DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT (continued)
25. PERPAJAKAN (lanjutan) TAXATION (continued) e. Rekonsiliasi pajak penghasilan badan
konsolidasian (lanjutan)
e. Reconciliation of the consolidated corporate income tax (continued)
31 Maret 2017 / 31 Maret 2016 / March 31, 2017 March 31, 2016
Beda tetap: Permanent differences:
Penghapusan piutang 16.820.047.655 - Receivables write-off
Representasi dan sumbangan 564.530.867 252.445.795 Representation and donations
Gaji, upah dan tunjangan 143.253.835 244.923.112 Salaries, wages and benefit in kinds
Pajak dan denda 6.000.000 3.521.544.258 Tax and penalties
Pendapatan bunga Interest income from time
deposito dan jasa giro (212.829.153 ) (521.161.180 ) deposit and current account
Penghasilan bunga yang Interest income subjected
pajaknya bersifat final - (780.320 ) to final tax
Lain-lain 54.779.814 51.849.133 Others
Jumlah beda tetap 17.375.783.018 3.548.820.798 Total permanent differences
Beda waktu: Timing differences:
Penyusutan - - Depreciation expense
Taksiran rugi fiskal sebelum Estimated fiscal losses before
kompensasi rugi fiskal fiscal losses compensation
tahun sebelumnya (12.174.170.200 ) 19.412.016.520 of the previous years
Akumulasi rugi fiskal tahun Accumulated fiscal losses of
sebelumnya (702.624.105.137 ) (686.483.420.768 ) the previous years
Rugi fiskal kadaluarsa 23.060.687.052 - Expired fiscal losses
Akumulasi rugi fiskal Accumulated fiscal losses
akhir tahun (691.731.588.285 ) (667.071.404.248 ) at the end of the year
Entitas Induk akan melaporkan Surat
Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2016 berdasarkan jumlah taksiran rugi fiskal diatas.
The Company will submit its annual corporate income tax return for fiscal year 2016 based on the above estimated fiscal loss.
f. Aset (liabilitas) pajak tangguhan f. Deferred tax assets (liabilities)
Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
The details of deferred tax assets (liabilities) as of December 31, 2016 and 2015 are as follows: 31 Maret 2017 / 31 Desember 2016 /
March 31, 2017 December 31, 2016
Aset pajak tangguhan Deferred tax assets
Entitas Induk: the Company:
Akumulasi rugi fiskal 175.656.026.284 175.656.026.284 Accumulated of fiscal losses
Akumulasi beda waktu 456.320.507 456.320.507 Accumulated of temporary difference
Penyisihan atas aset pajak Allowance for deferred
tangguhan (175.656.026.287 ) (175.656.026.284 ) tax assets
456.320.504 456.320.507
Aset pajak tangguhan atas Deferred tax assets on fair
penyesuaian nilai wajar value adjustment acquisition
akuisisi Entitas Anak - 3.407 of a Subsidiary
Entitas Anak: Subsidiaries:
PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Swasakti Utama
(konsolidasian) 2.395.638.382 5.892.218.642 (consolidated)
PT Krakatau Lampung PT Krakatau Lampung
Tourism Development 1.418.049.520 1.418.049.520 Tourism Development
PT Bakrie Graha Investama PT Bakrie Graha Investama
(konsolidasian) 302.170.667 302.170.667 (consolidated)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. PERPAJAKAN (lanjutan) 25. TAXATION (continued)
f. Aset (liabilitas) pajak tangguhan f. Deferred tax assets (liabilities)
31 Maret 2017 / 31 Desember 2016 / March 31, 2017 December 31, 2016
PT Surya Global Nusantara 2.110 - PT Surya Global Nusantara
PT Prima Bisnis Utama 1.297 - PT Prima Bisnis Utama
Jumlah aset pajak tangguhan 4.763.899.128 8.260.479.391 Total deferred tax assets
