• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Bagan 4.2 Persentase Validasi Ahli Model Pembelajaran

Melalui data hasil validasi pada tabel 4.2 dan bagan 4.2 di atas, dapat diartikan bahwa pengkaji model pembelajaran menyebutkan dari aspek komponen perangkat pembelajaran dengan model blended learning memiliki kategori sangat layak dengan persentase 85%. Dari hasil aspek komponen perangkat pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) kejelasan identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran dengan model blended learning; 2) kesesuaian tujuan pembelajatan dilihat dari rumusan audience, behavior,

condition, dan degree;

3) kesesuaian penyajian materi ajar dalam model blended learning dengan materi pembelajaran yang disajikan pada konsep umum menuju khusus; 4) kecukupan pengelolaan waktu dalam model blended learning dengan waktu

pembelajaran yang dilihat dari proporsi teori dan praktik dalam kegiatan pembelajaran yang mencakup langkah 1 hingga 5;

5) kesesuaian metode pembelajaran model blended learning dengan kegiatan pembelajaran yang dilihat dari situasi dan kondisi siswa, karakteristik blended learning, karakteristik indikator, serta kompetensi yang hendak dicapai; 6) kesesuaian langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model blended

learning yang mencakup kegiatan orientasi, organisasi, investigasi, presentasi, serta analisis dan evaluasi yang diberi penjelasan setiap poin; 7) kejelasan penilaian hasil belajar yang mengkombinasikan penilaian tatap

8) kecukupan sumber belajar yang mengkombinasikan bentuk pembelajaran tatap muka dan online yang sesuai dengan model blended learning;

9) kelengkapan perangkat pembelajaran dengan model blended learning yang memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi/indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Sedangkan dari aspek kunci model blended learning mencapai kategori layak dengan persentase 80%. Dari hasil aspek kunci model blended learning dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) tersedianya pembelajaran tatap muka (live event) dalam model blended learning yang disusun secara jelas dengan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai;

2) tersedianya akses belajar mandiri (self paced learning) yang memungkinkan siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja dengan dukungan bahan belajar cetak dan sebagian digital berupa teks, video, dokumen, internet; 3) tersedianya ruang kolaborasi antar siswa dan guru yang dilihat dari kombinasi

kolaborasi pada pembelajaran tatap muka (contoh: diskusi) maupun pembelajaran online (contoh: chatting, project work) yang bersifat 2 arah; 4) tersedianya penilaian hasil belajar secara tatap muka dan online baik berupa

tes (tes pilihan ganda, tes praktik, penugasan mandiri) maupun nontes (observasi sikap terhadap pembelajaran);

5) tersedianya dukungan bahan belajar yang mendukung pembelajaran tatap muka dan online berupa bahan cetak (buku, modul) dan digital (presentasi, file dokumen pdf, html).

Dari hasil penilaian ahli model pembelajaran pada aspek komponen perangkat pembelajaran dan kunci model blended learning, menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran dengan model blended learning layak digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran tanpa revisi Hasil secara keseluruhan terdapat pada lampiran 28 halaman 272.

Berdasarkan hasil validasi ahli materi dan ahli model pembelajaran dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran dengan model blended learning pada materi pengoperasian software presentasi dengan pokok bahasan editing sederhana untuk membuat presentasi dan efek yang menarik pada file presentasi layak digunakan dalam penelitian dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.

4.1.2 Hasil Implementasi Model Pembelajaran

4.1.2.1 Persentase Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran

Implementasi pembelajaran dengan model blended learning dilakukan berdasarkan perencanaan pembelajaran yang telah layak dan divalidasi oleh ahli materi dan ahli model pembelajaran. Pada penelitian ini, implementasi pembelajaran dilakukan dengan membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model blended learning dan kelas kontrol yang menggunakan

model konvensional. Hasil dari observasi implementasi pembelajaran dideskripsikan secara terperinci dan dikualifikasikan dalam persentase.

Adapun waktu pelaksanaan pembelajaran dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Implementasi Model Pembelajaran

Pertemuan Materi Kelas Pelaksanaan Pembelajaran Keterangan

3 Editing sederhana untuk membuat presentasi Eksperimen (Kelas XI TITL 1) Rabu, 26-02-2014

(08.00–09.30) Tatap muka dan online

Pembelajaran synchronous disertai pretest 26 Februari – 4 Maret 2014 Online Pembelajaran asynchronous mandiri dan kolaboratif 4 Rabu, 5-03-2014 (08.00–09.30)

Tatap muka dan

online Pembelajaran synchronous disertai posttest 3 Kontrol (Kelas XI TITL 2) Selasa, 25-02-2014 (11.15–12.15)

Tatap muka Pembelajaran tatap muka disertai pretest

4 Selasa, 25-02-2014

(11.15–12.15)

