• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permukiman Mandailing

Dalam dokumen Seascape Hotel Resort Sibolga (Halaman 57-63)

ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian Tema

C. Penerapan Arsitektur Neo - Vernakular

3.5. Permukiman Mandailing

Tema yang diangkat untuk judul proyek ini adalah Neo-Vernakular, melihat bagaimana melekatnya unsur kebudayaan Batak Mandailing pada Sibolga, sehingga menjadikannya potensi wisata dan bisa dinikmati oleh semua wisatawan yang datang.

Melalui tema yang diangkat, diharapkan dapat memberikan sebuah hotel resort yang sesuai dengan tradisi Suku Batak Mandailing namun tetap memberikan respon sebuah bangunan modern terhadap kondisi lingkungan dan iklim Sibolga.

3.4. Sekilas Tentang Mandailing

Menurut beberapa literatur, Mandailing merupakan salah satu bagian dari daerah suku bangsa Batak yang ada di Sumatera Utara. Pembagian wilayah di Sumatera Utara yang menyebabkan pengelompokan daerah-daerah tersebut dalam satu kelompok suku bangsa Batak dilakukan oleh bangsa Belanda ketika pertama kali datang ke daerah ini. Pembagian wilayah tersebut terus berlangsung sampai saat ini sehingga masyarakat luas hanya mengetahui bahwa Mandailing merupakan bagian dari daerah suku bangsa Batak (Lubis, 1993 : 3).

Menurut cerita-cerita suci orang Batak terutama dari masyarakat Batak Toba, semua sub suku-suku bangsa Batak tersebut mempunyai nenek moyang yang sama, yaitu Si Raja Batak. Namun demikian, masyarakat Mandailing menyatakan bahwa kelompok masyarakat mereka bukan ‘Batak’ seperti yang selama ini diketahui banyak orang. Sejak lama masyarakat Mandailing tidak mau disebut sebagai orang Batak. Beberapa bukti berupa data dan penelitian tentang asal usul Mandailing semakin memperkuat kepercayaan tersebut dan melahirkan pernyataan baru yang mengatakan bahwa sebenarnya orang-orang Batak yang ada sekarang ini justru berasal dari Mandailing. Data yang dijadikan bukti ketidakbenaran informasi bahwa orang Mandailing termasuk orang Batak adalah (1) Tonggotonggo Siboru Deak Parujar dari orang Toba; (2) Pupuh Negarakertagama syair ke13 oleh Mpu Prapanca; (3) Adat Dalihan Na Tolu; (4) Bahasa dan Aksara Mandailing; (5) Perkataan Gordang (Nasution, 1991 : 14).

3.5. Permukiman Mandailing

Permukiman penduduk di Mandailing terdiri atas beberapa desa yang letaknya tersebar di wilayah Mandailing Julu dan Mandailing Godang. Desa-desa tersebut pada awalnya merupakan huta adat yang dalam perkembangan selanjutnya disebut desa. Pola hidup yang menetap sudah lama ada di Mandailing sejak bermukimnya orang-orang yang pertama datang ke daerah ini.

40 Dengan adanya pola hidup menetap, maka terbentuklah kampung-kampung (perkampungan) yang disebut huta. Huta yang terbentuk dapat berubah menjadi sebuah huta adat melalui horja yang ditandai dengan diangkatnya seorang raja dan dibangunnya Bagas Godang sebagai tempat tinggal raja berdampingan dengan Sopo Godang sebagai balai sidang adat dan Sopo Eme sebagai lumbung desa. Huta adat di Mandailing selain memiliki Bagas Godang, Sopo Godang, Sopo Eme sebagai bangunan adat juga harus memiliki halaman tempat dilakukannya segala aktivitas adat yang terletak di depan Bagas Godang yaitu Alaman Bolak Selangseutang (Lubis, 1999 : VI, 82).

Kawasan permukiman masyarakat Mandailing pada sekarang ini dapat dicapai melalui jalan utama yang terdapat di tiap desa. Fenomena fisik yang menarik pada lokasi amatan, di sepanjang sisi jalan terdapat rumahrumah yang orientasinya berbeda-beda. Walaupun berada di dekat jalan, rumah-rumah tersebut banyak yang tidak menghadap ke jalan tetapi saling berhadapan. Di beberapa desa, apabila jalan tersebut terus ditelusuri, maka di satu tempat akan ditemukan sebidang tanah yang cukup luas. Tanah yang relatif lebih luas dibandingkan dengan area lain di dalam desa disebut penduduknya Alaman Bolak yang artinya halaman yang luas. 3.6. Arsitektur Mandailing

Arsitektur Mandailing Julu dibentuk oleh sejarah dan kebudayaan dengan menerapkan konsepsi Banua, sistem kepercayaan sekaligus juga kondisi geografis setempat. Konsep Banua, system kepercayaan dan kondisi geografis setempat merupakan tiga unsur yang sangat mempengaruhi terbentuknya arsitektur Mandailing Julu.

