BAB III METODE PENELITIAN
H. Pengukuran Variabel
I. Teknik Analisis Data
3. Analisis Korelasi Spearman (Korelasi Rank Spearman)
hubungan antara dua variabel berdasarkan peringkat-peringkat (Priyatno 2012:150). Pengukuran Spearman merupakan pengukuran non-Parametik dengan koefisien korelasi r (rho).
Pengukuran dengan menggunakan koefisen korelasi Spearman dalam penelitian ini, digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel. Untuk mempermudah melakukan interprestasi kekuatan hubungan antara dua variabel, dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.2. Kriteria Kekuatan Hubungan antara Dua Variabel Rentang Nilai
Korelasi
Keputusan
0 Tidak ada korelasi antara dua variabel
> 0 – 0,25 Korelasi sangat lemah
> 0, 25 – 0,5 Korelasi cukup
> 0,5 – 0,75 Korelasi kuat
> 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat 1 Korelasi sempurna Sumber : Sarwono (2006)
Dari analisis data akan diperoleh apakah r positif atau negatif. Jika koefisien korelasi (r) positif (r > 0) berarti terdapat hubungan yang positif atau searah. Artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X, maka akan diikuti dengan kenaikan variabel Y, atau jika terjadi penurunan pada variabel, X maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel Y. Sedangkan jika koefisien korelasi (r) negatif (r < 0) berarti apabila terjadi kenaikan pada variabel X, maka akan diikuti oleh penurunan pada variabel Y atau sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada variabel X maka akan diikuti dengan kenaikan pada variabel Y.
Berikut ini langkah-langkah yang digunakan dalam uji korelasi Rank Spearman yaitu :
1) Menghitung koefisien korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS.
2) Melihat kekuatan hubungan antara kedua variabel.
Melihat bagaimana kekuatan hubungan antara kedua variabel, dilihat dari koefisien korelasinya.
3) Melihat arah korelasi antara kedua variabel.
Arah korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi hasilnya positif atau negatif.
53 BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Maumere
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) semula bernama Kantor Dinas Luar Pajak Tingkat II (KDLP tk II) Maumere. Namun, sejak tahun 1989 ditetapkan sebagai Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 276/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jendral Pajak. Pada saat itu KPP Maumere ini berada dibawah naungan Kantor Wilayah DJP Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Pada tahun 1994 KPP Maumere ditetapkan sebagai Kantor Pelayanan Pajak Tipe B yang memiliki 5 (lima) wilayah kerja, yaitu Kabupaten Sikka, Ende, Flores Timur, Manggarai dan Ngada. Dalam menjalankan kegiatan operasinya KPP dibantu dengan Kantor Penyuluhan Pajak Maumere, Ende, Larantuka, Ruteng, dan Bajawa. Tahun 2008 merupakan titik awal modernisasi yang terjadi di lingkungan Direktorat Jendral Pajak yang merupakan bagian lingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Seiring dengan modernisasi perpajakan ini terbentuklah KPP Pratama Maumere yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomo 67/PMK/2008. KPP Pratama Maumere pada saat ini berlokasi di Jl. Eltari Maumere, Sikka. Wilayah kerja KPP Pratama Maumere meliputi Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Lembata.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta memberikan pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak, KPP Pratama Maumere dibantu oleh Kantor Palayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Larantuka.
B. Visi dan Misi KPP Pratama Maumere 1. Visi KPP Pratama Maumere
Menjadi KPP dengan pelayanan terbaik dalam menghimpun penerimaan negara demi tercapainya visi dan misi DJP dan berkontribusi positif untuk kemajuan daerah Sikka, Flores Timur dan Lembata.
2. Misi KPP Pratama Maumere
Menjamin penyelenggaraan pelaksanaan pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak yang Paripurna dengan :
a. Menjangkau, menyapa, membimbing dan mengedukasi Wajib Pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi.
b. Mengawasi kepatuhan Wajib Pajak dengan Prinsip Follow The Money.
c. Bekerja dengan “CINTA” dan “MANISE”.
