• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Akumulasi Logam Berat dan Pengaruhnya Terhadap Morfologi Jaringan Lunak Karang di Perairan Tanjung Jumlai, Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2008

Ristiana Eryati NRP: C 651040031

ABSTRACT

RISTIANA ERYATI. Heavy Metal Accumulation and Their Impact Upon Soft Tissue Morphology of Coral at Tanjung Jumlai, Panajam Paser Utara, East Kalimantan. Under the direction of NEVIATY P. ZAMANI, HARPASIS S. SANUSI, and ADI WINARTO.

Coral reef is one of the most important ecosystem in the coastal area. The changes of water quality parameters and degradation of the coral reef ecosystem were caused by complexity activity in the area. The aims of the research are to study the condition of water quality which influence the organism quality which living in these area, especially heavy metals. The massive coral from Genus Porites were used as the biological indicators, pollution level of heavy metals in coral tissues gave information concerning the water quality condition.

Sampling station were fixed at 8 points by using random sampling and considering the physical and chemical characteristics. Analysis have been done in laboratory using the histological technic (tissue analysis). The result of the research showed that covered percentage of coral reef were 14,8 % (Stastion 3), 77,4 % (Station 4), 42,4 % (Station 5) and 39,6 % (Station 6) respectively. Coral Mortality Index (CMI) shows a value 0,68 (Station 3), 0,18 (Station 4), 0,39 (Station 5) and 0,46 (Station 6) respectively. Base on heavy metals concentration in soft tissues were recorded four times higher than ambient condition. This condition inconsidered not affecting the cell structure and its function.

Keywords : Water quality, heavy metals, pollution, Porites, coral tissue, accumulation.

RINGKASAN

RISTIANA ERYATI. Akumulasi Logam Berat dan Pengaruhnya Terhadap Morfologi Jaringan Lunak Karang di Perairan Tanjung Jumlai, Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Dibimbing oleh NEVIATY P. ZAMANI, HARPASIS S. SANUSI , dan ADI WINARTO.

Ekosistem terumbu karang adalah salah satu dari ekosistem penting di kawasan pesisir. Perairan Tanjung Jumlai merupakan kawasan pesisir yang memiliki sumberdaya mineral dan perikanan yang melimpah. Ekosistem terumbu karang yang berupa gosong karang dapat dijumpai di kawasan ini. Tingginya aktivitas di perairan Tanjung Juml ai seperti aktivitas penambangan minyak bumi, pertambakan dan pelabuhan dapat menyebabkan degradasi lingkungan serta ekosistem terumbu karang. Berdasarkan sifat bioakumulasi logam berat maka hewan karang dapat dijadikan sebagai bioindikator dalam melihat tingkat pencemaran lingkungan.

Lokasi penelitian terbagi dalam delapan stasiun pengamatan kualitas air dan termasuk di dalamnya empat stasiun pengamatan karang. Contoh air di ambil di setiap stasiun pengamatan pada saat air surut sebanyak tiga kali ulangan dengan rentang waktu dua bulan. Data individu karang diperoleh dengan menggunakan metode transek garis menyinggung (line intercept transect – LIT). Contoh potongan hewan karang dilakukan dengan memotong bagian karang menggunakan pahat, contoh yang diambil adalah karang masif dari Genus Porites, uji histologis jaringan lunak karang dilakukan dengan metode section dan pewarnaan. Karakteristik lingkungan digambarkan dengan menggunakan metode analisis Manova untuk melihat pengaruh variabel independen (kualitas air dan logam berat) terhadap perbedaan variabel dependen (stasiun pengamatan). Metode analisis komponen utama (principal component analysis – PCA) di gunakan untuk melihat variabel penciri kualitas air pada setiap stasiun pengamatan. Keeratan hubungan antara variabel biologi (kategori lifeform) dengan stasiun pengamatan dilihat menggunakan metode analisis faktorial koresponden (correspondence analysis – CA). Rumus biokonsentrasi faktor (BCF) digunakan untuk mengetahui besarnya daya absorbsi dan laju distribusi pencemar (logam berat) dalam jaringan lunak karang. Persentase penutupan substrat dasar dihitung dengan menggunakan rumus persen penutupan. Tingkat kematian karang nilainya ditentukan dengan rumus indeks mortalitas karang (IMK).

