• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.3 Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Program Awareness Campaign

Salah satu indikator untuk menilai respon dalam penelitian ini adalah dengan melihat persepsi Responden terhadap Program Awareness Campaign pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui 4 18 8 13 60 27 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Narkoba merupakan zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati, dan perilaku seseorang. Jenis-jenis dari narkoba ada begitu banyak. Beberapa darinya adalah ganja, sabu-sabu dan putaw. Ketiga jenis narkoba ini merupakan jenis narkoba yang paling laris dikalangan anak-anak maupun remaja.

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.6, menunjukkan bahwa responden yang menjawab mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Salah satu Responden dengan jawaban mengetahui menjawab, “Narkoba itu zat terlarang yang sudah dilarang pemerintah dan bisa buat orang nggak sadar diri seperti nggak punya beban sama masalah. Contohnya itu ganja, puttaw, sabu, dan banyak lagi”. Responden yang mengetahui mengenai narkoba, mengetahui

dengan jelas dasar dari pengertian narkoba serta jenis-jenis narkoba.

Responden yang menjawab kurang mengetahui adalah 18 orang dengan presentase 60%. Alasan mereka yang kurang mengetahui karena hanya mengetahui jenis narkoba yang mereka pakai dan kenikmatan dalam mengkonsumsinya. Seperti salah satu jawaban yang dikemukakan responden , “Yang aku tahu tentang narkoba hanya sabu dan ganja”.

Responden yang tidak mengetahui mengenai narkoba adalah 8 orang dengan presentase 27%. Mereka tidak dapat menjelaskan apa arti narkoba dan tidak mau tahu mengenai apa itu narkoba. Inilah jawaban yang dikemukakan oleh responden dengan kategori tidak mengetahui, “Gatau lah kalau narkoba, aku cuma tahunya pakai aja”.

Responden hanya mengetahui nikmatnya mengkonsumsi narkoba walaupun sebenarnya mereka tahu bahaya yang dapat ditimbulkan dari narkoba bila disalahgunakan. Padahal bahaya narkoba sangat banyak pada diri sendiri. Salah satu bahaya yang dapat ditimbulkan bila salah menggunakannya yaitu memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pengguna. Untuk melihat jawaban responden mengenai bahaya narkoba dapat dilihat melalui tabel 5.7 di bawah ini.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Bahaya Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui 9 13 8 30 43 27 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Menurut hasil data pada tabel 5.7, menunjukkan bahwa responden yang menjawab mengetahui adalah 9 orang dengan presentase 30%. Mereka memang mengerti bahaya narkoba namun tetap memilih menggunakannya dengan alasan rasa ingin tahu dan menjadi pelampiasan masalah. Berikut pejelasan salah satu responden, “Berdampak sama diri sendiri pastinya kayak bisa menyebabkan penyakit yang susah disembuhkan. Contohnya HIV/AIDS”.

Responden yang menjawab kurang mengetahui adalah 13 orang dengan presentase 43%. Responden menajwab, “Kalau aku pakai narkoba kayak sabu ya yang aku rasakan rilex. Aku lagi penat ya itu aku pakai”. Alasan responden yang memilih jawaban kurang mengetahui adalah

bahwa mereka tidak begitu paham mengenai bahaya narkoba karena yang mereka rasakan dari narkoba sendiri adalah efek baiknya. Seperti contoh mereka menjadi lebih tenang, lebih percaya diri, lebih semangat dan lain-lain. Padahal bahaya dari narkoba adalah setelah menggunakannya bukan saat menggunakannya.

Responden dengan jawaban tidak mengetahui adalah 8 orang dengan presentase 27%. Mereka lebih memilih tidak ingin mengetahui bahaya narkoba karena menurut mereka tidak peduli dengan bahayanya.

Fungsi tepat dari narkoba adalah diperlukan pada saat operasi dalam dunia medis. Bukan menambah percaya diri, bukan untuk tenang atau sebagainya. Namun, bagi mereka yang ingin permasalahan mereka hilang dengan cara yang tidak benar maka dengan mengkonsumsi narkoba adalah pilihannya. Untuk dapat melihat jawaban Responden berdasarkan pengetahuan terhadap fungsi tepat narkoba maka dapat dilihat melalui tabel 5.8 di bawah ini.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi Tepat Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Mengetahui Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui 5 4 21 17 13 70 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.8, Responden lebih banyak menjawab jawaban mengetahui fungsi tepat dari narkoba. Responden dengan jawaban mengetahui adalah 5 orang dengan presentase 17%. Responden dengan jawaban mengetahui fungsi tepat dari narkoba tahu apa-apa saja fungsi tepat dari narkoba. Beberapa jawabannya seperti, “Untuk di rumah sakit yang aku tahu. Untuk nge-bius pasien kalau nggak salah, supaya dia nggak kesakitan waktu lagi operasi”.

