• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SEWA MENYEWA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

G. Perselisihan antara pihak dalam Ijarah

Apabila para pihak dalam akad ijarah berselisih tentang kadar

manfaat atau besarnya upah atau uang sewa yang diterima, sedangkan ijarah nya shahih maka ada kalanya perselisihan tersebut terjadi sebelum dipenuhinya manfaat dan ada kalanya stelah manfaat atau jasa tersebut diterim. Apabila perselisihan terjadi sebelum manfaatditerima maka kedua belah pihak hendaknya bersumpah satu dengan yang lainnya. Hal ini didasarkan hadiz Nabi yang diriwayatkan oleh Ashhab As-Sunnah, Ahmat,

dan Syafi’i bahwa nabi bersabda.

“apabila dua orang yang melakukan jualbeli berselisih pendapat, maka kedua bekah pihak bersumpah dan saling mengembalikan barang”

Meskipun hadiz ini membicarakan masalah jual beli, namun ijarah

merupakan salah satu jenis jual beli maka ketentuan yang ada dalam hadiz

tersebut berlaku juga untuk ijarah. Dengan demikian, apabila mereka

bersumpah maka akad ijarah tersebut menjadi batal.

Apabila perselisihan terjadi setelah menyewa menggunakan sebagian dari manfaat barang yang disewakan, misalnya ia telah menempati rumah yang disewa untuk beberapa waktu, maka yang diterima adalah ucapan penyewa yang diperkuat dngan sumpahnya, lalu keduanya

akad atas manfaat berlaku sedikit demi sedikit, sesuai dngan timbulnya manfaat. Dengan demikian, setiap bagian dari manfaat merupakan obyek akad yang berdiri sendiri, sehingga masa sewa yang tersisa juga merupakan akad yang mandiri. Apabila perselisihan terjadi setelah

selesainya masa ijarah maka ucapan yang diterima adalah ucapan

penyewa dalam penentuan biaya sewa disertai dengan sumpah (Muslich 2010:337).

BAB III

DESA KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

A. SejarahDesaKopeng

Kopeng adalah nama sebuah desa seperti pada umumnya, namun kare namerupakan akses budaya peninggalan jaman colonial Belanda, maka desa ini menjadi tujuan wisata alam baik oleh wisatawan domestic dan luar. Karena pernah disinggahi oleh Belanda di masa penjajahan dulu maka desa ini sudah di kenal oleh orang di luar JawaTengah.Artis Bintang film dan penyanyi lagu Ibu Kota Jakarta yang pernah berkunjung di Kopeng dan bah kan menginap kurang lebih 18 -23 tahun yang lalu semasa penulis masih kecil diantaranya Benyamin S, Titik sandora, Cica Koeswoyo, dan masih banyak lagi artis-artis kawakan. Begitu juga dengan parapejabat Negara seperti Sudomo dll.Takheran era 80 an Kopeng danJ akarta baktuan dan nyonya. Ada satu Hotel arsitektur belanda lengkap dengan taman nyayaitu yang dikenal dengan Hotel pemandian Kopeng, sekarang disebut Hotel Kartika wisata, juga terdapat 6 villakuno yang juga dibangun hamper bersamaan dengan Hotel Kopeng, semua villa kini sudah di pugar namun masih tetap berarsitektur Belanda/barat.

B. ProfilDesaKopeng

Desa Kopeng merupakan salah satu bagian dari wilayah Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Desa Kopeng terbagi dalam 9 Dusun diantaranya Dusun Sleker, Dusun Sidomukti, Dusun Dukuh, Dusun Cuntel, Dusun Tayeman, Dusun Kopeng , Dusun Plarar ,Dusun Blancik, dan Dusun Kasiran. Dengan luas wilayah :8,01 km2. Adapun batas-batas wilayah nya adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tolokan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang

c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Batur

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang

Secara umum kondisi Desa Kopeng baik secara demografi maupun geografis dapat digambarkan sebaga iberikut :

a. JumlahPenduduk (Data SMARD)

