• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi

2. Topik-topik bimbingan apa saja yang mampu membantu pengembangan kepribadian kreativitas siswa kelas X - XI SMA BOPKRI BANGUNTAPAN?

D. Tujuan Penelitian

1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa kelas X – XI SMA BOPKRI BANGUNTAPAN Tahun Ajaran 2010 – 2011 mengenai tingkat kreativitasnya berdasarkan ciri pribadi yang kreatif.

2. Peneliti mengusulkan topik bimbingan kelompok yang sesuai bagi siswa kelas X – XI SMA BOPKRI BANGUNTAPAN dengan mengacu pada hasil penelitian.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Kepala Sekolah

Sebagai informasi tambahan untuk mengevaluasi langkah-langkah kebijakan yang telah dilakukan dan telah dicapai dalam rangka pengembangan kreativitas para siswa di sekolah. Dapat juga, dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran lebih jauh dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

2. Para Guru

Membantu mereka untuk mengidentifikasikan tingkat kreativitas para siswa dan usulan topik-topik bimbingan kelompok, sehingga mereka diharapkan akan lebih mampu mengadakan usaha-usaha dalam pengembangan kreativitas siswa yang lebih tepat.

3. Siswa

Siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk lebih mengembangkan kreativitasnya.

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti lain sebagai sumber inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin mengembangkan penelitian di sekitar topik yang sama.

5. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan menjadi bahan informasi mengenai tingkat kreativitas siswa dan usulan topik-topik bimbimbingan. Informasi ini dapat menjadi modal bagi peneliti supaya lebih siap menghadapi tugas-tugasnya yang akan datang sebagai konselor sekolah yang mampu memberikan pelayanan bimbingan dan konseling secara profesional.

6. Konselor Sekolah

Hasil penelitian ini digunakan untuk menambah wawasan khususnya tentang hal- hal apa saja yang dapat mengembangkan kreativitas. Informasi ini dapat digunakan sebagai usulan topik dalam bimbingan kelompok.

F. Definisi Operasional

1. Persepsi

Persepsi adalah pandangan, pendapat, atau keyakinan siswa tentang tingkat kreativitas berdasarkan karakteristik pribadi yang kreatif seperti yang dimaksud dalam pernyataan- pernyataan kuesioner.

2. Tingkat kreativitas

Dalam penelitian ini, tingkat kreativitas didefinisikan sebagai tinggi rendahnya kemampuan siswa untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam

bentuk gagasan atau barang yang berdaya guna dan inovatif. Kemampuan tersebut meliputi tujuh ciri yakni kelincahan mental untuk berpikir secara deduktif, kelincahan mental untuk berpikir induktif, orisinalitas, lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas, fleksibilitas konseptual, latar belakang yang merangsang, dan kecakapan dalam banyak hal.

Tanggapan siswa akan akan berkisar dari rentang skala 1 yang bermakna sangat tidak setuju, sampai 4 yang bermakna sangat setuju.

3. Bimbingan kelompok

Pelayanan pemberian informasi kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan agar memahami diri dan lingkungan kemudian mengembangkan dirinya.

4. Topik

Pokok pikiran yang sudah ditentukan oleh konselor berdasarkan kebutuhan siswa, dan akan dibahas oleh konselor dan siswa sewaktu melakukan pelayanan bimbingan kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan. Baik bimbingan kelompok atau konseling kelompok.

5. Siswa kelas x-xi sma bopkri banguntapan

Siswa yang belajar dan terdaftar di kelas x - xi sma bopkri banguntapan tahun ajaran 2010 - 2011.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Pengertian persepsi telah diuraikan oleh berbagai tokoh di bidang psikologi, antara lain:

a. Proses persepsi terjadi karena adanya rangsang dari luar individu. Rangsang itu diterima melalui alat indra, kemudian ditafsirkan, sehingga mempunyai arti bagi orang yang bersangkutan. Adanya rangsang dari luar individu mengakibatkan suatu proses dalam diri individu, dan pada akhirnya individu akan memberikan tanggapan (Kartini Kartono, 1984). b. Proses mengorganisir dan menggabungkan data indra kita (penginderaan)

untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menyadari sekelilingnya, termasuk dirinya sendiri (Davidoff,1988).

c. Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat, 1985)

d. Persepsi juga diartikan sebagai pandangan, pengamatan atau tanggapan individu terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia atau hal-hal yang ditemuinya sehari-hari (Mulyono, 1978).

e. Kata lain untuk persepsi adalah paradigma yang artinya adalah cara orang memandang sesuatu, pandangan atau keyakinan terhadap sesuatu (Covey, 2001)

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Irwanto, dkk (1988) ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu:

a. Perhatian yang selektif

Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental. Perhatian melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek yang hadir pada saat yang bersangkutan, kemudian pada saat yang bersamaan pula seseorang memilih hanya satu objek, sementara objek-objek yang lain diabaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan menerima rangsang dari lingkungannya. Apabila suatu rangsang mendapat perhatian dari individu, maka rangsang tersebut akan disadari dan ditanggapi dengan cepat. Sedangkan rangsang yang kurang mendapat perhatian akan kurang disadari dan kurang ditanggapi.

