• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase kualitas gizi

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 53-64)

2011 2012 2013 2014 2015 1. Persentase daerah rawan gizi

2. Persentase kualitas gizi

kearifan lokal memerlukan strategi dan komitmen yang kuat dari pemerintah, petani, pengusaha, dan masyarakat. Keberhasilan program ini memerlukan kerjasama dan koordinasi yang dikuat dari berbagai pemangku kepentingan. Dimana pemerintah memegang peranan penting dalam membuat kebijakan yang pro pertanian lokal.

Untuk kinerja urusan ketahanan pangan selama lima tahun ini, dapat dilihat dari persentase daerah rawan gizi, persentase kualitas gizi pangan daerah dan index pola pangan harapan sebagai berikut:

Tabel 2.32

Kinerja Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015

No. Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1. Persentase daerah rawan gizi - - - - 85 2. Persentase kualitas gizi pangan daerah - - - - 48,44 3. Indeks pola pangan harapan 69,4 71,9 71,2 74,8 78,7 Sumber data: Kantor Ketahanan Pangan, 2016 o. Urusan Lingkungan Hidup

Seiring dengan proses pembangunan dan perkembangan jaman maka biasanya akan diikuti dengan munculnya permasalahan lingkungan hidup. Permasalahan-permasalahan lingkungan hidup terjadi diberbagai sektor beserta segala kompleksitas penyebab dan akibatnya masing-masing.

Permasalahan tersebut anatara lain permasalahan air, sampah, limbah dan permasalahan ekosistem pantai/laut.

Dari kondisi tersebut maka menunjukkan bahwa urusan Lingkungan Hidup juga merupakan urusan yang harus mendapatkan prioritas dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sekarang maupun yang akan datang.

Kinerja urusan lingkungan hidup di Kabupaten Ponorogo dalam 5 tahun yang lalu dapat dilihat dari data sebagaimana tabel berikut: Tabel 2. 33 Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Di Kabupaten Ponorogo Dalam 5 Tahun

No Uraian Satuan 2011 2012 2013 TAHUN 2014 2015

1 Jumlah industry/perusahaan/badan usaha yang menyusun AMDAL (termasuk dokumen lingkungan yang lain yaitu UKL,UPL,SPPL,DPPLH) Unit 5 9 69 72 119 2 Pelayanan pencegahan pencemaran air (prosentase jumlah usaha dan atau kegiatan mentaati persyaratan administrasi dan teknis pengendalian pencemaran air) % 60 80 100 33,33 100 3 Prosentase usaha dan atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pengendalian pencemaran udara % 100 100 100 100 100 4 Prosentase luas lahan yang diinformasikan status kerusakan lahan/tanah untuk produksi biomasa % - - - 28,46 54,45 5 Prosentase jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti % - 100 6 lap 100 2 lap 100 8 lap 100 3 lap 6 Angka Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) - - - - - 67,28 Sumber data: Kantor Lingkungan Hidup, 2016 o. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Masih banyaknya kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melaporkan tindak kekerasan yang terjadi semakin meningkat. Selain itu juga menunjukkan bahwa KPPA yang dibentuk telah menjadi lembaga rujukan yang mendapat kepercayaan tinggi dari masyarakat. Bahkan tren yang terjadi adalah selalu naik setiap tahunnya.

Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, selama kurun waktu 2011-2015 sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2. 34

Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015

NO INDIKATOR CAPAIAN

2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah kejadian (kasus) 17 19 32 40 41 Sumber data: KPPPA Kab.Ponorogo, 2016 p. Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Ponorogo sepanjang tahun 2011-2015 mengalami penurunan yang sangat signifikan, yaitu dari sebesar 0,47% pada tahun 2011 menjadi 0,29 di tahun 2012. Pada tahun 2013 sampai dengan 2015 juga mengalami penurunan masing-masing menjadi 0,25 pada tahun 2013, 0,22 pada tahun 2014 dan sebesar 0,17% pada tahun 2015.

Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ponorogo sebagaimana grafik berikut: Grafik. 2.8 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 0.47% 0.29% 0.25% 0.22% 0.17% 0.1% 0.2% 0.3% 0.4% 0.5% 2011% 2012% 2013% 2014% 2015% Sumber data: Badan KB Kabupaten Ponorogo, 2016

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Pertumbuhan penduduk terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut:

1) Pertumbuhan penduduk alami, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian.

