• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDE AWAL

B. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian 1.Tindakan Setiap Siklus1.Tindakan Setiap Siklus

2. Perolehan Hasil Belajar

Berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan dan paparan deskripsi data di atas diperoleh hasil dan temuan penelitian berupa hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh data hasil belajar yang menunjukkan bahwa rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 63,4. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 adalah sebanyak 17 orang, jika di persentasekan jumlahnya sekitar 53,1%. Sementara siswa yang hasil belajarnya <65 berjumlah 15 orang siswa atau sekitar 46.9%. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus I belum mencapai standar indikator pencapaian hasil, sebab siswa yang memperoleh nilai ≥65 belum mencapai≥75%.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada siklus I dan siklus II terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda tentang konsep cahaya. Soal terdiri dari beberapa tingkatan ranah kognitif yang terdiri atas 4 nomor soal jenjang pengetahuan (C1), 6 nomor soal jenjang pemahaman (C2), 7

nomor soal jenjang aplikasi (C3) dan 3 nomor soal jenjang analisis (C4). Siklus I

dan siklus II menggunakan instrumen penelitian yang sama, karena siklus II merupakan

perbaikan tindakan pada siklus I dengan sistem pengayaan terhadap sub bab pada konsep cahaya.

Temuan penelitian pada siklus II menunjukkan adanya perubahan hasil belajar dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 63,4 menjadi 74,1. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥65 dari 17 siswa (53.1%) menjadi 30 orang (93,8%). Maka disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II telah mencapai pencapaian hasil, karena ≥75% siswa mendapat nilai ≥65. Peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian pada siklus II. Kondisi ini juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Yustini Yusuf dan Mariani Natalina yang memperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan hasil

belajar siswa berdasarkan hasil uji pada dua siklus dalam pembelajaran.1

Peningkatan yang terjadi pada hasil belajar pada siklus II merupakan hasil dari perbaikan tindakan dari siklus I. Kondisi ini terjadi tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai yang meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Neneng Olivia, bahwa terjadi peningkatan aspek kognitif, psikomotor dan afektif siswa dari kegiatan pembelajaran dengan penanaman

nilai-nilai sains.2 Kondisi ini didukung oleh persentase jawaban kuesioner yang

disebarkan kepada siswa pada akhir siklus II. Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa siswa merespon dengan baik penerapan model pembelajaran tersebut. Kesulitan-kesuliatan belajar dalam konsep cahaya sedikit banyak dapat teratasi dengan penerapan model pembelajaran tersebut. Kondisi ini dapat diamati dari rata-rata hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan di akhir siklus II.

1 Yustini Yusuf dan Mariani Natalina,

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di Kelas 1 SLTP Negeri 20 Pekanbaru,

(Jurnal Biogenesis Vol.2(1):8-12, 2005) 2 Neneng Olivia

, Pengembangan Keterampilan Proses dengan Penanaman Nilai-nilai Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VII,(Skripsi UPI, 2007)

3. Rekapitulasi Perolehan Jawaban Respon Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai

Berdasarkan data-data dan uraian diatas maka dapat diinterpretasikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada konsep cahaya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar fisika siswa pada siklus

I dan siklus II. Agar dapat lebih mendukung data di atas, peneliti meminta siswa mengisi kuesioner untuk mengetahui respon siswa atas penerapan model pembelajaran.

Hasil jawaban pernyataan perindikator pernyataan yang dipaparkan di atas, dapat digunakan sebagai landasan untuk memperoleh kesimpulan secara umum tentang respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu peneliti mengakumulasi jawaban dari sepuluh item pernyataan kedalam bentuk ditribusi frekuensi yang nantinya akan di interpretasikan ke dalam beberapa kategori seperti yang terdapat pada tabel dan diagram di bawah ini.

