• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Hipotesis dan Analisis Data

3. Persamaan Regresi Berganda dan Uji T

Uji regresi berganda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

melihat bagaimana pengaruh ukuran dewan komisaris, komposisi dewan

komisaris, dan ukuran perusahaan terhadap Tobin’s q. Dengan

menggunakan metode regresi linear berganda, didapatkan hasil sebagai

commit to user Tabel 4.9

Hasil Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Keterangan B Std.

Error

Beta

(Constant) 0,634 0,107 5,897 0,000

UDK -0,005 0,006 -0,108 -0,915 0,362 Tidak signifikan KDK -6,468E-5 0,001 -0,007 -0,067 0,947 Tidak signifikan LN_UP 0,029 0,007 0,460 4,101 0,000 Signifikan

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

Berdasar hasil pengujian regresi di atas, dapat dibentuk sebuah

persamaan sebagai berikut:

Y= 0,634 - 0,005 UDK- 6,468E-5 KDK + 0,029 Ln_UP + e

Dari persamaan tersebut dapat diartikan:

a. Nilai konstanta sebesar 0,634

Hal ini bearti bahwa tanpa adanya pengaruh ukuran dewan komisaris,

komposisi dewan komisaris, dan ukuran perusahaan maka akan

terjadi kenaikan Tobin’s q hingga sebesar 0,634 atau dengan kata lain

bila variabel independen dan kontrol dianggap konstan, maka Tobin’s

q sebesar 0,634.

b. Koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (UDK)

Koefisien regresi bernilai negatif, hal ini berarti setiap kenaikan

jumlah dewan komisaris dengan asumsi variabel lainnya tetap

(cateris paribus), maka Tobin’s q (Y) akan mengalami perubahan

commit to user

c. Koefisien regresi variabel komposisi dewan komisaris (KDK)

Koefisien regresi bernilai negatif, hal ini berarti setiap kenaikan

jumlah komposisi anggota dewan komisaris independen dengan

asumsi variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka Tobin’s q (Y)

akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda.

d. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (variabel kontrol)

Koefisien regresi bernilai positif, hal ini berarti setiap kenaikan nilai

ukuran perusahaan dengan asumsi variabel lainnya tetap (cateris

paribus), maka Tobin’s q (Y) akan mengalami perubahan dengan

arah yang sama.

Keandalan model regresi sebagai alat estimasi sangat ditentukan

oleh signifikansi parameter-parameter dalam model. Uji signifikansi

dilakukan dengan statistik t (uji t). Uji t digunakan untuk menguji

signifikansi koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya

(Ghozali, 2006). Hasil perhitungan parameter individual t statistik dapat

dilihat pada tabel 4.9 di atas. Adapun penjelasan terhadap

masing-masing variabel dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. H1: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja

pasar

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran

dewan komisaris terhadap Tobin’s q. Koefisien regresi ukuran dewan

komisaris adalah sebesar -0,005. Hal ini menunjukkan ukuran dewan

commit to user

signifikan menunjukkan lebih besar dari α= 5% yaitu sebesar 0,362 artinya bahwa variasi variabel ukuran dewan komisaris tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tobin’s q. Sedangkan

arah koefisien dari variabel menunjukkan arah yang negatif. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang

menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif

terhadap kinerja pasar tidak dapat diterima atau ditolak.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Kiel

dan Nicholson (2002) yang menyatakan bahwa ukuran dewan

komisaris berpengaruh terhadap kinerja pasar. Namun, mendukung

penelitian Postma, dkk (2001) dan Bainer, dkk (2003). Hasil

penelitian mengenai ukuran dewan komisaris menghasilkan tanda

negatif terhadap kinerja pasar, menunjukkan bahwa dengan

menambah jumlah dewan komisaris dapat menurunkan Tobin’s q.

Jumlah dewan komisaris yang terlalu besar dapat berakibat tidak

efektifnya proses pengambilan keputusan, sehingga dibutuhkan

jumlah dewan komisaris yang optimal sesuai kebutuhan perusahaan.

Adanya kecenderungan para investor hanya mempertimbangkan

faktor return yang mereka peroleh mengakibatkan kurangnya

perhatian serta pengawasan terhadap kinerja komisaris perusahaan.

Investor kurang merespon informasi berapa jumlah dan bagaimana

kinerja dewan komisaris, sehingga variabel ukuran dewan komisaris

commit to user

b. H2: Komposisi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja

pasar

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

komposisi dewan komisaris terhadap Tobin’s q. Koefisien regresi

komposisi dewan komisaris adalah sebesar -6,468E-5. Hal ini

menunjukkan komposisi dewan komisaris mempunyai pengaruh

negatif terhadap Tobin’s q. Nilai signifikan menunjukkan lebih besar

dari α= 5% yaitu sebesar 0,947 artinya bahwa variasi variabel komposisi dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Tobin’s q. Sedangkan arah koefisien dari variabel

menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa komposisi dewan

komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja pasar tidak dapat

diterima atau ditolak.

Hal ini sesuai dengan penelitian Rachmawati dan Triatmoko

(2007) dan Wulandari (2006), namun bertentangan dengan penelitian

yang dilakukan Yasser, dkk. (2011) yang menemukan bukti bahwa

komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Hubungan negatif antara komposisi dewan komisaris dan

kinerja pasar menunjukkan bahwa dengan semakin sedikit komisaris

independen justru akan meningkatkan kinerja pasar. Hal ini menurut

Kiel dan Nicholson (2002) sesuai dengan steward theory, di mana

commit to user

komisaris internal, karena mereka akan lebih fokus bekerja untuk

memaksimalkan laba perusahaan. Para investor menganggap dewan

komisaris independen tidak memiliki pengetahuan yang cukup

terhadap kinerja perusahaan (Wulandari, 2006). Selain itu,

keberadaan komisaris independen belum tentu dimaksudkan untuk

menegakkan corporate governance di perusahaan, pengangkatan

komisaris independen mungkin hanya dilakukan untuk memenuhi

regulasi saja. Meskipun dalam data sampel, sebagian besar

perusahaan memiliki proporsi komisaris independen 50% lebih,

namun keberadaannya belum mampu mempengaruhi kinerja pasar

perusahaan. Hal ini dapat menunjukkan belum adanya kepercayaan

investor terhadap pengaruh komisaris independen dalam suatu

perusahaan. Selain itu Rachmawati dan Triatmoko (2007)

berpendapat bahwa komisaris independen bukan jaminan bahwa

kinerja perusahaan akan semakin baik, sehingga pasar menganggap

komisaris independen bukan faktor yang mereka pertimbangkan

dalam mengapresiasi nilai perusahaan.

c. Variabel Kontrol

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel kontrol

ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh

ukuran perusahaan terhadap Tobin’s q memiliki koefisien regresi

commit to user

Dokumen terkait