• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Persentase Serangan (%)

a. Pengaruh Gliocladium virens terhadap persentase serangan (%)

Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada tanaman tomat

(Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan

Data pengamatan persentase serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersicum pada setiap pengamatan mulai 7 - 56 hsa dapat dilihat pada lampiran 2 - 9. Pengaruh G.virens terhadap persentase serangan (%) pada pengamatan 7 hsa- 56 hsa dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Uji Beda Rataan Pengaruh Gliocladium virens Terhadap Persentase Serangan (%) Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan Pada Pengamatan 7 hsa - 56 hsa.

Perlakuan Hari Setelah Aplikasi (hsa)

7 hsa 14 hsa 21 hsa 28 hsa 35 hsa 42 hsa 49 hsa 56 hsa

G0 2,12 2,12 3,57 6,46 9,36 10,81a 13,63a 13,63a

G1 2,12 2,12 2,12 3,57 5,02 9,36a 12,94a 12,94a

G2 2,12 2,12 3,57 5,02 6,46 6,46b 12,02a 12,02a

G3 2,12 2,12 2,12 2,12 3,57 3,57c 6,46b 6,46b

G4 2,12 2,12 2,12 2,12 2,12 3,57c 5,02b 6,46b

Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan

Pemberian Gliocladium virens berpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) terhadap perlakuan

kontrol (tanpa pemberian Gliocladium virens). Penghambatan pertumbuhan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) oleh Gliocladium virens relatif lebih

rendah dibandingkan kontrol. Pada pengamatan 42 hsa, G0 (tanpa Gliocladium virens) G1 (dosis 25 gram), G2 (dosis 37,5 gram) dan G3 (dosis 50 gram) mulai

terserang oleh Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc). Hal ini mungkin disebabkan oleh dosis G1 (dosis 25 gram) dan G2 (dosis 37,5 gram) belum mampu untuk mengendalikan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) lebih sedikit dibanding G4 (dosis 62,5 gram).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan tertinggi 13,63 pada perlakuan kontrol (GO) tidak berbeda nyata dengan perlakuan G1 (12,94), G2 (12,02) dan berbeda nyata terhadap perlakuan G3 (6,46) dan G4 (6,64) sebagai persentase serangan terendah.

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis G. virens yang diberikan untuk menekan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) maka semakin rendah serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc). Ini karena semakin banyak populasi konidia Gliocladium virens dalam media jagung. akibatnya daya parasitasi G.virens terhadap Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) semakin efektif. Sehingga dapat diprediksi bahwa dengan semakin rendah serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) maka produktifitas tanaman tomat akan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena jamur antagonis G.virens mampu mengeluarkan antibiotik yang dapat menghambat Fusarium yang sebelumnya mulai menyerang dengan melilitkan hifa dan menembus miselium patogen sehingga terjadi degradasi pada dinding sel jamur Fusarium. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarsih (2007) bahwa G. virens dapat mengeluarkan

antibiotik gliotoksin, glioviridin, dan viridin yang bersifat fungistatik. Gliotoksin dapat menghambat cendawan dan bakteri, sedangkan viridin dapat menghambat cendawan.

Dari hasil analisis sidik ragam, jamur Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) terhadap perlakuan Gliocladium virens menunjukkan perbedaan

yang nyata dalam menghambat serangan jamur Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc). Hal ini karena Gliocladium virens merupakan jamur antagonis

yang mampu memparasit miselium jamur patogen. Reaksi antagonistik dari Gliocladium virens terhadap Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) adalah

hiperparasit, antibiosis dan kompetisi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mehrotra (1980) bahwa Gliocladium spp yang bersifat mikoparasit akan menekan populasi jamur patogen yang sebelumnya mendominasi. Interaksi diawali dengan melilitkan hifanya pada jamur patogen yang akan membentuk struktur seperti kait yang disebut haustorium dan memarasit jamur patogen. Bersamaan dengan penusukan hifa, jamur mikoparasit ini mengeluarkan enzim seperti enzim kutinase

dan β-1-3 glukanase yang akan menghancurkan dinding sel jamur patogen. Akibatnya, hifa jamur patogen akan rusak, protoplasmanya keluar dan jamur akan mati. Secara bersamaan pula terjadi mekanisme antibiosis, keluarnya senyawa anti jamur golongan peptaibol dan senyawa furanon oleh Gliocladium spp. yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa jamur patogen.

