• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT (continued)

23. PERPAJAKAN TAXATION

a. Pajak dibayar di muka a. Prepaid taxes

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan

31 Desember 2015, akun ini merupakan pajak dibayar di muka atas beban sewa masing-masing sebesar Rp 7,35 miliar dan Rp 1,85 miliar.

As of March 31, 2016 and December 31, 2015, this account represents prepaid tax of rent expense amounted to Rp 7.35 billion and Rp 1.85 billion, respectively.

b. Utang pajak b. Taxes payable

Akun ini terdiri dari: This account consists of:

31 Maret 2016 / 31 Desember 2015 / March 31, 2016 December 31, 2015

Pajak penghasilan: Income taxes:

Pasal 21 22.559.082.554 23.293.272.651 Article 21

Pasal 23 dan 26 3.117.963.784 18.551.892.446 Article 23 and 26

Pasal 25 12.605.761.756 6.694.079.383 Article 25

Pasal 29 93.079.530.980 94.032.263.045 Article 29

Pasal 4 (2) 134.399.022.877 140.070.995.782 Article 4 (2)

Pajak Pertambahan

Nilai 60.538.414.081 61.870.787.150 Value Added Tax

Surat Ketetapan Pajak Under Payment

Kurang Bayar 38.772.024.867 41.862.241.948 Tax Assessment Letter

Pajak Bumi Bangunan 21.751.364.801 21.853.445.861 Land and Building Tax

Pajak Pembangunan I 15.206.578.852 16.643.553.778 Development Tax I

Pajak Pertambahan Value Added Tax of Luxury

Nilai Barang Mewah 10.797.431.823 10.797.431.823 Sales Tax

Pajak Hiburan 48.130.789 86.918.118 Entertainment Tax

Jumlah 412.875.307.164 435.756.881.985 Total

c. Taksiran manfaat (beban) pajak penghasilan badan

c. Provision for income tax benefit (expenses)

Akun ini terdiri dari: This account consists of:

31 Maret 2016 / 31 Desember 2015 / March 31, 2016 December 31, 2015

Final - Entitas Anak (5.305.060.825 ) (9.991.984.422 ) Final - Subsidiaries

Tahun berjalan - Entitas Anak (1.517.324.348 ) (127.742.580 ) Current year - Subsidiaries

Bersih (6.822.385.173 ) (10.119.727.002 ) Net

23. PERPAJAKAN (lanjutan) 23. TAXATION (continued)

d. Rekonsiliasi pajak penghasilan badan konsolidasian

d. Reconciliation of the consolidated corporate income tax

Rekonsiliasi antara rugi sebelum taksiran manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal Entitas

Induk untuk yang berakhir pada tanggal

31 Maret 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

A reconciliation between loss before provision for income tax benefit (expenses) as shown in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income and the estimated fiscal losses of the Company for the three months period ended March 31, 2016 and 2015 are as follows:

31 Maret 2016 / 31 Maret 2015 / March 31, 2016 March 31, 2015

Laba (rugi) sebelum taksiran

manfaat (beban) pajak Profit (loss) before provision for

menurut laporan laba tax benefit (expenses) per

rugi dan penghasilan consolidated statement of

komprehensif lain profit or loss and other

konsolidasian 96.979.224.097 (46.496.168.239 ) comprehensive income

Ditambah (dikurangi): Addition (deductions):

Laba (rugi) Entitas Anak Subsidiaries’ income (loss)

sebelum taksiran before provision for tax

manfaat (beban) benefit (expenses) -

pajak - bersih (81.116.028.375 ) 22.511.992.301 net

Rugi Entitas Induk sebelum Loss before provision for tax

taksiran manfaat (beban) benefit (expenses) attributable

pajak 15.863.195.722 (23.984.175.938 ) to the Company

Beda tetap: Permanent differences:

