• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Persentase CSRI Berdasarkan Tiap-tiap Kategori

Untuk melihat perbedaan pengungkapan corporate social responsibility index (CSRI) sebelum dan sesudah penetapan UU PT berikut disajikan persentase CSRI berdasarkan tiap-tiap kategori sesuai dengan CSRI Hackston dan Milne (1996) yaitu sebagai berikut :

a. Lingkungan

CSR merupakan sebuah wujud kepedulian perusahaan kepada lingkungan sekitarnya. Rata rata pengungkapan CSRI kategori lingkungan tabel 3 sesudah ditetapkannya UU PT memiliki nilai

persentase sebesar 42%, berarti sesudah ditetapkannya UU PT tiap perusahaan melakukan pengungkapan CSRI sebanyak 42% dari 14 item dalam kategori lingkungan. Tahun 2008 mempunyai nilai persentase CSRI lebih kecil dibandingkan dengan persentase CSRI tahun 2009 dan 2010 karena pada tahun 2008 perusahaan baru mulai menerapkan ketentuan UU PT tahun 2007 sehingga diperlukan suatu persiapan untuk mulai menjalankan kegiatan CSR di perusahaan. Peneliti melihat peningkatan trend semakin tinggi CSRI pada tahun 2008 sampai dengan 2010 pada kategori lingkungan berarti persentase pengungkapan CSI kategori lingkungkan semakin meningkat, hal tersebut terjadi karena dari tahun ke tahun semakin bertambah kepedulian dan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Tabel 3. Persentase CSRI Kategori Lingkungan

CSRI Kategori Tahun Rata-rata Sebelum Tahun Rata-rata Sesudah 2006 2007 2008 2009 2010 Lingkungan 37% 40% 39% 40% 42% 44% 42%

b. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja

Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan hal yang terpenting untuk keberlangsungan kegiatan di perusahaan. Perusahaan yang baik pasti peduli dengan kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya. Pada tema kesehatan dan keselamatan tenaga kerja ini, terlihat bahwa rata rata pengungkapan CSRI kategori kesehatan dan keselamatan tenaga kerja mengalami peningkatan persentase rata-rata

yang semula 42% menjadi 47% setelah ditetapkan dan dijalankannya UU PT No. 40 tahun 2007. Peningkatan persentase tersebut berarti bahwa sebelum ditetapkannya UU PT perusahaan telah menjalankan sebanyak 42% dari 14 item pengungkapan kategori kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, dan setelah ditetapkannya UU PT terjadi kenaikan sebesar 47%.

Peneliti melihat peningkatan persentase yang cukup tinggi terjadi pada tahun 2009 ke tahun 2010 yang semula 45% menjadi 51%. Peningkatan tersebut terjadi karena kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sangatlah perlu dan bermanfaat bagi tenaga kerja dalam suatu perusahaan sehingga pada tahun 2010 peningkatan dilakukan guna memperbaiki kualitas kesehatan dan keselamatan tenaga kerja supaya lebih baik.

Tabel 4. Persentase CSRI Kategori Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja CSRI Kategori Tahun Rata-rata Sebelum Tahun Rata-rata Sesudah 2006 2007 2008 2009 2010 Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja 41% 42% 42% 45% 45% 51% 47%

c. Lain lain tentang tenaga kerja

Dalam kategori pengungkapan CSRI tema lain-lain tentang tenaga kerja pada tabel5 peneliti menemukan penurunan prsentase pengungkapan CSRI pada tahun 2009. Penurunan pengungkapan CSRI tersebut terjadi karena rata rata perusahaan pada tahun 2009 hanya

melakukan sebanyak 35% pengungkapan CSRI dari 20 item kategori lain-lain tentang tenaga kerja sehingga persentase pengungkapan CSRInya kecil.

Tabel 5. Persentase CSRI Kategori Lain lain Tentang Tenaga Kerja

CSRI Kategori Tahun Rata-rata Sebelum Tahun Rata-rata Sesudah 2006 2007 2008 2009 2010 Lain-lain Tentang Tenaga Kerja 31% 31% 31% 36% 35% 36% 36%

Selain peneliti menemukan penurunan persentase, peneliti juga menemukan adanya peningkatan rata rata CSRI setelah ditetapkannya UU PT. Peningkatan persentase tersebut berarti bahwa kesadaran melakukan CSR dalam kategori lain-lain tentang tenaga kerja meningkat sebesar 36% dari 20 item pengungkapan CSRI kategori lain-lain tentang tenaga kerja. d. Energi

Tabel 6. Persentase CSRI Kategori Energi

CSRI Kategori Tahun Rata-rata Sebelum Tahun Rata-rata Sesudah 2006 2007 2008 2009 2010 Energi 36% 40% 38% 46% 48% 51% 48%

Penggunaan energi dalam aktivitas perusahaan sangatlah perlu, tanpa energi perusahaan tidak dapat berproduksi. Supaya tidak terjadi penggunaan energi yang tidak perlu maka penggunaan energi perlu diatur secara efektif dan seefisien mungkin.

Presentase pengungkapan CSRI kategori energi tabel 6. mengalami peningkatan persentase dari tahun ke tahun hal tersebut berarti bahwa dari tahun ketahun perusahaan semakin mengupayakan energi yang lebih efektif dan efisien di perusahaan.

Usaha perusahaan dalam penggunaan energi secara efektif dan efisien sangatlah tinggi pada perusahaan, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan rata rata CSRI kategori energi yang semula 38% menjadi 48%.

e. Mutu produk

Tabel 7. Persentase CSRI Kategori Mutu Produk CSRI Kategori Tahun Rata-rata Sebelum Tahun Rata-rata Sesudah 2006 2007 2008 2009 2010 Mutu Produk 50% 51% 51% 56% 56% 59% 57%

Salah satu kegiatan utama dalam perusahaan yaitu memproduksi produk. Produk dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kosumen. Supaya produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen perlu adanya mutu yang baik dalam suatu produk.