Untuk melihat hubungan antara penggunaan Gliocladium virens terhadap persentase serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) dapat dilihat pada grafik (Gambar 5.)

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

7 hsa 14 hsa 21 hsa 28 hsa 35 hsa 42 hsa 49 hsa 56 hsa Hari Setelah Aplikasi

G0 G1 G2 G3 G4

Gambar 5. Grafik hubungan antara penggunaan Gliocladium virens terhadap persentase serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada pengamatan7 hsa - 56 hsa.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persentase serangan yang nyata antara faktor Gliocladium virens. Pada perlakuan persentase serangan tertinggi adalah 13,63 % yaitu pada perlakuan G0 (kontrol) sedangkan persentase serangan terendah adalah 6,46 yaitu pada perlakuan G4 dan G5. Hal ini dikarenakan semakin banyak populasi konidia Gliocladium virens dalam media jagung, akibatnya daya parasitasi G. virens terhadap Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) semakin efektif.

b. Pengaruh Varietas terhadap persentase serangan (%) Fusarium

oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan

Data pengamatan persentase serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) tanaman Tomat di lapangan dimulai pengamatan 7- 56 hsa

dapat dilihat pada lampiran 2 - 9. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa varietas memberikan hasil yang tidak nyata pada pengamatan 7- 35 hsa dan berpengaruh nyata pada pengamatan 42- 56 hsa, hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2. Uji Beda Rataan Pengaruh Varietas Terhadap Persentase Serangan (%) Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan Pada Pengamtan 7 - 56 hsa

Perlakuan Hari Setelah Aplikasi (hsa)

7 hsa 14 hsa 21 hsa 28 hsa 35 hsa 42 hsa 49 hsa 56 hsa

V1 2,12 2,12 2,12 4,73 5,60 6,46b 9,07b 9,07b

V2 2,12 2,12 2,12 2,99 2,99 3,86c 7,60b 7,60b

V3 2,12 2,12 3,86 3,86 7,33 9,94a 13,37a 14,23a

Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pengaruh varietas terhadap persentase serangan menunjukkan bahwa V3 (Varietas Warani) berpengaruh nyata dibandingkan V1 (Varietas Citra) dan V2 (Varietas Sakura) pada pengamatan 42-56 hsa. Varietas Sakura dan varietas Citra terlihat lebih efektif dibandingkan dengan varietas Warani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan tertinggi 14,23% pada varietas Warani (V3) berbeda nyata terhadap perlakuan V2 yaitu 7,23% sebagai persentase serangan terendah. Hal ini di karenakan Varietas Warani rentan terhadap penyakit layu fusarium.

Untuk melihat hubungan antara penggunaan Varietas terhadap persentase serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) dapat dilihat pada grafik (Gambar 6.)

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

7 hsa 14 hsa 21 hsa 28 hsa 35 hsa 42 hsa 49 hsa 56 hsa Hari Setelah Aplikasi

P e rs e n ta s e S e ra n g a n ( % ) V1 V2 V3

Gambar 6. Grafik hubungan antara penggunaan Varietas terhadap persentase serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada pengamatan7 hsa - 56 hsa.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persentase serangan yang nyata antara faktor varietas. Pada perlakuan persentase serangan tertinggi adalah 14,23 % yaitu pada perlakuan Varietas Warani diikuti varietas citra (9,07 %) sedangkan persentase serangan terendah adalah 7,60 % yaitu pada varietas sakura.

c. Pengaruh Gliocladium virens dan varietas terhadap Persentase Serangan (%) Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan

Data pengamatan Pengaruh Gliocladium virens dan Varietas Terhadap Persentase Serangan (%) Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan. Mulai dari pengamatan 7 hsa - 56 has dapat dilihat pada lampiran 2 – 9. Dari hasil analisa sidik ragam diketahui bahwa Pengaruh Gliocladium virens dan Varietas Terhadap Persentase Serangan (%)Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan memberikan hasil

uang tidak nyata pada setiap minggu pengamatan, hal ini dapat dilihat pada lampiran 2 – 9.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan G. virens pada 7- 56 hsa tidak berbeda nyata terhadap persentase serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc). Dari analisa sidik ragam, interaksi kedua faktor tersebut tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perlakuan. Hal ini disebabkan karena Gliocladium virens menekan fusarium dengan melilitkan hifanya pada jamur

patogen yang akan membentuk struktur seperti kait yang disebut haustorium dan memarasit jamur patogen. Bersamaan dengan penusukan hifa, jamur mikoparasit

ini mengeluarkan enzim seperti enzim kutinase dan β-1-3 glukanase yang akan menghancurkan dinding sel jamur patogen. Akibatnya, hifa jamur patogen akan rusak, protoplasmanya keluar dan jamur akan mati. Secara bersamaan pula terjadi mekanisme antibiosis, keluarnya senyawa anti jamur golongan peptaibol dan senyawa furanon oleh Gliocladium spp. yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa jamur pathogen. Sedangkan Varietas bertahan dari Fusarium karena memiliki gen / ketahanan tanaman. Sehingga dapat dikatakan Gliocladium dan Varietas menekan perkembangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) dengan cara masing-masing dan tidak saling berinteraksi.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa walaupun perlakuan-perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata, tetapi terlihat persentase serangan cukup kecil. Hal ini dikarenakan suhu rata-rata pada daerah penelitian yaitu 18 ºC. Suhu tidgan ak sesuai untuk perkembangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) yaitu 21-33 ºC dengan suhu optimum nya sebesar 28 ºC. Hal ini tidak sesuai

dengan pernyataan Clayton (1923) yang menyatakan penyakit berkembang pada suhu tanah 21- 33 ºC suhu optimumnya adalah 28 ºC.

2. Produksi (gr/plot)

a. Pengaruh Dosis Gliocladium virens Terhadap Produksi (gr/ plot) Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di Lapangan

Data pengamatan produksi tanaman Tomat di lapangan dapat dilihat pada lampiran 10. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa Dosis Gliocladium virens memberikan hasil yang berbeda nyata, hal ini dapat dilihat pada tabel 3

dibawah ini :

Tabel 3. Uji Beda Rataan Pengaruh Dosis Gliocladium virens Terhadap Produksi (gr/plot) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan Perlakuan Total G0 82,00c G1 83,12c G2 89,79b G3 94,73a G4 96,14a

Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan

Pengaruh dosis Gliocladium virens berpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) terhadap perlakuan kontrol (tanpa pemberian Gliocladium virens). Produksi oleh Gliocladium virens relatif lebih tinggi dibandingkan kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Produksi tertinggi 96,14 gr/plot pada perlakuan G4 (Dosis 62,5 gr) tidak berbeda nyata dengan perlakuan G3

(Dosis 50 gr) yaitu sebesar 94,73 gr/plot, dan berbeda nyata terhadap perlakuan G2 (Dosis 37,5 gr) dan berbeda nyata terhadap G1 (Dosis 25 gr/) yaitu 83,12 gr/plot dan G0 (kontrol) yaitu 82,00 gr/plot sebagai produksi terendah.

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis G. virens yang diberikan untuk menekan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) maka semakin rendah serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc). Ini karena semakin banyak populasi konidia Gliocladium virens dalam media jagung. akibatnya daya parasitasi G.virens terhadap Fusarium oxysporum semakin efektif. Sehingga dapat diprediksi bahwa dengan semakin rendah serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) maka produktifitas tanaman tomat akan lebih

tinggi.