T abel 4.6 D istribusi F rekuensi K u esioner R espon Sisw a terhadap P enerapan M odel P em belajaran K ooperatif T ek nikT w o S tay T w o S tra y dengan

P endekatan N ilai Interval f x x2 fx fx2 97-103 2 100 10000 200 20000 104-110 1 107 11449 107 11449 111-117 6 114 12996 684 77976 118-124 1 121 14641 121 14641 Jumlah 10 1112 124066

*Perhitungan dapat dilihat pada lam piran 20

M ean = 111 Standar D eviasi = 6

R ekapitu 10% 10% 1 G a m bar 4.6DiagramR P enerapan M odel P em be Berdasarkan tabe terhadap penerapan m straydengan pendekatan sehingga dapat memban meningkatnya hasil bel rata-rata persentase jaw cukup baik(108< xt

<114),kurang (102< x perolehan

jawaban pada kategori ba Kondisi diatas m interval (114< xt <121)

baik. Oleh karena itu d penerapan model pemb pendekatan nilai dalam meningkatnya hasil bela

itulasi Perolehan Jaw aban Pernyataan S isw a

10% 10% 60% A (Baik Sekali) B (Baik) C (Cukup Baik) D (Kurang) E (Gagal)

R ekapitulasi jaw aban K uesioner R espon Sisw a ter belajaran K ooperatif T ek nikT w o S tay T w o S tra y den

P endekatan N ilai

bel 4.6 dan diagram 4.6 dapat diamati bahwa re model pembelajaran kooperatif teknik two tan nilai mengindikasikan respon yang baik dari sis bantu siswa dalam pembelajaran yang bermua belajar. Hal ini dapat diamati dari hasil jawaban tertinggi terdapat pada kategori amat baik

xt <108) dan gagal (xt<102) sebesar 10%

i baik (114< xt <121) sebesar 60%.

menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi terletak 121) perolehan persentase sebesar 60% denga u dapat disimpulkan bahwa siswa merespon de mbelajaran kooperatif teknik two stay two stra

m pembelajaran konsep cahaya. Hal ini berdam belajar siswa yang ditunjukkan oleh rata-rata hasil be

erhadap dengan respon siswa o stay two i siswa, uara pada il perolehan aik (xt>121), 10% dan ak pada kelas ngan kategori dengan baik stray dengan dampak pada il belajarnya.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada bab IV, maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada konsep cahaya. Oleh karena itu secara khusus peneliti menyimpulkan beberapa hal, antara lain:

1. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 63,4 dengan siswa yang memperoleh nilai ≥65 pada siklus I sebanyak 17 siswa (53.1%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus I belummencapai

indikator pencapaian hasil, karena siswa yang mendapatkan nilai≥65 belummencapai ≥75%.

2. Hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 74,1 dengan siswa yang memperoleh nilai ≥65 pada siklus II sebanyak 30 siswa (93.8 %). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II telah mencapai indikator pencapaian hasil, sebab ≥75% siswa mendapat nilai ≥65 dan rata- rata hasil be;ajar yang meningkat cukup signifikan.

3. Siswa merespon baik terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai. Kondisi ini diketahui berdasarkan hasil penyebaran angket terhadap siswa dengan perolehan jawaban pernyataan tertinggi terdapat pada kategori baik yaitu sebesar 60%. Dari uraian di atas dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai dianggap berhasil meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada konsep cahaya. Hal ini dikarenakan hasil belajar siswa telah mencapai indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan, sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

B. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan berdasarkan kesimpulan diatas, antara lain:

1. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila konsep pembelajaran dan situasi belajar mendukung untuk penggunaan model pembelajaran tersebut.

2. Peneliti dapat mengadakan penelitian lebih lanjut penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai pada konsep-konsep fisika yang lain.

Siswa. educare.e-fkipunia.net/index.php. Diakses pada 28 Februari 2009 pukul 05:32:29

Darwin.Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Proses Pembelajaran IPA-Fisika. Jurnal Pendidikan. 2000.