Entitas Anak: Subsidiaries:
PT Bakrie Swasakti PT Bakrie Swasakti
Utama (konsolidasian) 35.342.041.993 35.342.041.993 Utama (consolidated)
PT Graha Andrasentra
Propertindo Tbk. PT Graha Andrasentra
(konsolidasian) 25.231.145.776 25.231.145.776 Propertindo Tbk. (consolidated)
PT Jasa Boga Raya 760.434.108 760.434.108 PT Jasa Boga Raya
Jumlah liabilitas pajak
tangguhan 61.333.621.877 61.333.621.877 Total deferred tax liabilities
Liabilitas pajak Deferred tax
tangguhan - bersih (56.569.722.749 ) (53.073.142.486 ) liabilities - net
g. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar g. Under Payment Tax Assessment Letter
Entitas Induk The Company
Pada bulan Juli 2015, Entitas Induk menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun pajak 2012 atas Pajak Pertambahan Nilai, pajak penghasilan pasal 21, 23 dan 26 dengan jumlah pokok dan bunga keseluruhan
masing-masing sebesar Rp 20,46 miliar dan
Rp 10,45 miliar. Sedangkan, untuk tahun pajak 2011, Entitas Induk menerima SKPKB atas Pajak Pertambahan Nilai, pajak penghasilan pasal 21, 23, 4 (2) dan 26 dengan jumlah pokok dan bunga
keseluruhan masing-masing sebesar
Rp 18,01 miliar dan Rp 9,00 miliar.
On July 2015, the Company received Under Payment Tax Assessment Letter (SKPKB) for fiscal year 2012 on Value Added Tax, income tax article 21, 23 and 26 with principal and interest in a total of Rp 20.46 billion and Rp 10.45 billion, respectively. Wherein, for fiscal year 2011, the Company received SKPKB on Value Added Tax, income tax article 21, 23, 4 (2) and 26 with principal and interest in a total of Rp 18.01 billion and Rp 9.00 billion, respectively.
Selama tahun 2016, Entitas Induk telah membayar pokok dan bunga pajak atas SKPKB pajak untuk tahun pajak 2012 dan 2011 sebesar Rp 148,8 juta.
During 2016, the Company has paid for principal and interest of SKPKB for fiscal year 2012 and 2011 amounted to Rp 148.8 million.
Pada bulan Maret 2017, Entitas Induk telah melunasi utang pajak Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun pajak 2012 dan 2011 atas Pajak Pertambahan Nilai, pajak penghasilan pasal 21, 23, 4 ayat 2 dan 29 dengan jumlah pokok sebesar Rp 38,35 miliar.
On March 2017, the Company has fully paid tax payables Under Payment Tax Assessment Letter (SKPKB) for fiscal year 2012 and 2011 on Value Added Tax, income tax article 21, 23, 4(2) and 29 with principal amounted to Rp 38.35 billion.
Entitas Anak The Subsidiaries
Pada bulan Agustus 2015, GAP, Entitas Anak, menerima SKPKB untuk tahun pajak 2012 atas Pajak Pertambahan Nilai, pajak penghasilan pasal 21, 23, 4 (2) dan pajak penghasilan badan dengan jumlah pokok dan bunga keseluruhan
masing-masing sebesar Rp 27,28 miliar dan
Rp 14,70 miliar. Sedangkan, untuk tahun pajak
2011, GAP menerima SKPKB atas Pajak
Pertambahan Nilai, pajak penghasilan pasal 21, 23, 4 (2) dan pajak penghasilan badan dengan jumlah pokok dan bunga keseluruhan masing-masing sebesar Rp 9,50 miliar dan Rp 5,70 miliar.
On August 2015, GAP, a Subsidiary, received SKPKB for fiscal year 2012 on Value Added Tax, income tax article 21, 23, 4 (2) and corporate income tax with principal and interest in a total of Rp 27.28 billion and Rp 14.70 billion, respectively. Wherein, for fiscal year 2011, GAP received SKPKB on Value Added Tax, income tax article 21, 23, 4 (2), and corporate income tax with principal and interest in a total of Rp 9.50 billion and Rp 5.70 billion, respectively.