C. Struktur Organisasi KPP Pratama Maumere
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Maumere.
Sumber : Dokumentasi KPP Pratama Maumere.
Kantor Pelayanan Pajak
D. Uraian Tugas
Uraian tugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Maumere adalah sebagai berikut :
1. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal.
Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tatausaha, rumah tangga, dan pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern, pemantauan pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja organisasi.
3. Seksi Pelayanan.
Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak
57 4. Seksi Penagihan.
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
5. Seksi Pemeriksaan.
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, dan administrasi pemeriksaan perpajakan, lainnya serta pelaksaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala kantor.
6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan.
Melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek dalam menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru, serta penyuluhan perpajakan.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I.
Melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembentulan ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak, serta usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II.
Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kerja Wajib Pajak, rekonsiliasi
data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III.
Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
10. Fungsional Pemeriksaan Pajak.
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksaan aturan pemeriksaan, penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, dan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta pelaksaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala kantor.
11. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Larantuka.
Melakukan urusan pelayanan, penyulihan, konsultasi perpajakan kepada masyarakat, pengamatan potensi perpajakan wilayah dan pembuatan monografi pajak, serta membantu Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
E. Penggunaan E-Filing di KPP Pratama Maumere
Aplikasi e-filing diperkenalkan oleh KPP Pratama Maumere pada tahun 2014, dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang
berada di wilayan Maumere. KPP Pratama Maumere juga bekerja sama dengan beberapa lembaga pemerintahan dalam melakukan sosialisasi.
Dari sejak tahun 2014 hingga tahun 2017 jumlah wajib pajak yang melaporkan pajak terutangny dengan menggunakan e-filing terus meningkat. Berikut ini merupakan data pelaporan SPT dengan menggunakan e-filing dari tahun 2014 hingga tahun 2017 :
Tabel 4.1 Data Pelaporan SPT Melalui Aplikasi E-Filing No Tahun Pajak Total SPT yang diterima
1 2014 1.086
2 2015 5.600
3 2016 13.007
4 2017 30.040
Jumlah 49.733
Sumber : Sub bagian umum KPP Pratama Maumere
F. Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar di KPP Pratama Maumere Tabel 4.2 Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Maumere.
No Tahun Pajak Jumlah Wajib Pajak
1 2014 39.965
2 2015 43.496
3 2016 47.166
4 2017 52.932
Jumlah 183.559
Sumber : Sub bagian umum KPP Pratama Maumere
Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Maumere terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 hingga tahun 2017 jumlah wajib pajak orang pribadi mengalami kenaikan yang yaitu dari 39.965 wajib pajak menjadi 52.932 wajib pajak.
61 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Maumere dengan menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak, diperoleh data dari beberapa pertanyaan mengenai analisis persepsi wajib pajak orang pribadi dengan penerapan e-filing dalam pelaporan surat pemberitahuan. Rincian kuesioner yang kembali adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Rincian Kuesioner
Sumber : Data Diolah
Penelitian ini menggunakan 100 responden yang berada dalam ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Maumere yang menggunakan aplikasi pajak e-filing yang telah disediakan oleh pegawai pajak. Sebanyak 100 kuesioner telah disebar kepada responsen di KPP Pratama Maumere. Proses pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan ditunggu oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan, yaitu 3 pertanyaan mengenai persepsi kebermanfaatan e-filing, 5 pertanyaan mengenai persepsi kemudahan e-filing, 4 pertanyaan mengenai persepsi kepuasan penggunaan filing, dan 3 pertanyaan mengenai penerapan
e-No Keterangan Jumlah Persentase
1 Kuesioner yang disebarkan 100 100%
2 Kuesioner yang kembali 100 100%
3 Kuesioner yang tidak bisa diolah 8 8%
4 Kuesioner yang bisa diolah 92 92%
filing. Kuesioner yang disebarkan dan dikembalikan ke peneliti sebanyak 100 kuesioner dengan persentase 100%. Sebanyak 92 kuesioner dengan presentase 92% terisi lengkap, sehingga dinyatakan layak diolah sebagai data penelitian. Sisanya sebanyak 8 dengan persentase 8% kuesioner tidak diisi dengan lengkap, sehingga dinyatakan cacat dan tidak layak diolah.