Herlanti, Y. Perception Of Science Teacher Candidated Toward Participation Learning Model, Proseding the First International Seminar on Science Education. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 27 November 2007.

Isjoni. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet. Ke-2

Kagan, S. Cooperative Learning. CA: Kagan Publishing, 1994. www.kaganonline.com.Diakses pada 12 Januari 2009 pukul 16:52:03 Kanginan, M. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:Erlangga, 2002. Lie, A. Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning

di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:PT. Grasindo, 2004.

Maspupah, M. Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Nilai untuk Meningkatkan Hasil Belajar, Sikap dan Minat Siswa pada Konsep Ekologi.Tesis Bandung:Sekolah Pasca Sarjana-UPI, 2007. Millis, B J. Enhancing Learning and More Through Cooperative Learning.

Idea Center, October 2002.

Mulyana, R.Mengartikulasi Pendidikan nilai.Bandung: Alfabetha, 2004. Olivia, N. Pengembangan Keterampilan Proses dengan Penanaman

Nilai-nilai Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VII. Skripsi. Bandung:FMPIPA-UPI, 2007.

Rachman, M. Reposisi, Reevaluasi dan redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No:028 Tahun ke-7. Maret 2001

Rahayu, S. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA. MIPA, Tahun 27 No.2, Juli 1998.

Sanjaya, W. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Edisi Pertama. Jakarta: Kencana, 2006.

Sapto Adi, S. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two

Stray`(Dua Tinggal Dua Tamu. Skripsi. Universitas Negeri Jakarta. 2006.

Selamat, N. et all. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Bermain Menggunakan Lembar Kerja Siswa Non-Eksperimen untuk Meningkatkan Proses dan Hasil

Belajar Kimia Siswa SMU Laboratorium STKIP Singaraja. Aneka Widya IKIP Negeri Singaraja, No.4 TH XXXIV, Oktober 2001.

Singarimbun, M. et al.Metode Penelitian Survai, Jakarta:LPES, 1989. Sofyan, A. et al. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis

Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Sudijono, A. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Sukarno, et al. Dasar-dasar Pendidikan Sains. Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara, 1981.

Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999.

Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.

Syah, M. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999.

Trimo. Pendekatan Penanaman Nilai dalam Pendidikan. http://re-searchengines.com. Diakses pada 27 Desember 2008 pukul

Yudianto, S. A. Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera, 2005.

Zuchdi, D. Pendekatan Pendidikan Nilai Secara Komprehensip sebagai Suatu Alternatif Pembentukan Akhlak Bangsa. Cakrawala Pendidikan, Th XX, No.3, Juni 2001.

Kelas/ Semester : VIII/II

Jumlah Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar :6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

Indikator : 1. Merancang dan melakukan percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar 2. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang di peroleh dari percobaan 3. Membedakan jenis pemantulan baur dan pemantulan teratur

I. Tujuan Pembelajaran :

a Siswa mampu membuktikan bahwa pemantulan cahaya menggunakan cermin datar sama dengan sudut datang, sesuai dengan hukum pemantulan cahaya

b Siswa mampu memaparkan karakteristik pemantulan cahaya

c Siswa mampu menjelaskan hukum pemantulan cahaya secara kualitatif dan kuantitatif

d Siswa mampu mengidentifikasi benda yang tembus cahaya dengan benda yang tembus cahaya

Pertemuan ke-1

NO Kegiatan Waktu Aspek Nilai yang dikembangkan

1 Kegiatan awal: Apersepsi:

Sekilas tentang konsep dasar cahaya

Motivasi:

Memberikan motivasi berupa pertanyaan tentang konsep dasar cahaya

10 menit Nilai praktis dan nilai intelektual: keterampilan siswa dalam

menyelesaikan latihan dan pemahaman konsep.

