1. Industri obat tradisional sedang mengembangkan ekstrak asam kandis. Sebanyak 800 g sampel kering kulit batang asam kandis diekstraksi dengan metode maserasi hingga didapatkan 106,8 g ekstrak etanol kental. Dari ekstrak yang diperoleh, ditimbang 1,0045 g untuk uji susut pengeringan dan 1,0018 g untuk uji kadar abu. Hasil uji susut pengeringan diperoleh berat ekstrak 0,8388 g dan uji kadar abu didapat berat abu 0,0134 g. Tentukan nilai (%) rendemen, susut pengeringan dan kadar abu dari ekstrak tersebut.
10
2. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan herbal terstandar dengan bahan aktif kuersetin. Untuk itu, kuersetin ini akan diuji aktivitasnya menggunakan mencit. Caranya, dibuat dulu suspensi induk kuersetin dengan menimbang 1g kuersetin dan disuspensikan dengan Na CMC dan medium air ad 50 mL. Dari suspensi induk ini, dibuat suspensi uji dengan cara diambil 1 mL dan diadkan hingga 5 mL. Tentukan volume administrasi obat (VAO) yang akan diberikan ke mencit dari suspensi uji ini, agar dosis yang diterimanya adalah 100 mg/kgBB. Diketahui berat mencit adalah 30 gram.
3. Industri farmasi sedang mengembangkan emulsi minyak ikan dengan emulgator gom. Menurut kajian pustaka, metode pembuatan emulsi dengan emulgator gom, biasanya menggunakan metode gom kering atau metode continental dan metode gom basah atau metode Inggris. Kedua metode ini menggunakan kombinasi 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian gom sehingga lazim disebut metode 4 : 2 : 1. Berapa masing-masing bahan ditimbang, jika minyak ikan yang akan diemulsikan adalah 2 gram.
11
4. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan dispersi padat furosemida – PVP dengan berbagai perbandingan ekimol. Diketahui BM furosemida adalah sekitar 330 dan BM PVP adalah sekitar 50.000. Direncanakan, dalam skala lab akan dibuat 1 kg dispersi padat. Tentukan berapa gram masing-masing zat ditimbang, jika perbandingan furosemida – PVP yang dibuat masing-masing adalah:
a. 1 : 1
12
5. Bagian QC industri farmasi sedang memeriksa mutu sediaan injeksi steroid posfat. Untuk itu, sebanyak 5 mL sampel dari sediaan injeksi tersebut diiencerkan ad 100 mL. Kemudian 10 mL darinya, diencerkan kembali ad 100 mL dan terakhir diencerkan lagi 10 mL ad 100 mL. Dari pengukuran menggunakan UV ditemukan kadar steroidnya 2,49 µg/mL. Tentukan konsentrasi steroid sebenarnya dalam sediaan injeksi tersebut (dalam % b/v dan mg/mL)
6. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan tetes mata. Menurut kajian pustaka, pengisotonis sediaan ini selain NaCl juga bisa menggunakan larutan asam borat isotonis. Berapa kadar asam borat yang diperlukan untuk membuat 300 ml larutan asam borat isotonis? Diketahui bahwa penurunan titik beku (PTB) air yang disebabkan oleh 1 % b/v asam borat adalah 0,288.
13
7. Industri farmasi sedang merancang formula sediaan obat tetes mata atropin sulfat 5% b/v dalam kemasan 10 mL.
a. Agar isotonis, dalam formulanya ditambah pengisotonis berupa NaCl 0,9%. Diketahui nilai kesetaraan (E NaCl) dari atropin sulfas ini adalah 0,14. Artinya, tiap 1 gram atropin sulfat setara dengan 0,14 gram NaCl. Tentukan berapa NaCl yang dibutuhkan untuk volume 10 mL ini.
b. Penggunaan obat tetes mata harus memperhatikan kapasitas mata dalam menampung cairan. Diketahui bahwa pada mata yang tidak berkedip dapat memuat paling banyak 30 uL cairan sedangkan mata yang berkedip dapat memuat paling banyak 10 uL. Jika 1 mL cairan setara dengan 20 tetes, dan 1 tetes setara dengan 50 uL, tentukan berapa tetes obat tetes mata ini dapat diberikan?.
14
8. Industri Farmasi sedang merancang sedian aerosol yang mengandung kombinasi propelan Freon 11 dan Freon 12 dengan rasio 3 : 2. Diketahui tekanan uap murni pada 25°C dari Freon 11 dan Freon 12 masing-masing adalah 15 dan 85 lbs/inci2 . Dari data diperoleh bahwa aerosol dapat dikemas dengan aman dalam wadah gelas yang dilindungi dengan pelapis plastik jika tekanan dalam tidak melebihi 35 lbs/inci2 pada temperatur ruang. Dapatkah wadah seperti ini digunakan untuk sediaan aerosol di atas?
Catatan:
Tentukan dulu tekanan uap parsial masing-masing propelan, kemudian baru dihitung tekanan uap total campuran.