25. PERPAJAKAN (lanjutan) 25. TAXATION (continued)
g. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (lanjutan) g. Under Payment Tax Assessment Letter
(continued)
Entitas Anak (lanjutan) The Subsidiaries (continued)
Selama tahun 2016, GAP telah membayar pokok pajak atas SKPKB pajak untuk tahun pajak 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 21,87 miliar dan Rp 4,85 miliar. Sanksi pajak atas SKPKB untuk tahun pajak 2012 dan 2011. Pada tanggal 31 Desember 2016, sanksi pajak masih harus dibayar sehubungan dengan hal tersebut diatas sebesar Rp 17,65 miliar, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Masih Harus Dibayar” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (lihat
Catatan 22).
During 2016, GAP has paid for principal tax liability of SKPKB for fiscal year 2012 and 2011 amounted to Rp 21.87 billion. As of December 31, 2016, accrued taxes penalties in connection with the above matter amounted to Rp 17.65 billion, and presented as part of “Accrued Expenses” account in consolidated statement of financial position (see Note 22).
Selama tahun 2017, GAP, Entitas Anak, telah melunasi utang pajak Surat Ketetapan pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) untuk tahun pajak 2012 dan 2011 atas Pajak Pertambahan Nilai, pajak penghasilan pasal 21, 23, 4(2) dan 29 dengan jumlah pokok sebesar Rp 36,78 miliar.
f. During 2017, GAP, a Subsidiary, has fully paid tax payables Under Payment Tax Assessment Letter (“SKPKB”) for fiscal year 2012 and 2011 on Value Added Tax, income tax article 21, 23, 4(2) and 29 with principal amounted to Rp 36.78 billion.
Pada tahun 2017, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, menerima beberapa Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) Pajak Pembangunan (PB1) atas pokok dan denda dengan jumlah sebesar
Rp 1,85 miliar. Sampai dengan tanggal
31 Maret 2017, JLA telah melakukan pembayaran atas pokok PB 1 untuk masa September sampai dengan Desember 2015 dan Januari sampai dengan April 2016 serta bulan Mei, Juni, Juli 2016 dan Febuari 2017 sebesar Rp 7,20 miliar.
In 2017, PT Jungleland Asia (JLA), a Subsidiary, received District Tax Collection Letter (STPD) of Development Tax for District (PB1) amounted to Rp 1.85 billion. Until March 31, 2017, JLA has paid for principal of PB1 for the fiscal period of September until December 2015 and January until April 2016 and May, June, July 2016 and February 2017 amounted to Rp 7.20 billion.
Pada tahun 2016, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, menerima beberapa Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) Pajak Pembangunan (PB1) atas pokok dan denda dengan jumlah sebesar
Rp 10,67 miliar. Sampai dengan tanggal
31 Desember 2016, JLA telah melakukan
pembayaran atas pokok PB1 untuk masa
September sampai dengan Desember 2015 dan Januari sampai dengan April 2016 serta bulan Juli 2016 sebesar Rp 8,43 miliar.
In 2016, PT Jungleland Asia (JLA), a Subsidiary, received District Tax Collection Letter (STPD) of Development Tax for District (PB1) amounted to Rp 10.67 billion. Until December 31, 2016, JLA has paid for principal of PB1 for the fiscal period of September until December 2015 and January until April 2016 and July 2016 amounted to Rp 8.43 billion.