2 Kegiatan inti:

Guru Aktif

a. Menjelaskan materi tentang cahaya dan sifat-sifat cahaya yang disisipi dengan muatan nilai

60 menit

penerapan tekniktwo stay

two strayuntuk membahas

latihan yang diberikan c. Membagikan latihan kepada masing-masing kelompok. • Siswa Aktif a. Memperhatikan dan mengajukan pertanyaan b. Membentuk kelompok

kerja yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang.

c. Mendiskusikan latihan soal yang diberikan dengan menggunakan teknik pembelajarantwo stay two

stray,yaitu dengan cara

saling bertukar informasi

informasi dengan anggota kelompok lain. Pertukaran informasi secara teknis dilakukan oleh 2 anggota kelompok yang pergi ke dua kelompok yang berbeda. Kemudian dua orang anggota yang

menetap didalam kelompok asal bertugas untuk

membagikan informasi kepada kedua orang yang mengungjungi

kelompoknya. Dua orang yang pergi kemudian kembali dengan membawa informasi dari kelompok yang telah dikunjungi dan mendiskusikan hasil

a Guru dan siswa melakukan refleksi berupa penarikan kesimpulan dan evaluasi b Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya

Pertemuan ke-2

NO Kegiatan Waktu Aspek yang dikembangkan

1 Kegiatan awal: Apersepsi:

a Mereviewmateri pelajaran

pada pertemuan

sebelumnya yang berkaitan dengan materi ajar yang akan dibahas.

b Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan

15 menit • Nilai praktis: sifat cahaya yang dapat memantul dimanfaatkan manusia dalam pembuatan kaca spion yang dapat digunakan untuk membantu pandangan manusia pada bagian belakang ketika menggunakan kendaraan. • Nilai intelektual: cahaya dan

prinsip pemantulan pada cermin

pertanyaan pembelajaran tentang pertemuan sebelumnya.

2 Kegiatan inti: Guru Aktif

a. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok kerja sesuai dengan teknik two stay two stray.

b. Membagikan lembar kerja percobaan kepada masing-masing kelompok.

Siswa Aktif

a. Membentuk kelompok kerja sesuai dengan teknik

two stay two stray.

b. . Melakukan percobaan sesuai dengan tuntunan yang terdapat pada lembar kerja dan mendiskusikan

40 menit

Guru dan siswa melakukan refleksi.

V. Media Pembelajaran:

• Alat-alat praktikum sederhana VI. Penilaian:

Jenis Tagihan Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Tugas Kelompok Tes essay (Pertanyaan diskusi) Soal Terlampir Tugas kelompok Tes unjuk kerja

VII. Sumber Bacaan:

• Marteen Kanginan, KTSP 2006,IPA FISIKA UNTUK SMP KELAS VIII, Erlangga: Jakarta

• Tedy Wibowo,INSPIRASI SAINS FISIKA PELAJARAN IPA TERPADU UNTUK SMP KELAS VIII, Ganeca Exact: Jakarta • Sumber lain yang relevan

Jakarta, Maret 2009 Mengetahui,

Peneliti/ Guru Mata Pelajaran Observer

Tia Karina Agus Wahyudi,ST

Kelas/ Semester : VIII/II

Jumlah Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar :6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

Indikator : 1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

2. Menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cekung dan membandingkannya dengan hasil perhitungan

3. Mendeskripsikan penggunaan cermin cekung

4. Menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cembung dan membandingkannya dengan hasil perhitungan

5. Mendeskripsikan penggunaan cermin cembung I. Tujuan Pembelajaran:

a Siswa menjelaskan pengertian cermin

b Siswa menjelaskan cara menentukan bayangan benda pada cermin datar

f Siswa menjelaskan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada cermin cekung

II. Materi Ajar : Pembentukan bayangan, sinar-sinar istimewa pada cermin cermin cembung, dan sinar-sinar istimewa pada cermin cermin cekung

III. Model Pengajaran : Pembelajaran kooperatif tekniktwo stay two straydengan pendekatan nilai IV. Strategi Pembelajaran:

