• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Model Persamaan Struktural .1 Pengertian Model Persamaan Struktural .1Pengertian Model Persamaan Struktural

TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Metode Model Persamaan Struktural .1 Pengertian Model Persamaan Struktural .1Pengertian Model Persamaan Struktural

Model Persamaan Struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) adalah

metode analisis multivariat generasi ke II, yang merupakan penggabungan dari dua metode analisis yaitu antara analisis faktor dan model persamaan stimulan. Dalam penelitian bidang kesehatan, model persamaan struktural banyak digunakan dalam uji validitas dan reabilitas konstruk, analisis jalur, dan analisis model persamaan struktural (Widarsa, 2015). Menurut Santoso (2007) mendeskripsikan SEM sebagai suatu teknik statistik multivariat yang merupakan penggabungan antara analisis faktor dan analisis regresi (korelasi) yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik antar indikator dengan konstraknya

maupun hubungan antar konstrak.

2.6.2 Konsep Model Persamaan Struktural

Menurut Widarsa (2015), variabel dalam konsep analisis SEM dibedakan

menjadi variabel laten (konstrak), variabel observed (indikator atau manifest), variable

endogen, dan variabel eksogen. Berikut adalah penjelasan dari variabel-variabel tersebut.

1. Variabel Konstruk dan Variabel Indikator

Variabel konstruk atau variabel latent merupakan variabel yang ingin dilihat hubungannya. Namun, variabel tersebut tidak dapat diukur secara langsung

sehingga diperlukan indikator- indikator. Variabel konstrak atau variabel laten dalam persamaan struktural digambarkan dengan sebuah elip.

2. Variabel indikator yang disebut juga obeserved variable atau variabel manifest

merupakan variabel yang dapat diukur secara langsung dan diguankan untuk mengukur suatu konstrak. Dalam persamaan struktural, variabel indikator digambarkan dengan kotak segi empat.

3. Variabel Endogen dan Variabel Eksogen

Dalam analisis SEM, variabel laten dibedakan menjadi variabel endogen dan eksogen. Variabel endogen diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel laten juga disebut variabel tergantung atau variabel antara. Variabel eksogen atau disebut juga variabel bebas merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain.

4. Kesalahan Pengukuran

Kesalahan pengukuran atau measurement error hampir dapat dipastikan akan

terjadi pada setiap pengukuran. Oleh karena itu, pada model SEM, semua variabel indikator diasumsikan memiliki kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran dalam analisis SEε dilambangkan dengan delta ( ).

5. Kesalahan Struktural

Kesalahan struktural atau structural error didefinisikan sebagai kesalahan yang

disebabkan oleh karena variasi dari variabel endogen tidak seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel eksogen. Semua variabel endogen diasumsikan mempunyai keslahan struktural. Kesalahan struktural dilambangkan dengan epsilon ( ).

2.6.3 Langkah Membuat Model Struktural Equation Modelling (SEM)

Adapun langkah-langkah dalam membuat model SEM yaitu sebagai berikut : Langkah 1 : Tahap Konseptualisasi Model

Dalam konseptualisasi model harus didasarkan atau mengacu kepada teori yang terkini dan relevan. Konseptualisasi model ini harus menjelaskan hubungan antara variabel laten dan juga merefleksikan pengukuran variabel latent melalui beberapa variabel indikator yang dapat diukur secara langsung. Variabel latent merupakan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, sehingga diperlukan indikator dalam pengukurannya.

Langkah 2 : Penyusunan Diagram Jalur dan Spesifikasi Model

Setelah konseptualisasi model, dari konsep tersebut dibuat diagram jalur hubungan antar variabel penelitian. Selanjutnya memberikan nama yang unik kepada semua

variabel laten, indikator, dan error. Kemudian menentukan jumlah dan sifat parameter

yang diestimasi seperti error, loading factor, pengaruh variabel eksogen terhadap

variabel endogen, dan pengaruh variabel endogen terhadap variabel eksogen lainnya.

