• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Serta

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6. Variabel performance Direktorat Jenderal Pajak (X6) terhadap variabel peran serta masyarakat (Z)

4.2.4. Persamaan Substruktural 4

Dalam persamaan ini dijelaskan hubungan antara tingkat pendidikan terhadap jenis pekerjaan. Hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat dirumuskan dalam fungsi sebagai berikut :

Jenis pekerjaan = f (Tingkat Pendidikan).

Fungsi diatas dituangkan dalam persamaan berikut : X3 = PX3 X1+µ

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.19.0 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12.Hasil Regresi Jenis Pekerjaan (X3) dengan Tingkat Pendidikan (X1)

Variabel Koefisien t Sig

Tingkat Pendidikan (X1) 0,232 2,587 0,011

R2 = 0,054

Sumber : Lampiran 6

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,054 yang bermakna bahwa variabel tingkat pendidikan mampu menjelaskan variasi jenis pekerjaan adalah sebesar 5,4 persen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh

Berdasarkan hasil estimasi yang ditunjukkan pada tabel 4.11. yang merupakan output coefficients dari nilai standardized coefficients (beta) atau koefisien jalur maka diperoleh hasil :

X3 = 0,232 X1 t-Sig = 0,011

R2 = 0,054

Berdasarkan hasil estimasi diatas dapat ditentukan hubungan/pengaruh variabel

dependent terhadap variabel independent sebagai berikut :

X1 X3 = 0,232

Pengaruh variabel X1 terhadap variabel X3 secara langsung :

Data ini menginformasikan bahwa jika variabel X1 meningkat sebesar 1 persen dan variabel lain dianggap konstan maka jenis pekerjaan akan meningkat sebesar 0,232 persen dan pengaruhnya signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Sig variabel X1 terhadap jenis pekerjaan sebesar 0,011 lebih kecil dari sig penelitian 5% (0,011<0,05). Tingkat Pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap jenis pekerjaan dan bersifat inelatis (Nilai koefesien <1). Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang terdapat pada Bab III tesis ini.

Sedangkan untuk melihat pengaruh tingkat pendidikan terhadap jenis pekerjaan apabila dilihat dari t-hitung, dapat dilihat dari nilai t-statistik yang menunjukkan bahwa t-hitung (2,587) > t-tabel (1,980272), pada α = 5%. Dengan demikian Ha diterima. Artinya tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap jenis pekerjaan pada tingkat kepercayaan 95%. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan terhadap jenis pekerjaan sebesar 0,232 atau sebesar 23,2 persen dianggap signifikan, hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05.

Y = 0,029X1 + 0,397X2 - 0,172X3 + 0,047X4 + 0,020X5 + 0,146X6 + 0,026Z Persamaan substruktural 1

t Sig = (0,818) (0,000) (0,056) (0,595) (0,814) (0,148) (0,818) F Sig = 0,000

R2 = 0,228

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penerimaan pajak di Kota Medan. Data ini menginformasikan bahwa tingkat pendidikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penerimaan pajak di Kota Medan, namun hal ini tidak dapat digeneralisasi karena tidak signifikan. Hal ini terlihat dari sig tingkat pendidikan sebesar 0,818 lebih besar dari sig penelitian sebesar 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak di Kota Medan. Data ini menginformasikan bahwa tingkat pendapatan memberikan pengaruh yang nyata terhadap penerimaan pajak di Kota Medan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat maka akan semakin besar pula pajak penghasilan yang disetorkannya sehingga penerimaan pajak di Kota Medan akan meningkat. Hal ini terlihat dari sig tingkat pendapatan sebesar 0,000 lebih kecil dari sig penelitian sebesar 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa jenis pekerjaan yang dimiliki masyarakat tidak dapat meningkatkan penerimaan pajaknya (pajak penghasilan orang pribadi). Hal ini terjadi karena di dalam penelitian ini, responden yang diteliti oleh peneliti adalah karyawan, yaitu masyarakat yang bekerja pada suatu perusahaan/pemberi kerja. Pajak penghasilan yang dipotong oleh perusahaan/pemberi kerja, memang adalah pajak penghasilan masing-masing