Penulis menggunakan program Ms. Excel untuk mengolah data kuesioner yang diperoleh. Data kuesioner diolah untuk mengetahui frekuensi jawaban responden. Rekapitulasi frekuensi jawaban responden tersebut dibuat rinci, seperti tabel berikut ini :
Tabel 5.2 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi Kebermanfaatan E-Filing.
Sumber : Data Diolah
Data yang diolah tersebut, merupakan data dari 3 item pertanyaan variabel persepsi kebermanfaatan e-filing yang terdiri dari 1 item pertanyaan untuk variabel meningkatkan produktifitas, 1 item pertanyaan untuk variabel meningkatkan efektifitas, dan 1 item pertanyaan untuk variabel
Skor Jawaban Item Pertanyaan
menyederhanakan proses pelaporan pajak. 3 item pertanyaan tersebut dijawab oleh 92 responden.
Tabel 5.3 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi Kemudahan E-Filing.
Skor Jawaban
Item Pertanyaan
1 2 3 4 5
5 33 37 34 37 42
4 45 41 45 42 39
3 13 13 12 12 10
2 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1
Total
Responden 92 92 92 92 92
Sumber : Data diolah
Data tersebut merupakan data dari 5 item pertanyaan variabel persepsi kemudahan e-filing yang terdiri dari 1 item pertanyaan untuk variabel mudah mempelajari e-filing, 1 item pertanyaan untuk variabel mudah menggunakan e-filing, 1 item pertanyaan untuk variabel jelas dan mudah dipahami, 1 item pertanyaan untuk variabel mudah terampil, dan 1 item pertanyaan untuk variabel mudah digunakan. Sama halnya dengan variabel kebermanfaatan e-filing, kelima item pertanyaan pada variabel ini juga dijawab oleh 92 responden.
Tabel 5.4 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi Kepuasan persepsi kepuasan penggunaan e-filing yang terdiri dari 1 item pertanyaan untuk variabel tingkat efisiensi yang tinggi, 1 item pertanyaan untuk variabel tinggil keefektifan yang tinggi, 1 item pertanyaan untuk variabel puas, dan 1 item pertanyaan untuk variabel bangga. 4 item pertanyaan tersebut dijawab oleh 92 responden.
Tabel 5.5 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Penerapan E-Filing.
Skor Jawaban
Data yang diolah tersebut, merupakan data dari 3 item pertanyaan variabel penerapan e-filing yang terdiri dari 1 item pertanyaan untuk variabel selalu menggunakan e-filing, 1 item pertanyaan untuk variabel melanjutkan menggunakan e-filing, dan 1 item pertanyaan untuk variabel fitur yang membantu pekerjaan wajib pajak. Sama halnya dengan variabel persepsi kepuasan penggunaan e-filing, ketiga item pertanyaan pad variabel ini juga dijawab oleh 92 responden.
B. Gambaran Responden
Penelitian ini menggunakan 92 responden sebagai sampel dari 30.040 populasi yang semuanya merupakan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Maumere. Deskripsi karakteristik responden terdiri dari jumlah dan persentase kelamin, usia, pendidikan terakhir, kepemilikan NPWP, dan masa penggunaan e-filing.
Tabel 5.6 Jenis Kelamin Responden
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 53 58%
Perempuan 39 42%
Total 92 100%
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki sebesar 53 orang atau 58%.
