• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persaingan Usaha, Monopoli, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

BAB II. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN HUKUM PERSAINGAN USAHA

B. Persaingan Usaha, Monopoli, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat

Secara umum tujuan pokok dari hukum persaingan usaha adalah menjaga persaingan antar pelaku usaha tetap hidup, dilakukan secra sehat, dan konsumen tidak di ekploitasi oleh pelaku usaha. Tiga tujuan umum ini sebenarnya ditujukan untuk mendukung sistem pasar yang dianut oleh suatu negara. Tanpa adanya hukum persaingan dalam sistem ekonomi pasar, tidak akan terhindarkan kedudukan monopoli, oligopoli, praktek penetapan harga, dan lain sebagainya.16

Kata persaingan sendiri diambil dari penggantian istilah bahasa inggris yaitu competition, competition sendiri dijelaskan dalam black’s law Dictionary:

“contest of two rival. The effort of two or more parties, acting independently, to secure the business of a third party by the effort of the

15

Ibid, h.40

16

most favourite term; also the relation between different buyers or didifferent sellers which result from this effort. It is the struggle between rivals for the same trade at the same time; the act of seeking.17

“Kontes antara dua saingan, usaha yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak

tanpa saling bergantung, untuk mengamankan jalannya usaha atau bisnis dari pihak ketiga dengan memberikan penawaran yang memiliki persyaratan terbaik; suatu perjuangan diantara para saingan dalam satu perdagangan yang sama pada waktu yang sama; tindakan untuk mendapatkan dalam waktu yang bersamaan; berlaku dalam hal mendapatkan atau memperoleh suatu subjek yang sama sebagai hasil akhir oleh dua atau lebih pesaing.”

Monopoli merupakan masalah yang menjadi perhatian utama dalam setiap pembahasan pembentukan hukum persaingan usaha. Monopoli itu sendiri sebetulnya bukan merupakan suatu kejahatan atau bertentangan dengan hukum, apabila diperoleh dengan cara-cara yang fair dan tidak melanggar hukum. Oleh karenanya monopoli itu sendiri belum tentu dilarang oleh hukum persaingan usaha, akan tetapi yang dilarang justru praktek monopoli untuk mengunakan kekuatannya di pasar bersangkutan yang biasanya disebut praktek monopoli atau monopolizing/monopolisasi.18

Istilah monopoli berasal dari bahasa Inggris yaitu monopoly dan istilah tersebut menurut sejarahnya berasal dari bahasa Yunani yaitu “monos polein

yang berarti sendirian menjual.19 Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang di maksud dengan monopoli adalah situasi pengadaan barang daganggan tertentu (di pasar lokal atau nasional) sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu

17

Bryan A. Gardner, ed. Black’s Law Dictionary. Dallas: West Group, 1991.h. 278 18

Andi Fahmi Lubis et.al. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks.h. 127 19

20

orang atau satu kelompok, sehingga harganya dapat dikendalikan. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat:

“Monopoli adalah penggusaan atas suatu produksi dan/atau pemasaran dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu

kelompok usaha”

UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat melarang monopoli secara rule of reason yang berarti monopoli akan dilarang jika monopoli tersebut merusak persaingan secara signifikan dan pertimbangan bahwa monopoli tersebut akan menimbulkan praktek monopoli.

Praktek monopoli merupakan pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan/atau pemasaran barang atau jasa tertentu sehingga dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.20 Yang dimaksud dengan pemusatan kekuatan ekonomi diatas sebagaimana dikatankan dalam UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak sehat

adalah “Penguasaan yang nyata atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau lebih

pelaku usaha sehingga dapat menentukan harga barang dan/atau jasa”.

20

Praktek monopoli dapat terbentuk jika hanya satu pelaku mempunyai kontrol eksklusif terhadap pasokan barang dan jasa disuatu pasar dan demikian juga terhadap penentuan harga.21 Hal ini dapat terjadi karena dipasar tidak terdapat barang pengganti atau tidak tersedia lagi barang substitusi atau produk substitusi yang potensial, terjadinya hambatan masuk ke dalam pasar (to entry barrier) dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menetapkan harga produk yang lebih tinggi, tanpa mengikuti persaingan pasar atau hukum tentang penerimaan dan penawaran pasar. 22

Berdasarkan dari uraian di atas maka dapat disimpulkan unsur-unsur praktek monopoli adalah:23

a. Terjadi pemusatan kekuatan ekonomi pada satu atau lebih pelaku usaha b. Terdapat penguasaan produksi atau pemasaran barang atau jasa tertentu c. Terjadi persaingan usaha tidak sehat, serta

d. Tindakan tersebut merugikan kepentingan umum

Adapun pengaruh atau dampak negatif sehubungan dengan dilakukannya praktek monopoli oleh pelaku atau kelompok pelaku usaha yang dapat merugikan konsumen atau pelaku usaha lain, yaitu antara lain:24

21

Suyud Margo. Hukum Antimonopoli. Jakrta:Sinar Grafika,2009.h. 5 22

Munir Fuady. Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Usaha Sehat.h. 4 23

22

a. Adanya peningkatan harga produk barang maupun jasa tertentu sebagai akibat tidak adanya persaingan sehat, sehingga harga yang tinggi dapat memicu/menyebabkan terjadi inflasi yang merugikan masyarakat luas

b. Pelaku usaha mendapatkan keuntungan secara tidak wajar, dan dia berpotensi untuk menetapkan harga seenaknya guna mendapatkan keuntungan yang berlipat, tanpa memperhatikan pilihan-pilihan konsumen, sehingga konsumen mau tidak mau tetap mengkonsumsi produk atau jasa tertentu yang dihasilkan c. Terjadi eksploitasi terhadap daya beli konsumen dan tidak memberikan hak

pilih pada konsumen untuk mengkonsumsi produk lainnya, sehingga konsumen tidak peduli lagi pada masalah kualitas.

d. Terjafi inefisiensi dan tidak efektif dalam menjalankan kegiatan usaha nya yang pada akhirnya dibebankan kepada masyarakat luas/konsumen berkaitan dengan produk yang dihasilkan karena monopolis tidak lagi mampu menekan AC (average cost) secara minimal.

e. Terjadi entry barrier, dimana tidak ada perusahaan lain yang mampu menembus pasar monopoli untuk suatu produk yang sejenis, sehingga pada gilirannya perusahaan kecil tidak mampu masuk ke pasar monopoli dan akan mengalami kesulitan untuk dapat berkembang secara wajar dan pada akhirnya akan bangkrut.

Untuk meneliti apakah pelaku usaha mempunyai niatan untuk melakukan praktek monopoli atau tidak. Di Amerika terdapat 2 doktrin yang pertama general intent test dan yang kedua specific intent test, dalam general intent test pengadilan harus menguji apakah tindakan yang dilakukan pelaku usaha terdapat usaha adanya kemungkinan yang jelas bahwa tindakan tersebut akan mengkibatkan terjadinya praktek monopoli. Sedangkan dalam specific intent test pengadilan harus menguji apakah tindakan yang dilakukan pelaku usaha mempunyai tujuan kongkrit/nyata yang mencerminkan adanya kehendak atau niatan untuk melakukan praktek monopoli atau tidak.25

24

Ahmad Yani dan Gunawan wijaya, Anti Monopoli. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,1999.h. 30-31

25

Dokumen terkait