h. Pengampunan Pajak h. Tax Amnesty
Pada bulan Januari sampai dengan Maret 2017, Grup berpartisipasi dalam Program Pengampunan Pajak sesuai dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 (“UU Pengampunan Pajak”). PT Graha Multi Insani, PT Krakatau Lampung Tourism Development, PT Bahana Sukma Sejahtera dan PT Sanggraha Pelita Sentosa, Entitas Anak, memperoleh Surat Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) pada beberapa tanggal di bulan Januari sampai dengan Maret 2017, dengan jumlah yang diakui sebagai aset bersih pengampunan pajak sebesar Rp 323 juta, yang merupakan uang tunai. Grup membayar uang tebusan sebesar Rp 11,15 juta pada bulan Januari sampai dengan Maret 2017, yang dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain periode berjalan. Grup juga telah menghapusbukukan taksiran pajak penghasilan sebesar Rp 11,34 miliar yang dibebankan pada laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian periode berjalan (lihat Catatan 37).
In January until March 2017, the Group participated in the Tax Amnesty Program in accordance with Law No. 11 Year 2016 (“Tax Amnesty Law”). PT Graha Multi Insani, PT Krakatau Lampung Tourism Development, PT Bahana Sukma Sejahtera and PT Sanggraha Pelita Sentosa, Subsidiaries, obtained Tax Amnesty Acknowledgement Letter (SKPP) in several date in January until March 2017, with the amounts recognized as tax amnesty net assets amounted to Rp 323 million, which is petty cash. The Group paid the related redemption money amounted to Rp 11.15 million in January until March 2017, which was charged to the current period consolidated profit or loss and other comprehensive income. The Company has also written-off its estimated income tax amounted to Rp 11.34 billion, which was charged to the current period consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income (see Note 37).
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. PERPAJAKAN (lanjutan) 25. TAXATION (continued)
h. Pengampunan Pajak (lanjutan) h. Tax Amnesty (continued)
Pada bulan September sampai dengan
Desember 2016, Grup berpartisipasi dalam
Program Pengampunan Pajak sesuai dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 (“UU Pengampunan Pajak”). PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), PT Bakrie Nirwana Realty (BNR), PT Jungleland Asia (JLA), PT Bakrie Pesona Rasuna (BPR),
PT Superwish Perkasa (SP), PT Mutiara Masyhur Sejahtera (MMS), PT Budi Daya Makmur (BDM), PT Provices Indonesia (PVI), PT Dwi Makmur
Sedaya (DMS), PT Rasuna Residence
Development (RRD), PT Jasa Boga Raya (JBR),
PT Mitra Langgeng Sejahtera (MLS) dan
PT Alberta Utilities (AU), Entitas Anak, memperoleh Surat Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) pada beberapa tanggal di bulan September sampai dengan Desember 2016, dengan jumlah yang diakui sebagai aset bersih pengampunan pajak sebesar Rp 9,58 miliar, yang merupakan uang tunai, rekening bank dan tanah. Grup membayar uang tebusan sebesar Rp 196,07 juta pada bulan September sampai dengan Desember 2016, yang
dibebankan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain tahun berjalan. Grup juga telah menghapusbukukan taksiran pajak penghasilan sebesar Rp 94,30 miliar yang dibebankan pada laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
In September until December 2016, the Group participated in the Tax Amnesty Program in accordance with Law No. 11 Year 2016 (“Tax Amnesty Law”). PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), PT Bakrie Nirwana Realty (BNR), PT Jungleland Asia (JLA), PT Bakrie Pesona Rasuna (BPR), PT Superwish Perkasa (SP), PT Mutiara Masyhur Sejahtera (MMS), PT Budi Daya Makmur (BDM), PT Provices Indonesia (PVI), PT Dwi Makmur Sedaya (DMS), PT Rasuna Residence Development (RRD), PT Jasa Boga Raya (JBR), PT Mitra Langgeng Sejahtera (MLS) dan PT Alberta Utilities (AU), Subsidiaries, obtained Tax Amnesty Acknowledgement Letter (SKPP) in several date in September until December 2016, with the amounts recognized as tax amnesty net assets amounted to Rp 9.58 billion, which is petty cash, current account and land The Group paid the related redemption money amounted to Rp 196.07 million in September until December 2016, which was charged to the current year consolidated profit or loss and other comprehensice income. The Company has also written-off its estimated income tax amounted to Rp 94.30 billion, which was charged to the current year consolidated statement of profit or loss and other comprehensive icome.
