• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PT. INALUM (Persero) POWER PLANT PARITOHAN

C. Perolehan Aset Tetap

Alat-alat dan Perabot (Alat-alat Pengukur)

Lain-lain

Konstruksi dalam Persiapan

gedung.

Mesin adalah aset tetap yang mengolah barang, menghasilkan tenaga, atau yang merubah kualitas, merubah bentuk, melarutkan, menyimpan dan atau menggerakkan. Juga termasuk peralatan listrik dan alat transport kecuali kenderaan dan kapal.

Fasilitas transportasi di darat atau di laut, mobil-mobil untuk tujuan khusus. Timbangan kenderaan, alat-alat pengukur, alat-alat penguji dan sebagainya.

Alat-alat dan perabot yang dapat dipindah dengan tangan kecuali alat-alat dan perabot yang telah disebut diatas.

Konstruksi dalam Persiapan berarti perkiraan sementara yang menghimpun biaya yang dibutuhkan untuk perolehan atau pemasangan dari aset tetap sebelum dipindahkan ke perkiraan Aset Tetap.

Jumlah pembayaran termasuk biaya insidentil seperti biaya utama, biaya bahan, biaya pemasangan, dan sebagainya.

C. Perolehan Aset Tetap

Di dalam PSAK 16 (revisi 2011) dijelaskan bahwa yang termasuk dalam biaya perolehan aset tetap adalah

jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, misalnya PSAK 53 (revisi 2010) : Pembayaran Berbasis Saham.

1. harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan-potongan lain;

2. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara lansung untuk membawa

aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;

3. estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan

restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan lain selain untuk menghasilkan persediaan.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :

- biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi

2010): Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;

- biaya penyiapan lahan untuk pabrik;

- biaya handling dan penyerahan awal;

- biaya perakitan dan instalasi awal;

- biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah

dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan

- komisi profesional.

Kieso, et al (IFRS Edition : 536) menetapkan nilai perolehan aset tetap sebagai berikut :

Termasuk dalam nilai perolehan tanah antara lain:

- purchase price; harga yang dibayarkan kepada penjual - closing costs; biaya hukum, biaya pengurusan surat-surat

- costs incurred in getting the land in condition for its intended use; seperti perataan, pembuatan drainase dan pembersihan

- pelunasan biaya-biaya yang masih harus dibayar seperti Pajak Bumi

dan Bangunan, dan lain-lain

- perbaikan tanah lainnya, seperti perbaikan jalan, pagar, tempat parker, dan lain-lain

Termasuk dalam nilai perolehan gedung antara lain:

- semua pengeluaran yang berhubungan langsung dengan proses

perolehannya ataupun konstruksinya, seperti bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead selama konstruksi.

- Biaya ahli dan pengurusan surat-surat

Termasuk dalam nilai perolehan peralatan antara lain: - harga yang dibayarkan kepada penjual

- biaya transportasi

- biaya komisi, jika ada

- biaya pemasangan

- biaya uji coba penggunaan

Steven M. Bragg (2012 : 146) menyebutkan bahwa biaya-biaya yang

termasuk dalam Properti, Pabrik, dan Peralatan (PP&P) : - harga pembelian dari aset dan pajak yang terkait

- biaya konstruksi dari aset, yang mencakup biaya buruh dan imbalan

pekerja

- bea impor

- biaya pengangkutan dan penanganan

- persiapan lokasi - instalasi dan perakitan - permulaan uji coba asset - biaya operasional

- biaya yang diestimasi untuk membongkar dan menghapus aset

tersebut selanjutnya, jika ini adalah sebuah keharusan

- pengurangan: diskon dan potongan harga

- pengurangan: penerimaan bersih dari penjualan setiap produk yang

dihasilkan selama pengujian awal.

Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yakni membeli secara tunai (purchase for cash), membeli secara kredit atau angsuran (purchase on deffered payment), pertukaran (acquisition by exchange), membuat sendiri (acquisition by self construction), dan diterima sebagai hadiah/penemuan (acquisition by gift or discovery). Cara perolehan aset tetap tersebut akan mempengaruhi pencatatan harga perolehannya.

1. Pembelian Tunai (Purchase for Cash)

Nilai perolehan aset tetap yang didapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aset sampai pada kondisi siap pakai.

Barat Corp. membeli bangunan seharga Rp 800.000.000. Biaya lain-lain yang dikeluarkan antara lain biaya notaris Rp 10.000.000, biaya perantara Rp 5.000.000.

Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut:

Bangunan……… Rp 815.000.000

Kas ……… Rp 815.000.000 Angka ini diperoleh dari penjumlahan sebagai berikut:

harga beli Rp 800.000.000

biaya notaries 10.000.000

biaya perantara 5.000.000

Total Rp 815.000.000

2. Pembelian secara kredit atau angsuran (purchase on deffered payment)

Aset tetap juga dapat diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang, dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari. Aset tetap yang diperoleh dengan cara ini harus dicatat berdasarkan current cash-equivalent price, dan bunga yang termasuk di dalam program pembayaran tersebut harus diakui sebagai beban dalam periode yang tercakup di dalam kontrak. Praktik demikian bertujuan untuk membedakan secara layak antara pengorbanan yang merupakan bagian dari nilai perolehan aset tetap yang didapat dengan pengeluaran kas yang merupakan beban bunga sebagai konsekuensi dari kredit atau program pembayaran secara angsuran. Pembebanan bunga atas kredit ada dua kemungkinan.

a. Secara flat

b. Berdasarkan sisa utang

Contoh :

Dibeli Tanah dengan harga Rp 500.000.000. Pembayaran pertama Rp 300.000.000, sisa dibayar dalam 5 kali angsuran per semester. Bunga pertahun adalah 10 %.

Jurnal saat pembelian :

Tanah……… Rp 500.000.000

Kas……….. …….. Rp 300.000.000 Utang Pembelian Angsuran ………. 200.000.000 Jurnal pembayaran angsuran :

(i) Secara flat, jurnalnya sama untuk 5 kali angsuran per semester sebagai berikut:

Utang Pembelian Angsuran ……….. Rp 40.000.000

Bunga (5 % x Rp 200.000.000)………... 10.000.000

Kas………... …… Rp 50.000.000

(ii)Jika bunga dibebankan berdasarkan sisa utang maka dijurnal sebagai

berikut:

Angsuran semester I:

Utang Pembelian Angsuran………….. Rp 40.000.000 Bunga (5 % x Rp 200.000.000)……….. 10.000.000

Kas………. Rp 50.000.000

Utang Pembelian Angsuran……… Rp 40.000.000 Bunga (5 % x Rp 160.000.000)………. 8.000.000

Kas ………. Rp 48.000.000 Dan seterusnya.

3. Pertukaran (acquisition by exchange)

Perusahaan dapat melakukan pertukaran dengan surat-surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan , baik sekuritas hutang maupun sekuritas saham untuk mendapatkan aset tetap. Nilai perolehan aset yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan pada :

1) harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi 2) harga pasar aset yang didapat

Contoh:

Suatu perusahaan mendapatkan mesin pebriknya melalui pertukaran dengan 10.000 lembar saham biasa, nominal @Rp 100.000 per lembar. Pada saat itu, harga pasar saham perusahaan adalah Rp 110.000 per lembar.

Jurnal perolehan mesin pabrik:

Mesin Pabrik ……… Rp 1.100.000.000

Modal Saham ………. Rp 1.000.000.000 Agio Saham ………... 100.000.000

4. Membuat Sendiri (acquisition by self construction)

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aset tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya: (a) memanfaatkan fasilitas yang menganggur, (b) menghemat biaya konstruksi

(cost saving), (c) mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi, (d) agar dapat segera dioperasikan.

Ada beberapa masalah yang berhubungan dengan nilai perolehan aset tetap yang dibangun sendiri yaitu sebagai berikut :

- Biaya Overhead yang dibebankan

Dalam menentukan jumlah biaya Overhead akan menimbulkan kesulitan karena biasanya ada biaya-biaya yang sama-sama dibayar atau dibebankan untuk semua (beberapa) kegiatan. Untuk menetapkan berapa besar biaya Overhead yang akan dibebankan terhadap aset yang dibangun sendiri maka ada dua cara:

 Metode Incremental Cost

Dalam hal ini biaya Overhead yang dibebankan adalah kenaikan (tambahan) biaya Overhead akibat adanya pembangunan aset tersebut.

 Metode Proportional

Dalam metode ini yang dibebankan bukan saja kenaikan Overhead itu tetapi juga dibebankan biaya Overhead tetap secara pro-rata baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan sendiri.

- Laba Rugi dari Pembangunan Sendiri

Jika ternyata biaya pembangunan itu lebih rendah apabila diserahkan kepada pihak lain dalm pembangunannya maka perbedaan ini seolah-olah laba tidak boleh dianggap sebagai laba.

Jika ternyata biaya pembangunan sendiri lebih besar maka perlu dipertanyakan mengapa biaya itu lebih tinggi. Jika biaya itu lebih tinggi

disebabkan hal-hal yang tidak efisien atau karena kelalaian maka harus dicatat sebagai Rugi. Jadi harga pokok aset dicatat sebesar berapa biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk pembangunan tersebut sesuai dengan metode diatas.

- Biaya Bunga dalam Masa Pembangunan

Jika dalam pembangunan itu digunakan dana atau kredit dari luar perusahaan seperti Bank atau Lembaga Keuangan lainnya maka kita diwajibkan membayar bunga. Bunga yang dihitung dari penggunaan modal sendiri atau imputed interest tidak boleh dicatat sebagai unsur harga pokok aset tetap.

Bunga yang boleh dibebankan terhadap harga pokok menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) statement No. 34 adalah:

1) Bunga dari pinjaman yang benar-benar dibayarkan dan pinjaman itu

memang benar-benar merupakan keharusan.