Rata rata pengungkapan CSRI kategori Mutu produk tabel 7 mengalami peningkatan CSRI semula 51% menjadi 57% hal tersebut berarti perusahaan telah melakukan 57% dari 7 item pengungkapan CSRI kategori mutu produk.

Pada tabel 7 peneliti melihat presentase pengungkapan CSRI tahun 2008 sama dengan tahun 2009 hal tersebut berarti bahwa perusahaan

telah melakukan sebanyak 56% dari 7 item pengungkapan CSRI yang sama untuk mempertahankan mutu produk perusahaan.

f. Keterlibatan perusahaan dalam masyarakat

Tabel 8. Persentase CSRI Kategori Keterlibatan Perusahaan Dalam Masyarakat CSRI Kategori Tahun Rata-rata Sebelum Tahun Rata-rata Sesudah 2006 2007 2008 2009 2010 Keterlibatan Perusahaan Dalam Masyarakat 43% 49% 46% 64% 61% 63% 63%

Salah satu strategi perusahaan dalam memperkenalkan perusahaan dan produknya yaitu dengan adanya keterlibatan perusahaan dalam masyarakat. Adanya keterlibatan perusahaan dalam masyarakat dapat menumbuhkan citra positif terhadap perusahaan tersebut, sehingga kegiatan yang berkenaan dengan kemasyarakat menjadi strategi yang bagus bagi perusahaan dalam meningkatkan citra positif perusahaan.

Peneliti menemukan penurunan presentase CSRI pada tabel 8 tahun 2009 dan tahun 2010 yaitu sebesar 61% dan 63% hal tersebut berarti bahwa mayoritas perusahaan semakin kurang dalam melakukan CSR kategori keterlibatan perusahaan dalam masyarakat. Kurangnya pengungkapan CSRI kategori keterlibatan perusahaan dalam masyarakat dikarenakan ada beberapa item kegiatan yang dirasa kurang optimal bila dijalankan di perusahaan sehingga mayoritas perusahaan tidak melakukan item kegiatan tersebut.

Rata rata pengungkapan CSRI tabel 8 kategori keterlibatan perusahaan dalam masyarakat mengalami peningkatan CSRI semula 46% menjadi 63% hal tersebut berarti perusahaan telah melakukan sebanyak 63% dari 9 item pengungkapan CSRI kategori keterlibatan perusahaan dalam masyarakat..

g. Hal-hal umum

Kategori hal-hal umum pada tabel 9 persentase rata rata pengungkapan CSR mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari sebelum dan setelah ditetapkannya UU PT yaitu sebesar 26% menjadi 80% hal tersebut dikarenakan perusahaan melakukan item kegiatan dalam kategori hal hal umum dengan baik. Peningkatan tersebut berarti bahwa perusahaan telah melakukan sebanyak 80% dari 1 item pengungkapan CSRI kategori hal hal umum.

Tabel 9. Persentase CSRI Kategori Hal-hal Umum

CSRI Kategori Tahun Rata-rata sebelum Tahun Rata-rata sesudah 2006 2007 2008 2009 2010 Hal-hal Umum 26% 26% 26% 77% 76% 86% 80%

Setelah menghitung besarnya persentase indeks pengungkapan CSR tiap-tiap sampel perusahaan, selanjutnya penelitian ini memaparkan analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel penelitian indeks pengungkapan tanggung jawab sosial sebelum dan sesudah ditetapkan UU PT. Untuk memulai penganalisisan, diawali dari

annual report perusahaan sampel yang dianalisis menggunakan index Hackston dan Milne (1996)(Lampiran 2), sehingga diperoleh data CSRI. Data CSRI kemudian disusun dalam microsoft excel (Lampiran 3)untuk memudahkan penganalisisan. Analisis statistik deskriptif menggunakan komputer dengan program SPSS 17.

Hasil Statistik deskriptif untuk variabel penelitian tersebut dapat kita lihat sebagai berikut:

Tabel 10. MeanCSRI Sebelum dan Sesudah Statistik Deskriptif

Group N Mean

Std. Deviation

Std. Error

of Mean Maksimum Minimum

1 58 .38369 .068512 .008996 .551 .256

2 71 .45105 .080648 .009571 .603 .269

Total 129 .42077 .082333 .007249 .603 .256

Sumber : Data diolah

Tabel 10 di atas menggambarkan deskripsi variabel CSRIsecara statistik. Dalam penelitian ini jumlah data yang valid adalah 129, dimana 58 pada group satu yaitu merupakan data CSRI pada perusahaan sebelum ditetapkannya UU PT dan 71 pada group dua adalah data CSRI pada perusahaan setelah ditetapkannya UU PT .

Untuk variabel independen yaitu CSRI pada tabel 10 memiliki nilai indeks rata-rata sebelum ditetapkan UU PT sebesar 0,38369dengan standar deviasi CSRI sebesar 0,068512, standar error of meanCSRI sebesar 0,008996 dan nilai maksimum, minimum CSRI sebesar 0,551 dan 0,256

Nilai CSRI rata-rata sesudah ditetapkan UU PT sebesar 0,45105 dengan standar deviasi CSRI sebesar 0,080648 standar error of meanCSRI sebesar 0,009571 dan nilai maksimum, minimum CSRI sebesar 0,603 dan 0,269. Hasil statistik deskriptif rata-rata CSRI sesudah ditetapkan UU PT No 40 lebih besar dari rata-rata CSRI sebelum ditetapkan UU PT No 40.

Dokumen terkait