Tatap muka Pembelajaran tatap muka disertai posttest 5 Efek yang menarik pada file presentasi Eksperimen (Kelas XI TITL 1) Rabu, 25-03-2014 (08.00–09.30)

Tatap muka dan

online Pembelajaran synchronous disertai pretest 26 Maret – 1 April 2014 Online Pembelajaran asynchronous mandiri dan kolaboratif 6 Rabu, 02-04-2014

(08.00–09.30) Tatap muka dan online

Pembelajaran synchronous disertai posttest 5 Kontrol (Kelas XI TITL 2) Selasa, 25-03-2014 (11.15–12.15)

Tatap muka Pembelajaran tatap muka disertai pretest

6 Selasa, 01-04-2014

(11.15–12.15)

Tatap muka Pembelajaran tatap muka disertai posttest

Penjabaran pelaksanaan pembelajaran KKPI dengan model blended learning pada kelas XI SMK Negeri 2 Purwodadi adalah sebagai berikut:

4.1.2.1.1 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan 3

Implementasi model pembelajaran blended learning pada pertemuan 3, mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Adapun deskripsi secara detail dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah orientasi. Kegiatan orientasi yang dilakukan oleh guru pada pertemuan 3 adalah menyampaikan tujuan pembelajaran yang berlanjut dengan memberikan apersepsi tentang cara mengaktifkan software presentasi berupa tanya-jawab dengan siswa. Dalam tanya jawab ini, siswa aktif menanggapi pertanyaan oleh guru. Kegiatan ini berlanjut pada pemberian motivasi tentang pentingnya mempelajari perintah editing sederhana untuk membuat presentasi.

Setelah usai diberikan motivasi, guru memberikan tes awal pada siswa yang berbentuk pilihan ganda sejumlah 20 pertanyaan. Tes awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi pada pokok bahasan editing sederhana untuk membuat presentasi.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dimulai dengan langkah orientasi dimana guru login e-learning untuk mengakses pembelajaran online dan mengenalkan materi.

Selanjutnya, guru memberikan permasalahan contoh file presentasi editing sederhana yang mencakup perintah hyperlink, insert picture, dan diagram. Guru membimbing siswa untuk mengemukakan pendapat mengenai cara pembuatan

contoh file presentasi. Para siswa menjawab pertanyaan dari guru secara bergantian dan guru menanggapi jawaban dari siswa.

Kegiatan ini berlanjut pada langkah organisasi, dimana guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat presentasi yang melibatkan perintah hyperlink, insert picture, dan diagram. Pada pembuatan presentasi tersebut, siswa diperkenankan mengakses materi melalui e-learning dan chatting yang telah disediakan.

Pada langkah investigasi, siswa login e-learning dan mempelajari materi perintah hyperlink, insert picture, dan diagram pada program Microsoft Power Point. Siswa berkolaborasi dengan guru dan siswa lain melalui chatting untuk menggali informasi tentang materi. Pada kegiatan investigasi ini, siswa juga melakukan praktik membuat presentasi sesuai dengan contoh file presentasi yang disajikan oleh guru guna mencari solusi dan uji coba secara mandiri.

Setelah hasil uji coba dan praktik dilakukan, dilanjutkan dengan kegiatan presentasi berupa siswa mempresentasikan produk yang telah dibuat. Adapun siswa lain menanggapi hasil produk dari siswa yang mempresentasikan hasil karyanya. Kegiatan ini kemudian berlanjut pada kegiatan analisis, yaitu guru dan para siswa lain merefleksikan hasil investigasi dan produk yang dipresentasikan oleh siswa. Pada kegiatan analisis ini, guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahami.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan langkah evaluasi berupa penyimpulan materi pembelajaran oleh guru dan siswa. Kegiatan ini berlanjut

dengan pemberian penugasan oleh guru pada siswa untuk mengerjakan penugasan mandiri melalui forum diskusi online dengan e-learning yang dilakukan secara asynchronous mandiri maupun kolaboratif.

Dari deskripsi di atas, dapat diketahui kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan model blended learning pada pertemuan 3 di kelas eksperimen. Adapun deskripsi secara kualitatif setiap langkah pembelajaran pada pertemuan 3, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan model konvensional, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perbandingan Implementasi Pembelajaran dengan Model Blended Learning dan Model Konvensional Pertemuan 3

No. Aspek Model Blended Learning Model Konvensional

1 Orientasi 90 83

2 Organisasi 85 80

3 Investigasi 72,5 55

4 Presentasi 80 80

5 Analisis & evaluasi 87 80

Rata-rata 83 75

Adapun perbandingan pelaksanaan pembelajaran dari tabel 4.4 digambarkan dalam bagan berikut.

Bagan 4.3. Perbandingan Pembelajaran Blended Learning dan

Dokumen terkait