2) Bunga yang dibebankan hanya selama periode pembangunan berjalan.

3) Tarif bunga adalah “Interest Cost” yang dihitung sebagai berikut :

Misalnya biaya gedung yang dibangun sendiri tersebut sudah mencapai Rp 10.000.000. Apabila pemakaian biaya ini dianggap merata selama setahun itu maka rata-rata pemakaian adalah Rp 5.000.000 (Rp 10.000.000 : 2). Untuk itu telah dipinjam kredit hipotik Rp 2.000.000 dengan bunga 10%, Pinjaman yang diterima tetapi tidak untuk proyek adalah sebesar Rp 500.000 dengan bunga 11 % dan pinjaman lainnya sebesar Rp 1.000.000 dengan bunga 8 %. Maka biaya yang dapat dikapitalisir adalah sebesar Rp 470.000, jumlah ini dihitung

sebagai berikut:

Rp 2.000.000 x 10 % = Rp 200.000

Rp 3.000.000 x 9 % = 270.000

Rp 5.000.000 = Rp 470.000

Angka 9 % ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Rata-rata penggunaan biaya selama tahun berjalan adalah Rp 5.000.000 (Rp 10.000.000 : 2). Pinjaman adalah Rp 2.000.000, selebihnya Rp 3.000.000 dari pinjaman lain.

Interest Cost 9 % dihitung sebagai berikut:

Rp 500.000 x 11 % = Rp 55.000 Rp 1.000.000 x 8 % = Rp 80.000 Rp 1.500.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Interest Rate = x 100 % Rp 1.500.000 = 9 %

5. Diterima Sebagai Hadiah/Penemuan (acquisition by gift or discovery) Jika aset tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini

disebut non reciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan

balik.

Aset ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak/perusahaan penilai yang independen (Appraisal Company).

Perusahan X menerima bantuan sebidang lahan dan bangunan gedung dari pemerintah. Nilai lahan dan bangunan itu menurut harga pasar yang wajar masing-masing Rp 500.000.000 dan Rp 700.000.000.

Transaksi ini dijurnal sebagai berikut:

Lahan ………. Rp 500.000.000

Gedung ………….. 700.000.000

Saham Donasi ……….. Rp 1.200.000.000

Prosedur Akuntansi untuk Aset Tetap yang ada di PT. INALUM (Persero) Power Plant dalam hal biaya perolehan menjelaskan bahwa biaya perolehan dari aset tetap pada prinsipnya adalah semua biaya yang dibutuhkan untuk perolehannya dan semua pengeluaran yang langsung dibutuhkan untuk pemasangan aset tersebut hingga siap untuk dioperasikan untuk tujuan usaha. Begitupun dalam hal aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran, pemberian dan yang sejenisnya, Seksi Akunting akan menilai aset tetap tersebut berdasarkan harga pasar yang berlaku, atau harga lain yang pantas sebagai harga perolehan.

I. Harga Perolehan

Biaya perolehan aset tetap umumnya akan terdiri dari : 1) harga beli dan atau biaya konstruksi

2) biaya pengapalan, ongkos muat dan ongkos bongkar dan biaya

asuransi

3) komisi pembelian

5) biaya pemasangan

6) biaya keahlian teknik, biaya konsultan 7) biaya operasi percobaan

8) biaya intern yang timbul

9) biaya bunga semasa konstruksi

10)biaya-biaya lain yang sama sifatnya dengan diatas.

II. Prosedur yang dilakukan untuk Konstruksi dalam Persiapan sebagai berikut :

1) Penjurnalan ke perkiraan Konstruksi dalam Persiapan

Semua biaya atau harga yang dibutuhkan untuk perolehan aset tetap akan dijurnal ke dalam perkiraan Konstruksi dalam Persiapan, dan pada prinsipnya sewaktu aset tetap siap untuk dioperasikan untuk tujuan usaha, “Konstruksi dalam Persiapan” tersebut segera dipindahkan ke perkiraan aset tetap yang sesuai.

2) Pengklasifikasian Konstruksi dalam Persiapan

Pengklasifikasian Konstruksi dalam Persiapan akan ditetapkan untuk mengatur Konstruksi dalam Persiapan, dan pada dasarnya digolongkan menurut kode anggaran dan kode departement (termasuk nomor kontrak).

3) Waktu Pengklasifikasian

Bulan dimana harga perolehan dijurnal keperkiraan Konstruksi dalam Persiapan adalah sebagai berikut:

bulan inspeksi.

b. Biaya lain-lain ……….. pada prinsipnya pada

bulan pembayaran.

4) Pembayaran Dimuka

Pembayaran dimuka yang akan dibayar pada saat membuat kontrak akan dijurnal ke perkiraan Konstruksi dalam Persiapan.

III. Prosedur yang dilakukan untuk perolehan aset tetap akan dijelaskan dalam lampiran 2.

Dokumen terkait