tersebut bekerja. Jadi yang bertambah adalah pajak penghasilan atas nama perusahaan/pemberi kerja, namun pajak penghasilan orang pribadi atas nama karyawan (masyarakat) tidak akan terlihat.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel umur berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penerimaan pajak di Kota Medan. Data ini menginformasikan bahwa umur tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penerimaan pajak di Kota Medan, namun hal ini tidak dapat digeneralisasi karena tidak signifikan. Hal ini terlihat dari sig tingkat pendidikan sebesar 0,595 lebih besar dari sig penelitian sebesar 0,05.

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa laki-laki ternyata lebih perduli dan sadar dalam memnuhi kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang terdapat di Bab III tesis ini, yang menyatakan bahwa gender berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak di Kota Medan. Masyarakat (dalam hal ini Wajib Pajak) laki-laki lebih produktif dan lebih mempunyai kesadaran dalam menyetorkan pajak penghasilan-nya dan juga lebih sadar dalam memenuhi kewajiban perpajakannya termasuk dalam penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi-nya. Hal ini terlihat dari sig gender

sebesar 0,814 lebih besar dari sig penelitian sebesar 0,05.

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa semakin baik

performance Direktorat Jenderal Pajak dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat (dalam hal ini Wajib Pajak) akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyetorkan pajak penghasilan-nya dan juga dalam memenuhi kewajiban perpajakannya termasuk dalam penyampaian SPT Tahunan Orang

terdapat dalam Bab III tesis ini. Performance Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan pajak di Kota Medan, hal ini terlihat dari sig performance Direktorat Jenderal Pajak sebesar 0,148 lebih besar dari sig penelitian sebesar 0,05.

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa semakin baik tinggi peran serta masyarakat dalam perpajakan maka akan semakin tinggi penerimaan pajak di Kota Medan. Namun peran serta masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak di Kota Medan, hal ini dapat dilihat dari sig peran serta masyarakat sebesar 0,818 lebih besar dari sig penelitian sebesar 0,05.

Berdasarkan nilai F-sig sebesar 0,000 menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, umur, gender, performance Direktorat Jenderal Pajak, dan peran serta masyarakat secara bersama-sama (simultan) mampu memberikan pengaruh terhadap penerimaan pajak di Kota Medan pada tingkat kepercayaan 95%.

Z = 0,345X1 + 0,164X2 + 0,065X3 + 0,003X4 + 0,069X5 + 0,342X6 Persamaan substruktural 2.

t-Sig = (0,000) (0,048) (0,379) (0,962) (0,329) (0,000) F-Sig = 0,000

R2 = 0,469

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat akan berbanding lurus dengan peran sertanya dalam perpajakan. Semakin tinggi pendidikan masyarakat akan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam perpajakan dengan memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya. Tingkat pendidikan signifikan terhadap peran serta masyarakat, hal ini terlihat dari sig tingkat pendidikan sebesar 0,000 lebih

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap peran serta masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat akan berbanding lurus dengan peran sertanya dalam perpajakan. Semakin tinggi pendapatan masyarakat akan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam perpajakan dengan memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya. Tingkat pendapatan signifikan terhadap peran serta masyarakat, hal ini terlihat dari sig tingkat pendidikan sebesar 0,048 lebih kecil dari sig penelitian 0,05 pada tingkat kepercayaaan sebesar 95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap peran serta masyarakat.

Tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan yang tinggi mempunyai hubungan positif dengan peran serta masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan masyarakat akan serta merta mendorong masyarakat untuk melakukan kewajiban perpajakannya secara sukarela. Upaya pendidikan, penyuluhan, dan sebagainya akan banyak berarti dalam membangun kesadaran masyarakat untuk turut berperan serta, dan hal ini akan meningkat lagi jika masyarakat dapat merasakan manfaat dari membayar pajak. Membayar pajak adalah dengan menyisihkan sebagian penghasilan masyarakat dan menyetorkannya ke kas negara.