Beban pajak dan denda 3.521.544.258 64.155.754.924 Tax expenses and penalties

Representasi dan sumbangan 252.445.795 393.274.890 Representation and donations

Gaji, upah dan tunjangan 244.923.112 5.724.699.114 Salaries, wages and benefit in kinds

Pendapatan bunga Interest income from time

deposito dan jasa giro (521.161.180 ) (47.861.596 ) deposit and current account

Penghasilan bunga yang Interest income subjected

pajaknya bersifat final (780.320 ) (2.410.158.917 ) to final tax

Lain-lain 51.849.133 200.300.969 Others

Jumlah beda tetap 3.548.820.798 68.016.009.384 Total permanent differences

Beda waktu: Timing differences:

Beban penyusutan - (77.974.039 ) Depreciation expense

Jumlah beda waktu - (77.974.039 ) Total timing differences

Taksiran rugi fiskal sebelum Estimated fiscal losses before

kompensasi rugi fiskal fiscal losses compensation

tahun sebelumnya 19.412.016.520 (43.953.859.407 ) of the previous years

Akumulasi rugi fiskal tahun Accumulated fiscal losses of

sebelumnya (686.483.420.768 ) (835.354.126.235 ) the previous years

Rugi fiskal kadaluarsa - 104.439.572.887 Expired Fiscal losses

Koreksi rugi fiskal dari Fiscal losses correction from

Surat ketetapan Pajak Tax Assessment Letter

(SKP) - 123.313.886.072 (SKP)

Akumulasi rugi fiskal Accumulated fiscal losses

akhir periode (667.071.404.248 ) (563.646.807.869 ) at the end of the period

Sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan

Indonesia, pajak penghasilan badan dihitung secara tahunan untuk Entitas Induk dan masing-masing Entitas Anak sebagai entitas hukum yang terpisah. Laporan keuangan konsolidasian interim tidak dapat digunakan untuk menghitung pajak penghasilan badan tahunan.

In accordance with Indonesia Taxation Law, corporate income tax is calculated annually for the Company and each of its subsidiaries in the understanding that they are separate legal entities. The interim consolidated financial statements cannot be used for computing the annual corporate income tax.

d. Rekonsiliasi pajak penghasilan badan konsolidasian (lanjutan)

d. Reconciliation of the consolidated corporate income tax (continued)

Dalam laporan keuangan konsolidasian interim ini, jumlah laba/rugi kena pajak untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2016 dan 2015

didasarkan atas perhitungan sementara.

Perhitungan ini dievaluasi setiap akhir tahun dengan menggunakan jumlah laba/ rugi tahunan dan dilaporkan dalam surat pemberitahuan tahunan (“SPT”) pajak penghasilan badan.

In these interim consolidated financial statements, the amount of taxable income/loss for the three-month period ended March 31, 2016 and 2015 are based on preliminary calculation. This calculation is evaluated at each end of year by using annual profit/ loss amount and reported in the corporate income tax return (“SPT”).

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim ini, Entitas Induk belum menyampaikan SPT pajak penghasilan badan untuk tahun fiskal 2015 ke DJP.

Up to the completion date of these interim consolidated financial statements, The Company had not submitted the corporate income tax return for 2015 fiscal year to DGT.

Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

The details of deferred tax assets (liabilities) as of March 31, 2016 and December 31, 2015 are as follows:

31 Maret 2016 / 31 Desember 2015 / March 31, 2016 December 31, 2015

Aset pajak tangguhan: Deferred tax assets:

Entitas Induk: the Company:

Akumulasi rugi fiskal 171.620.855.192 171.620.855.192 Accumulated of fiscal losses

Akumulasi beda waktu 458.057.132 458.057.132 Accumulated of temporary difference

Penyisihan atas aset pajak Allowance for deferred

tangguhan (171.620.855.192 ) (171.620.855.192 ) tax assets

458.057.132 458.057.132

Entitas Anak: Subsidiaries:

