Pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2013 dan 1 Januari 2014, rincian utang pajak adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Desember 2014 1 Januari 2014
BRI (Entitas Induk) Pajak penghasilan Pasal 25 857.377 - 160.469 Pasal 29 22.844 22.844 1.067.156 880.221 22.844 1.227.625 Entitas Anak Pajak penghasilan Pasal 21 4.598 11.936 10.116 Pasal 23 669 1.194 736 Pasal 25 1.837 1.837 7.342 Pasal 29 1.326 1.000 4.254 Pasal 4 ayat 2 11.016 20.994 15.940 Lain-lain 3 - 5 19.449 36.961 38.393 899.670 59.805 1.266.018
129
37. PERPAJAKAN (lanjutan)
b. Beban Pajak
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Entitas Induk
Beban pajak-kini dari:
Periode berjalan 1.288.034 1.158.508
Periode lalu dari hasil pemeriksaan pajak - 120.793
Beban pajak Tangguhan 189.938 190.467
1.477.972
1.469.768 Entitas Anak
Beban pajak-kini dari:
Periode berjalan 6.759 4.548
(Manfaat) Pajak Tangguhan (1.193)
-5.566
4.548
1.483.538
1.474.316
Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Laba sebelum manfaat (beban) pajak sesuai dengan
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian 7.630.930 7.412.027
Bagian laba Entitas Anak (51.585) (40.282)
Laba sebelum manfaat (beban) pajak BRI (Entitas Induk) 7.579.345 7.371.745
Perbedaan Temporer :
Pembalikan penyisihan kerugian kredit yang diberikan (944.484) (681.138) Pembentukan (pembalikan) penyisihan beban pegawai 324.577 (33.009) Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi dari nilai
efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
yang diperdagangkan (4.383) (8.822)
Penyusutan aset tetap (135.461) (38.901)
Pembalikan cadangan atas penyisihan kerugian aset
(759.751)
(761.870) Perbedaan Permanen :
Humas 10.987 7.704
Representasi dan sumbangan 24.675 22.906
Pembinaan jasmani dan rohani 4.578 5.042
Bagian laba Entitas Anak (metode ekuitas) (5.502) (9.783)
Lain-lain (414.160) (843.202)
(379.422)
(817.333)
130
37. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Beban Pajak (lanjutan)
Perhitungan beban dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Taksiran penghasilan kena pajak 6.440.172 5.792.542
Entitas Induk
Beban pajak-kini (1.288.034) (1.158.508)
Pembayaran angsuran pajak penghasilan selama periode
berjalan 2.572.141 2.546.682
Uang muka pajak penghasilan - Pasal 29 1.284.107 1.388.174
Entitas Anak
Beban pajak-kini (6.759) (4.548)
Pembayaran angsuran pajak penghasilan selama periode
berjalan 5.433 3.731
Utang pajak penghasilan - Pasal 29 (1.326) (817)
Rekonsiliasi atas beban pajak penghasilan dengan perkalian laba sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Laba sebelum beban pajak sesuai dengan laporan laba rugi
konmprehensif konsolidasian 7.630.930 7.412.027
Bagian laba Entitas Anak (51.585) (40.282)
Laba sebelum beban pajak BRI (Entitas Induk) 7.579.345 7.371.745
Beban pajak dengan tarif pajak 20% 1.515.869 1.474.349
Pengaruh pajak atas beda tetap (75.885) (163.467)
Pengaruh perbedaan penggunaan tarif dalam perhitungan
-pajak tangguhan 37.988 38.094
Koreksi hasil pemeriksaan pajak penghasilan tahun
-sebelumnya - 120.793
Beban pajak - Entitas Induk 1.477.972 1.469.768
Beban pajak - Entitas Anak 5.566 4.548
1.483.538
1.474.316
Pemeriksaan tahun pajak 2010
Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00003/206/10/093/12 tanggal 28 November 2012, menetapkan kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan sebesar Rp1.484.041, yang telah disetujui oleh BRI sebesar Rp34.529. Manajemen berpendapat bahwa kekurangan pembayaran pajak yang masih belum disetujui oleh BRI perlakuannya sudah sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku. Pada tanggal 27 Februari 2013, BRI telah mengajukan permohonan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan No. 00003/206/10/093/12 tanggal 28 November 2012. Untuk memenuhi syarat pengajuan keberatan tersebut, BRI telah membayar deposit sebesar Rp1.449.512 ke Kas Negara pada tanggal 28 Februari 2013. Berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-229/WPJ.19/2014 tanggal 18 Februari 2014, permohonan tersebut ditolak, kemudian pada tanggal 12 Mei 2014, BRI mengajukan permohonan banding kepada Badan Pengadilan Pajak dan saat ini masih dalam proses pengadilan pajak.
131
37. PERPAJAKAN (lanjutan)
b. Beban Pajak (lanjutan)
Pemeriksaan tahun pajak 2010 (lanjutan)
Berdasarkan fakta persidangan yang telah terjadi pada tanggal 17 November 2014 dan 8 Desember 2014, di mana BRI mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menyelesaikan sengketa perpajakan tersebut di tingkat banding, maka manajemen BRI berpendapat bahwa pembentukan biaya atas kemungkinan kerugian dari proses pengajuan permohonan banding tersebut sampai dengan putusan banding sebesar Rp724.756, dibebankan pada tahun 2013 sebesar Rp483.171 dan pada tahun 2014 sebesar Rp241.585 (Catatan 17).
c. Aset Pajak Tangguhan
Perhitungan (beban) pajak tangguhan BRI adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Entitas Induk
Pembentukan penyisihan kerugian aset produktif (236.121) (170.285) Pembentukan penyisihan beban pegawai 81.144 (8.252) Keuntungan yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan (1.096) (2.205)
Penyusutan aset tetap (33.865) (9.725)
(189.938)
(190.467)
Entitas anak 1.193
-(188.745)
(190.467)
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak (dicatat pada akun “Aset Pajak Tangguhan”) adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Desember 2014 01 Januari 2014
Entitas Induk
Cadangan kerugian aset produktif 695.057 931.178 1.245.440 Cadangan beban pegawai 818.592 737.448 682.503 Penyusutan aset tetap (131.095) (97.229) (21.191) Keuntungan yang belum direalisasi
dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang
diukur pada nilai wajar melalui (1.611) (515) (1.129) laporan laba rugi
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
yang tersedia untuk dijual (72.932) 64.388 236.513 1.308.011
1.635.270 2.142.136 Entitas Anak 25.767 24.573 46.370
1.333.778
1.659.843 2.188.506
Berdasarkan pasal 17 ayat 2 Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” yang telah diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 tahun 2008, tarif Pajak Penghasilan Badan adalah sebesar 25%.
132
37. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Aset Pajak Tangguhan (lanjutan)
Namun demikian, berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 2008 tanggal 23 September 2008 tersebut, Peraturan Pemerintah No.77 Tahun 2013 tanggal 21 November 2013 tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” dan Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang “Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” mengatur bahwa Perseroan Terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan yang ada, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu Perseroan Terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak dan masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor.
Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Perseroan Terbuka dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak. Berdasarkan surat keterangan No. DE/I/2015-0232 tanggal 5 Januari 2015 dan laporan bulanan kepemilikan saham (Formulir No. X.H.I-2 tanggal 5 Januari X.H.I-2015 dari Biro Administrasi Efek, Datindo Entrycom atas kepemilikan saham BRI selama tahun 2014) semua kriteria di atas untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak tersebut atas laporan keuangan BRI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah terpenuhi.