Pertemuan ke-3

NO Kegiatan Waktu Aspek yang dikembangkan

1 Kegiatan awal: Apersepsi :

Mereviewmateri pelajaran pada

pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi ajar yang akan dibahas

Motivasi:

Memberikan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran tentang pertemuan sebelumnya

10 menit Nilai intelektual: Akibat dari sifat cermin kita dapat mleihat bayangan diri kita yang seolah-olah sebagai salinan dari diri kita

• Nilai praktis : Cermin datar dimanfaatkan sebagai alat penghias ruangan yang membuat ruangan seolah-olah terlihat lebih luas.

menyisipkan nilai praktis dan nilai intelektual b. Membagi siswa kedalam

beberapa kelompok kerja berdasarkan tekniktwo

stay two strayuntuk

membahas latihan yang diberikan c. Membagikan latihan kepada masing-masing kelompok. • Siswa Aktif a. Mendengarkan

penjelasan materi tentang cermin dan mengajukan pertanyaan

b. Membentuk beberapa kelompok kerja

berdasarkan tekniktwo

tekniktwo stay two stray

3 Penutup:

c Guru dan siswa melakukan refleksi berupa penarikan kesimpulan dan evaluasi d Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya

10 menit

Pertemuan ke-4

NO Kegiatan Waktu Aspek yang dikembangkan

1 Kegiatan awal: Apersepsi :

Mereviewmateri pelajaran pada

pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi ajar yang akan dibahas

10 menit • intelektual: cermin cembung

yang dapat menghasilkan bayangan yang bersifat nyata, tegak dan

diperkecil kita dapat melihat bayangan benda yang lebih

penglihatan kita saat mengemudikan kendaraan bermotor. 2 Kegiatan inti:Guru Aktif a. Menjelaskan materi tentang cermin cembung dengan menyisipkan nilai praktis dan nilai intelektual b. Membagi siswa kedalam

beberapa kelompok kerja berdasarkan tekniktwo

stay two strayuntuk

membahas latihan yang diberikan c. Membagikan latihan kepada masing-masing kelompok. • Siswa Aktif a. Mendengarkan penjelasan materi tentang cermin cembung dan mengajukan

60 menit

stay two strayuntuk membahas latihan yang diberikan

c. Mengerjakan latihan yang diberikan dengan tekniktwo stay two stray

3 Penutup:

a Guru dan siswa

melakukan refleksi

berupa penarikan

kesimpulan dan evaluasi b Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya

10 menit

Mereviewmateri pelajaran pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi ajar yang akan dibahas

Motivasi:

Memberikan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran tentang pertemuan sebelumnya

dapat menghasilkan bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperbesar kita dapat melihat

bayangan benda yang lebih besar dari aslinya.

• Nilai praktis: cermin cekung banyak digunakan untuk berdandan, dokter gigi , sebagai pemantul pada sorot lampu mobil dan lampu senter.

2 Kegiatan inti:

Guru Aktif

a. Menjelaskan materi tentang cermin cekung dengan menyisipkan nilai praktis dan nilai intelektual b. Membagi siswa kedalam

beberapa kelompok kerja berdasarkan tekniktwo

50 menit

kepada masing-masing kelompok.

Siswa Aktif

a. Mendengarkan penjelasan materi tentang cermin cekung dan mengajukan pertanyaan

b. Membentuk beberapa kelompok kerja

berdasarkan tekniktwo

stay two strayuntuk

membahas latihan yang diberikan

c. Mengerjakan latihan yang diberikan dengan tekniktwo stay two stray

3 Penutup:

c Guru dan siswa

melakukan refleksi berupa

20 menit

pertemuan selanjutnya

V. Media Pembelajaran • Media Presentasi VI. Penilaian:

Jenis Tagihan Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Tugas kelompok Tes Essay Soal terlampir

VII. Sumber Bacaan:

• Marteen Kanginan, KTSP 2006,IPA FISIKA UNTUK SMP KELAS VIII, Erlangga: Jakarta

• Tedy Wibowo,INSPIRASI SAINS FISIKA PELAJARAN IPA TERPADU UNTUK SMP KELAS VIII, Ganeca Exact: Jakarta • Sumber lain yang relevan