Responden dengan jawaban kurang mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Mereka belum mengetahui benar fungsi dari narkoba. Beberapa dari jawaban mereka adalah untuk obat penenang saat sedang stres. Walaupun jawaban responden benar tetapi sasarannya kurang tepat karena bagaimanapun orang yang tidak sedang dalam anjuran dokter maka orang

tersebut tidak diperbolehkan menggunakan narkoba. Jika tetap digunakan untuk kepentingan pribadi tanpa anjuran dokter, maka seseorang tersebut dikatakan telah menyalahgunakan narkoba. Berikut penjelasannya, “Fungsinya untuk menenangkan pikiran orang yang lagi stres.

Bisa juga buat kita berfantasi lewat pikiran kalau lagi sendirian”.

Responden yang menjawab tidak mengetahui adalah sejumlah 21 orang dengan presentase 70%. Responden dengan jawaban tidak mengetahui berpendapat bahwa mereka lebih peduli terhadap rasa keinginan mereka sendiri tanpa memikirkan bahwa mereka telah menyalahgunakan narkoba tersebut yang berdampak pada diri mereka. Salah satu jawaban responden, “Aku nggak tahu sebenarnya fungsi dari narkoba itu untuk apa. Aku pakai narkoba aja karena diiming-imingin teman katanya nggak ada efek negatif kalau pakai ini”.

Sosialisasi mengenai narkoba diperlukan masyarakat agar masyarakat mengerti terhadap buruknya narkoba bila disalahgunakan. Terutama untuk anak-anak yang rasa ingin tahunya lebih tinggi sehingga mudah terjerumus di usia mereka yang masih muda. Adanya Program Awareness Campaign yang diadakan oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan adalah salah satu contoh gerakan kepedulian dalam memberantas narkoba. Bekerja sama dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan dalam membina kembali anak-anak binaan yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba untuk menjauhi narkoba dan menanamkan rasa peduli terhadap kesehatan diri-sendiri juga masa depan.

Tujuan dari diselenggarakannya Program Awareness Campaign yang dibuat oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan anak binaan yang bermasalah dengan penyalahgunaan narkoba dan HIV-AIDS, sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan setiap individu anak binaan. Untuk melihat apakah Responden mengetahui

jawaban dari tujuan diselenggrakannya program tersebut dapat dilihat melalui tabel 5.9 di bawah ini.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan Diselenggarakannnya Program Awareness Campaign

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Mengetahui Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui 15 4 11 50 13 37 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.9 mengenai pengetahuan responden terhadap tujuan diselenggarkannya Program Awareness Campaign menunjukkan bahwa responden yang menjawab mengetahui adalah 15 orang dengan presentase 50%. Responden dengan jawaban mengetahui memiliki pemahaman yang baik mengenai tujuan dari Program Awareness Campaign, seperti salah satu jawaban Responden yaitu “Tujuannya itu untuk membantu kami supaya nggak kembali mengkonusmsi narkoba. Membina kami supaya hidup sehat di Lembaga Pembinaan ini”.

Responden dengan jawaban kurang mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Responden yang menjawab kurang mengetahui beranggapan bahwa tujuan diselenggarakannya Program Awareness Campaign hanya untuk memberikan penyuluhan seputar mengenai bahaya narkoba agar mereka tidak kembali menggunakan narkoba. Berikut penjelasan dari salah satu

responden, “Tujuan dari programnya untuk menyadarkan kami untuk tidak kembali menggunakan narkoba”.

Responden yang menjawab tidak mengetahui adalah 11 orang dengan presentase 37%. Responden dengan jawaban tidak mengetahui, mereka benar-benar tidak mengetahui dan tidak mau memberi tanggapan mengenai pertanyaan tersebut. Salah satu jawaban responden, “Aku

nggak tahu tujuannya”.