Tabel3.1 JumlahPenduduk

No JumlahMenurut Laki-laki Perempuan Jumlah

1 JenisKelamin 3.357 3.321 6.678

2 KepalaKeluarga 1.783 307 2.090

Dari tabel di atas bahwasanya jenis kelamin Laki-laki tersebut lebih banyak dari pada Perempuan. Dan dari wilayah Kopeng tercatat jumlah Kepala Keluarga dari keseluruhan 2.090

jiwa terdiri dari kepala keluarga laki-laki 1.783 jiwa dan kepala keluarga perempuan 307 jiwa.

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tidak/BelumSekolah 860 903 1.763 2 BelumTamat SD / Sederajat 511 520 1.380 3 SD / Sederajat 1.346 1.380 2.726 4 SLTP / Sederajat 674 651 1.325 5 SLTA / Sederajat 351 264 615 6 Diploma 1 / 2 4 6 10 7 Diploma 3 / SarjanaMuda 18 16 34 8 Diploma 4 / Strata 1 30 36 66 9 Strata 2 5 0 5

Dari data di atas bahwasanya dari tingkat pendidikan di

wilayah Kopeng itu masih rendah, terhitung dari jumlah penduduk yang belum pernah sekolah itu sangat banyak dan dibandingkan dari

pendudukan yang sudah bersekolah, dari jumlah penduduk Kopeng sekitar 6.678 jiwa itu terhitung sebesar 1.763 jiwa belum pernah merasakan sekolah. Jadi didaerah kopeng tersebut masyarakatnya tingkat kesadaran terhadap pendidikan itu sangat kurang diperhatikan. Terhitung kurang dari 0,25 dari masyarakat Kopeng tersebut belum mendapatkan pendidikan.

c. JenisPekerjaan

Tabel3.3 JenisPekerjaan

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Belum / TidakBekerja 669 661 1.330 2 MengurusRumahTangga 453 453 3 Pelajar / Mahasiswa 461 374 835 4 Pensiunan 17 6 23 5 PegawaiNegeriSipil 21 12 33 6 TNI 3 3 7 Kepolisian RI 1 1 2 8 Perdagangan 10 18 28

9 Petani / Pekebun 732 645 1.377 10 Nelayan / Perikanan 1 11 KaryawanSwasta 367 284 651 12 BuruhHarianLepas 301 219 520 13 BuruhTani / Perkebunan 16 14 30 14 BuruhPeternakan 1 1 15 PembantuRumahTangga 2 2 16 TukangKayu 2 2

Dari data di atas masih sangat banyak masyarakat yang belum mendapat kan pekerjaan itu pun dari laki-laki dan perempuan hampir seimbang dari jumlah yang belum berkerja. Dan jumlah yang paling tinggi adalah dari segi pertanian/perkebunan, di karenakan di wilayah kopeng sangat cocok untuk bercocok tanan seperti menanam sayur-sayuran ataupun mengenbangkan bibit tanaman. Dan adapun data pekerjaan yang paling rendah adalah dari perternakan, menurut masyarakat di Kopeng perternakan yang adalah seperti berternak babi.

Tabel 3.4 A g a m a

No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Islam 3.186 3.114 6.300

2 Kristen 32 31 63

3 Katholik 2 3 5

4 Budha 1 1

Dari jumlah data di atas bahwa pemeluk Agama Islam itu sangat banyak yaitu sekitar 6.300 jiwa yang terdiri dari 3.186 jiwa laki-laki dan 3.114 jiwa perempuan. Untuk agama Kristen sebanyak 63 jiwa, Agama Katholik sebanyak 5 jiwa dan Agama Budha sebanyak 1 jiwa. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya di Kopeng masyarakatnya mayoritas memeluk agama Islam. Lalu dari Agama Kriten Agama Katholik Agama Budha itu dari pemeluk minoritas.