PT Bakrie Nirwana PT Bakrie Nirwana

Semesta (konsolidasian) 32.952.028.345 32.952.028.268 Semesta (consolidated)

PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Swasakti Utama

(konsolidasian) 7.628.913.693 4.016.814.727 (consolidated)

PT Krakatau Lampung PT Krakatau Lampung

Tourism Development 1.418.049.520 1.418.049.520 Tourism Development

PT Jasa Boga Raya 486.030.202 486.030.202 PT Jasa Boga Raya

PT Bakrie Graha Investama PT Bakrie Graha Investama

(konsolidasian) 302.170.667 302.170.667 (consolidated)

Jumlah aset pajak tangguhan 43.245.249.559 39.633.150.516 Total deferred tax assets

Liabilitas pajak tangguhan atas Deferred tax liabilities on fair

penyesuaian nilai wajar value adjustment acquisition

akuisisi Entitas Anak - 760.434.108 of a Subsidiary

Entitas Anak: Subsidiaries:

PT Bakrie Swasakti PT Bakrie Swasakti

Utama (konsolidasian) 35.342.041.993 35.342.041.993 Utama (consolidated)

PT Graha Andrasentra

Propertindo Tbk. PT Graha Andrasentra

(konsolidasian) 25.231.145.776 25.231.145.776 Propertindo Tbk. (consolidated)

PT Jasa Boga Raya 760.434.108 - PT Jasa Boga Raya

Jumlah liabilitas pajak

tangguhan 61.333.621.877 61.333.621.877 Total deferred tax liabilities

Aset (liabilitas) pajak Deferred tax assets

tangguhan - bersih (18.088.372.318 ) (21.700.471.361 ) (liabilities) - net

23. PERPAJAKAN (lanjutan) 23. TAXATION (continued)

e. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar e. Under Payment Tax Assessment Letter

Pada bulan Juli 2015, Entitas Induk menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) untuk tahun pajak 2012 atas Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan pasal 21, 23 dan 26 dengan jumlah pokok dan bunga keseluruhan

masing-masing sebesar Rp 20,46 miliar dan

Rp 10,45 miliar. Sedangkan untuk tahun pajak 2011, Entitas Induk menerima SKPKB atas Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan pasal 21, 23, 4 (2) dan 26 dengan jumlah pokok dan bunga

keseluruhan masing-masing sebesar

Rp 18,01 miliar dan Rp 9,00 miliar.

On July 2015, the Company received Under Payment Tax Assessment Letter for fiscal year 2012 on Value Added Tax, Income Tax article 21, 23 and 26 with principal and interest in a total of Rp 20.46 billion and Rp 10.45 billion, respectively. Wherein for fiscal year 2011, the Company received SKPKB on Value Added Tax, Income Tax article 21, 23, 4 (2) and 26 with principal and

interest in a total of Rp 18.01 billion and

Rp 9.00 billion, respectively.

Selama tahun 2016 dan 2015, Entitas Induk telah membayar pokok dan bunga pajak atas SKPKB pajak untuk tahun pajak 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp nihil dan Rp 10,26 juta. Sanksi pajak atas SKPKB untuk tahun pajak 2012 dan 2011 sebesar Rp 19,45 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Denda Pajak” dalam laba rugi konsolidasian tahun 2016 dan 2015. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, sanksi pajak masih harus dibayar sehubungan dengan hal tersebut diatas sebesar Rp 19,45 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus

Dibayar” dalam laporan posisi keuangan

konsolidasian (lihat Catatan 20).

During 2016 and 2015, the Company has paid for principal and interest of SKPKB for fiscal year 2012 and 2011 amounted to Rp nil and Rp 10.26 million, respectively. Tax penalty of SKPKB for the fiscal year 2012 and 2011 amounted to Rp 19.45 billion are presented as part of “Taxes Penalties” account in consolidated profit or loss in 2016 and 2015. As of March 31, 2016 and December 31, 2015, accrued taxes penalties in connection with the above matter amounted to Rp 19.45 billion are presented as part of “Accrued Expenses” account in consolidated statement of financial position (see Note 20).