Bagi sebagian besar masyarakat, pajak masih dianggap sebuah beban yang harus ditanggung dalam kegiatan ekonominya.

untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas, pengenaan pajak tidak berarti mengurangi kesejahteraan seseorang (Cullis and Jones 1992:172). Dengan pajak, diharapkan transfer penghasilan dari masyarakat yang mempunyai pendapatan lebih tinggi ke masyarakat yang berpendapatan rendah terjadi melalui pembangunan. Dan untuk menanamkan kepada masyarakat memerlukan hal konkrit yang dapat dilihat dan dirasakan langsung dari masyarakat itu.

Azas perpajakan yang menyatakan bahwa dengan membayar pajak, masyarakat tidak mendapat imbalan prestasi langsung. Hal ini mempengaruhi peran serta masyarakat dalam pajak. Masyarakat yang memiliki pendidikan lebih tinggi, pasti telah mengetahui apa dan manfaat pajak tersebut. Namun seperti diuraikan sebelumnya, dengan pendidikan yang semakin tinggi, masyarakat akan lebih kritis, dan akan melihat seberapa besar pajak itu telah dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Tingkat Pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap peran serta masyarakat dan bersifat inelatis (Nilai koefesien <1). Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang disebut dalam Bab III tesis ini, bahwa tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap peran serta masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa jenis pekerjaan mempunyai hubungan yang positif terhadap peran serta masyarakat dan berpengaruh tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari sig jenis pekerjaan sebesar 0,379 lebih besar dari sig penelitian sebesar 0,05. Koefisien regresi jenis pekerjaan tersebut sebesar 0,065 dalam persamaan menunjukkan bahwa jenis pekerjaan mempengaruhi peran sertanya dalam perpajakan. Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa jenis pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat

mempunyai pengaruh positif terhadap peran serta masyarakat tersebut dalam perpajakan.

Untuk masyarakat yang mempunyai jenis pekerjaan yang menempatkannya sebagai karyawan atau pegawai dalam suatu instansi mampu mendorong masyarakat tersebut untuk melaksanakan peran sertanya dalam perpajakan. Sebagai gambaran yaitu : bahwa seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah memiliki golongan III akan mendaftarkan dirinya ke KPP untuk mendapatkan NPWP. Masyarakat tersebut mendaftar untuk mendapatkan NPWP, bukan karena kesadarannya sendiri, melainkan ada sanksi yang akan diperolehnya apabila dia tidak memiliki NPWP (yaitu dikenakan 20% lebih tinggi, dan itu dipotong dari penghasilannya). Sedangkan hal lain dalam peran serta masyarakat dlam perpajakan yang dapat terwujud dari masyarakat PNS adalah dia akan melaporkan SPT Tahunan OP nya setiap tahun. Hal ini dilakukan, bukan karena masyarakat tersebut sadar akan kewajibannya sebagai WP, namun karena ada paksaan dari instansi nya untuk melaporkan SPT Tahunan OP-nya. Bahkan untuk beberapa instansi, ada yang mengumpulkan secara kolektif SPT Tahunan OP karyawannya dan menyampaikannya ke KPP melalui dropbox.

Untuk penyetoran pajaknya, bagi karyawan dan pegawai, pajaknya akan langsung dipotong oleh tempat dia bekerja, sehingga mau atau tidak mau, masyarakat tersebut menerima pendapatan yang telah dipotong PPh Pasal 21. Dari uraian diatas, diketahui bahwa jenis pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat sangat mempengaruhi peran serta masyarakat dalam perpajakan.

dengan memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya. Umur tidak signifikan terhadap peran serta masyarakat, hal ini terlihat dari sig umur sebesar 0,962 lebih besar dari sig penelitian 0,05 pada tingkat kepercayaaan sebesar 95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap peran serta masyarakat. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang terdapat di Bab III tesis ini, yang menyatakan bahwa umur berpengaruh negatif terhadap peran serta masyarakat. Ternyata semakin tua seseorang maka dia akan semakin paham akan pentingnya pajak serta kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa gender berpengaruh positif terhadap peran serta masyarakat, namun tidak signifikan. Hal ini terlihat dari sig gender sebesar 0,329 lebih besar dari sig penelitian 0,05 pada tingkat kepercayaaan sebesar 95 persen.