Kisaran nilai rerata kualitas air yang di peroleh dari hasil pengukuran menunjukkan suhu perairan sebesar 29,90 – 30,87 0C. Kondisi suhu pada setiap stasiun pengamatan relatif seragam dan nilainya masih tergolong normal jika perbandingan didasarkan pada nilai baku mutu air laut yang berkisar antara 28 – 30 0C. Kekeruhan yang terukur antara 6,67 – 15,67 NTU dan semakin menurun nilainya berdasarkan letak stasiun pengamatan. Nilai kekeruhan tersebut kurang mendukung kehidupan karang di perairan karena melebihi batas normal yang telah ditetapkan sebesar < 5 NTU. Nilai TSS sebesar 21,93 – 33,93 mg/l telah melebihi batas normal yang ditetapkan sebesar 20 mg/l untuk perairan dengan ekosistem terumbu karang. Salinitas yang terukur di stasiun pengamatan karang

sebesar 33,07 – 33,33 ‰ masih dalam kisaran nilai yang normal sebesar 33 – 34 ‰. Derajat keasaman (pH) berada dalam kisaran normal sekitar 7,32 – 8,08. Nilai oksigen terlarut (DO) yang terukur sebesar 5,63 – 6,90 mg/l masih tergolong baik yaitu > 5 mg/l. Nilai BOD5 yang terukur sebesar 1,33 – 1,67 mg/l berada dalam kondisi yang tidak menyimpang dari batas normal yaitu < 20 mg/l.

Nilai sebesar 41,74 – 44,97 mg/l untuk bahan organik total (TOM) mengindikasikan bahwa nilai TOM yang terukur di seluruh stasiun pengamatan menunjukkan bahwa proses oksidasi masih berlangsung dan dimanfaatkan dengan baik oleh organisme untuk kehidupan dan pertumbuhannya. Ketersediaan nitrogen seperti NH3-N (0,03 – 0,20 mg/l), NO3-N (0,26 – 0,84 mg/l) dan NO2-N (0,003 - 0,074 mg/l) di perairan terbilang cukup, sehingga nitrogen relatif tidak menjadi faktor pembatas. Nilai fosfor (orthofosfat) yang terukur sebesar 0,024 -0,173 mg/l menunjukkan adanya pengaruh daratan, berdasarkan nilai fosfornya tingkat kesuburan perairan di lokasi ini tergolong sedang hingga sangat baik. Logam berat Pb dan Cd yang terdeteksi di badan air sebesar 0,453 – 0,560 mg/l untuk Pb dan 0,0044 – 0,055 mg/l untuk Cd telah melebihi batas baku mutu yang di tetapkan yaitu sebesar 0,008 mg/l untuk Pb dan 0,001 mg/l untuk Cd.

Persentase penutupan karang keras (hard coral) pada empat stasiun pengamatan karang memmperlihat penutupan di Stasiun 3 sebesar 14,8 %, Stasiun 4 sebesar 77,4 %, Stasiun 5 sebesar 42,4 % dan Stasiun 6 sebesar 39,6 %. Nilai indeks mortalitas karang (IMK) di Stasiun 3 sebesar 0,68 yang artinya bahwa dari karang yang hidup di Stasiun 3 sekitar 68 % telah menghilang atau mengalami kematian, di Stasiun 4 IMK sebesar 0,18, Stasiun 5 sebesar 0,39 dan Stasiun 6 sebesar 0,46.

Berdasarkan nilai biokonsentrasi faktor (BCF) diketahui terjadi peningkatan logam berat Pb hingga empat kali lipat dan Cd hingga dua kali lipat konsentrasinya di jaringan lunak karang. Kondisi ini terjadi karena sifat bioakumulasi dari logam berat tersebut.

Gambaran histologis dinding polip karang Genus Porites terdiri dari tiga lapisan jaringan utama yaitu ektoderma, mesoglea dan endoderma (gastroderma). Jaringan di bawah polip terdiri dari saluran yang menuju ke mesenteri filamen dan organ mesenteri filamen. Jaringan yang diwarnai menggunakan pewarnaan hematoksilin untuk logam memperlihatkan bahwa telah terjadi akumulasi logam berat Pb dan Cd pada jaringan lunak karang, kondisi ini di perkuat oleh data konsentrasi logam berat Pb (1,089 - 2,232 mg/l) dan Cd (0,073 – 0,128 mg/l) hasil destruksi jaringan lunak karang dari individu yang sama untuk histologi jaringan dan dideteksi menggunakan atomic absorption spectrophotometry (AAS). Jaringan pembanding yang digunakan sebagai kontrol menunjukkan bahwa tingginya konsentrasi tersebut belum merubah susunan sel dan fungsi sel masih berjalan dengan baik.

