• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.6 Persepsi

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita. Persepsilah yang menentukan kita menentukan suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.29

Persepsi merupakan proses yang didahului oleh pengindraan. Sedangkan pengindraan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Proses tersebut selanjutnya akan diteruskan oleh saraf ke otak sebagai pusat susuan saraf. Kemudian terjadilah sebuah proses yang dinamakan proses persepsi.30

Devidoff menjelaskan bahwa stimulus diterima oleh indera akan menjadi sesuatu yang berarti apabila telah diorganisasikan dan diinterpretasikan. Moskowitz dan Orgel juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang integrated dari individu dan stimulus yang diterimannya.31

Dalam proses persepsi banyak rangsangan sampai kepada kita melalui panca indra kita, namun kita tidak mempersepsi semua itu secara acak. Alih-alih, kita mengenali objek-objek tersebut sebagai spesifik dan kejadian-kejadian tertentu sebagai memiliki pola-pola tertentu. Alasannya sederhana saja, karena persepsi kita adalah suatu proses aktif yang menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yang kita terima.

29

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.167-168

30Bimo Walgito. 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. Hal.45

31

Kenneth K. Sereono dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi, dan interpretasi.Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat diidentifikasikan sebagai “meletakan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”.

1) Seleksi

Ketika rangsangan-rangsangan bersaing untuk mendapatkan perhatian kita, kita hanya dapat fokus pada salah satu rangsangan saja.Oleh karena itu kita harus menolak rangsangan-rangsangan lainnya.32Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian kita cenderung kita anggap lebih penting dari pada yang tidak menarik perhatian kita.33 Menurut Kotler (Marketing Management, an Asia Persective, 1996), ada tiga proses seleksi ketika seseorang mempersepsikan sesuatu34:

a. Selective Attention, yaitu dimana seseorang akan mempersepsikan sesuatu berdasarkan perhatiannya.

b. Selective Distortion, yaitu kecenderungan seseorang untuk memilah-milah informasi berdasarkan kepentingan pribadinya dan menerjemahkan informasi berdasarkan pola fikir sebelumnya yang berkaitan dengan informasi tersebut.

c. Selective Retention, dimana seseorang akan mudah mengingat informasi yang dilakukan secara berulang-ulang.

2) Organisasi

Wood menjelaskan bagaimana seseorang mengorganisasikan persepsi dengan cara mengorganisasikan dan menginterpretasikan pengalaman dengan menggunakan struktur kognitif yang disebut schemata (schemata). Skema kognitif digunakan untuk mengorganisasikan bagaimana kita berfikir tentang manusia dan situasi.35

3) Interpretasi

Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih dari indra kita. Namun manusia tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung; melainkan menginterpretasikan makna informasi yang di

32

Michael Gembel. CommunicatoinWorks. New York: Random House Inc. Hal.53

33

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.169

34

Silih Agung Wasesa. 2005. Strategi Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal.14-15

35

percaya mewakili objek tersebut.Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai objek sebenarnya,

melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut.36

Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan.Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan.Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan terssebutmemberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual.37

Persepsi akan suatu objek tidak terjadi begitu saja. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi adalah faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk dalam faktor personal.38

36

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.170

37Bimo Walgito. 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. Hal.46

38

Persepsi bukan ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu dan bermula pada kondisi biologisnya. Faktor-faktor yang membentuk persepsi oleh Khasali dibagi menjadi empat, antara lain39 :

1) Latar belakang budaya

Persepsi terikat oleh budaya (culture-bound). Tidak ada dua orang yang mempunyai nilai-nilai budaya yang persis sama, maka tidak ada dua orang pula yang mempunyai persepsi yang persepsinya persis sama.40Salah satu unsur budaya adalah kepercayaan.Dimana kepercayaan adalah anggapan subjektif bahwa suatu objek atau peristiwa mempunyai ciri atau nilai tertentu.

2) Pengalaman masa lalu

Pengalaman seseorang tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpan informasi dan penafsiran pesan yang telah diterima sebelumnya.

3) Nilai-nilai yang dianut

Didukung oleh sciffman dan Lazar nilai yang terbentuk karena adanya penghargaan (expectations), antara lain: hal yang tidak asing, pengalaman masa lalu dan harapan serta motif (motives) orang cenderung menerima sesuatu yang mereka butuhkan atau inginkan41.

39

Rhenald Khasali. 1994. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.

Jakarta: Grafiti. Hal.23

40

Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.198-208

41Sciffman dan Lazar. 2000. Consumer Behavior. Sixth Edition. New Jersey:Prentice-Hall International Inc. Hal.133-134

4) Berita-berita yang berkembang

Berita-berita yang berkembang merupakan salah satu bentuk rangsangan yang menarik perhatian masyarakat.Melalui berita yang berkembang di masyaraka dapat didukung dan dipengaruhi terbentuknya persepsi pada benak khalayak. Persepsi yang baik atau buruk dapat terbentuk pada benak khalayak dari banyak atau sering melihat suatu berita yang ada, karena proses berfikir dapat dibentuk melalui informasi yang diperoleh khalayak.

Dokumen terkait