2.6.4 Menentukan Derajat Bebas (Identify Model)

Identifikasi model ditujukan untuk menentukan apakah model yang akan dibuat

teridentifikasi atau tidak. Identifikasi model dapat dilakukan dengan melihat degress

of freedom (derajat kebebasan). Degress of freedom pada analisis SEM dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

(p + q ) (p+ q + 1) db =

Keterangan :

db = derajat kebebasan

p = jumlah variabel indkator dari variabel endogen q = jumlah variabel indikator dari variabel eksogen

Terdapat tiga kemungkinan hasil identifikasi, yaitu sebagai berikut.

1. Model under identified, dimana db < 0. Bila model tidak teridentifikasi, maka

model tersebut tidak dapat mengestimasi parameter model.

2. Model just identified, bila db = 0 dan disebuat saturated model. Bila model yang

dibuat merupakan model saturated, maka penilaian dan pengujian dari model tidak perlu dilakukan.

3. Model over identified, bila db > 0. Bila model over identified, maka penilaian

dan pengujian model dapat dilakukan. 2.6.5 Dasar Penilaian dan Estimasi Model 2.6.5.1 Penilaian Model

Penilaian model ditujukan untuk menentukan apakah model tersebut fit dengan

data. Penilaian model dilakukan dengan Uji Goodness of Fit (Goodness of Fit Test) .

Terdapat beberapa jenis Uji Goodness of Fit yang umum dipakai pada analisis SEM yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.1 Goodness of Fit Statistics

No. Statistiks Kriterian ‘Fit’

1. Chi-square P > 0,05

2. RMSEA (Root Mean Square Error Approximation) < 0,08

3. GFI (Goodness of Fit Index) > 0,90

4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) > 0,90

5. PGFI (Parsimonimus > 0,90

7. PNFI (parsimonimus Adjusted Normed Goodness of Fit Index)

> 0,90 8. CFI (Comparative Fit Index) > 0,90 9. IFI (Incremental Fit Index) > 0,90

10. RFI (Relative Fit Index) > 0,90

2.6.5.2Estimasi Model Pengukuran

Kualitas instrumen dapat diukur dengan validitas dan reliabilitas data. Validitas

dari masing-masing item pada konstrak ditentukan dengan melihat nilai loading factor

pada Standardized Regression Weight. Bila nilai loading factor dari masing-masing

item ≥ 0,5 maka dinyatakan vaild. Reliabilitas dari model pengukuran ditentukan

dengan melihat nilai covarrian error. Bila covarrian error dari masing-masing item <

0,5 maka item atau indikator pada model pengukuran sudah reliabel.

2.6.6 Uji Asumsi dan Persyaratan

Adapun uji asumsi dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam model SEM yaitu sebagai berikut.

1. Ukuran Sampel

Rumus sampel untuk analsis yang menggunakan model SEM belum ada. Ukuran besar sampel minimal yang disarankan untuk analisis SEM adalah 5 sampai 10 sampel untuk setiap parameter yang akan diestimasi.

2. Normalitas Data

Semua item data yang akan dianalisis SEM harus berdistribusi normal.

Normalitas dapat dilihat dari nilai p pada kemencengan (skewness) dan

keruncingan atau kurtosis distribusi. Apabila nilai p > 0,05 maka data tersebut disebut berdistribusi normal.

3. Outlier

Outlier ditentukan berdasarkan metode Mahalobis. Adanya data outlier dapat menyebabkan distribusi data menjadi tidak normal. Apabila terdapat data yang outlier, maka data tersebut dihilangkan dan tidak diikutkan dalam analasis.

Apabila setelah data outlier dihilangkan, model belum juga fit, maka dilakukan

modifikasi model dengan menghubungkan variabel yang memiliki nilai covarian antar variabel yang tinggi sehingga model menjadi fit.

4. Multikolinieritas

Tidak boleh terdapat multikolinieritas antar variabel eksogen. Dua variabel eksogen dinyatakan memiliki hubungan kuat (multikolinier) bila kedua variabel tersebut memiliki korelasi yang kuat (r ≥ 0,7). Bila hal ini terjadi, sebaiknya salah satu variabel tersebut dikeluarkan dari model atau variabel-variabel yang

membentuk multikolinieritas tersebut digabungkan menjadi satu ‘composit

Dokumen terkait