Pada tanggal 31 Maret 2017 dan
31 Desember 2016, Grup mengakui selisih antara
aset pengampunan pajak dan liabilitas
pengampunan pajak masing-masing sebesar
Rp 323 juta dan Rp 7,52 miliar dan disajikan sebagai bagian dari “Tambahan Modal Disetor” di ekuitas.
As of March 31, 2017 and December 31, 2016, Group recognize the difference between aset and liabilities of tax amnesty amounted to Rp 323 million and Rp 7.52 billion, respectively, and presented as part of “Additional Pain-in Capital” in equity.
i. Administrasi dan perubahan peraturan
perpajakan
i. Administration and changes in tax regulation
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang
berlaku di Indonesia, Grup menghitung,
menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktorat Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.
Under the taxation laws of Indonesia, the Group submits tax returns on the basis of self assessment. The Directorate General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya.
On September 23, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed Law No. 36 of 2008 on “Fourth Amendment of Law No. 7 of 1983 on Income Taxes”. This revised Law stipulates change in the corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal years 2010 onwards.
25. PERPAJAKAN (lanjutan) 25. TAXATION (continued)
i. Administrasi dan perubahan peraturan
perpajakan (lanjutan)
i. Administration and changes in tax regulation (continued)
Pada tanggal 4 November 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah
No. 71 Tahun 2008 (“PP No. 71/2008”) tentang
“Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenai pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan.
On November 4, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed the Government Regulation No. 71 Year 2008 (“PP No. 71/2008”) on “Third Amendment of Government Regulation No. 48 of Year 1994 concerning Payment of Income Tax on Income from Transfer of Right on Land and/or Building”. This revised regulation stipulates tax payers that conducted transaction from transfer of right of land and/or buildings, tax payment is final tax amounted 5% from the gross value of transfer right of land/or buildings, except transfer of right of Simple House and Simple Apartment by tax payers which its main activity was transferring rights of land and/or buildings was applied with final tax amounted to 1% from the gross value of transfer.
Pada tanggal 8 Agustus 2016, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2016 (“PP No.34/2016”) tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan beserta Perubahannya, yang efektif tanggal 8 September 2016. Peraturan ini mengatur pajak penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan bersifat final sebesar 2,5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
On August 8, 2016, the President Republik Indonesia and the Minister of Law and Human Right signed the Government Regulation No. 34 Year 2016 (“PP No.34/2016”) concerning Income Tax on Income from Transfer of Right on Land and/or Building, and Sale and Purchase Agreement on Land and/or Building and its Amendments, effective September 8, 2016. This regulation stipulate income tax from transfer of right of land and/or buildings is final tax at 2,5% from the gross value of transfer right of land/or buildings.
Pada tanggal 10 Juni 2009, Menteri Keuangan
menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
No. 103/PMK.03/2009, tentang “Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Keuangan
No. 620/PMK.03/2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah” yang berlaku mulai tanggal 10 Juni 2009. Pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan tersebut, rumah dan town house dari
jenis non strata title dengan luas bangunan 350 m2
atau lebih dan apartemen, kondominium, town
house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan
luas bangunan 150 m2 atau lebih tergolong mewah
dan dikenakan pajak penjualan atas barang mewah dengan tarif sebesar 20%.
