4.1 LATIHAN PENGUASAAN KEFARMASIAN
Dari persamaan tersebut, tunjukkan slope-nya, yang menunjukkan kekuatan solubilisasi.
Kosolven dan Persamaan Yalkowsky-Roseman
Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan eliksir menggunakan kosolven (pelarut campur). Kekuatan solubilisasi kosolven ditentukan dengan menggunakan model log linier (Persamaan Yalkowsky-Roseman) yaitu:
Log Sm – log Sw = f (log Sc-log Sw) dimana:
Sm : kelarutan total bahan dalam sistem Sw : kelarutan zat dalam air
35
1. Dari data tersebut, tentukan persamaan regresinya!
2. Dari persamaan ini, tentukan berapa laju penguraian obat pada suhu 25 °C (k25°C).
Penentuan Umur Simpan Obat
Industri farmasi sedang melakukan penelitian tentang uji stabilitas dipercepat terhadap suatu produk dan diperoleh data hubungan antara temperatur dengan laju penguraian obat seperti berikut:
°C k (per jam)
40 0,00011 50 0,00028 60 0,00082 70 0,00196
36
3. Berapakah umur simpan obat (t90%), jika reaksi penguraian obat berjalan menurut orde satu.
Profil disolusi ini dapat dianalisis dengan metode dependent menggunakan berbagai persamaan seperti berikut. Tentukan tetapan laju disolusi (k) dan koefisien korelasi (R2) a. Persamaan orde nol
Profil Disolusi
Bagian R&D industri farmasi sedang mengembangkan sediaan tablet. Salah satu pemeriksaan mutu yang dilakukan adalah profil disolusi, dengan data sebagai berikut:
Waktu (menit) Persen disolusi
10 50,22 20 59,48 30 64,71 45 69,25 60 75,97
37 b. Persamaan orde satu
c. Persamaan Higuchi
38
a. Tentukan, persamaan kurva kadar obat dalam plasma – waktu (dalam bentuk fungsi eksponen dan logaritma)
b. Dengan menganggap obat tidak efektif lagi terhadap mikroba apabila kadar obat di bawah kadar hambat minimum (KHM) yaitu 1,5 mg/L, perkirakan berapa lama (durasi) efek antibiotik ini?
Laju Eliminasi Obat iv
Seorang apoteker klinis di Rumah Sakit sedang melakukan penelitian tentang farmakokinetik suatu antibiotik. Antibiotik diberikan kepada pasien pria dengan dosis tunggal iv 5 mg/kg, berat badan 60 kg. Diketahui bahwa antibiotik ini menggunakan model satu-kompartemen terbuka, dengan eliminasi mengikuti kinetika orde pertama. Data kadar obat dalam darah terhadap waktu diperoleh sebagai berikut:
Waktu pengambilan
darah (jam)
Kadar obat dalam darah (mg/L) 0,25 9,85 1,0 8,68 3,0 6,18 6,0 3,71 12,0 1,32 18,0 0,48
39
4.2 PENDALAMAN MATERI
1. Industri farmasi melakukan penelitian terhadap stabilitas sediaan nanoemulsi Betametason dipropionat dengan metode uji dipercepat, dengan hasil sebagai berikut: (dikutip dari: Alam, et al, Accelerated stabiliyty testing of betamethason dipropionat nanoemulsion, Int J Pharm Pharm Sci, S, vo. 4, Suppl 4. 76-77:2012)
Waktu (Hari)
Kadar obat (mg) tersisa
Suhu 30° C Suhu 40°C Suhu 50°C Suhu 60°C
0 50 50 50 50
30 49,77 49,695 49,087 49,3135
60 49,087 48,749 48,637 48,191
90 48,749 48,0805 47,6395 47,2005
Diketahui, reaksi penguraian berlangsung menurut orde satu. Tentukan umur simpan obat!
40
2. Laboratorium BABE sedang melakukan uji bioekivalen suatu produk obat yang dibandingkan terhadap suatu produk inovator. Uji ini menggunakan 12 orang sukarelawan sehat dengan disain studi memakai metode study menyilang 2-way. Hasil pemeriksaan kadar obat uji dalam darah tiap waktu untuk sukarelawan 1 diperoleh data sebagai berikut:
Obat uji Waktu (jam) Kadar (ng/ml) 0 0 1,5 52,7 1 126,6 1,5 543,3 2 1086,8 2,5 1267,4 3 1209,1 4 1016,7 6 710,5 8 677,4 10 568,8 14 408,8 24 73,3
Tentukan nilai k eliminasi dan t½ dan AUCtotal obat dari data di atas Catatan:
Untuk membuat persamaan kinetika eliminasi obat, Saudara harus melakukan beberapa kali pengolahan data terlebih dahulu, yaitu 3 titik terakhir, 4 titik terakhir dan 5 titik terakhir. Dari 3 persamaan yang diperoleh, pilih persamaan yang memiliki nilai koefisien korelasi (R2) yang paling tinggi (mendekati 1). Persamaan yang memiliki R2 paling tinggi berarti ditetapkan sebagai persamaan kinetika laju eliminasi untuk kasus ini.
41
Kadar obat dalam darah akan menurun sampai dalam jumlah sangat kecil ~ sehingga pada area tn sampai t~ (area tersisa), AUC obat untuk area tersisa dihitung dengan menggunakan rumus:
Cpn / k dimana Cpn adalah konsentrasi obat dalam plasma terakhir pada saat tn dan k adalah tetapan laju eliminasi obat. Sementara AUC dari tn-1 sampai tn menggunakan cara trapesium.
