• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Metode Analisis Data

2. Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan

Menurut Fitriana (2013:4) menyatakan bahwa persepsi efektifitas sistem perpajakan terdiri dari:

a. Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat.

b. Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan wajib pajak dalam melakukan pembayaran dimana dan kapan saja.

c. Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar.

d. Peraturan perpajakan dapat diakses dengan lebih cepat melalui internet tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP.

e. Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register

dari website pajak untuk memudahkan wajib pajak memperoleh NPWP. 3. Pemahaman

Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan wajib pajak antara lain dibuktikan dengan kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP). Peningkatan jumlah pajak tercapai seiring dengan peningkatan jumlah wajib pajak. Pemberian NPWP dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah wajib pajak yang terdaftar (Sutari dan Wardani, 2013:2), adapun indikator yang digunakan untuk variael pemahaman adalah sebagai berikut:

a. Kepemilikan NPWP dengan melakukan pendaftaran pada kantor pajak dan sesuai dengan domisili.

b. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak

c. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi administrasi

d. Pengetahuan dan pemahaman mengenai tarif penghasilan tidak kena pajak

e. Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui sosialisasi

f. Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training pajak yang mereka ikut.

4. Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum

Di beberapa negara maju yang memberlakukan wajib pajak, warga negara mendapatkan tunjangan dari negara, misalnya tunjangan untuk yang pengangguran, tunjangan kesehatan gratis, pendidikan dasar gratis, transportasi yang nyaman,dll. Keuntungan-keuntungan secara langsung maupun tidak langsung ini mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak dengan kesadaran penuh bahwa mereka akan mendapatkan imbalannya melalui fasilitas yang telah

dirancang oleh pemerintah. Secara otomatis keinginan untuk mengingkari kewajiban membayar pajak akan terkikis (Handayani, 2012:5).

Kepercayaan adalah sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama Doney et.al., (1998) dalam Handayani (2012:8). Variabel ini diukur dengan instrumen pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian James et al., (2005) yang dilakukan di Rusia sebelum, selama dan sesudah masa transisi perubahan sistem pemerintahan, yang terdiri dari empat item pertanyaan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Kepercayaan terhadap sistem pemerintahan ditetapkan (2) Kepercayaan terhadap sistem hukum (3) Kepercayaan terhadap politisi akan politik pemerintah dan (4) Kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali ke rakyat dengan kepercayaan terhadap pemungutan pajak, kepercayaan pengalokasian pajak untuk pembangunan dan kepercayaan akan pengalokasian pajak demi kepentingan rakyat (Handayani, 2012:8).

5. Kualitas Pelayanan Pajak

Kualitas pelayanan adalah ukuran sejauh mana pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan pelanggan (Assegaf, 2009:173). Pelayanan Pajak dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Wajib Pajak adalah melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) yang dirasakan perlu untuk lebih diberdayakan lagi elemen kualitas pelayanannya yang meliputi (Setyonugroho, 2012:6):

a. Prosedur Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-09/PJ.9/1995 tentang Pelaksanaan Sistem Informasi Perpajakan dan Buku Pedoman Pelayanan Umum, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1) Pelayanan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan.

2) Mengutamakan keramahan, kelancaran, keterbukaan dan kejelasan dalam pemberian informasi dan pelayanan kepada Wajib Pajak.

3) Pelayanan yang mudah, tepat, cepat dan professional. 4) Pelayanan yang adil dan tanpa biaya.

5) Diperlukan budaya kerja yang tinggi, responsif dan efektif. 6) Kepuasan Wajib Pajak menjadi tanggung jawab KPP b. Organisasi

Pembentukan TPT di KPP bersamaan dengan implementasi Sistem Informasi Perpajakan (SIP) berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-09/PJ.9/1995 tanggal 20 Oktober 1995, untuk memberikan kejelasan tanggung jawab tugas-tugas administrasi, pemberian informasi, dan pelayanan kepada Wajib Pajak di TPT menjadi tanggung jawab Kepala Seksi TUP, sedangkan tugas-tugas penyediaan data dan hal-hal teknis yang berhubungan dengan komputer menjadi tanggung jawab Kepala Seksi PDI.

c. Sumber Daya Manusia

Penunjukan petugas pajak yang bertugas di TPT dilakukan melalui Nota Dinas Kepala KPP yang dilakukan setiap bulan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Berpenampilan menarik serta ramah.

2) Menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik. 3) Integritas dan dedikasi yang tinggi.

4) Kemapuan berkomunikasi yang baik serta dapat mengoperasikan komputer.

5) Pengetahuan yang memadai di bidang perpajakan bagi yang ditempatkan di information desk.