Kegiatan berupa penyuluhan yang diberikan para pendamping dengan membawakan materi seputar narkoba merupakan salah satu kegiatan dari Program Awareness Campaign. Materi yang disampaikan oleh pemateri juga dapat diterapkan oleh anak binaan baik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta maupun di luar yaitu lingkungan masyarakat. oleh karena itu responden harus memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh pemateri karena juga dapat membantu Responden dalam menambah ilmu. Untuk dapat melihat jawaban responden mengenai pemahaman terhadap materi yang disampaikan dapat dilihat melalui tabel 5.10 di bawah ini.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Materi yang Disampaikan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Memahami Kurang Memahami Tidak Memahami 15 7 8 50 23 27 Jumlah 30 100

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa Responden yang menjawab memahami adalah 15 orang dengan presentase 50%. Mereka cukup mendapat materi dan paham mengenai apa yang disampaikan pemateri. Mereka beranggapan materi yang disampaikan oleh pemateri sangat diperlukan bagi mereka untuk dapat memahami apa yang baik dan buruk untuk dilakukan. Mereka juga dapat mengingat beberapa materi yang sebelumnya telah disampaikan terutama mengenai narkoba. Salah satu jawaban Responden yaitu, “Paham sama apa yang disampaikan. Mudah ngerti, nggak susah buat diingat. Materinya pun sesuai sama yang apa aku butuhkan”.

Responden dengan jawaban kurang memahami adalah 7 orang dengan presentase 23%. Responden dengan jawaban kurang memahami beranggapan bahwa materi yang disampaikan cukup untuk didengar dan tidak untuk diaplikasikan dalam keseharian mereka. Mereka menganggap materi yang disampaikan hanya untuk menambah wawasan. Responden kurang memahami isi materi dan tidak ingin bertanya kepada pemateri bila tidak mengerti. Berikut penejelasannya, “Kurang paham karena ada beberapa materi yang nggak aku ngerti trus aku diam aja. Kalau teman ku yang lain masih mau nanya kalau mereka nggak ngerti”.

Responden dengan jawaban tidak mengetahui adalah 8 orang dengan presentase 27%. Responden dengan jawaban tidak memahami berpendapat mereka hanya ingin sekedar hadir dan mendengarkan saja namun tidak ingin tahu dengan isi materi yang disampaikan. Mereka merasa bahwa pengetahuan mereka mengenai apa yang disosialisasikan sudah cukup sehingga mereka tidak terlalu tertarik dengan materi. Berikut jawabannya,” Aku datang untuk lihat-lihat aja.

Dengar aja apa yang disampaikan, setelah itu aku lupa”.

Kegiatan perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB juga termasuk dalam kegiatan Program Awareness Campaign. ARV (Anti Retroviral) merupakan obat antiretroviral.

IO (Infeksi Oportunistik) adalah infeksi oportunistik. IMS (Infeksi Menular secara Seksual) adalah infeksi menular seksual. TB (Tuberkulosis) adalah tuberkulosis. Perawatan dan pengobatan yang diberikan untuk anak binaan yang membutuhkan pertolongan tersebut.hal ini dilakukan untuk membantu anak binaan dalam mencegah penyakit yang timbul atau mengurangi penyakit agar tidak semakin parah karena penyakit-penyakit seperti yang disebutkan diatas biasanya anak binaan rawan mengalami. Sehingga dilakukan kegiatan tersebut untuk meminimalisir penyakit.

Hasil data terhadap Responden mengetahui kegiatan perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB, maka dapat dilihat melalui tabel 5.11.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Perawatan dan Pengobatan ARV, IO, IMS dan TB

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui 4 10 16 13 33 54 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden dengan jawaban mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Beberapa alasan responden dengan jawaban mengetahui adalah mereka mengikuti kegiatan perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB dengan baik dan mengetahui keempat pengertian ARV, IO, IMS dan TB. ARV adalah obat anti retroviral, IO adalah infeksi oportunistik, IMS adalah infeksi menular secara seksual dan TB

adalah tuberkulosis. Berikut jawaban dari salah satu responden, “ARV itu antiretroviral, itu semacam obat untuk penderita HIV/AIDS. Kegunaan obatnya untuk mengurangi virus berkembang dalam tubuh. IO itu Infeksi oportunistik. IMS itu semacam penyakit infeksi menular karena seksual. Kalau TB itu penyakit tuberkulosis”.