9. Bagian QC industri farmasi sedang melakukan uji disolusi terhadap tablet amitripthyline 25 mg, dengan prosedur sebagai berikut:
a) Larutan baku
Timbang seksama ± 20 mg amitripthyline HCl BPFI, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu ukur 50 ml, encerkan dengan HCl 0,1 sampai tanda batas.
b) Larutan uji
Masukkan 900 ml media disolusi ke tiap wadah, panaskan hingga suhu 36,5 – 37,5 °C. Masukkan 1 tablet ke tiap keranjang dan masukkan ke dalam media. Jalankan alat dengan 100 rpm, 45 menit. Saring 25 ml larutan uji, buang 5 ml filtrat pertama. Pipet 3,0 ml filtrat ke dalam labu ukur 10 ml, encerkan dengan media disolusi sampai tanda batas dan ukur serapannya pada spektrofotometer uv-vis.
15 Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
No. chamber Absorban uji (Au) Absorban baku (As) Bobot baku (Ws) (mg) Faktor kesetaraan baku (fs) 1 0,363 0,355 20,3 0,9902 2 0,368 0,355 3 0,359 0,355 4 0,357 0,355 5 0,357 0,355 6 0,357 0,355
Tentukan persen obat terdisolusi dan apakah obat memenuhi syarat uji disolusi menurut Farmakope Indonesia?
Catatan:
Untuk bahan obat berupa baku pembanding (BPFI) yang memiliki tingkat kemurnian, dinyatakan dengan istilah faktor kesetaraan baku (fs), sehingga hubungan antara konsentrasi (C) dengan serapan (A) dapat dirumuskan oleh:
16
10. Bagian R&D industri farmasi sedang mengembangkan sistem emulsi menggunakan surfaktan A dan B sebagai emulgator.
a. Jika diketahui nilai HLB surfaktan A dan B masing-masing adalah 10 dan 4. Berapa perbandingan antara kedua surfaktan (A:B) yang digunakan untuk menghasilkan suatu campuran surfaktan dengan nilai HLB 8?
b. Jika surfaktan A dan B masing-masing mempunyai nilai HLB 15 dan 5, berapakah nilai HLB campuran yang dihasilkan jika 2 bagian surfaktan A ditambahkan ke dalam 3 bagian surfaktan B?
11. Seorang pasien memperoleh resep berupa racikan. Salah satu isi resep, terdapat CTM sebanyak 10 mg yang harus ditimbang untuk dibuat menjadi serbuk terbagi. Diketahui bahwa agar dapat ditimbang, CTM harus dibuat dulu pengenceran misalnya 1 : 10 dengan SL. Caranya, ditimbang 50 mg CTM dan diencerkan dengan SL. Berapa SL yang harus ditimbang dan berapa mg campuran CTM-SL tadi harus ditimbang agar di dalamnya terdapat 10 mg CTM yang diminta sesuai resep.
17
12. Industri farmasi sedang mengembangkan sediaan losion tipe M/A dengan formula sebagai berikut : Parafin liquidum 31 g (HLB = 12) Lanolin 2 g (HLB = 10) Cetil alkohol 2 g (HLB = 15) Emulgator 5 g Aqua 60 g
Tentukan berapa gram masing-masing emulgator yang diperlukan untuk sediaan ini. Diketahui emulgator yang tersedia adalah sebagai berikut:
Propilenglikol monolaurat (HLB 4,5)
18
13. Seorang dokter di Rumah Sakit ingin mengetahui kandungan elektrolit dari larutan infus yang tersedia, yang komposisinya sebagai berikut:
Diketahui tiap 1000 mL larutan infus mengandung:
NaCl : 1,70 g (BM = 58,5)
KCl : 2,24 g (BM = 74,5)
Na Laktat : 5,44 g (BM = 112)
Dekstrosa anhidrat : 14,5 g (BM = 198) Tentukan kandungan elektrolit dari infus di atas (dalam mEq/L)
19
14. Industri farmasi sedang melakukan pemeriksaan QC terhadap tablet parasetamol yang diproduksi. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah uji penetapan kadar. Caranya sebagai berikut:
a. Larutan uji
Timbang seksama 10 tablet, gerus sampai halus. Timbang seksama masa tablet yang mengandung 50 mg parasetamol, masukkan ke dalam labu 10 mL. Tambahkan NaOH 0,1 N sampai tanda batas, kocok hingga larut. Pipet 2 mL larutan, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan NaOH 0,1 N sampai tanda batas, kocok homogen. Ukur serapan pada panjang gelombang 257 nm.
b. Larutan baku
Timbang dengan seksama 50 mg parasetamol BPFI, pindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. tambahkan NaOH 0,1 N sampai tanda batas, kocok hingga larut. Pipet 2 mL larutan, masukkan ke dalam labu 100 mL. Tambahkan dengan NaOH 0,1 N sampai dengan tanda batas, kocok homogeny. Ukur serapan pada panjang gelombang 257 nm.
Tentukan kadar parasetamol dalam tablet! Diketahui:
Berat 10 tablet: 6.407,9 mg
Masa tablet yang ditimbang setara 50 mg = 64,5 mg (cari tau, kenapa bisa dapat angka ini?)
Kadar parasetamol baku 99,86%
Kesetaraan parasetamol (untuk baku dan uji): 71,6 Absorban baku: 0,712 dan Absorban uji: 0,688
20