e. Umur

Tabel 3.5 U m u r

Dari data di atas bahwasanya masyarakat yang berumur 25-39 itu masih banyak dengan jumlah 1.751 jiwa, lalu dengan umur 40-54 itu masih berada di bawah umur 25-39 dari tingkat banyaknya penduduk yang berumur 25-39, dan juga dari umur 0-9 itu mencapai 1.185 jiwa kemudian yang paling rendah adalah dari umur 70+ mencapai 285 jiwa.

f. Status Perkawinan

Tabel 3.6 Status Perkawinan

No Status Perkawinan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 BelumKawin 1.475 1.107 2.582 2 Kawin 1.659 1.772 3.381 1 0-9 773 412 1.185 2 10-24 762 703 1.465 3 25-39 870 881 1.751 4 40-54 759 793 1.552 5 55-69 369 374 743 6 70+ 127 158 285

3 CeraiHidup 33 49 82

4 CeraiMati 53 271 324

Dari data di atas masyarakat masyarakat di daerah Kopeng sebagian besar telah melakukan pernikahan dan sebanyak 406 jiwa telah cerai baik dari cerai mati dan cerai hidup sedangkan masyarakat yang belum kawin mencapai 2.582 jiwa.

g. JumlahTempatPendidikan Tabel 3.7 TempatPendidikan No Sekolah Jumlah 1. PAUD 2 2. TK/RA 3 3. SD/MI 4 4. SMP/MTs 1 4. SMA/SMK/MA - 5. Madrasah Diniyah/TPQ 5 6. PondokPesantren -

Dengan adanya sejumlah tempat untuk pendidikan seperti adanya Paud, TK, SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, Madrasah Diniah/TPQ, Seharusnya tingkat kesadaran mendapatkan pendidikan dari masyarakat Kopeng tersebut semakin meningkat dikarenakan sudah banyaknya tempat pendidikan yang sudah lengkap.

h. JumlahTempatIbadah Tabel 3.8 TempatIbadah No NamaTempatIbadah Jumlah 1. Masjid/Langgar 27 2. Gereja 14 3. Pura - 4. Vihara - 5. Klenteng -

Dari data diatas diketahui bahwasanya jumlah masjid atau langgar yang banyak sejumlah 27 dan tempat ibadah gereja sebanyak

14, dengan mayoritas muslim lebih banyak maka dari itu pula tempat peribadatan umat muslim lebih banyak dari tempat peribadatan umat non muslim.

i. KegiatanKeagamaandanAdat

a) KegiatanKeagamaan

Seluruh penduduk yang ada di Desa Kopeng mayoritas

memeluk agama Islam. Desa Kopeng memiliki 27

masjid/langgar sebagai sarana tempat beribadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Selain sebagai tempat pelaksanaan ibadah shalat berjamaah, masjid juga sering digunakan dalam

memperingati hari-hari besar agama seperti Isra’ Mi’raj, Maulid

Nabi Muhammad SAW dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Dapat diketahui bahwa sarana ibadah yang ada di Desa Kopeng ini cukup memadai untuk pelaksanaan ibadah serta kegiatan-kegiatan keagamaan. Hal ini dibuktikan dengan tidak sedikitnya kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid. Selain itu, masyarakat Desa Kopeng juga sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang berbasis keagamaan seperti peringatan hari besar Islam, diantaranya :

1) Peringatanhari-haribesar Islam

Desa Kopeng selalu memperingati hari-hari besa

Mi‟raj dan Maulid Nabi. Ketika mengadakan peringatan Isra‟ Mi‟raj dan Maulid Nabi biasanya masyarakat desa Kopeng mengadakan pengajian, baik pengajian dalam lingkup kecil, setingkat RT, tiap mushalla, tiap masjid yang ada, tingkat dusun sampai pengajian akbar yang diprakarsai oleh masyarakat desa Kopeng itu sendiri.