Jakarta, Maret 2009 Mengetahui,

Peneliti/ Guru Mata Pelajaran Observer

Kelas/ Semester : VIII/II

Jumlah Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar :6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

Indikator : 1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung

2. Menyelidiki bahwa cahaya mengalami perubahan arah rambatan (pembiasan) ketika melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatannya

3. Menjelaskan hukum pembiasan (Snellius) secara kualitatif dan kuantitatif

I. Tujuan Pembelajaran:

a Siswa mampu menjelaskan pengertian lensa

b Siswa mampu membedakan lensa cembung dan lensa cekung

c Siswa mampu menyebutkan arah pembiasan sinar-sinar utama pada lensa cembung dan lensa cekung

berbeda kerapatannya

g Siswa mampu menjelaskan bidang batas, garis normal, sinar datang dan sinar bias h Siswa mampu mengetahui arah sinar bias menjauhi atau mendekati garis normal i Siswa mampu menerapkan hukum Snellius

II. Materi Ajar : Konsep pembiasan, lensa cekung dan lensa cembung,dan hukum Snellius III. Model Pengajaran : Pembelajaran kooperatif teknik two stay two straydengan pendekatan nilai IV. Strategi Pembelajaran:

Pertemuan ke-6

NO Kegiatan Waktu Aspek yang dikembangkan

1 Kegiatan awal: Apersepsi:

Sekilas tentang Hukum Snellius

Motivasi:

Memberikan motivasi berupa pertanyaan tentang konsep dasar pembiasan

10 menit Nilai intelektual : sifat pembiasan mengakibatkan pensil yang diletakkan di dalam air seolah-olah patah atau membengkok

• Nilai praktis: pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan lensa kaca mata sebagai 2 Kegiatan inti:

• Guru Aktif

60 menit

dan nilai intelektual melalui demonstrasi sederhana b. Membagi siswa kedalam

beberapa kelompok kerja berdasarkan teknik two stay two stray untuk membahas percobaan sederhana yang diberikan • Siswa Aktif

a. Mendengarkan penjelasan materi tentang pembiasan dan hukum Snellius kemudian mengajukan pertanyaan

b. Membentuk beberapa kelompok kerja

berdasarkan teknik two stay two stray untuk membahas percobaan

refleksi berupa penarikan kesimpulan dan evaluasi b Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya

Pertemuan ke-7

NO Kegiatan Waktu Aspek yang dikembangkan

1 Kegiatan awal: Apersepsi :

Mereview materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi ajar yang akan dibahas

Motivasi:

Memberikan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran tentang konsep yang akan dibahas

10 menit • Nilai intelektual :dapat

menimbulkan titik api karena sifatnya yang dapat mengumpulkan cahaya • Nilai praktis: sebagai alat

bantu penglihatan, mikroskop dsb.

dengan menyisipkan nilai praktis dan nilai intelektual b. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kerja berdasarkan tekniktwo

stay two strayuntuk

membahas latihan yang diberikan c. Membagikan latihan kepada masing-masing kelompok. • Siswa Aktif a. Mendengarkan penjelasan materi tentang lensa

cembung dan mengajukan pertanyaan

b. Membentuk beberapa

diberikan

c. Mengerjakan latihan yang diberikan dengan tekniktwo stay two stray

3 Penutup:

e Guru dan siswa

melakukan refleksi

berupa penarikan

kesimpulan dan evaluasi f Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya

10 menit

Pertemuan ke-8

NO Kegiatan Waktu Aspek yang dikembangkan

1 Kegiatan awal: Apersepsi :

10 menit

Motivasi:

Memberikan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran tentang konsep yang akan dibahas

2 Kegiatan inti:

Guru Aktif

a. Menjelaskan materi tentang lensa cekung

Dokumen terkait