Hasil analisis manova menunjukkan bahwa secara umum variabel kualitas air berbeda sangat nyata terhadap posisi stasiun pengamatan pada tingkat a 0,05. Analisis komponen utama (PCA) memperlihatkan bahwa Stasiun 1 memiliki variabel penciri suhu, kekeruhan, TSS, NH3-N, NO2-N, NO3-N dan HPO4=. Stasiun 3 dan Stasiun 4 memiliki variabel penciri logam Pb, Cd dan BOD5. Stasiun 5 dan Stasiun 6 memiliki variabel penciri pH, salinitas, DO dan TOM. Hasil analisis faktorial koresponden (CA) menunjukkan bahwa Stasiun 3 erat hubungannya dengan kategori kelompok alga (AA) dan faktor abiotik (AB,

Stasiun 4 memiliki keeratan hubungan dengan karang keras (HC). Stasiun 5 erat hubungannya dengan karang mati (DC) dan karang lunak (SC). Stasiun 6 erat hubungannya dengan patahan karang (R), karang mati yang ditumbuhi alga (DCA) dan organisme lain (OT).

Variabel kualitas air saat dilakukannya penelitian secara umum masih dapat mendukung kehidupan terumbu karang di perairan tersebut. Hewan karang yang tumbuh di daerah ini khususnya karang keras dari Genus Porites telah terakumulasi logam berat dengan nilai konsentrasi Pb di jaringan lunak lebih tinggi hingga empat kali lipat daripada konsentrasi Pb di badan air. Nilai konsentrasi Cd di jaringan diketahui lebih tinggi hingga dua kali lipat daripada konsentrasi Cd di badan air. Akumulasi logam Pb pada jaringan lunak karang hingga 2,23 mg/l tidak mengakibatkan perubahan gambaran mikromorfologi jaringan lunak karang Porites. Karang mempunyai sistem unik dalam mengeleminir loga m di tubuhnya, hal ini merupakan salah satu strategi bagi karang untuk bisa bertahan terhadap kondisi perairan yang menyimpang dari kondisi normal.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008

Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin Institut Pertanian Bogor.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin Institut Pertanian Bogor.

AKUMULASI LOGAM BERAT DAN PENGARUHNYA

TERHADAP MORFOLOGI JARINGAN LUNAK

KARANG DI PERAIRAN TANJUNG JUMLAI,

PANAJAM PASER UTARA, KALIMANTAN TIMUR

RISTIANA ERYATI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Judul Tesis : Akumulasi Logam Berat dan Pengaruhnya Terhadap Morfologi Jaringan Lunak Karang di Perairan Tanjung Jumlai,

Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur Nama : Ristiana Eryati

NRP : C651040031

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir.Neviaty P Zamani, M.Sc Ketua

Prof. Dr. Ir. Harpasis S Sanusi, M.Sc Anggota

drh. Adi Winarto, Ph.D Anggota

Diketahui

Ketua Program Sudi

Ilmu Kelautan Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Djisman Manurung, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, kekuatan dan semangat, sehingga tugas akhir guna meraih gelar Magister Sains di bidang Biologi Laut ini dapat diselesaikan. Tesis dengan judul “Akumulasi Logam Berat dan Pengaruhnya Terhadap Morfologi Jaringan Lunak Karang di Perairan Tanjung Jumlai, Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur” adalah bagian dari studi Pascasarjana pada Program Studi Ilmu Kelautan di Institut Pertanian Bogor.

Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa horma t yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Neviaty P. Zamani, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing, Bapak Prof. Dr. Ir. Harpasis S. Sanusi, M.Sc dan Bapak drh. Adi Winarto, Ph.D sebagai anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis semenjak pembuatan proposal, pengumpulan dan pengolahan data hingga penyelesaian penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir.Dedi Soedharma, DEA yang telah bersedia menjadi penguji luar komisi pembimbing pada saat ujian tesis.

3. Seluruh staf dan teknisi Laboratorium Histologi Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan – Institut Pertanian Bogor, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk penggunaan laboratorium dalam penelitian ini.

4. Seluruh civitas akademika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan telah banyak membantu penulis baik dalam hal moril maupun materiil.

5. Suami tercinta Akhmad Rafii, S.Pi., M.Si dan putriku Sabila Najwa Azizah yang dengan penuh kesabaran dan pengertiannya senantiasa memberikan semangat, dukungan serta doa selama penulis menempuh pendidikan.