Elemen-elemen arsitektur yang berkaitan dengan pola tatabangunan yang terdapat di Mandailing Julu terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok bangunanbangunan biasa dan kelompok bangunan-bangunan utama.

a. Kelompok bangunan-bangunan biasa

Merupakan bangunan hunian masyarakat yang terdapat di sekitar Alaman Bolak dan membentuk 3 pola, yaitu pola yang saling berhadapan dan berlapis, pola searah dan membentuk lapisan, serta pola berhadapan dan membelakangi. Semua pola yang ada terletak pada zona Banua Partonga dengan orientasi yang berbedabeda.

41 b. Kelompok bangunan-bangunan utama

Merupakan bangunan hunian raja dan pelengkapnya yang terdapat di sekitar Alaman Bolak dan membentuk dua pola, yaitu pola yang saling berhadapan dengan posisi Alaman Bolak berada di antara bangunanbangunan utama dan pola yang berdampingan dengan posisi Alaman Bolak sebagai perangkai bangunan-bangunan utama. Alaman Bolak dan Sopo Godang diletakkan pada zona Banua Partonga sedangkan Bagas Godang diletakkan pada zona Banua Parginjang dengan orientasi dan konfigurasi yang berbedabeda.

Perletakan tiap elemen juga berpengaruh terhadap pola tata bangunan yang ada. Bangunan-bangunan dan elemen-elemen fisik lainnya yang berada di sepanjang sisi sungai harus dibangun sedemikian rupa sehingga harus sesuai dengan kondisi alam sekitarnya. Pembagian wilayah huta dan perletakan elemen-elemennya sesuai dengan konsep kosmologi tentang banua. Jae, julu dan tonga merupakan bagian dari zona Partonga, dolok merupakan bagian dari Partoru dan lombang merupakan bagian dari Parginjang.

Peran penting sungai juga dapat dilihat pada kedudukannya dalam konsep kosmologi banua yang selalu berada pada zona Banua Parginjang. Sungai yang berada di lombang hanya menunjukkan letaknya sedangkan makna sungai sesungguhnya merupakan elemen yang suci dan mulia, sehingga sesuatu yang nista yaitu makam di partoru harus dijauhkan dari sungai.

3.8. Studi Banding Tema Sejenis 3.8.1. Adi Dharma Hotel, Bali

Adi Dharama Hotel adalah sebuah hotel resort yang terletak di daerah Kuta, tepatnya di di Jl. Benesari, Kuta, Bali, Indonesia. Hotel berbintang 3 ini memliki 85 kamar.

Desain hotel ini adalah pencampuran antara arsitektur modern dan arsitektur vernacular bali. Hal tersebut bisa dilihat bagian interior dan eksterior bangunan yang memakai kolom beton berpadu dengan atap dan ornamen khas Bali. Selain itu terdapat juga finishing batu alam, serta vegetasi-vegetasi pada perancangan tapaknya sebagai bentuk estetis.

42 Gambar 13. Hotel Adi Dharma

Selain sebagai estetis, pertimbangan utama pemilihan material sepert batu alam yang digunakan adalah untuk memberikan atmosfer yang mencerminkan kebudayaan Bali dan keindahan nuansa alamnya. Desain bangunan ini membedakan dua elemen menjadi satu dan diakhiri dengan sesuatu yang lembut dan mengalir. Identitasnya ditonjolkan dengan abstraksi dan mengkontraskan antara tradisional dan modern.

43

Fasilitas Umum Fasilitas Servis Fasilitas Tambahan

 Resepsionis 24 jam  Bantuan tur/tiket  Fasilitas laundry  Salon rambut  Penyimpanan koper  Layanan pernikahan  Fasilitas Bisnis  Sarapan prasmanan  Restoran  Bar/lounge  Toko roti/camilan

 Bar kolam renang

 Bar tepi kolam renang

 Brankas di resepsionis

 Taman

 Teras

 Perpustakaan

3.8.2. Joglo Plawang Boutique Hotel, Yogyakarta

Joglo Plawang adalah sebuah hotel resort yang terletak di Yogyakarta, tepatnya Jalan Raya Pakem Turi KM 5, Karanggawang, Girikerto Turi Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Hotel ini berada di satu daerah dengan Merapi Golf Course. Hotel bintang 4 ini juga berada di satu wilayah dengan Monumen Yogya Kembali dan Taman Nasional Gunung Merapi.

44 Hotel berbintang 4 ini memliki 23 kamar. Desain hotel ini adalah pencampuran antara arsitektur modern dan arsitektur tradisional Jawa. Bisa dilihat dari bagian interior kamar, lobby dan eksterior bangunan yang sudah memakai material seperti kaca, dan dipadukan dengan material tradisional seperti kayu. Atap dan ornament yang diperlihatkan juga sangat mencerminkan arsitektur Jawa.

Fasilitas Umum Fasilitas Kamar

 24hour front desk

 Bar/lounge

 Complimentary newspapers in lobby

 Free parking nearby

 Garden  Gift shop  Wi-Fi  Laundry facilities  Massage  Conference room  Restaurant  Safedeposit box at front desk  Outdoor swimming pool  Bathtub or shower  Cable/satellite television channels  Coffee/tea maker  Complimentary toiletries  DVD player  Garden view  Inroom safe  LCD television  Minibar  Phone  Refrigerator  Wakeup calls

Dalam dokumen Seascape Hotel Resort Sibolga (Halaman 57-63)

Dokumen terkait