On June 10, 2009, the Minister of Finance set a Regulation of the Minister of Finance No. 103/PMK.03/2009, on the "Third Amendment of the Minister of Finance Regulation No. 620/PMK.03/2004 about the type of taxable goods other than the lncluded Luxury Motor Vehicle Sales Tax imposed on luxury goods" which entered into force on June 10, 2009. In the appendix the Regulation of the Minister of Finance, homes and town houses of this type of non-strata title with an area of 350 sqm or more and an apartment, condominium, town house of the type of strata title and the like with an area of 150 sqm or more classified as luxurious and sales tax imposed on luxury goods with a tariff of 20%.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, pajak penghasilan untuk pendapatan service charge dan pengelolaan ruang perkantoran, dikenakan pajak penghasilan bersifat final sebesar 10% dari nilai pendapatan yang bersangkutan.
Based on Goverment Regulation No. 5 dated March 23, 2002, income tax for service charge and building management of office building, subject to final income tax at 10% from the related revenue.
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. UTANG BANK JANGKA PANJANG 26. LONG-TERM BANK LOANS
Utang bank jangka panjang terdiri dari: Long-term bank loans consists of:
31 Maret 2017 / 31 Desember 2016 / March 31, 2017 December 31, 2016
PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. 602.724.229.448 577.255.068.196 (Persero) Tbk.
PT Bank Bukopin Tbk. 304.228.134.143 309.108.550.287 PT Bank Bukopin Tbk.
PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. 186.082.314.848 175.252.414.848 (Persero)Tbk.
PT Bank Capital Indonesia Tbk. 150.000.000.000 150.000.000.000 PT Bank Capital Indonesia Tbk.
PT Bank Syariah Bukopin 69.792.721.520 69.821.170.520 PT Bank Syariah Bukopin
PT Bank JTrust Indonesia Tbk. 21.576.793.444 23.580.503.525 PT Bank JTrust Indonesia Tbk.
Jumlah 1.334.404.193.403 1.305.017.707.376 Total
Dikurangi bagian yang tempo
dalam waktu satu tahun (253.255.176.892 ) (130.598.547.589 ) Less current portion
Bagian jangka panjang 1.081.149.016.511 1.174.419.159.787 Long-term portion
a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)
Rincian pinjaman kepada Bukopin adalah sebagai berikut:
The details of loan to Bukopin are as follow:
31 Maret 2017 / 31 Desember 2016 / March 31, 2017 December 31, 2016
PT Graha Andrasentra PT Graha Andrasentra
Propertindo Tbk. 198.825.905.506 198.915.904.738 Propertindo Tbk.
PT Bakrie Swasakti Utama 49.193.414.618 51.543.588.023 PT Bakrie Swasakti Utama
PT Rasuna Residence PT Rasuna Residence
Development 49.058.269.921 49.997.926.743 Development
PT Provices Indonesia 7.150.544.098 8.651.130.783 PT Provices Indonesia
Jumlah 304.228.134.143 309.108.550.287 Total
1. Pada tanggal 4 September 2014, PT Rasuna Residence Development (RRD) memperoleh Kredit Modal Kerja dari Bukopin dengan jumlah
maksimum sebesar Rp 45 miliar. Pinjaman
tersebut digunakan untuk pembangunan Indies Hotel di Yogyakarta. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 120 bulan terhitung sejak pencairan kredit pertama (termasuk masa tenggang selama 18 bulan). Sampai dengan
tanggal 31 Desember 2016, RRD telah
mencairkan seluruh fasilitas pinjaman yang tersedia sebesar Rp 45 miliar.
1. On September 4, 2014, PT Rasuna Residence Development (RRD) has obtained a loan facility from Bukopin with maximum amount of Rp 45 billion. This loan is used for the construction of Indies Hotel in Yogyakarta. This loan will be due within 120 months since the first loan has been withdrawn (including grace period of 18 months). Until December 31, 2016, RRD has withdrawn amounted to Rp 45 billion from the loan facility.
Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 14% per tahun, yang dapat ditinjau kembali setiap bulan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap akhir bulan sesuai jadwal pembayaran yang telah disepakati. Pinjaman ini dijamin dengan tanah beserta bangunan Indies Hotel di Yogyakarta dan