2) TahlilandanYasinan

Masyarakat desa Kopeng terkadang mengadakan tahlilan dan yasinan.Setiap RT yang ada di desaKopeng mempunyai jamaah tahlil sendiri-sendiri.Namun kegiatan ini dilaksanakan pada saat waktu tertentu saja. Seperti ada slametan, aqiqah, atau acara yang menyangkut dengan keagamaan.

Kegiatan tahlilan dan yasinan tersebut juga dilaksanakan ketika ada masyarakat yang meninggal dunia. Biasanya pelaksanaannya adalah sampai tujuh malam berturut-turut, malam ke-40 setelah meninggal atau dalam

istilah bahasa Jawa disebut dengan matangpuluh, malam

ke-100 setelah meninggal yang dalam istilah bahasa Jawa

disebut dengan nyatus dan malam ke-1000 setelah

b) KegiatanAdat

Desa Kopeng mayoritas memeluk agama islam danh anya 25% dari masyarakat kopeng yang memeluk agama non islam. Namun begitu kerukunan umatber agama di wilayah Kopeng selalu harmonis di antara perbedaan agama, tidak ada gesekan diantara masyarakat yang berbeda agama. Selain itu juga terdapat tradisi sadranan, mertideso dan saparan.

a. Sadranan

Sadranan adalah gejala ramai-ramai

kekuburan di mana-mana di bulan Sya’ban atau

menjelang Puasa Ramadhan. Ziarah kubur tiba-tiba banyak dilakukan orang menjelang ramadhan, di Jawa disebut sadranan atau nyadran. Budaya tersebut juga ditemukan di desa Kopeng, selain berkunjung di makam para leluhurnya kemudian para kerabat atau sodara yang berkunjung di rumahnya.

b. Saparan

Saparan itu ialah suatu acara tasyakuran yang dimana syukuran itu ditujukan untuk memperingatiulang tahun desa.Saparan di Desa Kopeng dilaksanakan selama 3 hari dan diisi arak-arakan 11 tumpeng besar dari Rt 10 dan 1 dari

Kepala Dusun Kendurian (slametan desa), makan tumpeng bersama, wayangan, ketoprak, kuda lumping dan warok. Hal utama dalam saparan ini adalah mohon keselamatan dan ketentraman sekaligus ungkapan rasa syukur kepadaTuhan Yang MahaEsa.

C. Pariwisata dan persewaan Hotel di Kopeng

Desa kopeng terletak di kaki gunung merbabu, dan udara yang sejuk serta pemandangan yang indah. Karena banyaknya pemandangan indah desa Kopeng dijadikan desa pariwisata, yang terdiri dari 6 destinasi wisata alam yaitu Taman Wisata Kopeng, Taman Wisata Alam Kopeng (TREETOP), Kampung Petualang, Bukit Harapan Cuntel, Wisata Gunung Sari dan air terjun Umbul 9.Di desa kopeng juga terdapat 68 Hotel yang terletak di Sleker deasa Kopeng. Selain destinasi wisata alam dan Hotel, desa Kopeng juga mempunyai 11 tempat Karaoke yaitu Sahara, Puspa I, Puspa II, Pop Cafe, Alami, LA I, LA II, Venesia, Lasvegas, Puspita, Dejavu. Seperti yang dipaparkan oleh penulis dibawah ini sebagai berikut.