6. Ayahanda Suradiono dan Ibunda Masirah tercinta serta abangku Andi Amin yang telah melimpahkan kasih sayangnya sejak penulis dilahirkan hingga dewasa, hanya Allah SWT yang dapat membalas amal budi kalian. 7. Rekan – rekan selama studi pada Program Studi Ilmu Kelautan Angkatan

2004 dan 2005 : Hanifah Mutia, Iwan Setiabudi, Yunita Ramili, Hawis Maddupa, Riris Aryawati, Meutia Samira Ismet, Nurul Fitriya, Heron Surbakti, La Ode Nurman Mbay, Beginner Subhan, Roni Fitrianto, Adriani Sunuddin, Zia, Ucha, Bu Nur, Bu Irma, Era, Pak Judistira, Yeni, Bang Agus dan Bapak Wisnu Wijatmoko yang telah banyak membantu penulis selama menjalani studi.

8. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dengan sesungguhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran atau kritik dari semua pihak yang dapat digunakan untuk melengkapi tesis ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan menambah wawasan pengetahuan kita dalam bidang biologi laut, khususnya mengenai terumbu karang.

Bogor, Januari 2008

RIWAYAT HIDUP

Ristiana Eryati dilahirkan di Tanjung Redeb, Kaltim pada tanggal 17 Pebruari 1981 sebagai ana k kedua dari dua bersaudara dari ayah Suradiono dan ibu Masirah. Pendidikan tinggi diawali pada tahun 1998 pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Samarinda dan gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) diraih pada tahun 2002. Sejak akhir tahun 2002 sampai sekarang bekerja sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman Samarinda.

Pada tahun 2004 melalui Beasiswa (BPPS DIKTI) penulis berkesempatan mengikuti pendidikan Pascasarjana (S2) di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Ilmu Kelautan dengan bidang konsentrasi Biologi Laut. Selama menjadi mahasiswa Pascasarjana, penulis aktif di kegiatan kemahasiswaan pada Wahana Interaksi Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kelautan (WATERMASS). Selain itu penulis juga aktif mengikuti seminar dalam bidang kelautan dan perikanan. Untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Magister Sains, penulis melakukan penelitian dengan judul ” Akumulasi Loga m Berat dan Pengaruhnya terhadap Morfologi Jaringan Lunak Karang di Perairan Tanjung Jumlai, Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur”.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Manfaat ... 3 Hipotesis ... 3 Perumusan Masalah ... 3 TINJAUAN PUSTAKA Terumbu Karang ... 5

Anatomi dan Morfologi Karang ... 5

Distribusi dan Faktor Pembatas Pertumbuhan Terumbu Karang ... 10

Formasi dan Zonasi Terumbu Karang ... 12

Pencemaran Logam Berat ... 15

Akumulasi Logam Berat pada Biota Laut ... 18

Porites sebagai Pencatat Dampak Lingkungan ... 19

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu ... 20

Alat dan Bahan ... 22

Metode Pengukuran ... 22

Analisis Data ... 25

Manova (Multivariate Analysis of Variance) ... 25

Analisis Komponen Utama (PCA, Principal Component Abalysis) ... 26

Analisis Faktorial Koresponden (CA, Correspondance Analysis) ... 27

Biokonsentrasi Faktor ... 28

Persentase Penutupan Karang ... 29

Indeks Mortalitas Karang (IMK) ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Perairan ... 30

Fisik ... 30

Pola Pasang Surut dan Arus ... 30

Suhu ... 33 Kekeruhan ... 35 TSS ... 36 Kimia ... 38 Salinitas ... 38 pH ... 40 Oksigen Terlarut ... 41

DAFTAR ISI

Halaman

BOD5 ... 43

Bahan Organik Total (TOM) ... 45

Nitrogen ... 46

Ortofosfat (HPO4=) ... 48

Logam Berat ... 50

Biologi ... 54

Persentase Penutupan Substrat Dasar ... 54

Indeks Mortalitas Karang ... 56

Logam Berat pada Jaringan Lunak Karang ... 57

Analisa Laboratorium ... 57

Analisa Histologis ... 59

Morfologi ... 59

Pendeteksian Karbohidrat ... 64

Sebaran Logam dalam Jaringan ... 65

Hubungan Antar Variabel ... 69

SIMPULAN Kesimpulan ... 81

Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Posisi geografis stasiun pengamatan ... 20

