) sehubungan dengan pembuatan putusan.

Bab 7

Upaya Hukum Terhadap Putusan

37. Permohonan untuk pembatalan

1) Suatu putusan dapat dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi hanya jika—

a) Pihak yang membuat permohonan menyediakan bukti bahwa—

i) pihak dalam perjanjian arbitrase tidak memiliki kapasitas;

ii) perjanjian arbitrase tidak sah menurut hukum yang telah ditentukan oleh para pihak, atau, dalam hal ketiadaan indikasi tersebut, menurut hukum Malaysia;

iii) pihak yang membuat permohonan tidak diberikan pemberitahuan yang patut tentang penunjukan seorang arbiter atau proses arbitrase atau sebaliknya tidak dapat menyampaikan argumennya;

iv) putusan tersebut mengenai sengketa yang tidak diatur oleh atau tidak termasuk dalam ketentuan pengajuan kepada arbitrase;

v) tunduk pada ayat (3), putusan tersebut memuat keputusan mengenai hal-hal di luar cakupan pengajuan kepada arbitrase;

atau

vi) susunan majelis arbitrase atau prosedur arbitrase tidak sesuai dengan perjanjian para pihak, kecuali perjanjian tersebut bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini yang tidak dapat disimpangi oleh para pihak, atau, dalam hal ketiadaan perjanjian tersebut, tidak sesuai dengan Undang-Undang ini; atau

b) Pengadilan Tinggi menemukan bahwa—

i) pokok permasalahan sengketa ini tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase menurut hukum Malaysia; atau

ii) putusan bertentangan dengan ketertiban umum Malaysia.

2) Tanpa membatasi sifat keumuman dari sub-ayat (1)(b)(ii), suatu putusan bertentangan dengan kebijakan publik Malaysia ketika—

a) Pembuatan putusan yang dijatuhkan disebabkan atau dipengaruhi oleh penipuan atau korupsi; atau

b) Terjadinya pelanggaran peraturan mengenai keadilan yang lazim—

i) selama persidangan arbitrase; atau ii) sehubungan dengan pembuatan putusan.

3) Ketika keputusan mengenai permasalahan yang diajukan ke arbitrase dapat dipisahkan dari permasalahan yang tidak diajukan, hanya bagian dari putusan yang memuat keputusan mengenai permasalahan yang tidak diajukan ke arbitrase yang dapat dibatalkan.

4) Suatu permohonan untuk membatalkan tidak dapat dilakukan setelah lewatnya sembilan puluh hari dari tanggal ketika pihak yang membuat permohonan telah menerima putusan atau, jika permintaan telah dibuat menurut pasal 35, sejak tanggal ketika permintaan dikeluarkan oleh Majelis Arbitrase tersebut.

5) Ayat (4) tidak berlaku bagi permohonan untuk pembatalan dengan dasar bahwa putusan disebabkan atau dipengaruhi oleh penipuan atau korupsi.

6) Melalui permohonan menurut ayat (1) Pengadilan Tinggi dapat, jika tepat dan diminta oleh pihak, menunda proses untuk suatu periode waktu karena Pengadilan Tinggi dapat menentukan dalam rangka memberikan majelis arbitrase kesempatan untuk melanjutkan proses arbitrase atau untuk mengambil tindakan lain yang dalam opini majelis arbitrase akan menghilangkan dasar untuk pembatalan.

7) Ketika permohonan dibuat untuk membatalkan putusan, Pengadilan Tinggi dapat memerintahkan bahwa semua uang yang harus dibayarkan menurut putusan akan dibawa ke Pengadilan Tinggi atau diamankan sambil menunggu putusan terhadap permohonan.

Bab 8

Pengakuan Dan Pelaksanaan Putusan 38. Pengakuan dan pelaksanaan

1) Melalui permohonan secara tertulis kepada Pengadilan Tinggi, suatu putusan yang dibuat sehubungan dengan arbitrase yang lokasi arbitrasenya di Malaysia atau putusan dari Negara asing akan, tunduk pada pasal ini dan pasal 39 akan diakui bersifat mengikat dan dilaksanakan melalui suatu keputusan dalam konteks putusan atau melalui tindakan.