Pada bulan Agustus 2015, GAP, Entitas Anak, menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) untuk tahun pajak 2012 atas Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan pasal 21, 23, 4 (2) dan pajak penghasilan badan dengan jumlah pokok dan bunga keseluruhan

masing-masing sebesar Rp 27,28 miliar dan

Rp 14,70 miliar. Sedangkan untuk tahun pajak

2011, GAP menerima SKPKB atas Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan pasal 21, 23, 4 (2) dan pajak penghasilan badan dengan jumlah pokok dan bunga keseluruhan masing-masing sebesar Rp 9,50 miliar dan Rp 5,70 miliar.

On August 2015, GAP, a Subsidiary, received Under Payment Tax Assessment Letter for fiscal year 2012 on Value Added Tax, Income Tax article 21, 23, 4 (2) and corporate income tax with principal and interest in a total of Rp 27.28 billion and Rp 14.70 billion, respectively. Wherein for fiscal year 2011, GAP received SKPKB on Value Added Tax, Income Tax article 21, 23, 4 (2), and corporate income tax with principal and interest in a total of Rp 9.50 billion and Rp 5.70 billion, respectively.

Selama tahun 2016 dan 2015, GAP telah membayar pokok pajak atas SKPKB pajak untuk tahun pajak 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 2,41 miliar dan Rp 4,85 miliar. Sanksi pajak atas SKPKB untuk tahun pajak 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp nihil dan Rp 20,93 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Denda Pajak” dalam laba rugi konsolidasian tahun 2016 dan 2015. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, sanksi pajak masih harus dibayar sehubungan dengan hal tersebut diatas masing-masing sebesar Rp 20,57 miliar dan Rp 20,39 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus Dibayar” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (lihat Catatan 20).

During 2016 and 2015, GAP has paid for principal tax liability of SKPKB for fiscal year 2012 and 2011 amounted to Rp 2.41 billion and Rp 4.85 billion, respectively. Tax penalty of SKPKB for the fiscal year 2012 and 2011 amounted to Rp nil and

Rp 20.93 billion are presented as part of “Taxes

Penalties” account in consolidated profit or loss in 2016 and 2015, respectively. As of March 31, 2016 and December 31, 2015, accrued taxes penalties in connection with the above matter amounted to Rp 20.57 billion and Rp 20.39 billion are presented as part of “Accrued Expenses” account in consolidated statement of financial position, respectively (see Note 20).

Pada tahun 2016 dan 2015, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, menerima beberapa Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) Pajak Pembangunan (PB 1) dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 2,32 miliar dan Rp 11,83 miliar. Atas STPD tersebut, sampai dengan tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, JLA telah melakukan pembayaran atas pokok PB 1 masing-masing sebesar Rp nihil dan September sampai dengan Desember 2014 dan Januari sampai dengan April 2015 sebesar Rp 6,55 miliar.

In 2016 and 2015, PT Jungleland Asia (JLA), a Subsidiary, received District Tax Collection Letter (STPD) of Development Tax for District (PB1) amounted to Rp 2.32 billion and Rp 11.83 billion, respectively. For that STPD, until March 31, 2016 and December 31, 2015, JLA has paid for principal of PB1 amounted to Rp nil and September until December 2014 and January until April 2015 amounted to Rp 6.55 billion, respectively.

f. Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan

f. Administration and changes in tax regulation

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang

berlaku di Indonesia, Grup menghitung,

menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktorat Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat

menetapkan atau mengubah liabilitas pajak

tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

Under the taxation laws of Indonesia, the Group submits tax returns on the basis of self assessment. The Directorate General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.

Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya.