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa performance

Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh positif terhadap peran serta masyarakat, dan signifikan. Hal ini terlihat dari sig performance Direktorat Jenderal Pajak sebesar 0,000 lebih kecil dari sig penelitian 0,05 pada tingkat kepercayaaan sebesar 95 persen. Performance Direktorat Jenderal Pajak mempunyai hubungan positif terhadap peran serta masyarakat dan pengaruhnya signifikan. Koefisien regresi performance Direktorat Jenderal Pajak adalah sebesar 0,342 dalam persamaan menunjukkan bahwa semakin baik performance yang ditampilkan Direktorat Jenderal Pajak (dalam penelitian ini adalah KPP) maka akan menambah peran serta masyarakat dalam perpajakan.

DJP harus mampu membangun kesadaran dan kepedulian sukarela masyarakat untuk mengambil peranan dalam pajak. Hal ini tak terlepas dari sosialisasi yang dilakukan. Menanamkan kesadaran tentang kewajiban perpajakan haruslah dimulai dari lingkup terkecil dari masyarakat itu, yaitu keluarga. Dengan tingginya intensitas informasi yang diterima masyarakat, maka dapat secara perlahan merubah mindset masyarakat tentang pajak kea rah yang positif.

DJP juga harus meningkatkan citra good governance yang dapat menimbulkan adanya rasa saling percaya antara pemerintah (DJP) dengan masyarakat Wajib Pajak, sehingga kegiatan pembayaran pajak akan menjadi sebuah kebutuhan dan kerelaan, bukan suatu kewajiban. Dengan demikian tercipta hubungan antara Negara dan masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajibannya yang dilandasi dengan rasa saling percaya. DJP juga harus mampu membangun kepercayaan masyarakat terhadap pajak. Salah satu contoh kasus yang sangat melekat di hati masyarakat adalah kasus Gayus. Akibat kasus Gayus, kepercayaan masyarakat terhadap DJP menurun sehingga upaya penghimpunan pajak tidak optimal. Atas kasus tersebut, seharusnya para aparat perpajakan dapat merespon dan menjelaskan dengan tegas bahwa jika masyarakat mendapatkan informasi bahwa ada korupsi di lingkungan DJP, jangan hanya memandang informasi tersebut dari sudut yang sempit saja, dan men-general-kan bahwa seluruh aparat pajak seperti Gayus. Jika tidak dijelaskan dengan tegas maka masyarakat akan bersikap resistance dan enggan membayar pajak karena beranggapan bahwa pajak yang dibayarkannya akan dikorupsi. Membangun kepercayaan masyarakat terhadap aparat pajak, salah satunya harus ada transparansi dan akuntabilitas dari

menjawab kepercayaan tersebut dengan melakukan pembenahan internal. Sehingga terwujud kondisi dimana masyarakat benar-benar merasa percaya bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak akan dikorupsi dan akan disalurkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang terdapat dalam Bab III tesis ini.

Berdasarkan nilai F-sig sebesar 0,000 menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, umur, gender, dan performance Direktorat Jenderal Pajak secara bersama-sama (simultan) mampu memberikan pengaruh terhadap peran serta masyarakat pada tingkat kepercayaan 95%.

X2 = 0,437 X1

Persamaan substruktural 3

t-Sig = 0,000 R2 = 0,191

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan dan signifikan. Hal ini terlihat dari sig tingkat pendidikan sebesar 0,000 lebih kecil dari sig penelitian 0,05 pada tingkat kepercayaaan sebesar 95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara nyata terhadap tingkat pendapatan.

X3 = 0,232 X1

Persamaan substruktural 4 t-Sig = 0,011

R2 = 0,054

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap jenis pekerjaan, namun pengaruhnya tidak

signifikan. Hal ini terlihat dari sig tingkat pendidikan sebesar 0,054 lebih besar dari sig penelitian 0,05 pada tingkat kepercayaaan sebesar 95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat pendapatan.

BAB V

Dokumen terkait