Semakin besar perhatian seseorang, semakin besar kesadarannya akan rangsang itu dan semakin besar pula kemungkinan orang yang bersangkutan menanggapinya. Semakin kecil perhatian seseorang, semakin kecil kesadarannya akan rangsang yang bersangkutan dan semakin kecil pula kemungkinan individu untuk menanggapinya.

b. Sifat-sifat rangsang

Rangsang yang bergerak akan lebih menarik perhatian bagi seseorang daripada rangsang yang diam. Seseorang akan menaruh perhatian pada rangsang yang ukurannya lebih besar daripada rangsang yang ukurannya kecil. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian seseorang adalah rangsang yang berlatar belakang kontras daripada yang berlatar belakang biasa. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian adalah rangsang yang intensitas rangsangnya paling kuat.

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Persepsi juga ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai bagi seseorang dan sesuai dengan kebutuhannya. Nilai yang dianut dan kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. Walaupun rangsang yang dihadirkan pada dua orang sama, namun persepsi yang terjadi bisa jadi berbeda karena perbedaan nilai dan kebutuhannya.

d. Pengalaman terdahulu

Perhatian seseorang terhadap rangsang turut ditentukan oleh pengalaman akan rangsang yang dimiliki sebelumnya. Pengalaman- pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana orang mempersepsikan dunianya.

Persepsi merupakan suatu tanggapan terhadap suatu objek, peristiwa atau pengalaman tertentu yang dapat diterima dan dimengerti oleh penerima rangsang atau stimulus sehingga menghasilkan pengetahuan tentang lingkungan

sekitar. Stimulus adalah segala sesuatu yang mengenai reseptor sehingga organisme menjadi aktif (Walgito, 2004). Stimulus dapat berasal dari dalam dan dari luar individu, tetapi kebanyakan berasal dari luar individu.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, persepsi siswa diartikan sebagai pandangan, pendapat atau keyakinan siswa mengenai ciri pribadi yang kreatif, yang meliputi kelincahan mental untuk berpikir deduktif, kelincahan mental untuk berpikir secara induktif, orisinalitas, lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas, fleksibilitas konseptual, latar belakang yang merangsang dan kecakapan dalam banyak hal.

3. Aspek-Aspek Persepsi

Menurut Walgito (1994) dan Alfian (1985) aspek- aspek persepsi adalah sebagai berikut: (1) rangsang, (2) tanggapan, dan (3) perilaku.

a. Rangsang

Setiap rangsang ditimbulkan oleh obyek. Rangsang dapat berasal dari luar diri individu, dapat pula berasal dari dalam diri individu. Rangsang yang berasal dari luar diri individu akan mengenai alat indera selaku penerima rangsang atau reseptor, lalu meneruskannya ke syaraf penerima atau sensoris. Sedangkan rangsang yang berasal dari dalam diri individu langsung mengenai penerima.

b. Tanggapan

Setiap rangsang yang ditanggapi oleh individu terjadi dalam proses persepsi. Proses persepsi bermula dari obyek yang menimbulkan rangsang,

lalu langsung mengenai reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman karena terjadi secara alamiah. Rangsang yang diterima oleh reseptor diteruskan ke syaraf sensoris setelah mengalami penyeleksian, dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat kesadaran, sehingga menimbulkan tanggapan individu terhadap obyek yang dilihatnya.

c. Perilaku

Persepsi yang diperoleh dalam proses penyadaran itu ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut individu. Dalam proses itu persepsi sekaligus merupakan suatu penilaian, pendapat, dan pandangan.

Setiap penilaian, pendapat, dan pandangan yang dianggap penting oleh individu menuntut individu untuk melaksanakannya. Maka persepsi perlu dilihat dalam rangkaian perilaku; persepsi berfungsi sebagai persiapan ke perilaku konkrit. Nilai-nilai tidak hanya mempengaruhi persepsi, melainkan juga perilaku.

Dokumen terkait