On September 23, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed Law No. 36 of 2008 on “Fourth Amendment of Law No. 7 of 1983 on Income Taxes”. This revised Law stipulates change in the corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal years 2010 onwards.

Pada tanggal 4 November 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (“PP No. 71/2008”) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenai pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan.

On November 4, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed the Government Regulation No. 71 Year 2008 (“PP No. 71/2008”) on “Third Amendment of Government Regulation No. 48 of Year 1994 concerning Payment of Income Tax on Income from Transfer of Right on Land and/or Building”. This revised regulation stipulates tax payers that conducted transaction from transfer of right of land and/or buildings, tax payment is final tax amounted 5% from the gross value of transfer right of land/or buildings, except transfer of right of Simple House and Simple Apartment by tax payers which its main activity was transferring rights of land and/or buildings was applied with final tax amounted to 1% from the gross value of transfer.

Pada tanggal 10 Juni 2009, Menteri Keuangan

menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

No. 103/PMK.03/2009, tentang “Perubahan Ketiga

atas Peraturan Menteri Keuangan

No. 620/PMK.03/2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah” yang berlaku mulai tanggal 10 Juni 2009. Pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan tersebut, rumah dan town house dari

jenis non strata title dengan luas bangunan 350 m2

atau lebih dan apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan

luas bangunan 150 m2 atau lebih tergolong mewah

dan dikenakan pajak penjualan atas barang mewah

On June 10, 2009, the Minister of Finance set a

Regulation of the Minister of Finance

No. 103/PMK.03/2009, on the "Third Amendment

of the Minister of Finance Regulation

No. 620/PMK.03/2004 about the type of taxable goods other than the lncluded Luxury Motor Vehicle Sales Tax imposed on luxury goods" which entered into force on June 10, 2009. In the appendix the Regulation of the Minister of Finance, homes and town houses of this type of non-strata title with an area of 350 sqm or more and an apartment, condominium, town house of the type of strata title and the like with an area of 150 sqm or more classified as luxurious and sales tax imposed on luxury goods with a tariff of 20%.

23. PERPAJAKAN (lanjutan) 23. TAXATION (continued)

f. Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan (lanjutan)

f. Administration and changes in tax regulation (continued)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, pajak penghasilan untuk pendapatan service charge dan pengelolaan ruang perkantoran, dikenakan pajak penghasilan bersifat final sebesar 10% dari nilai pendapatan yang bersangkutan.

Based on Goverment Regulation No. 5 dated March 23, 2002, income tax for service charge and building management of office building, subject to final income tax at 10% from the related revenue.

24. UTANG BANK JANGKA PANJANG 24. LONG-TERM BANK LOANS

Utang bank jangka panjang terdiri dari: Long-term bank loans consists of:

31 Maret 2016 / 31 Desember 2015 / March 31, 2016 December 31, 2015

PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. 580.755.068.196 394.407.833.310 (Persero) Tbk.

PT Bank Bukopin Tbk. 322.061.913.781 319.049.466.195 PT Bank Bukopin Tbk.

PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. 180.047.954.666 208.157.016.800 (Persero)Tbk.

PT Bank Syariah Bukopin 67.815.588.530 67.991.008.570 PT Bank Syariah Bukopin

PT Bank Mutiara Tbk. 27.550.000.000 31.350.000.000 PT Bank Mutiara Tbk.

Jumlah 1.178.230.525.173 1.020.955.324.875 Total

Dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun (141.922.219.643 ) (243.712.079.329 ) Less current portion

Bagian jangka panjang 1.036.308.305.530 777.243.245.546 Long-term portion

a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)

Rincian pinjaman kepada Bukopin adalah sebagai berikut:

The details of loan to Bukopin are as follow:

31 Maret 2016 / 31 Desember 2015 / March 31, 2016 December 31, 2015

PT Graha Andrasentra PT Graha Andrasentra

Propertindo Tbk. 199.095.904.738 193.530.904.738 Propertindo Tbk.