2 Parameter pengamatan ... 23

3 Manova... 25

4 Kecepatan dan arah arus sesaat di lokasi penelitian ... 33

5 Hasil pengukuran suhu saat siang hari selama penelitian ... 34

6 Nilai kekeruhan yang di peroleh selama penelitian ... 36

7 Nilai TSS hasil pengukuran selama penelitian ... 38

8 Nilai salinitas pada lokasi penelitian ... 39

9 Nilai pH yang terukur selama penelitian ... 40

10 Kandungan oksigen terlarut dalam badan air ... 42

11 Nilai BOD5 yang terukur selama penelitian ... 44

12 Kandungan TOM di badan air selama penelitian ... 45

13 Kandungan NH3-N, NO3-N dan NO2-N yang terukur selama penelitian ... 47

14 Kandungan HPO4= dalam badan air selama penelitian ... 49

15 Konsentrasi logam berat yang terdeteksi dalam kolom air selama penelitian ... 51

16 Konsentrasi logam Pb dan Cd di Perairan Laut Tanjung Jumlai pada waktu yang berbeda ... 52

17 Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) logam Pb dan Cd terhadap jaringan lunak karang ... 59

18 Nilai korelasi antar variabel IMK terhadap Pb, Cd, salinitas, kekeruhan, suhu dan TSS ... 77

19 Nilai korelasi antar variabel Pb dan Cd terhadap arus, suhu, kekeruhan, TSS dan salinitas ... 78

20 Nilai korelasi antar variabel lingkungan terhadap karang Genus Porites ... 79

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Bagan alir pendekatan masalah ... 4

2 Bentuk anatomi umum karang skleraktinia (Veron 1993) ... 5

3 Jaringan-jaringan dalam tentakel karang (Suharsono 2004) ... 7

4 Lapisan tubuh karang dengan nematosit dan zooxantela di dalamnya ... 8

5 Lempeng dasar karang (Suharsono 2004) ... 9

6 Tingkatan formasi karang ... 13

7 Profil umum zonasi terumbu pada tipe terumbu karang tepi (fringing reef) (Barnes 1980) ... 15

8 Lokasi penelitian ... 21

9 Waktu pengambilan contoh kualitas air berdasarkan pasang-surut ... 31

10 Arah arus sesaat selama penelitian ... 32

11 Rerata suhu selama penelitian ... 35

12 Rerata kekeruhan selama penelitian ... 36

13 Rerata TSS selama penelitian ... 38

14 Rerata logam Pb dan Cd pada badan air selama penelitian... 40

15 Rerata salinitas selama penelitian ... 41

16 Rerata pH selama penelitian ... 43

17 Rerata oksigen terlarut dan saturasi oksigen selama penelitian ... 45

18 Rerata BOD5 selama penelitian ... 46

19 Rerata TOM selama penelitian ... 48

20 Rerata NH3-N, NO3-N dan NO2-N selama penelitian ... 50

21 Rerata HPO2= ... 52

22 Perbandingan persentase penutupan substrat dasar di lokasi penelitian ... 55

23 Perbandingan genera karang keras ... 56

24 Indeks Mortalitas Karang ... 57

25 Skema struktur morfologis dan anatomis karang Genus Porites ... 60

26 Mikromorfologi dinding polip karang keras Genus Porites ... 60

DAFTAR GAMBAR

Halaman

28 Bentuk filamen pada saluran gastrovaskuler... 62

29 Mesenteri filamen pada Genus Porites (Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin) ... 63

30 Mesenteri filamen Genus Porites pada daerah penelitian (Pewarnaan Masson Trichrome) ... 63

31 Mesenteri filamen dengan bagian yang dikenali (Pewarnaan Alcian Blue) ... 65

32 Sebaran logam berat pada jaringan lunak karang Porites (Pewarnaan Hematoksilin untuk logam) ... 66

33 Jaringan penghubung antar polip (coenosarc) ... 67

34 Sebaran logam berat pada mesenteri filamen karang ... 67

35 Akumulasi logam pada tepi luar jaringan ... 68

36 Analisis komponen utama karakteristik kualitas air (F1 x F2) ... 71

37 Dendrogram klasifikasi hirarki stasiun pengamatan ... 72

38 Analisis faktorial koresponden stasiun pengamatan dan persentase penutupan karang (F1 x F2) ... 73

39 Analisis komponen utama karakteristik kualitas air, genera karang keras dan IMK (F1x F2) ... 76

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Hasil pengukuran parameter pengamatan selama

penelitian ... 88

2. Hasil test multivariat kualitas air (Manova) ... 93

3. Test pengaruh antar variabel kualitas air (Manova) ... 93

4. Perbandingan variabel kualitas air antar stasiun pengamatan (Manova) ... 96

5. Hasil test multivariat logam berat pada hewan karang (Manova) ... 116

6. Test pengaruh antar variabel logam berat pada hewan karang (Manova) ... 116

7. Perbandingan variabel logam berat pada hewan karang antar stasiun pengamatan (Manova) ... 117

8. Akar ciri dan persentase total ragam (Analisis Koresponden Utama) ... 118

9. Faktor koordinat dan kontribusi variabel kualitas air (Analisis Koresponden Utama) ... 118

10.Faktor koordinat dan kontribusi stasiun pengamatan (Analisis Koresponden Utama) ... 118