[Am. Act A1395:s.7]

2) Dalam suatu permohonan menurut ayat (1) pemohon harus memberikan—

a) Putusan asli yang telah disahkan atau salinan putusan yang telah disahkan; dan

b) Perjanjian arbitrase asli atau salinan perjanjian yang telah disahkan.

3) Dalam hal putusan atau perjanjian arbitrase tersedia dalam bahasa selain bahasa nasional atau bahasa Inggris, pemohon harus menyediakan terjemahan putusan atau perjanjian dalam bahasa Inggris yang telah disahkan.

4) Untuk keperluan Undang-Undang ini, “Negara asing” berarti suatu Negara yang merupakan pihak dalam Konvensi tentang Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing yang diadopsi oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Arbitrase Perdagangan Internasional pada tahun 1958.

3) Ketika keputusan mengenai permasalahan yang diajukan ke arbitrase dapat dipisahkan dari permasalahan yang tidak diajukan, hanya bagian dari putusan yang memuat keputusan mengenai permasalahan yang tidak diajukan ke arbitrase yang dapat dibatalkan.

4) Suatu permohonan untuk membatalkan tidak dapat dilakukan setelah lewatnya sembilan puluh hari dari tanggal ketika pihak yang membuat permohonan telah menerima putusan atau, jika permintaan telah dibuat menurut pasal 35, sejak tanggal ketika permintaan dikeluarkan oleh Majelis Arbitrase tersebut.

5) Ayat (4) tidak berlaku bagi permohonan untuk pembatalan dengan dasar bahwa putusan disebabkan atau dipengaruhi oleh penipuan atau korupsi.

6) Melalui permohonan menurut ayat (1) Pengadilan Tinggi dapat, jika tepat dan diminta oleh pihak, menunda proses untuk suatu periode waktu karena Pengadilan Tinggi dapat menentukan dalam rangka memberikan majelis arbitrase kesempatan untuk melanjutkan proses arbitrase atau untuk mengambil tindakan lain yang dalam opini majelis arbitrase akan menghilangkan dasar untuk pembatalan.

7) Ketika permohonan dibuat untuk membatalkan putusan, Pengadilan Tinggi dapat memerintahkan bahwa semua uang yang harus dibayarkan menurut putusan akan dibawa ke Pengadilan Tinggi atau diamankan sambil menunggu putusan terhadap permohonan.

Bab 8

Pengakuan Dan Pelaksanaan Putusan 38. Pengakuan dan pelaksanaan

1) Melalui permohonan secara tertulis kepada Pengadilan Tinggi, suatu putusan yang dibuat sehubungan dengan arbitrase yang lokasi arbitrasenya di Malaysia atau putusan dari Negara asing akan, tunduk pada pasal ini dan pasal 39 akan diakui bersifat mengikat dan dilaksanakan melalui suatu keputusan dalam konteks putusan atau melalui tindakan.

[Am. Act A1395:s.7]

2) Dalam suatu permohonan menurut ayat (1) pemohon harus memberikan—

a) Putusan asli yang telah disahkan atau salinan putusan yang telah disahkan; dan

b) Perjanjian arbitrase asli atau salinan perjanjian yang telah disahkan.

3) Dalam hal putusan atau perjanjian arbitrase tersedia dalam bahasa selain bahasa nasional atau bahasa Inggris, pemohon harus menyediakan terjemahan putusan atau perjanjian dalam bahasa Inggris yang telah disahkan.

4) Untuk keperluan Undang-Undang ini, “Negara asing” berarti suatu Negara yang merupakan pihak dalam Konvensi tentang Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing yang diadopsi oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Arbitrase Perdagangan Internasional pada tahun 1958.

39. Dasar penolakan pengakuan atau pelaksanaan

Dokumen terkait