• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.4 Persepsi

Manusia mempunyai persepsi yang berbeda terhadap suatu kejadian. Untuk lebih memahami bagaimana persepsi bisa terjadi, maka pada bagian ini akan dijelaskan pengertian persepsi, proses pembentukan persepsi, pengelompokkan persepsi dan dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.

2.4.1 Pengertian Persepsi

Perbedaan pengetahuan yang dimiliki maupun pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap suatu kejadian, mengakibatkan seseorang memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu kejadian. Persepsi berasal dari kata percipere yang berarti menerima, perception, pengumpulan, penerimaan, pandangan. Persepsi menurut Mulyana (2002, 167) adalah “Proses internal yang memungkinkan seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku”. Sedangkan menurut Suwarno (2009, 52), “Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di lapangan penginderaan seseorang”. Sementara itu Rakhmat (2001, 51) juga mendefenisikan, “Persepsi sebagai suatu pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan meyimpulkan informasi, menafsirkan pesan dan memberikan makna pada stimulasi inderawi (sensory stimuly)”.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsangan berupa objek maupun peristiwa yang menimbulkan kesan yang dapat mempengaruhi penilaian dan perilaku seseorang.

Pada dasarnya persepsi merupakan proses kognitif yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang diterima. Jika dikaitkan dengan Persepsi pengguna Layanan Bilik Melayu maka maksudnya adalah penilaian pengguna Layanan Bilik Melayu tentang berbagai macam hal yang diterima pada saat melakukan kegiatan dan interaksi pada Layanan ini.

2.4.2Proses Pembentukan Persepsi

Proses terjadinya persepsi dapat dikatakan sebagai suatu proses yang unik karena menggambarkan sesuatu yang terkadang berbeda dengan kenyataan. Proses tersebut dapat dikatakan sebagai praduga atau anggapan sesaat. Proses terjadinya persepsi dapat dimulai dari objek yang menimbulkan rangsangan hingga dapat disadari dan dimengerti. Menurut Kenneth dalam Mulyana (2002, 169) “Ada tiga aktivitas dalam proses persepsi yaitu seleksi, organisasi, dan interpretasi”. Sedangkan menurut Thoha (2003, 145) proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan:

1. Stimulus atau rangsangan. Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

2. Registrasi. Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya. Kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

3. Interprestasi. Interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interprestasi bergantung pada cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang.

Sedangkan menurut Widyatun (1999, 111), “Proses terjadinya persepsi adalah karena objek yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera objek menjadi perhatian panca indera kemudian objek perhatian tadi dibawa ke otak hingga terjadi kesan atau respon, respon dibalikkan ke indera berupa tanggapan atau persepsi hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa proses persepsi terjadi ketika individu mendapatkan stimulus atau rangsangan kemudian individu melakukan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan disini berperannya perhatian yang kemudian menjadi respon dalam pikiran manusia. Respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut dan kemudian terjadilah persepsi. Apabila dikaitkan dengan Layanan Bilik Melayu maka proses pembentukan persepsi pengguna Layanan Bilik Melayu terjadi ketika pengguna berkunjung dan menemukan objek yang dapat merangsang panca indera atau melakukan interaksi kemudian terjadilah proses registrasi dalam diri pengguna yang menghasilkan respon dalam bentuk pengalaman positif maupun pengalaman negatif.

2.4.3Pengelompokan Persepsi

Pengelompokkan persepsi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu persepsi mengenai benda dan persepsi sosial. Menurut Suwarno (2009, 53) yang membedakan persepsi benda dan persepsi sosial adalah

Sifat dari unsur-unsur mediasi atau pengantar, kemajemukan stimulinya dan peranan dari proses kontruksi dalam pemberian makna. Objek stimulus persepsi benda bersifat nyata dan dapat diraba. Unsur perantaranya terbatas seperti gelombang cahaya, suara, suhu dan gerakan lain yang pada umumnya merupakan gerakan fisik. Sedangkan persepsi sosial bisa terjadi karena kontak secara tidak langsung, cerita orang lain, surat kabar, radio dan lainnya.

Sedangkan jenis-jenis persepsi pada manusia menurut Mulyana (2002, 171) sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia (persepsi sosial). Kedua jenis persepsi tersebut mempunyai perbedaan, perbedaan tersebut mencakup:

1. Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik),

Persepsi lingkungan fisik merupakan proses penafsiran terhadap objek-objek tidak bernyawa yang ada disekitar lingkungan kita. Terkadang dalam mempersepsikannya lingkungan fisik, kita melakukan kekeliruan, karena indera kita terkadang menipu kita, itulah yang disebut ilusi. Persepsi terhadap objek ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor: latar belakang pengalaman, latar belakang budaya, latar belakang psikologis, latar belakang nilai, keyakinan dan harapan, dan yang terakhir adalah kondisi faktual alat-alat indera.

2. Persepsi terhadap manusia (persepsi sosial).

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian- kejadian yang kita lihat alami dalam lingkungan kita. Oleh karena manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsi anda terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya terhadap anda, dan begitu seterusnya, setiap orang mempunyai gambaran berbeda mengenai realitas disekelilingnya. Karena setiap orang mempunyai persepsi berbeda terhadap lingkungan sosialnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi pada umumnya dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu persepsi benda dan persepsi sosial. Masing- masing persepsi memiliki rangsangan dan proses yang juga berbeda. Jika dikaitan dengan Layanan Bilik Melayu maka persepsi pengguna terbagi atas persepsi terhadap objek atau benda yaitu fasilitas atau sarana yang disediakan oleh Layanan Bilik Melayu dan persepsi terhadap manusia yaitu terhadap pustakawan layanan Bilik Melayu.

2.4.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Banyak hal yang dapat mempengaruhi proses pembentukan persepsi pada diri seseorang. Tidak semua informasi atau rangsangan yang diterima menjadi persepsi atau penilaian yang sama oleh setiap orang. Menurut Suwarno (2009, 57) faktor yang mempengaruhi perbedaan informasi yang diterima antara lain:

1. Stereotip, yaitu pandangan tentang ciri-ciri tingkah laku dari masyarakat tertentu.

2. Persepsi diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri yang dapat mempengaruhi pembentukan kesan pertama.

3. Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.

4. Ciri yang ada pada diri orang lain, yaitu daya tarik fisik seseorang yang dapat menimbulkan penilaian khusus pada saat pertama kali bertemu.

Sedangkan menurut Walgito (2004, 89), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

1. Objek yang dipersepsi (stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor). Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai

syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun stimulus terbesar datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf (untuk menerima stimulus) disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respon deperlukan syaraf motoris.

3. Perhatian (untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi), yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan persepsi adanya beberapa faktor yang berperan yaitu: objek atau stimulus yang dipersepsi, alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf yang merupakan syarat biologis, dan perhatian, yang merupakan syarat psikologis.

Berdasarkan uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi maka dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat saja melakukan persepsi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut bisa saja bersumber dari dalam dirinya sendiri atau bahkan faktor dari luar.

Jika dikaitkan dengan pengguna Layanan Bilik Melayu maka faktor yang dapat mempengaruhi persepsi Layanan Bilik Melayu adalah pandangan pengguna terhadap situasi dan kondisi layanan yang berasal dari diri sendiri berdasarkan pengalamannya mengunjungi layanan ini dan juga dapat dipengaruhi oleh tingkah laku atau pengalaman dari orang lain.

Dokumen terkait