Tabel 3.9

Wisata di Desa Kopeng

No. Nama Wisata Alamat Obyek Wisata

1. Taman Wisata

Kopeng

Dsn.SLEKER Ds.KOPENG

Wahana dan kolam renang

Kopeng (Treetop) Ds.KOPENG

3 Kampung Petualang Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

Wahana dan pemandangan

4 Bukit harapan Cuntel Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

Pemandangan

5 Wisata Gunung Sari Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

Pemandangan

6 Air Terjun Umbul 9 Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

Air terjun dan

pemandangan Tabel 3.10

Hotel di Desa Kopeng

No. Hotel / Pondok WST Nama Pemilik Alamat Hotel

1 Taman Wisata

Kopeng

BIJE MUJIATMA Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

2 Catalina BAMBANG W Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

3 Garuda/pemrov jateng BAMBANG S Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

4 Griya Loka Indah Dr KADIM S Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

5 Lembah Asri 1 Ir NURSANTO Dsn.SLEKER

6 Permata Baru BAMBANG T Dsn.SLEKER Ds.KOPENG

7 Renata H MUJIMARI Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

8 Kenanga Indah HARYOKO Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

9 Bangun Tresno MARTOMO USUP Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

10 Karisma HARMINI Dsn.SLEKER

Ds.KOPENG

Tabel 3.11

Tempat Karaoke di Desa Kopeng

No Nama Karaoke Alamat

1. Sahara Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

2. Puspa 1 Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

3. Puspa 2 Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

4. Pop Cafe Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

5. Alami Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

6. LA 1 Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

8. Vanesia Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

9. Las Vegas Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

10. Puspita Dsn. SLEKER Ds. Kopeng

BAB IV

ANALISA SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL DI KOPENG

A. Praktek Sewa Menyewa Kamar Hotel Di Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Manusia adalah mahluk Allah yang paling sempurna karena manusia diberikan kelebihan akal untuk berfikir dan menjalankan kehidupan . dengan kelebihan tersebut, manusia harus bisa membedakan yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan manusia yang perlu pemilihan untuk dijadikan atau ditinggalkan.

Pemilik Hotel merupan orang yang memiliki hak penuh atas bangunan beserta isinya untuk disewakan kepada pengunjung atau menyewa kamar. sedangkan penyewa kamar adalah orang yang menyewa kamar dan menik mati seluruh fasilitas yang disewanya. Di desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang sangat banyak usaha perhotelan, akan tetapi usaha tersebut sangat melenceng dari syariat Islam.Berikut hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan narasumber yang berkenaan dengan hal tersebut dalam hal ini sebagai narasumber ialah pemilik Hotel dan penyewa Hotel.

1. Data Narasumber

Pemilik Hotel (mu‟ajjir)merupakan orang yang memiliki hak

penuh atas bangunan beserta isinya untuk disewakan kepada pengunjung atau menyewa kamar. Dalam penelitian ini terdapat narasumber terkait dengan pelaksanan sewa menyewa kamar Hotel di Desa Kopeng Keamatan Getasan Kabupten Semarang, ada 4 narasumber dari pemilik hotel antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data narasumber pemilik hotel

No Nama Hotel Usia

1 Dr. Kadim Situmoran Griya loka indah 53

2 Bambang S Garuda Hotel 46

3 Bambang W Catalina Hotel 48

4 Harmini Karisma Hotel 55

Sedangkan penyewa (musta‟jir) adalah orang yang menyewa

kamar hotel dan menikmati seluruh fasilitas yang di sewanya. fasilitas yang di sediakan oleh pihak hotel, adapun fasilitasnya seperti kamar mandi dalam, air hangat dan ada televisinya serta kamar yang langsung berhadapan dengan keindahan di kawasan kopeng. Adapun harga yang di tawarkan kepada penyewa itu sesuai dengan tipe kamar hotek yang di inginkan.

Dalam penelitian ini terdapat narasumber dari pihak penyewa kamar hotel yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2

Penyewa Kamar Hotel

No Nama Penyewa Nama Hotel Usia

1 Prayoga Griya Loka Indah 28

2 Bayu Garuda Hotel 24

3 Aji Catalina Hotel 31

4 Fikri Kenanga Hotel 16

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwasanya pelaksanaan sewa menyewa kamar hotel di desa kopeng kecamatan getasan kabupaten semarang ini bebas untuk semua kalangan sekalipun itu anak yang masih dibawah umur.

2. Akad atau Perjanjian Sewa Menyewa Kamar Hotel

Perjanjian yang di lakukan oleh pemilik Hotel dengan para penyewa kamar hotel di Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ini sebenarnya merupakan kebiasaan masyarakat dari Desa Kopeng. Sebagaimana temuan peneliti dalam wawancara dengan narasumber.

