• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud perbandingan yang bersifat eksplisit adalah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata – kata : seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi ditemukan sebanyak 23 gaya bahasa persamaan atau simile. Berikut gaya bahasa simile adalah :

1) Bak pemain sirkus Ben menghidangkan secangkir kopi tubruk. (FK/5) 2) Air muka itu meletup – letup seperti didihan air. (FK/6)

3) Kopi yang Anda minum hari ini : Ben’s Perfecto artinya sukses adalah wujud kesempurnaan hidup. (FK/13)

4) “Kopi itu ibarat jamu sehatku setiap hari.” (FK/15)

6) Semangat hidupnya pupus seperti lilin tertiup angin ( FK/25) 7) Sama nasibnya seperti kedai kami yang padam. (FK/25)

8) Kopi yang Anda minum hari ini :Kopi Tiwus artinya walau tak ada yang sempurna hidup ini indah begini adanya. (FK/27)

9) Filosofi Kopi yang lama diam bagai bubuk kopi tanpa riak air. (FK : 29) 10) Lama Hera mendekam seperti tahanan rumah. (MH/33)

11) Kalian seperti musafir yang tersesat di padang. (STPS/43) 12) Kejujuran sudah seperti riasan wajah yang menor. (SKL/53) 13) Hidup memang bagaikan mengitari Gunung Sinai (SKL/54)

14) “Dan kesedihan kamu pelihara seperti orang mengobati luka dengan cuka, bukan obat merah.” (SG/63)

15) Ada daya pejal yang membuat dada Lei nyaman seperti bantal. (SKK/73) 16) Keheningan bagai lagu merdu. (SKK/73)

17) Bagai luapan sungai saat penghujan, air mata membanjir. (SKK/76) 18) Matanya seperti kehabisan stok air mata. (SKK/79)

19) Rasa sayang dikemas dalam kiasan seperti membungkus putri dalam gaun pesta lalu dilepas anggun ke lantai dansa. (LL/89)

20) Bergaul dengan Lana seperti hanyut dalam air sejuk. (LL/93) 21) Memiliki Omen sama dengan memiliki telepon umum. (BB/105)

22) Bejo di tengah-tengah mereka ibarat perawan dalam sarang penyamun. (BB/107)

23) Tanpa Bejo, mereka semua seperti meja berkaki tiga.(BB/107)

Pada data diatas yang termasuk gaya bahasa simile atau persamaan yang menyamakan dua hal berbeda namun memiliki sifat yang sama terdapat pada data

(1) Bak pemain sirkus dan Ben menghidangkan secangkir kopi yang menyamakan Ben saat menghidangkan kopi dengan pemain sirkus. Data (2) Air muka itu meletup – letup dan didihan air yang menyamakan air muka seperti air mendidih. Data (3) Ben’s Perfecto dan sukses adalah wujud kesempurnaan hidup menyamakan dua hal memiliki sifat yang sama yang ditunjukkan pada Kopi Ben’s Perfecto dengan sebuah kesuksesan adalah kesempurnaan hidup.

Pada data di atas (4) yaitu kopi dan jamu yang menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain ditandai dengan kata pembanding ibarat. Kopi yang diminumnya sudah seperti jamu yang merupakan obat yang dibuat dari akar- akaran dan daun-daunan yang menyehatkan bagi tubuhnya dan sama – sama memiliki rasa pahit. Data (5) otakku dan macet berargumentasi yang menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain ditandai dengan kata pembanding seperti. Data (6) semangat hidupnya pupus dan lilin tertiup angin menyamakan semangat hidup yang sirna dengan lilin yang padam.

Data (7) sama nasibnya dan kedai kami yang padam yang menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain ditandai dengan kata pembanding seperti yang menyamakan nasibnya dengan kedai yang tutup. Data (8) Kopi Tiwus dan walau tak ada yang sempurna hidup ini indah begini adanya menyamakan dua hal memiliki sifat yang sama yang ditunjukkan pada Kopi Tiwus dengan hidup begini adanya. Data (9) Filosofi Kopi yang lama diam dan bubuk kopi tanpa riak air yang menyamakan Filosofi Kopi yang tutup seperti kopi yang belum diseduh air. Data (10) Lama Hera mendekam dan tahanan rumah menyamakan Hera yang terdiam dan menyendiri dengan seorang tahanan yang tidak bisa keluar.

Data (11) Kalian dan musafir yang tersesat di padang menyamakan dengan seorang musafir yang mencari jalan. Data (12) Kejujuran dan riasan wajah yang menor menyamakan kejujuran dengan riasan wajah.

Data (13) Hidup dan mengitari Gunung Sinai yang meyamakan hidup itu berputar dengan mengitari atau mengelilingi Gunung Sinai. Data (14) kesedihan kamu pelihara dan orang mengobati luka dengan cuka, bukan obat merah, menyamakan kesedihan dengan luka yang tak diobati dengan obat merah. Data (15) dada Lei nyaman dan bantal, menyamakan dada dengan bantal yang nyaman. Data (16) Keheningan dan lagu merdu, menyamakan sebuah keheningan dengan lagu yang tenang. Data (17) luapan sungai saat penghujan dan air mata membanjir, yang menyamakan luapan sungai dengan air mata yang mengalir dras. Data (18) Matanya dan kehabisan stok air mata, menyamakan seseorang yang tak bias menangis lagi. Data (19) Rasa sayang dikemas dalam kiasan dan membungkus putri dalam gaun pesta, menyamakan rasa sayang dengan gaun pesta yang istimewa.