11.Korelasi antar variabel (Analisis Koresponden Utama) ... 119

12.Mean dan standar deviasi (Analisis Kelompok) ... 120

13.Jarak Euclidean(Analisis Kelompok) ... 120

14.Pengelompokan stasiun berdasarkan hubungan jarak (Analisis Kelompok) ... 120

15.Akar ciri dan persentase faktor inertia (Analisis Faktorial Koresponden) ... 121

16.Faktor koordinat dan kontribusi lifeform (Analisis Faktorial Koresponden) ... 121

17.Faktor koordinat dan kontribusi stasiun pengamatan karang ... 122

18.Korelasi antar variabel kualitas air, genera karang keras dan IMK (Analisis Komponen Utama) ... 123

19.Mean dan standar deviasi stasiun pengamatan karang (Analisis Kelompok) ... 129

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 20.Jarak Euclidean untuk stasiun pengamatan karang

(Analisis Kelompok) ... 129

21.Pengelompokkan stasiun pengamatan karang berdasarkan hubungan jarak (Analisis Kelompok) ... 129

22.Akar ciri dan persentase faktor inertia (Analisis Faktorial Koresponden) ... 129

23.Faktor koordinat dan kontribusi lifeform (Analisis Faktorial Koresponden) ... 130

24.Faktor koordinat dan kontribusi stasiun pengamatan (Analisis Faktorial Koresponden) ... 130

25.Nilai biokonsentrasi faktor (BCF) pada jaringan lunak karang keras Genus Porites ... 130

26.Langkah pembuatan preparat histologi ... 131

27.Prosedur pewarnaan jaringan (Kiernan 1990)... 132

28.Alur destruksi basah pada jaringan karang ... 135

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kompleksitas pengelolaan kawasan pesisir hingga saat ini masih tergolong tinggi, bahkan volume kegiatannya cenderung terus meningkat. Pada kawasan pesisir banyak sekali kegiatan yang tumpang tindih dan tidak bisa dipisah-pisahkan, serta saling bertentangan.

Perairan Tanjung Jumlai merupakan suatu daerah pesisir yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang besar. Tidak hanya potensi perikanan dan sumberdaya hayati perairan, tetapi juga mengandung sumberdaya mineral yang berlimpah seperti minyak dan gas bumi. Sebagai konsekuensi dari ragam potensi tersebut, sehingga dalam pemanfaatannya tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik kepentingan. Walaupun semua kegiatan pemanfaatan di atas mempunyai tujuan yang sama, yaitu demi kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kalimantan Timur dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun kegiatan tersebut akan dapat berhasil dan berdaya guna jika dilakukan dengan baik dan tanpa merugikan salah satu pihak yang berkepentingan, yakni dengan memahami dan berusaha untuk menghasilkan seminimal mungkin dampak dari masing-masing kegiatannya.

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir dan laut yang penting dan sangat berharga serta memiliki produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, keberadaan dan kelangsungan hidupnya sangat perlu diperhatikan dengan lebih ekstra. Hal ini mengingat lingkungan dimana ekosistem terumbu karang berada adalah lingkungan yang pemanfaatannya sangat kompleks, sehingga ekosistem ini sangat potensial mengalami kerusakan atau degradasi.

Menurut Moosa (2001) bahwa kondisi terumbu karang di Indonesia saat ini berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan, dari sekitar 85.707 km2 luas areal terumbu karang di Indonesia, kondisinya 6,20% masih sangat baik, 23,72% baik, 28,30% sedang dan 41,78% berada pada kondisi buruk atau rusak. Kondisi ini memperlihatkan bahwa ekosistem terumbu karang Indonesia telah mengalami tekanan yang sangat berat akibat dari kegiatan pembangunan dan industrialisasi yang tidak berwawasan lingkungan.

Ekosistem terumbu karang yang mengalami kerusakan akibat tekanan

Dokumen terkait