PT Bakrie Swasakti Utama 60.908.180.842 63.286.249.178 PT Bakrie Swasakti Utama

PT Rasuna Residence PT Rasuna Residence

Development 48.770.393.890 48.081.263.852 Development

PT Provices Indonesia 13.287.434.311 14.151.048.427 PT Provices Indonesia

Jumlah 322.061.913.781 319.049.466.195 Total

1. Pada tanggal 21 Desember 2011, BSU

memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bukopin dengan jumlah maksimum sebesar Rp 40 miliar.

Pinjaman ini digunakan untuk refinancing

pembangunan unit lantai 41 sampai dengan 42 Gedung Bakrie Tower.

1. On December 21, 2011, BSU obtained an Investment Credit facility from Bukopin with a maximum amount of Rp 40 billion. This loan is used for refinancing the construction of 41st to

42nd floor in Bakrie Tower building.

Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Mei 2015 dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 11,50%, yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Pinjaman ini dijamin dengan 2 unit perkantoran Bakrie Tower atas nama BSU dan sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB No. 740/Karet, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan seluas

3.870 m2. BSU telah mencairkan seluruh fasilitas

pinjaman yang tersedia sebesar Rp 40 miliar. (lihat Catatan 8 dan 14).

This loan will be due on May 31, 2015 and bears annual interest rate at 11.50%, which can be reviewed at any time in accordance with the prevailing interest rate in Bukopin. This loan is secured with 2 office units of Bakrie Tower under the name of BSU and land and buildings

with SHGB No. 740/Karet, Karet Village,

Setiabudi District, South Jakarta with an area of 3,870 sqm. BSU has withdrawn all the available credit facility amounted to Rp 40 billion (see Notes 8 and 14).

a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (lanjutan) a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (continued) Pada tahun 2015, BSU, Entitas Anak, telah

melakukan cicilan pembayaran atas fasilitas pinjaman ini sebesar Rp 9,12 miliar.

In 2015, BSU, a Subsidiary, has made an installment payments of this loan facility amounted to Rp 9.12 billion.

Pada tanggal 25 Mei 2015, BSU, Entitas Anak, telah melunasi pinjaman ini.

On May 25, 2015, BSU, a Subsidiary, has fully repaid this loan.

Pada tanggal 4 September 2014, PT Rasuna Residence Development (RRD) memperoleh Kredit Modal Kerja dari Bukopin dengan jumlah

maksimum sebesar Rp 45 miliar. Pinjaman

tersebut digunakan untuk Pembangunan Indies Hotel di Yogyakarta. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 120 bulan terhitung sejak

pencairan kredit pertama (termasuk masa

tenggang selama 18 bulan). Sampai dengan

tanggal 31 Desember 2015, RRD telah

mencairkan seluruh fasilitas pinjaman yang tersedia sebesar Rp 44,08 miliar.

On September 4, 2014, PT Rasuna Residence Development (RRD) has obtained a loan facility from Bukopin with maximum amount of Rp 45 billion. This loan is used to Construction of Indies Hotel in Yogyakarta. This loan will be due within 120 months since the first loan has been withdrawn (including grace period of 18 months). Until December 31, 2014, RRD has withdrawn amounted to Rp 44.08 billion from the loan facility.

Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 14% per tahun, yang dapat ditinjau kembali setiap bulan sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap akhir bulan sesuai jadwal pembayaran yang telah disepakati. Pinjaman ini dijamin dengan tanah beserta bangunan Hotel Indies di Yogyakarta dan Corporatee Guarantee atas nama PT Bakrie Swasakti Utama (BSU).

This loan bears annual interest rate of 14%, which can be reviewed monthly in accordance with the prevailing interest rate in Bukopin. Interest expense will be paid on a monthly basis based on repayment schedule. The loan is secured by land and Building of Indies Hotel in