2) Pertumbuhan penduduk total, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi.

Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah Kelahiran (natalitas/fertilitas) : Kelahiran adalah kemampuan seorang wanita melahirkan yang tercermin dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Angka kelahiran ialah rata-rata banyaknya bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun. Angka kelahiran dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Angka kelahiran kasar : Angka kelahiran kasar adalah jumlah tiap kelahiran 1.000 orang penduduk pada suatu daerah dalam waktu satu tahun.

2) Angka kelahiran khusus : Angka kelahiran khusus adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran hidup dari 1.000 wanita usia tertentu dalam waktu satu tahun. Yang dimaksud usia tertentu, misalnya: pada usia 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-39 tahun, dan seterusnya.

Untuk mengetahui tingkat angka kelahiran kasar Kabupaten Ponorogo mulai tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat diketahui melalui grafik di bawah ini:

Grafik 2. 9 Angka Kelahiran Kasar Kabupaten PonorogoTahun 2011-2015 Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, 2016

Upaya pemerintah dalam rangka menekan jumlah penduduk adalah dengan melakukan kampanye keluarga berencana (KB). Program tersebut disosialisasikan ke masyarakat mulai dari kecamatan hingga desa bahkan dusun. Keberhasilan pemerintah dalam rangka menekan jumlah penduduk melalui kampanye KB dapat dilihat dari jumlah akseptor KB di Kabupaten Ponorogo yang awalnya pada tahun 2011 hanya mencapai 141.180 menjadi 143.746 di tahun 2012. Pada tahun 2013 terjadi penurunan sebanyak 541 menjadi 143.205, kemudian pada tahun 2014 kembali mengalami penurunan menjadi 139,484. Sedang pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 145.415 akseptor.

Untuk mengetahui perkembangan pengguna akseptor KB di Kabupaten Ponorogo tersaji pada grafik di bawah ini: 0 2 4 6 8 10 12 14 16 2011 2012 2013 2014 2015 14.43 14.32 11.85 12.84 12.69 Angka Kelahiran Kasar

Tabel 2. 35 Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Metode Penggunaannya di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 1) IUD 58.246 58.537 58.231 54.050 55,058 2) MO 8.627 8.971 9.295 9.464 9.578 3) Implant 9.349 10.468 11.512 11.326 12.508 4) PIL 11.415 11.973 11.775 11.325 12.078 5) Suntik 49.333 48.865 47.506 49.069 51.679 6) Kondom 4.210 4.982 4.886 4.250 4.514 Jumlah 141.180 143.746 143.205 139.484 145.415 Sumber data : Badan Keluarga Berencana Kabupaten Ponorogo, 2016.

q. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

Tata pemerintahan yang baik merupakan tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian. Indikator pemerintahan yang baik adalah jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat dalam aspek produktifitas maupun dalam daya belinya, kesejahteraan spiritualitasnya terus meningkat dengan indikator rasa aman, tenang dan bahagia serta sense of nationality yang baik. Prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik adalah partisipasi, penegakan hukum, transparasi, responsif, orientasi kesepakatan, keadilan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, visi strategis.

Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 mencapai 12.138 pegawai dengan

komposisi 6.607 pegawai pria dan 5.531 pegawai wanita. Jumlah ASN 2015 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah ASN tahun 2014 yang mencapai 12.550 pegawai. Grafik 2. 10 Aparatur Sipil Negara Menurut Golongan Kepangkatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 Sumber: BKD Kabupaten Ponorogo, 2016

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa jumlah ASN terbanyak adalah golongan IV dengan jumlah sebanyak 4.702 orang terdiri 2.458 pegawai pria dan 2.244 pegawai wanita, sedangkan untuk golongan III mencapai 4.425 terdiri dari 2.258 pegawai pria dan 2.167 pegawai wanita, untuk golongan II mencapai 2.771 terdiri dari 1.659 pegawai pria dan 1.112 pegawai wanita dan yang terakhir adalah golongan I sebanyak 240 pegawai terdiri dari 232 pegawai pria dan 8 pegawai wanita.