“ sebenarnya kebiasaan sewa menyewa kamar di Desa Kopeng

ini sudah sangat lama mas”.(wawancara dengan Bapak

Bambang w pemilik hotel Catalina pada tanggal 10 Februari 2018).

“ Saya menjalankan bisnis ini sudah lama sekali mas, kira-kira 15 tahun yang lalu, sampai-sampai anak saya sekarang sudah

remaja”.(wawancara dengan Ibu Harmini pemilik hotel

Karisma pada tanggal 29 Januari 2018).

Sistem pembayaran uang sewa dilakukan saat memesan kamar hotel, tetapi jika ada kelebihan jam maka akan dikenakan biaya tambahan setelah memakai kamar hotel.

“ ya akan dikenakan biaya cas ketika penyewa memakai kamar

Hotel melebihi batas waktu yang sudah ditentukan, kalau terlambatnya kurang dari satu jam, maka biaya masih sama seperti harga aslinya. Tetapi jika terlambat lebih dari satu jam,

maka akan dikenakan 10% dari harga aslinya”(wawancara

dengan Bapak Dr. Kadim Sitimuran pemilik Hotel Griya Loka Indah pada tanggal 10 Februari).

“kalau saya, nyewanya tidak pernah menyewa lebih dari waktu

yang telah ditentukan mas, makanya saya tidak tahu kalau ada biaya tambahan ketika menggunakan kamar hotel melebihi

waktu yang sudah ditentukan”(wawancara dengan Mas Aji

penyewa kamar hotel Catalina pada tanggal 10 Februari 2018). Mengenai perjanjian atau akad yang dibuat oleh kedua belah pihak, bahwa telah terjadi ijab dan qabul antara pemilik hotel dengan penyewa kamar hotel dari awal sebelum penyewa mendapatkan kamar dan telah dianggap sah serta memenuhi unsur perjanjian, sebagaimana temuan peneliti dengan wawancara kepada narasumber.

“mengenai perjanjian disini kita sudah saling sepakat, saya

memberikan uang kepada saya sesuai tarif”(wawancara kepada Bapak Bambang S pemilik Hotel Garuda pada tanggal 29 Januari 2018).

“saya merasa senang dan cocok dengan fasilitas yang

disediakan oleh pihak Hotel ya saya langsung bayar

mas”(wawancara dengan Bayu penyewa kamar Hotel Garuda

pada tanggal 29 Januari 2018.

Mengenai perjanjian sewa menyewa kamar Hotel di DesaKopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang diperbolehkan untuk semua kalangan sebagaimana temuan peneliti dalam wawancara dengan narasumber).

“meskipun saya pelajar, tetapi saya diperbolehkan menyewa

kamar Hotel, meskipun saya tidak mempunyai identitas (KTP) dan juga tidak ada aturan mengharuskan melengkapi identitas

diri”(wawancara dengan Fikri penyewa kamar Hotel Kenanga

pada tanggal 29 Januari 2018).

“saya tidak tahu menahu soal itu mas, tapi yang pasti ketika

saya akan menyewa kamar hotel cuma menyerahkan KTP saja,

tidak ada persyaratan yang lain”(wawancara dengan Prayoga

penyewa kamar Hotel Griya Loka Indah pada tanggal 10 Februari 2018).

Untuk dapat menyewa kamar Hotel penyewa tidak perlu menunjukkan surat nikah melainkan hanya dengan menunjukkan kartu Identitas saja, kalau belum mempunyai Kartu Identitas bisa hanya dengan menggunakan No Kendaraan, sebagaimana temuan peneliti dalam wawancara dengan narasumber.

“gak perlu pakai KTP segala kok mas,, jadi lebih memudahkan

pelajar seperti kita,, toh yang di cek hanya No Kendaraannya

saja”(wawancara dengan Fikri penyewa kamar Hotel Kenanga

pada tanggal 29 Januari 2018).