Tabel 5.7 Umur Responden
Selain melihat dari usia responden, peneliti juga melihat dari latar belakang pendidikan responden. Peneliti membagi latar belakang pendidikan menjadi tujuh macam, yaitu SMP, SMA, SMK, Diploma, Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Berdasarkan hasil pengolahan data, peneliti mendapatkan bahwa responden memiliki latar belakang pendidikan yang baik yang dapat dirangkum sebagai berikut :
Tabel 5.8 Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SMP 5 5%
Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan S1 sebesar 33 orang atau 36%.
Data diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki tingkat kemampuan intelektual yang cukup untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi, termasuk kemampuan untuk memahami dan menggunakan e-filing dalam pelaporan surat pemberitahuan.
Tabel 5.9 Kepemilikan NPWP
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Sudah memiliki NPWP 100 100%
Belum memiliki NPWP - -
Total 100 100%
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden sudah memiliki NPWP. Selain melihat dari jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan responden, dan kepemilikan NPWP, peneliti juga melihat dari masa atau lamanya responden menggunakan e-filing dalam melaporkan pajak. Peneliti membagi masa bekerja menjadi 4 macam, yaitu <1 tahun, 1 – 2 tahun, dan >2 tahun.
Berdasarkan pengolahan data, peneliti mendapatkan bahwa mayoritas responden yang menggunakan e-filing dalam melaporkan pajak kurang dari (<) 1 tahun, yang dapat dirangkum sebagai berikut :
Tabel 5.10 Masa Penggunaan E-Filing.
Sumber : Data diolah
Hasil pengolahan data diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden belum terlalu lama menggunakan sistem e-filing di
Tahun Jumlah Persentase (%)
<1 tahun 54 59%
1 - 2 tahun 30 33%
> 2 tahun 8 9%
Total 92 100%
KPP Pratama Maumere untuk mengetahui dan memahami dalam melaporkan pajak.
C. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Validitas dan Reliabilitas
Pengujian dilakukan berdasarkan pada data yang telah diperoleh. Data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti dan juga merupakan alat pembuktian hipotesis, sehingga data memegang peranan penting dalam penelitian ini. Sebelum melakukan proses pengolahan data, instrumen penelitian akan diuji terlebih dahulu dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk uji validitas nilai r tabel diperoleh dari degree of fredom (df) = n-2, dimana sampel yang diperoleh sebanyak 92 maka df = 92 – 2 dengan signifikansi 0,05 sehingga diperoleh r tabel 0,207.
Uji validitas, reliabilitas, dan normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22. Berikut analisis untuk uji validitas dan reliabilitas :
a. Variabel Persepsi Kebermanfataan (X1) 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan persepsi kebermanfaatan, ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.11 Hasil Uji Validitas Persepsi Kebermanfaatan
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5.11 diatas, diketahui terdapat 3 item pertanyaan yang mewakili persepsi kebermanfaatan. Masing-masing memiliki r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung >
r tabel), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga item kuesioner tersebut valid.
2) Uji Reliabilitas
Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas Persepsi Kebermanfaatan
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut, 5 item pertanyaan untuk variabel persepsi kebermanfaatan e-filing dapat diketahui nilai koefisien Crobanch’s Alpha sebesar 0,944. Nilai Crobanch’s Alpha tersebut menurut Budi (2006) dinyatakan sangat reliabel, maka item-item pertanyaan untuk persepsi kebermanfaatan dianggap dapat mengukur secara konsisten.
Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keputusan
b. Variabel Persepsi Kemudahan (X2) 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan persepsi kebermanfaatan, ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.13 Hasil Uji Validitas Persepsi Kemudahan
Sumber : Data diolah
Dari tabel 5.13 dapat diketahui nilai r hitung lebih besar daripada r tabel (r hitung > r tabel), sehingga item pertanyaan yang ada pada kuesioner untuk persepsi kemudahan dapat dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis lebih dalam.