Pada periode pemerintahan sebelumnya tata pemerintahan Kabupaten Ponorogo beberapa kali berhadapan dengan kasus hukum terkait korupsi. Dengan adanya berbagai kasus tersebut mencerminkan bahwa persoalan tata pemerintahan masih belum 0 500 1000 1500 2000 2500

Golongan I Golongan II Golongan III Golonan IV 232 1659 2258 2458 8 1112 2167 2244 Pria Wanita

berjalan dengan baik. Untuk itu kedepan persoalan tersebut akan menjadi fokus pemerintahan saat ini dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dari korupsi.

Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perfu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

Kinerja pelayanan Pemerintah Kabupaten Ponorogo kepada masyarakat dinilai menggunakan indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). IKM diukur pada PD penyelenggara pelayanan masyarakat dan urusan pemerintahan yang penilaiannya berdasarkan 14 unsur pelayanan. Semakin tinggi IKM menunjukkan semakin baiknya pencapaian sasaran meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah.

Namun dalam perjalanan 5 tahun terakhir belum ada data yang menunjukkan angka indeks kepuasan masyarakat, karena belum pernah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

r. Urusan Sosial

Jumlah PMKS di Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari 28 jenis PMKS selama tahun 2011-2015 mengalami penurunan sebanyak 31.405 orang yaitu dari sebanyak 262.906 orang pada tahun 2011 menjadi sebanyak 231.501 orang pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya berikut gambaran jumlah PMKS di Kabupaten Ponorogo yang tergambar dalam grafik: Grafik 2.11 Jumlah PMKS Kabupaten PonorogoTahun 2011-2015 Sumber data: Dinsosnakertrans Kab.Ponorogo, 2016 s. Urusan Kearsipan

Untuk lebih meningkatkan informasi pembangunan yang berkualitas maka salah satu perangkat yang dibutuhkan adalah sistem kearsipan yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Ponorogo melaksanakan pengadaan arana pengolahan dan penyimpanan arsip berupa boks arsip, mesin penghancur kertas, rak arsip, yang dibutuhkan oleh seluruh PD se-Kabupaten Ponorogo serta melakukan pembinaan (perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pelaporan,

0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 2011 2012 2013 2014 2015 262,906 290,630 326,652 290,631 231,501

monitoring dan evaluasi) kepada arsiparis (pengelola arsip) terutama di desa.

Sampai dengan tahun 2015, seluruh PD telah dapat melaksanakan tertib administrasi kearsipan dengan baik. Capaian ini didorong oleh meningkatnya kapasitas pengelola kearsipan dan meningkatnya pemahaman tentang pentingnya nilai arsip bagi PD tersebut. Pengelolaan Sistem kearsipan yang baik ini ditunjang oleh kelengkapan alat kearsipan yang memadai di seluruh PD serta dukungan Tim Pemilah Arsip yang telah dibentuk.

Aspek daya dukung pengelolaan arsip di Kecamatan mempengaruhi kinerja Kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Ponorogo menaruh perhatian khusus atas aspek tersebut. Dari jumlah seluruh Kecamatan yang ada, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, seluruhnya sebanyak 21 Kecamatan telah memenuhi ketentuan penyimpanan arsip daerah secara baik atau 100%.

t. Urusan Perpustakaan

Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat tercapai, diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa diperoleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat diperoleh melalui perpustakaan. Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan

dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).

Keberadaan Perpustakaan tentunya sangat bermanfaat unutk perkembangan keilmuan di suatu daerah. Dengan semboyan buku adalah jendela dunia tentunya sudah sewajarnya perpustakaan menjadi tempat yang menarik untuk di kunjungi. Pengunjung perpustakaan adalah pemakai perpustakaan yang berkunjung ke perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam satu (1) tahun. Selama kurun waktu tahun 2009-2012 perkembangan jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Kabupaten Ponorogo sangat menggembirakan. Pada tahun 2011 jumlah pengunjung mencapai 14.690 pengunjung, tahun 2012 mencapai 13.569 pengunjung, tahun 2013 mencapai 12.597 pengunjung, tahun 2014 mencapai 11.601 pengunjung, dan pada tahun 2015 mencapai 15.472 pengunjung. Perkembangan pengunjung perpustakaan selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan pengunjung sebesar 5,32%.

Perkembangan jumlah pengunjung perpustakaan pemda selama 5 tahun terakhir sebagaimana terlihat pada grafik berikut:

Grafik 2.12 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 Sumber data: Kantor Perpustakaan Daerah Kab.Ponorogo, 2016 b. Fokus Layanan Urusan Pilihan

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 53-64)

Dokumen terkait