• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi merupakan proses pengetahuan atau mengenali obyek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, atau kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu. (Chaplin, 1997). Persepsi seseorang terhadap suatu objek atau kondisi lingkungan tertentu akan mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya terhadap obyek atau kondisi itu (Morgan and King, 1971). Persepsi seseorang terhadap lingkungan mencerminkan

cara melihat, kekaguman, kepuasan serta harapan-harapan yang diinginkan dari lingkungannya (Edmund & Letey, 1973)

2.8.1 Pengertian Persepsi

Beberapa ahli mendefinisikan persepsi dari berbagai pandangan, Rachmat (1991:51) mengungkapkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Selanjutnya Desiderato dalam Rahmat, (1991:51), menyatakan bahwa

Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensori stimuli). Hubungan sensori dengan persepsi sudah jelas. Sensori adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitumenafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensori, tetapi juga atensi ekspektansi, motivasi dan memori. Sedangkan Hammaer dan Organ dalam Indrawijaya, (1983: 45) menyatakan bahwa: “Perception is the process by which people organize, interpret, experience an process cues or material input received from the exsternal environment”, Persepsi adalah suatu proses dengan mana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengolah pertanda atau gejala sesuatu yang terjadi dilingkungannya. Bagaimana segala sesuatu tersebut mempengaruhi persepsi seseorang, nantinya akan mempengaruhi pula perilaku yang akan dipilihnya.

Dalam hal ini Combs, Avila, dan Burkey (dalam Asngari, 1984:11) mendefinisikan persepsi dengan “Perception is the interpretation by individuals of how things seen to them, espicially in reference to how individuals view themselves in relation to the world in which they are involved.”

37 …it (perception) has something to do with awareness of the objects or condition about us. It is dependent to a large entent upon the impression theese object make upon our senses. It is the way things look to us, or the way they sound, feel, taste or smell. But perception also involves, to some degree, and understanding awarennes, a meaning or ecognition of these objects.

Di samping itu Krech dalam Thoha, (1990:139) menyatakan bahwa “persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek dan menghasilkan suatu gambaran unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataan.”

Jadi persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Oleh karena itu persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari kemampuan kognisi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuan sehingga persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungan. “proses memahami ini melalui penglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman” (Miftah Thoha, 1990 : 136). Dalam penelitian ini pengertian persepsi berpedoman pada pendapat yang dikemukakan Sujana (1990 : 5) bahwa persepsi dapat diartikan sebagai tanggapan, pendapat yang didalamnya terkandung unsur penilaian seseorang terhadap objek dan gejala berdasarkan pengalaman dan wawasan yang dimilikinya

2.8.2 Proses pembentukan persepsi

Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang menjadi sadar tentang keadaan dalam lingkungannya. Dengan persepsi ia sanggup membangun dirinya, mempengaruhi lingkungan dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut sejalan dengan Malcom Hardy dan Steve Hayes (1988:94) bahwa perkembangan persepsi sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Dipihak lain Littererrer dalam Asngari (1984) mengemukakan bahwa persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang pada suatu keadaan, fakta atau tindakan. Sehingga individu perlu mengerti dengan jelas tentang tugas dan tanggung jawab yang disandangnya. Luthans (dalam Thoha, 1990 : 138) mengemukakan bahwa proses persepsi meliputi suatu interaksi yang yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan dan penafsiran, walaupun persepsi sangat tergantung pada penginderaan data, proses kognisi mungkin dapat menyaring, menyederhanakan atau mengubah secara sempurna data tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Litterrer (dalam Asngari, 1984 : 17-18) bahwa ada tiga (tiga) mekanisme dalam pembentukan persepsi yaitu “selectivity, closure and interpretation. Secara Skematis dapat dilihat pada Gambar 6

Gambar 6: Proses pembentukan persepsi model Litterrer (1973). Sumber Asngari (1984:12)

Informasi yang sampai kepada seseorang menyebabkan individu yang bersangkutan membentuk persepsi, dimulai dengan pemilihan atau penyaringan. Kenudian informasi yang masuk tersebut disusun menjadi kesatuan yang bermakna, dan akhirnya terjadilah interpretasi, pengalaman masa silam memegang peranan yang penting (Asngari, 1984 : 12-13). Selain itu persepsi bukan hanya dipengaruhi

39 oleh karakteristik pengalaman masa silam, tetapi karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status kependudukan, berhubungan dengan persepsi responden, karena persepsi merupakan proses pengamatan serapan yang berasal dari kemampuan kognisi orang tersebut.

2.8.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor perangsang dalam mempersepsi yang penting adalah perbuatan memperhatikan suatu perubahan, intensitas, ulangan, kontras, dan gerak. Sedangkan faktor-faktor organisme yang penting dalam persepsi adalah minat, kepentingan dan kebiasaan memperhatikan yang telah dipelajari (Chaplin, 1997).

Persepsi dipengaruhi oleh faktor dalam diri individu (internal) dan faktor di luar individu (eksternal). Faktor internal termasuk; kecerdasan ,minat, emosi, pendidikan, pendapatan, kapasitas alat indera dan jenis kelamin. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah pengaruh kelompok, pengalaman masa lalu dan perbedaan latar belakang sosiobudaya (Surata, 1993)

Persepsi individu dibatasi oleh: (1) perbedaan pengalaman, motivasi dan keadaan; (2) perbedaan kemampuan alat indera; (3) perbedaan sikap, nilai, dan kepercayaan (Supriadi, 1989, Surata, 1993). Perbedaan tersebut selanjutnya mempengaruhi perbedaan respon terhadap stimuli, seperti kecenderungan mempersepsi sesuatu yang sesuai dengan sikap, nilai-nilai dan kebutuhan seseorang (selective perception), kecenderungan hanya menerima stimuli yang konsisten dengan sikap, nilai dan kepercayaan (selective exposure) dan kecenderungan untuk mengingat pesan yang sesuai dengan sikap, nilai dan kepercayaan (selective retention).

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Garut Kota, dan Karang Pawitan Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Peta lokasi disajikan pada lampiran 1. Penelitian dilaksanakan selama Lima bulan mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2005.

Dokumen terkait