2) Uji Reliabilitas
Tabel 5.14 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kemudahan
Sumber : Data diolah
Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keputusan
X21 0,948 0,207 Valid
Dari hasil pengujian atas item kuesioner untuk persepsi kemudahan, diperoleh nilai Crobanch’s Alpha sebesar 0,972.
Berdasarkan besarnya nilai Crobanch’s Alpha, dapat disimpulkan item-item pertanyaan untuk persepsi kemudahan dinyatakan sangat reliabel.
c. Variabel Persepsi Kepuasan (X3) 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan persepsi kepuasan, ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.15 Hasil Uji Validitas Persepsi Kepuasan
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan untuk validitas variabel persepsi kepuasan diperoleh r hitung untuk masing-masing pertanyaan lebih besar daripada r tabel (r hitung > r tabel). Dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan untuk persepsi kepuasan dapat dinyatakan valid.
Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keputusan
X31 0,932 0,207 Valid
X32 0,926 0,207 Valid
X33 0,875 0,207 Valid
X34 0,940 0,207 Valid
2) Uji Reliabilitas
Tabel 5.16 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kepuasan
Sumber : Data diolah
Setelah melakukan pengujian untuk mengetahui tingkat reliabilitas dari variabel persepsi kepuasan, diperoleh hasil Cronbanch’s Alpha 0,938. Menurut Budi (2006) nilai Cronbanch’s Alpha antara > 0,80 – 1,00 memiliki tingkat yang sangat reliabel, sehingga item-item pertanyaan pada variabel persepsi kepuasan dinyatakan sangat reliabel dan dapat mengukur secara konsisten.
d. Variabel Penggunaan e-filing (Y) 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan penggunaan e-filing, dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.17 Hasil Uji Validitas Penggunaan e-filing
Sumber : Data diolah
Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keputusan
Y11 0,959 0,207 Valid
Y12 0,968 0,207 Valid
Y13 0,951 0,207 Valid
Setelah melakukan pengujian untuk variabel penggunaan e-filing, diperoleh hasil untuk masing-masing item yang menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > r tabel). Berdasarkan nilai r tersebut dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan untuk penggunaan e-filing adalah valid.
2) Uji Reliabilitas
Tabel 5.18 Hasil Uji Reliabilitas Penerapan e-filing
Sumber : Data diolah
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Crobanch’s Alpha sebesar 0,956. Menurut Budi (2006) nilai Cronbanch’s Alpha antara > 0,80 – 1,00 memiliki tingkat yang sangat reliabel, sehingga item-item pertanyaan pada variabel penggunaan e-filing dinyatakan sangat reliabel dan dapat mengukur secara konsisten.
D. Analisis Data 1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, menghitung uji normalitas data menggunakan SPSS 22. Hipotesis yang dirumuskan adalah (Santoso, 2010:94) :
Reliability Statistics
Tabel 5.19 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data diolah
Tabel 5.20 Rekapitulasi Uji Normalitas
Variabel Data Penerapan e-filing 0,000 0,05 Tidak Normal Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas, pengujian normalitas yang digunakan adalah Kolmogorof Smirnov. Diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.) variabel persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, persepsi kepuasan, dan penerapan e-filing sebesar 0,000. Dari hasil pengujian ini dapat diperhatikan, seluruh data signifikansi berada dibawah taraf kesalahan 5% atau Sig. <0,05 maka Ho ditolak.