Jadi AUC total adalah AUC 1 (dari tn-1 sampai tn) + AUC 2 (dari tn sampai t~ )
3. Industri farmasi sedang melakukan pengembangan sediaan obat copy dengan kekuatan sediaan 50 mg. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk pemastian mutu obat adalah uji disolusi. Untuk menetapkan kadar obat yang terdisolusi, menggunakan metode kurva kalibrasi. Caranya adalah sbb:
a. Kurva kalibrasi:
Dibuat beberapa seri konsentrasi larutan yang mengandung bahan aktif obat, kemudian diperiksa serapannya pada alat spektrofotometer.
b. Uji profil disolusi:
Masukkan tablet ke chamber yang berisi medium disolusi volume 900 mL, jalankan alat selama 60 menit. Selanjutnya, tiap satuan waktu tertentu, dipipet 5 mL sampel dari chamber dan sebagai kekurangannya, ditambahkan 5 mL medium disolusi lain ke dalam chamber, sehingga volume chamber tetap terjaga 900 mL. Sampel tersbeut diperiksa serapannya, dan kemudian baru ditentukan kadar (%) obat terdisolusi berdasarkan kurva kalibrasi tadi.
42 a. Berikut data hasil kurva kalibrasi:
kadar (µg/mL) serapan 6 0,281 8 0,368 10 0,438 12 0,521 14 0,605
Tentukan persaman kurva kalibrasi dari data di atas dan nilai R2 nya
b. Data hasil pemeriksaan profil disolusi obat
Tentukan persen obat terdisolusi tiap waktu
Waktu (menit) Serapan Faktor Pengenceran 10 0,325 5 20 0,388 5 40 0,240 10 60 0,262 10
43 Catatan:
Untuk memudahkan perhitungan, sebaiknya dibuat ke dalam tabel berikut:
Waktu (1) Serapan (2) FP (3) Jumlah obat terdisolusi (mg) dalam 900 mL (4) Jumlah obat terdisolusi (mg) dalam 5 mL (5) Jumlah obat terdisolusi (mg) dalam 5 mL Kumulatif (6) FK (7) Kadar + FK (8) % Dis (9) 10 0,325 5 0 20 0,388 5 40 0,240 10 60 0,262 10 Keterangan:
o Kolom ke-4; awalnya dicari dulu kadar dengan satuan µg/mL (variabel x) dengan cara substitusi serapan (variabel y) ke persamaan kurva kalibrasi, kemudian hasilnya dikali FP dan dengan volume disolusi 900 mL sehingga diperoleh satuan akhir dalam bentuk mg.
o kolom ke-5; diperoleh dengan cara: angka pada kolom ke-4 dikali (5/900), satuannya mg.
o kolom ke-6; diperoleh dengan cara angka pada baris yang sama di kolom ke-5 ditambahkan dengan angka yang di atasnya di kolom ke-5 itu juga.
o kolom ke-7; merupakan faktor koreksi (FK) yang diperoleh dari angka pada kolom ke-6 pada baris di atasnya, seperti tanda panah pada tabel. Artinya, pada menit awal (10 menit), tidak ada FK atau FK = 0. FK baru berlaku untuk menit berikutnya sampai selesai.
o kolom ke-8; merupakan hasil penjumlahan angka pada kolom ke-4 dengan kolom ke-7.
o kolom ke-9; merupakan persen obat terdisolusi per satuan waktu, yang diperoleh dengan cara angka pada kolom ke-9 ini dibagi dengan kekuatan obat di etiket, kemudian dikali 100%.
44
4.3 UJI KOMPETENSI
1. Industri farmasi melakukan kajian tentang pengaruh pH terhadap ionisasi obat asam lemah dan basa lemah. Secara teori dijelaskan bahwa hubungan antara pH, pKa dan bentuk terion dan tidak terion dengan menggunakan persamaan Henderson Hasselbalch seperti persamaan berikut:
Untuk asam lemah:
Untuk basa lemah:
B
BH
Log
pH
pK
a
45
Apakah persamaan ini termasuk persamaan garis lurus? Jelaskan alasannya!
2. Seorang pasien wanita dengan berat badan 50 kg diberi obat antibiotik dengan dosis tunggal intravena 6 mg/kg. Cuplikan darah diambil pada berbagai jarak waktu dan ditentukan konsentrasi obat (Cp) seperti data berikut:
Waktu (jam) Cp (µg/mL) 0,25 8,21 0,5 7,87 1,0 7,23 3,0 5,15 6,0 3,09 12,0 1,11 18,0 0,40
46
b. Obat antibiotik ini diketahui tidak aktif pada konsentrasi plasma 2 µg/mL. Berapa lama kerja obat ini?
c. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeliminasi obat sampai 99,9%
d. Jika dosis antibiotik diduakalikan, apakah akan terjadi kenaikan lama kerja obat?
3. Industri farmasi sedang melakukan pengembangan sediaan herbal terstandar. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah uji inhibisi dari ekstrak tersebut terhadap pertumbuhan bakteri.
47
Berikut ini diberikan data uji inhibisi suatu ekstrak tumbuhan sebagai berikut:
Berapa nilai IC50 ekstrak tersebut?
Konsnetrasi inhibitor (µg/mL) Inhibisi (%) 0 0 75 42,045 150 67,044 300 125,001 450 194,319