“ya mau gimana lagi mas,, namanya bisnis pasti mau cari

untung!! Kalau saya menolak yang di bawah umur nanti saya

tidak dapat keuntungan mas,,”(wawancara dengan Bapak

Bambang W pada tanggal 10 februari 2018).

B. PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERKAIT SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL

Pada dasarnya manusia membutuhkan sandang, pangan, danpapan yang layak untuk kelangsungan hidupnya. Namun, sebagai makhluk sosial, manusia diharuskan untuk melakukan interaksi, karena keterbatasan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri .Ada banyak hal yang bias dilakukan diantaranya jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, gadai, dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan yang sering terjadi dimasyarakat adalah sewa-menyewa. Hal ini dilakukan karena tidak memungkinkan untuk melakukan jual beli. Sehigga, jalan yang diambil agar tetap bias meggunakan manfaat barang atau jasa adalah dengan melakukan sewa-menyewa.

Mengenai aturan-aturan dan tatacara sewa-menyewa dalam Islam dimanifestasikan dalam bentuk rukun dan syarat sewa-menyewa. Rukun sewa-menyewa adalah :

1) Orang yang berakad

2) Objek transaksi (manfaat)

3) Imbalan atau upah (Ujrah)

4) Sighat yaitu ijab dan kabul

Padakasuspraktiksewa-menyewakamarHoteldi Kopeng, pihak yang

menjadimuajjiradalahpihakhotel yang diwakiliolehrecepsionist, sedangkan

yang menjadimusta‟jiradalahtamu yang akanmenginap di kamarHotel di

Kopeng. Sighat(ijabqabul) yang

dinyatakanolehkeduanyamenggunakanbahasa yang

biasadigunakandanmenyatakaninginmenginap di

Hoteltersebut.Padasewa-menyewakamar hotel di Kopeng, yang

menjadiobjeksewa-menyewaadalahkamar hotel.Dengandemikian, rukun yang

harusdipenuhidalamsewa-menyewakamarHotel di Kopengsudahterpenuhi.

Sebagaisebuahtransaksi (akad) umum,

ijarahbarudianggapsahapabilasudahmemenuhirukundansyaratnya.Adapun

syaratakadijarahantaralainsebagaiberikut:

Kedua belah pihak cakap bertindak dalam hukum yaitu punya kemampuan untuk dapat membedakan yang baik dan yang buruk (berakal).

Imam Asy-Syafi’i dan Hambali menambahkan satu syarat lagi,

yaitu dewasa (baligh), perjanjian sewa menyewa yang dilakukan oleh

mereka sudah berkemampuan untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk (berakal).

Ukuran baligh seseorang adalah telah bermimpi (ihtilam) bagi

laki-laki dan telah haid bagi perempuan. Baligh juga bisa diukur dari usia seseorang, seperti yang tercantum dalam hadits dari Ibnu Umar yaitu 15 tahun. Terhadap orang yang sudah baligh sudah dapat dibebani hukum taklif atau sudah dapat bertindak hukum karena menurut Imam Muhammad abu Zahrah, ia sudah berakal dan memiliki kecakapan

bertindak hukum secara sempurna (ahliyyah al-ada‟ alkamilah) (Dewi.

2005:56).

Dalam praktik sewa menyewa kamar Hotel di Kopeng ternyata ada beberapa penyewa yang masih dibawah umur dan sebagian ada yang baligh. Karena dalam praktiknya itu tidak sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan pada hotel. Saa tchek in pengelola Hotel atau rechepsionis

hanya meminta kartu identitas saja, tetapi jika kartu identitas itu tidak ada maka dari pihak pengelola Hotel akan mencatat plat nomer sipenyewa. Dengan tidak selektifnya pihak pengelola hotel mengakibat kan banyaknya penyewa kamar yang menyewa belucukup umur atau belum baligh.

Seseorang yang melakukan perikatan harus memiliki akal yang

Dokumen terkait