6) Penunjukan koordinasi harian/mingguan yang bertanggung jawab. d. Sarana dan prasarana

Petugas pajak dituntut untuk mampu melayani setiap Wajib Pajak dengan baik, sopan santun, memiliki rasa hormat kepada Wajib Pajak sebagai pelanggan, serta memiliki keahlian dan pengetahuan dibidang pajak yang tentunya akan menujang kualitas dari pelayanan dari petugas pajak kepada Wajib Pajak. Selain itu, peralatan yang dimilik oleh kantor pajak tentunya juga diperlukan seperti alat komunikasi, komputer, ruang tunggu yang bagus, nomor antrian, serta peralatan penunjang lainnya.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Butir

Pertanyaan Pengukuran Skala Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan (X1) Fitriana (2013:4) Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling

1. Melaporkan pajak lebih mudah 2. Melaporkan pajak lebih cepat

1,2 Likert

Pembayaran melalui

e-banking

3. Memudahkan wajib pajak melakukan pembayaran pajak dimana saja

4. Memudahkan wajib pajak melakukan pembayaran pajak kapan saja

3,4 Likert

Penyampaian SPT melalui drop box

5. Penyampaian SPT di berbagai tempat tidak harus di KPP

5 Likert

Peraturan perpajakan dapat diakses dengan lebih cepat melalui internet

6. Peraturan yang diakses melalui internet

6 Likert

Pendaftaran NPWP 7. Pendaftran NPWP dilakukan secara online 8. Mempersingkat waktu 7,8 Likert Pemahaman (X2) Sutari dan Warhani (2013:2)

Kepemilikan NPWP 1. Pendaftaran NPWP pada kantor pajak

2. Kepemilikan NPWP pada kantor pajak sesuai domisili

9,10 Likert

Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak

3. Mengetahui pembayaran pajak tepat waktu

4. Mengetahui hak sebagai wajib pajak 11,12 Likert Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi pajak

5. Mengetahui sanksi pajak berupa sanksi administrai

13 Likert Pengetahuan dan pemahaman mengenai penghasilan tidak kena pajak

6. Pengetahuan dan pemahaman mengenai tarif penghasilan tidak kena pajak

14 Likert

Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui

sosialisasi

7. Wajib pajak harus mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui sosialisasi

15 Likert

Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui

training pajak yang mereka ikuti

8. Wajib pajak harus mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training pajak yang mereka ikuti

16 Likert

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator Butir

Pertanyaan Pengukuran Skala Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum (X3) Handayani, (2012:8) Kepercayaan terhadap sistem pemerintahan

1. Kepercayaan wajib pajak dengan sistem pemerintahan

17 Likert

Kepercayaan terhadap sistem hukum

2. Kepercayaan akan hukum yang ditetapkan

18 Likert

Kepercayaan terhadap politisi

3. Kepercayaan akan politik pemerintahan 19 Likert Kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali ke rakyat 4. Kepercayaan terhadap pemungutan pajak 5. Kepercayaan pengalokasian pajak untuk pembangunan 6. Kepercayaan akan

pengalokasian pajak untuk kepentingan rakyat 20,21,22 Likert Kualitas Pelayanan (X4) Setyonugroho, (2012:6)

Prosedur Pelayanan 1. Pelayanan sesuai standar dan prosedur yang telah

ditetapkan

2. Mengutamakan keramahan, kelancaran, keterbukaan dan kejelasan dalam pemberian informasi dan pelayanan kepada Wajib Pajak 3. Pelayanan yang mudah,

tepat, cepat dan professional. 4. Pelayanan yang adil dan

tanpa biaya

23,24,25,26 Likert

Organisasi 1. kejelasan tanggung jawab tugas-tugas administrasi, pemberian informasi

27 Likert

Sumber Daya Manusia

2. Berpenampilan menarik serta ramah

3. Menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik 4. Integritas dan dedikasi yang

tinggi.

5. Kemapuan berkomunikasi yang baik serta dapat mengoperasikan komputer

28,29,30, 31 Likert

Sarana dan Prasarana

1. alat komunikasi, komputer, ruang tunggu yang bagus, nomor antrian

32 Likert

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator Butir

Pertanyaan Skala Pengukuran Kemauan Membayar Pajak Setyonugroho (2012)

Jumlah pajak yang tidak memberatkan

1. Jumlah pajak sesuai dengan penghasilan wajib pajak 2. Tidak memberatkan wajib

pajak

33,34 Likert

Keadilan sanksi Perpajakan

3. Sanksi pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku 4. Memberikan sanksi secara

adil

35,36 Likert

Peamanfaatan pajak yang tepat

5. Pajak digunakan sebagai pembangunan

6. Pajak yang digunakan sebagai kesejahteraan masyarakat

37,38 Likert

Pelayanan yang baik 7. Pelayanan yang baik yang diberikan aparat pajak

BAB IV

Dokumen terkait