Responden dengan jawaban kurang mengetahui adalah 10 orang dengan presentase 33%. Responden dengan jawaban kurang mengetahui menyatakan bahwa mereka tidak terlalu mengikuti kegiatan tersebut dan tidak begitu mengerti dengan keempat istilah di atas. Mereka hanya sekedar mengikuti kegiatannya saja. Berikut salah satu jawabannya, “Kurang tahu sama keempat istilah yang disebutkan tapi kalau kegiatannya aku tahu. Cuma dua yang aku tahu, IMS sama TB. Kalau IMS itu semacam penyakit menular lewat seksual. TB itu tuberkulosis”.

Responden dengan jawaban tidak mengetahui adalah 16 orang dengan presentase 54%. Jawaban dengan tidak mengetahui mengenai perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB adalah jawaban dengan responden terbanyak. Responden dengan jawaban tidak mengetahui, mereka tidak pernah mengikuti kegiatan tersebut sehingga tidak mengetahui kegiatannya. Salah satu alasan responden karena masih baru tiba menjadi anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak sehingga belum merasakan bagaimana perawatan dan pengobatan tersebut. Berikut penjelasannya,” Belum pernah ikut kegiatannya jadi nggak tahu itu tentang apa. Sudah 1 minggu lebih aku jadi tahanan di LP”.

Kamar setiap anak binaan terdiri dari 10 anak binaan. Kasus dan permasalahan mereka berbeda-beda. Berikut hasil jawaban Responden berdasarkan pengetahuan terhadap teman sekamar dengan permasalahan narkoba dapat dilihat melalui tabel 5.12 di bawah ini.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Teman Sekamar dengan Permasalahan Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Memiliki Kurang Memiliki Tidak Memiliki 15 4 11 50 13 37 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.12, menunjukkan bahwa responden yang menjawab memiliki adalah 15 orang dengan presentase 50%. Responden dengan jawaban memiliki adalah responden yang memiliki permasalahan yang sama terhadap narkoba dengan teman sekamar responden. Jawaban responden saat ditanyakan, “Masalahnya ya sama-sama soal ketergantungan narkoba. Kami sama-sama bertukar pikiran tentang gimana stop menggunakan narkoba nantinya”.

Responden yang menjawab kurang memiliki adalah 4 orang dengan presentase 13%. Responden dengan jawaban kurang memiliki adalah responden yang tidak begitu sama permasalahan mengenai narkoba dengan teman sekamarnya. Berikut penjelasannya, “Kurang memiliki aku dengan teman sekamarku. Kasus kami memang sama-sama soal narkoba. Tapi permasalahan kami beda. Dia soal kenapa mahal beli narkoba karena dia dari anak kurang mampu. Kalau aku anak yang berada atau berkecukupan tapi aku mau berhenti dari narkoba

Responden yang menjawab tidak memiliki adalah 11 orang dengan presentase 37%. Jawaban dengan responden terbanyak adalah memiliki. Responden dengan jawaban tidak memiliki adalah responden yang permasalahannya tidak sama mengenai narkoba dengan teman sekamarnya. Berikut jawaban dari salah satu responden, “Tidak sama kasus kami jadi tidak memiliki permasalahan yang sama. Teman sekamarku memang pecandu juga tapi dia dari tindak kriminal. Nggak Cuma narkoba dia. Kasus begal dia. Kalau aku karena ketangkap waktu lagi beli sabu sama temanku.

Kegiatan Support Group Meeting adalah kegiatan dari Program Awareness Campaign yang bertujuan untuk menjalin komunikasi dengan sesama temannya di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Mereka dihubungkan dengan teman sekamarnya untuk berbagi informasi maupun perasaan mengenai apa yang mereka rasakan baik lampau maupun saat ini. Dengan begitu, secara tidak langsung mereka mengurangi beban mereka dengan bercerita dengan teman sekamarnya. Hal ini juga dapat membantu mereka dalam proses pemulihan batin mereka agar mereka siap terus bergerak untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Kegiatan Support Group Meeting

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Memahami Kurang Memahami Tidak Memahami 5 16 9 17 53 30 3 Jumlah 30 100

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.13, Responden dengan jawaban memahami adalah 5 orang dengan presentase 17%. Responden dengan jawaban memahami beranggapan paham dengan kegiatan Support Group Meeting. Mereka dipertemukan untuk menjalin komunikasi lebih baik. Mereka juga mengetahui bahwa dengan mereka mengikuti kegiatan Support Group Meeting maka beban dan permasalahan mereka akan berkurang. Berikut jawabannya, “ Kegiatannya itu tentang gimana kita sama teman-teman kita bergabung untuk saling berkomunikasi membicarakan tentang narkoba dan bahayanya. Kegiatannya mendukung kita supaya pulih dari narkoba”.

