• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka Pencabutan

4.3.2 Pernyataan Informan Tentang Ketersediaan Sarana dan

Tabel 4.7 Matriks Tentang Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Pembersihan Karang Gigi

Informan Pernyataan

Informan 1 Tidak ada, sudah lama disini tidak menerima pasien pembersihan karang gigi karena, karena kami hanya memiliki sistem manual tapi itu sudah tak layak pakai dan karatan. Yaa kami rujuk saja ke rumah sakit kelas B.

Informan 2 Tidak ada, pasien sering kecewa karena kami tidak dapat melayani pembersihan karang, dirujuk saja lah ke rumah sakit. Informan 3 Tidak ada. kami mau gimana lagi kalo memang alat kami tidak

ada.

Informan 4 Ada tapi tidak layak pakai, jadi sama saja artinya tidak. Biasanya dokter merujuk pasien bila diperlukan.

Berdasarkan pernyataan semua informan diatas dapat dilihat, bahwa tindakan pembersihan karang gigi tidak dapat dilakukan sebagai tindakan preventif pencegahan gigi berlubang karena ketersedian sarana fasilitas yang tidak memadai yaitu sistem manual dan alat sudah karatan. Apabila ada pasien yang ingin membersihkan karang, maka dokter giginya merujuk ke rumah sakit hal ini membuat pasien sering kecewa.

Ketersediaan sarana dan prasarana pembersihan karang gigi berkaitan dengan pencabutan yang diakibat kan gingivitis yaitu perandangan gusi. Karang gigi yang diabaikan dan menutup hampir 1/3 dari gusi maka lama kelaman akan merusak gusi dan menyebabkan infeksi sehingga terjadi peradangan gusi seperti mudah berdarah, lunak, gusi tidak sehat, membentuk soket gusi dan local infeksi menyebabkan gusi

tidak mampu menyuplai dan menopang gigi sehingga gigi jadi mobiliti (goyang). Gigi goyang akibat gingivitis harus dicabut dan dilakukan pembersihan karang. Oleh sebab itu pembersihan karang dianjurkan sebangai preventif mempertahankan gigi yang sehat.

Tabel 4.8 Matriks Tentang Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Penambalan Gigi

Informan Pernyataan

Informan 1 Yang ada hanya tambal gigi tidak sinar yaitu fisssure silent, karena amalgam sudah dilarang oleh Dinkes, hal ini lagi lagi karena karena dental kursi poligigi yang tidak memadai maklum sudah jadul dan lampunya saja tidak ada lagi, kan di dental itu yang ada alat bur, kalau nambal gigi mesti di bur lubang giginya, jadi jika lubang gigi yang sudah besar tidak dapat kami tambal, hanya tambal sementara dengan bahan fuji. Kalau untuk tambalan sinar, kami merujuk lagi ke rumah sakit Informan 2 Hanya tambalam sementara dan fissure silent, karena bur tidak

ada. Oleh sebab itu pasien maunya berobat saat lubang gigi masih kecil sehingga bisa ditambal dengan fissure silent. Jadi kalau untuk tamabalan yang kariesnya besar, kami rujuk saja karena tidak ada dental chairs dan sinar ligth cure. Dental yang ini sudah jadul, lampunya saja sudah padam jadi bisa dibilang tidak ada dental chairsnya.

Informan 3 Tambalan sementara agar lubang gigi tidak semakin besar. Seperti yang terlihat, dental kita ini tak layak pakai lagi, sudah jadul. Jadi tidak bisa melakukan pengeburan lubang gigi.

Informan 4 Hanya tambalan fissure silent, kalau tambalan sinar dirujuk oleh dokter.

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa tindakan penambalan gigi yang dilakukan hanya berupa fissure silent dan tambalan sementara. Tindakan ini tidak perlu melakukan pengeburan pada lubang gigi untuk pembuatan retensi (dasar) karena masih berupa lubang gigi yang kecil dan bahan tambalan yang mengeras dengan sendirinya, dilakukan karena dental chairs yang ada sudah tak

memadai, tidak layak pakai dan bahan tambalan hanya berupa tambalan sementara, fissure silent sebagai tindakan preventif dan pramedis. Bila untuk kasus karies gigi yang sudah besar diperlukan tindakan pengeburan pada lubang gigi dan bahan tambalan yang mengeras dengan sinar lightcure, maka pihak dokter merujuk ke rumah sakit.

Hal ini berkaitan penambalan merupakan tindakan preventif untuk mencengah karies gigi semakin besar. Bila keadaan anatomi gigi yang pit oklusinya dalam seperti gigi geraham, maka dapat dilakukan penambalan fisurre silent tanpa pengeburan. Bila karies suvervisialis dapat juga ditambal dengan fuji tanpa pengeburan dan sinar lightcure. Kedua jenis karies ini masih sangat kecil dan sering diabaikan. Penambalan jenis karies ini lah yang ada di sediakan puskesmas, namun pasien kerap mengabaikan karies. Pasien datang berobat bila karies gigi sudah jenis karies media, sakit gigi dimana diperlukan melakukan pengeburan sementara poligigi puskesmas tidak memiliki sarana fasilitas memadai. Jenis karies ini dapat ditambal dengan tambalan amalgam namun sudah dilarang oleh Dinkes karena mengandung merkuri yang tidak aman bagi kesehatan dan janin pada ibu hamil. Oleh sebab itu pihak puskesmas merujuk pasien dengan jenis penambalan tersebut.

Tabel 4.9 Matriks Tentang Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Perawatan Saluran Akar Gigi

Informan Pernyataan

Informan 1 Tidak ada. Oleh sebab itu jika lubang gigi masih kecil dapat ditambal fissure silent agar tidak semakin besar dan mencegah lubang gigi semakin besar, tetapi bila kondisi karies gigi pasien harus dilakukan perawatan saluran akar, maka kami merujuk ke Rumah Sakit.

Informan 2 Tidak ada, lagian kebayakan pasien tidak mau perawatan saluran akar karena malas bolak- balik dan mengganggu pekerjaan, kami anjurkan untuk dirujuk tetapi mereka tidak mau , cabut saja dok begitu jawab mereka.

Informan 3 Tidak ada, Biasanya dirujuk dokter, itu pun mereka tidak mau dirujuk, mereka maunya cabut saja karena tidak sempat dan nanti sakitnya kambuh lagi.

Informan 4 Tidak ada. Kebayakan pasienya pun jarang ada yang mau dirawat saluran akarnya, toh nanti kambuh lagi padahal biaya mahal, harus bolak-balik sehingga menggu pekerjaan, begitu alasan mereka.

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, sarana fasilitas untuk tindakan perawatan saluran akar tidak tersedia. Bila keadaan karies gigi pasien sudah sakit dan harus dilakukan perawatan saluran akar untuk mempertahankan gigi tersebut, maka pihak dokter akan merujuk ke rumah sakit. Menurut informan, kebayakan pasien menolak bila dianjurkan perawatan saluran akar melalui rujukan. Mereka menolak dengan alasan perawatan saluran akar memerlukan kunjugan yang berulang sehingga mengganggu pekerjaan mereka dan berasumsi akan sakit lagi dikemudian hari walaupun sudah dirawat.

Dokumen terkait