Tests of Normality
Santoso (2010:3) menyatakan bahwa penggunaan statistik parametrik tetaplah diutamakan, jika data masih memenuhi asumsi parametrik yaitu data berdistribusi normal, seharusnya digunakan prosedur parametrik untuk mengolah data. Jika ada asumsi yang tidak terpenuhi yaitu data berdistribusi tidak normal, maka masih bisa dilakukan transformasi data dan tetap menggunakan prosedur parametrik. Hanya jika memang sudah tidak ada jalan lain, penggunaan statistik nonparametrik bisa dipertimbangkan. Ghozali (2005:32) dalam Pranada (2010) juga menyatakan jika ada data yang tidak berdistribusi secara normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Banyak jenis transformasi yang bisa digunakan dalam menormalkan data. Hal ini tergantung dari bentuk distribusi awal data tersebut. Untuk mengetahui distribusi awal data dapat dilihat dari grafik histogram data. Bentuk histogram data yang akan ditransformasikan dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar 5.1
Sumber : Data diolah
Gambar 5.2
Sumber : Data diolah
Gambar 5.3
Sumber : Data diolah
Gambar 5.4
Sumber : Data diolah
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa bentuk grafik histrogram variabel kebermanfaatan, kemudahan penggunaan, kepuasan pengguna, dan penerapan e-filing adalah moderate negative skewness menggunakan transformasi data SQRT (ww.jam-statistic.id).
Setelah dilakukan transformasi data, penulis melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat apakah data penelitian telah berdistribusi normal atau tidak.
Tabel 5.21 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5.21, diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.) variabel persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, persepsi kepuasan, dan variabel penerapan e-filing sebesar 0,000. Dari hasil pengujian tersebut, seluruh data berada di bawah taraf kesalahan 5% atau Sig.< 0,05 maka H0 ditolak.Dengan demikian, data penelitian ini tidak berdistribusi secara normal, maka digunakan uji statistik non parametrik.
2. Uji Korelasi Peringkat Spearman (Rank-Spearman)
a. Analisis Hubungan Persepsi Kebermanfaatan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penerapan e-filing.
Analisis untuk melihat hubungan persepsi kebermanfatan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penerapan e-filing menggunakan korelasi Rank Spearman dan diproses dengan sistem SPSS versi 22, sehingga diperoleh nilai koefisien seperti yang tertera pada tabel berikut ini :
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SQRT_X1 ,241 92 ,000 ,798 92 ,000
SQRT_X2 ,210 92 ,000 ,794 92 ,000
SQRT_X3 ,230 92 ,000 ,824 92 ,000
SQRT_Y ,218 92 ,000 ,745 92 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 5.22 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Spearman's rho Persepsi Kebermanfaatan Correlation
Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5.22, dapat diketahui nilai koefisien korelasi 0,619, hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat dan positif persepsi kebermanfaatan dengan penggunaan e-filing. Jika dilihat dari besarnya koefisien korelasi maka dapat diketahui bahwa persepsi kebermanfaatan dengan penerapan e-filing memiliki kriteria kekuatan hubungan yang kuat karena nilai koefisien berada pada rentang > 0,5 – 0,75. Angka korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang positif atau searah persepsi kebermanfaatan dengan penerapan e-filing. Hubungan yang positif atau searah persepsi kebermanfaatan dengan penerapan e-filing menunjukkan bahwa jika persepsi kebermanfaatan meningkat maka penerapan e-filing oleh Wajib Pajak juga meningkat dan jika
perseps kebermanfaatan menurun maka penggunaan e-filing oleh Wajib Pajak juga akan menurun.
b. Analisis Hubungan Persepsi Kemudahan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penerapan e-filing
Analisis untuk melihat hubungan persepsi kemudahan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penerapan e-filing menggunakan korelasi Rank Spearman dan diproses dengan sistem SPSS versi 22, sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi seperti yang tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 5.23 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Kemudahan
Correlations
Persepsi Kemudahan
Penerapan EFILING Spearman's rho Persepsi Kemudahan Correlation Coefficient 1,000 ,593**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 92 92
Penerapan EFILING Correlation Coefficient ,593** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 92 92
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5.23, dapat diketahui nilai koefisien korelasi 0,593, hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat dan positif variabel
Berdasarkan tabel 5.23, dapat diketahui nilai koefisien korelasi 0,593, hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat dan positif variabel