Responden yang menjawab kurang memahami adalah 16 orang dengan presentase 53%. Responden dengan jawaban kurang memahami beralasan bahwa kegiatan Support Group Meeting adalah bagian kegiatan dari Program Awareness Campaign yang tujuannya untuk menyatukan Responden dengan teman sekamarnya. Sehingga mereka dapat saling akrab dan menjalin pertemanan. Jawaban Responden saat ditanya, “Tujuannya supaya kami bisa akrab. Bisa ngobrol satu sama lain”.

Responden yang menjawab tidak memahami adalah 9 orang dengan presentase 30%. Responden dengan jawaban tidak memahami beranggapan bahwa mereka tidak tertarik dengan kegiatan tersebut sehingga tidak mengikuti kegiatannya. Berikut jawabannya, “Aku nggak ikut dalam kegiatan (Support Group Meeting). memang bertemu tapi tidak melakukan kegiatannya.

Bingung juga apa yang mau dibahas sama yang lain.”

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan menyediakan sarana olahraga berupa futsal di area Lembaga Pembinaan. Anak binaan yang mengikuti kegiatan ini dilatih oleh pelatih yang terlatih untuk bermain futsal. Hal ini bertujuan agar potensi mereka

dapat dikembangkan walaupun dengan keadaan mereka berada di area Lembaga Pembinaan. Mereka juga diberi kesempatan untuk melakukan hobi mereka dengan olahraga ini.

Bukan hanya olahrga futsal, Lembaga Pembinaan juga beberapa kali mendatangkan layanan kesehatan dari luar untuk memantau bagaimana keadaan anak binaannya. Beberapa sosialisasi juga diadakan di Lembaga Pembinaan baik dari Kepolisian maupun BNN. Untuk melihat jawaban Responden mengenai pengetahuan mereka terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan diluar dari kegiatan Program Awareness Campaign maka dapat dilihat pada tabel 5.14 di bawah ini.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Kegiatan yang Diselenggarakan di Luar Program Awareness Campaign di LPKA

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu 10 8 12 33 27 40 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.14, menunjukkan bahwa responden yang menjawab tahu adalah 10 orang dengan presentase 33%. Responden dengan jawaban tahu adalah mereka mengetahui beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan seperti olahraga futsal, layanan kesehatan serta sosialisasi dari Kepolisian dan BNN. Berikut salah satu jawaban responden, “Tahu, contohnya futsal. Ada olahraga futsal yang diselenggarakan LP. Ada juga tim futsal dari LP yang dilatih. Ada kegiatan dari Kepolisian juga. Mereka datang untuk

mensosialisasikan tentang narkoba dan tindak kejahatan lain. ada juga dari BNN. Kalau mereka biasa datang untuk mengecek setiap kamar, sekalian juga ngasih arahan dan bimbingan untuk

terus hidup dengan sehat.”

Responden yang menjawab kurang tahu adalah 8 dengan presentase 27%. Responden dengan jawaban kurang tahu beralasan bahwa mereka hanya mengetahui olahraga futsal sebagai kegiatan dari Lembaga Pembinaan. Alasan responden dengan jawaban kurang tahu adalah mereka tidak tahu dengan kegiatan Lembaga Pembinaan karena mereka tidak tertarik dengan kegiatan-kegiatannya. Berikut jawabannya, “ Kegiatan dari LP ada futsal. Aku nggak ikut memang dalam olahraga itu soalnya nggak ahli main bola.”

Responden dengan jawaban tidak tahu adalah12 orang dengan presentase 40%. Salah satu kutipan dari jawaban mereka adalah, “Aku nggak tahu kegiatannya di Lembaga Pembinaan ini. Paling ya kegiatan dari Caritas, Program Awareness Campaign”.

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah

Dokumen terkait