Untuk melihat hubungan antara pengaruh Dosis Gliocladium virens terhadap produksi (gr/ plot) tanaman tomat dapat dilihat pada grafik (Gambar 7.)

82,00 83,12 89,79 94,73 96,14 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 G0 G1 G2 G3 G4 Dosis g r/ p lo t

Gambar 7. Grafik hubungan antara Pengaruh Dosis Gliocladium virens Terhadap Produksi pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan produksi yang nyata antara faktor Gliocladium virens G0 (kontrol) dan G1, terhadap perlakuan G2 dan berbeda nyata terhadap perlakuan G3 dan G4 . Pada perlakuan produksi

terendah adalah 82 gr/plot yaitu pada perlakuan G0 (kontrol), diikut. oleh G1 (83,12 gr/plot), G2 (89,79 gr/plot), G3 (94,73 gr/plot) dan G4 (96,14 gr/plot) sebagai produksi tertinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis G. virens yang diberikan maka produksi yang didapatkan juga semakin besar.

b. Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum

esculentum Smith) di Lapangan

Data pengamatan produksi tanaman Tomat di lapangan dapat dilihat pada lampiran 10. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa varietas memberikan hasil yang berbeda nyata, hal ini dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4. Uji Beda Rataan Pengaruh Varietas Terhadap Produksi (gr/ plot) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan

Perlakuan Total

V1 91,87a

V2 92,19a

V3 83,40b

Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan

Dari hasil pengamatan pada tabel 4, diperoleh bahwa V1 (Varietas Citra) tidak berbeda nyata dengan V2 (Varietas Sakura) dan berbeda nyata dengan V3 (Varietas Warani).

Dan dapat di ketahui dari ketiga varietas yang diuji, yang produksinya paling tinggi yaitu V2 (Varietas Sakura) yaitu sebesar 92,19 gr/plot, sedangkan V1 (Varietas Citra) sebesar 91,87 gr/plot, dan V3 (Varietas Warani) sebesar 83,40 gr/plot. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan genetis pada masing-masing varietas.

Untuk melihat hubungan antara pengaruh varietas terhadap produksi tanaman tomat dapat dilihat pada grafik (Gambar 8.)

75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 Varietas g r/ p lo t Produk si (gr/plot) 91,87 92,19 83,40 V1 V2 V3 Gambar 8. Grafik hubungan antara Pengaruh Varietas terhadap Produksi pada

tanaman Tomat

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan produksi yang nyata antara faktor varietas Citra (V1) dan Sakura (V2) dengan faktor Varietas Warani (V3). Pada perlakuan produksi tertinggi adalah 92,19 gr/plot yaitu pada perlakuan Varietas Sakura diikuti varietas citra (91,87 gr/plot) sedangkan produksi terendah adalah 83,40 gr/plot yaitu pada varietas Warani.

c. Pengaruh Dosis Gliocladium virens dan Varietas Terhadap Produksi (gr/ plot) Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di Lapangan

Data pengamatan Pengaruh Dosis Gliocladium virens dan Varietas Terhadap Produksi tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan. dapat dilihat pada lampiran 10. Dari hasil analisa sidik ragam diketahui bahwa Pengaruh Gliocladium virens dan Varietas Terhadap Produksi tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan memberikan hasil yang tidak nyata pada pengamatan, hal ini dapat dilihat pada lampiran 10.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Produksi tertinggi 33,93 gr/plot pada perlakuan G4V2 tidak berbeda nyata dengan produksi terendah G1V3 yaitu 25,50 gr/plot dan perlakuan-perlakuan lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan G. virens pada 7- 56 hsa tidak berbeda nyata terhadap Produksi tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Smith) di lapangan. Dari analisa sidik ragam, interaksi kedua faktor

tersebut tidak memberikan pengaruh nyata terhadap produksi. Hal ini disebabkan karena Faktor dari Gliocladium virens dan Varietas menekan perkembangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Sacc) dengan caranya masing-masing.

Dokumen terkait