Data (20) Bergaul dengan Lana dan hanyut dalam air sejuk yang menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain ditandai dengan kata pembanding seperti. Data (21) Memiliki Omen dan memiliki telepon umum, menyamakan Omen dengan telepon umum yang banyak digunakan banyak orang. Data (22) Bejo di tengah-tengah mereka dan perawan dalam sarang penyamun menyamakan Bejo seperti perawan yang ada dalam sarang penyamun yang disukai banyak orang. Data (23) Tanpa Bejo, mereka semua dan meja berkaki tiga, menyamakan tanpa seorang Bejo seperti meja berkaki tiga.

2. Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat seperti : bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata : seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi ditemukan sebanyak 5 gaya bahasa metafora. Berikut gaya bahasa metafora adalah :

1) “Itu kebutaan sejati. Kamu memilih menjadi tunanetra padahal mata kamu sehat. Kamu tutup mata kamu sendiri.” (SG/63)

2) Sementara cintanya Egi yang masokhis juga alien bagiku. (SG/63) 3) Tangan Egi yang sesejuk es menahanku. (SG/65)

4) Kejujuranlah obat sejati. (LL/94)

5) Bejo tanpa mereka adalah sebatang kayu. (BB/107)

Pada data di atas, terdapat gaya bahasa metafora yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Data (1) mata kamu sehat yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat yaitu tunanetra. Data (2) cintanya Egi yang masokhis yang membandingkan dengan alien yang artinya seperti makhluk aneh dan asing. Data (3) Tangan Egi yang sesejuk es membandingkan suatu yang dingin dengan kata sesejuk es. Data (4) Kejujuranlah obat sejati membandingakan kejujuran dengan kata obat yang artinya kejujuran itu penghilang rasa sakit. Data (5) Bejo tanpa mereka adalah sebatang kayu membandingkan dua hal secara langsung yang artinya Bejo tanpa mereka seperti sebatang kara.

3. Personifikasi

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda – benda mati atau barang – barang yang tidak bernyawa seolah – olah memiliki sifat – sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda – benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia. Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi ditemukan sebanyak 5 gaya bahasa personifikasi. Berikut gaya bahasa personifikasi adalah :

1) “Anda tahu, cappucino ini kopi yang paling genit?” (FK/4)

2) “Untuk cappucino, dibutuhkan standar penampilan yang tinggi. Mereka tidak boleh kelihatan sembarangan.” (FK/4)

3) “Bagaimana dengan kopi tubruk?” Seseorang bertanya iseng. “Lugu, sederhana, tapi sangat memikat kalau kita mengenalnya lebih dalam.” (FK/5)

4) Malam hari membawanya ke dalam penjara. (SKK/74)

5) Keberanian dari panci mana ini? Bisa-bisanya aku menentang Hunter sang Raja. (RC/118)

Pada data di atas, terdapat gaya bahasa personifikasi yang yang menggambarkan benda – benda mati atau barang – barang yang tidak bernyawa seolah – olah memiliki sifat – sifat kemanusiaan. Data (1) kata cappucino dan genit yang digambarkan seolah – seolah hidup dan mengiaskan seakan kopi cappucino memiliki sifat yang genit seperti manusia. Data (2) cappucino dan dibutuhkan standar penampilan yang tinggi. Mereka tidak boleh kelihatan sembarangan seolah-olah hidup yang mengiaskan cappuccino memiliki

penampilan yang tinggi. Data (3) kopi tubruk dan lugu, sederhana, tapi sangat memikat kalau kita mengenalnya lebih dalam seakan kopi tubruk hidup memiliki sifat lugu dan sederhana. Data (4) Malam hari membawanya ke dalam penjara seakan malam hidup dan membawa seseorang ke penjara. Data (5) Keberanian dari panci mana ini? seakan panci ini hidup dan memiliki sifat berani.

4. Eponim

Eponim adalah suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi ditemukan sebanyak 3 gaya bahasa eponim. Berikut gaya bahasa eponim adalah :

1) Sahabatku bermutasi menjadi versi lain dari dokter Frankestein. The Mad Barista. (FK/11)

2) Kamu itu bajaj bermesin BMW. (LL/89)

3) Ayah menamai dirinya sendiri HUNTER. (RC/111)

Pada data di atas, yang menunjukkan gaya bahasa eponim terdapat pada (1) dokter Frankestein yang menandakan dirinya tidak seperti dokter Frankestein yang pantang menyerah dan penuh semangat. Data (2) bajaj bermesin BMW yang menandakan bahwa dirinya seperti mesin mobil BMW yang canggih dan kuat. (3) kata HUNTER yang menandakan bahwa dirinya gagah dan berani seperti tokoh jagoan dalam film yang gagah.

4.2 Makna Semantik dalam Gaya Bahasa Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari

Makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang, yaitu : makna leksikal dan gramatikal, makna refrensial dan nonrefrensial, makna denotatif dan konotatif, makna konseptual dan asosiatif, makna kata dan istilah dan makna kias (Chaer, 1995 : 2). Dalam Filosofi Kopi : Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (1995-2005) karya Dewi Lestari terdapat makna leksikal, gramatikal, denotatif, konotatif, referensial, nonrefrensial, kata, dan makna kias. Berdasarkan gaya bahasa retoris dan kiasan sebanyak 86 gaya bahasa. Berikut makna yang terkandung dalam gaya bahasa retoris dan kiasan adalah :

Dokumen terkait