• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.3 Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Program Awareness Campaign

Salah satu indikator untuk menilai respon dalam penelitian ini adalah dengan melihat sikap responden terhadap Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Kerugian Menyalahgunakan Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Setuju Tidak Setuju 24 6 80 20 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.15, menunjukkan bahwa responden yang menjawab setuju adalah 24 orang dengan presentase 80%. Responden dengan jawaban setuju beralasan bahwa mereka mengetahui resiko bila menyalahgunakan narkoba. Resikonya berupa timbulnya penyakit-penyakit yang mengganggu diri sendiri maupun orang lain. Dampaknya pada orang lain, mereka dapat tertular bila kita terinfeksi virus HIV. Dampak lainnya, mereka dapat dijauhi oleh teman-teman dengan keadaan mereka. Berdampak pula pada ekonomi yang dapat menguras biaya untuk mendapatkan obat-obatan jenis narkoba sehingga tindakan kriminal dapat dilakukan untuk memenuhi hasrat mendapatkan obat-obatan tersebut. Berikut penjelasannya, “Resikonya bisa timbul penyakit yang mengganggu diri sendiri juga orang lain. Kalau ke diri sendiri bisa HIV/AIDS, kalau ke orang lain ya bisa menularkan virus HIV. Kalau nggak sanggup beli narkobanya bisa pakai cara kriminal kayak nyuri duit orang lain. bisa juga dijauhin sama orang lain atau teman dekat kita.”

Responden yang menjawab tidak setuju adalah 6 orang dengan presentase 20%. Responden dengan jawaban tidak setuju beralasan bahwa mereka merasa narkoba dapat membantu mereka dalam setiap permasalahan mereka. Mereka tidak merasakan adanya kerugian

bagi mereka. Mereka mengatakan bahwa mengkonsumsi narkoba adalah suatu kenikmatan. Bagi mereka, jenis narkoba adalah teman dalam setiap masalah. Berikut penjelasan dari salah satu responden, “ Aku tidak setuju karena asal aku pakai narkoba, aku nggak merasa kerugian secara fisik. Kalau duit bisa dicari tapi kalau apa yang udah nyaman sama kita itu yang susah dicari. Aku enak-enak aja pakai narkoba. Masalahku sedikit teratasi.”

Padahal yang peneliti tahu, menyalahgunakan narkoba dapat berefek negatif pada diri sendiri. Kerugian yang didapat sungguh banyak diantaranya, merusak diri sendiri dengan menimbulkan penyakit yang serius, pada lingkungan dengan menyebarkan virus yang dikenal dengan HIV, ekonomi yang dapat dikuras dengan biaya yang tidak sedikit dan ketergantungan pada pemakai serta agama yang dijalankan akan terganggu.

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Program yang Diselenggarakan untuk Meninggalkan Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Membantu Kurang Membantu Tidak Membantu 25 3 2 83 10 7 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa program yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas dapat membantu responden untuk meninggalkan narkoba sebanyak 25 orang dengan presentase 83% menjawab membantu. Alasan Responden mengatakan bahwa program yang diselenggarkan Yayasan Rumah Singgah Caritas

membantu responden meninggalkan narkoba adalah mereka menjadi paham bagaimana narkoba dapat menghancurkan kehidupan responden bila tidak dihentikan penggunaannya. Mereka beranggapan melalui program tersebut, responden berniat untuk mulai menjauhi narkoba agar mereka tidak menambah permasalahan kembali mengenai buruknya narkoba bagi mereka. Berikut penjelasan dari responden, “Program dari Caritas membantu kami untuk berhenti menyalahgunakan narkoba. Niat untuk kembali saja sudah tidak ada”. Hal ini terlihat ketika

peneliti melakukan observasi saat kegiatannya. Anak binaan terlihat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan terkait dampak narkoba. Mereka merasa menyesal ketika pendamping memutar salah satu film tentang anak yang menyalahgunakan narkoba. Pemikiran mereka mulai dibukakan melalui kegiatan ini seperti salah bila menggunakan narkoba jika tidak karena urusan medis. Salah satu anak binaan berkata saat pemutaran film sedang berlangsung, “Kasihan loh orangtuanya diperas anaknya terus biar bisa beli sabu. Nggak ada otaknya memang. Mending sekalian dia kabur aja dari rumah cari duit diluar daripada nyusahin

mamanya.”

Responden dengan jawaban kurang membantu ada sebanyak 3 orang dengan presentase 10%. Mereka berpendapat bahwa niat mereka untuk meninggalkan narkoba tidak begitu besar walaupun melalui program ini mereka dibantu dengan materi-materi yang dapat membantu pikiran mereka dapat terbuka untuk meninggalkan narkoba. Mereka hanya sekedar mengetahui namun niat mereka untuk meninggalkan narkoba masih belum sepenuhnya. Salah satu jawaban responden,” Program ini masih belum bisa membantu. Memang kegiatannya seputar narkoba dan bahayanya. Tapi, memang niat belum besar. Inilah ngumpulin niat dulu. Dilihat dari kegiatan-kegiatannya memang membantu sebenarnya tapi harus dibarengin niat.”

Responden dengan jawaban tidak membantu adalah 2 orang dengan presentase 7%. Alasan mereka adalah kegiatan dari program ini tidak memberikan mereka keinginan untuk meninggalkan narkoba. Mereka juga mengatakan bahwa niat mereka masih belum ada. Berikut penjelasan responden, “Belum ada keinginan. Tidak membantu bagi saya programnya.”

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Proses Penyuluhan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Sudah Baik Kurang Baik Tidak Baik 26 1 3 87 3 10 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa responden dengan jawaban proses penyuluhan yang diberikan dari Program Awareness Campaign sudah baik adalah 26 orang dengan presentase 87%. Responden beralasan bahwa pemateri memberikan penyuluhan dengan baik seperti menerangkan isi materi dengan lengkap. Pemateri sesekali mengulang materi agar responden mengerti. Berikut jawaban dari salah satu responden, “Pematerinya bagus. Waktu nerangin dia nggak terlalu cepat. Dia ngomong nggak pakai bahasa yang terlalu kaku. Jadi kami ngerti apa yang disampaikan. Setelah nerangin dia ngasih contohnya biar kami

paham.”

Responden dengan jawaban proses penyuluhan yang diberikan dari Program Awareness Campaign kurang baik adalah 1 orang dengan presentase 3%. Mereka beranggapan pemateri terlalu lama dalam memberikan materi sehingga membuat Responden terkadang bosan atau

malas untuk mendengarkan. Berikut penjelasannya, “Kurang baik kalau menurut aku. Memang pematerinya nggak terlalu cepat nyampaikannya. Tapi terlihat bosan. Awalnya semangat,

setelah itu ngantuk.”

Responden dengan jawaban proses penyuluhan yang diberikan dari Program Awareness Campaign tidak baik adalah 3 orang dengan presentase 10%. Responden mengatakan bahwa pemateri tidak mampu menarik minat mereka untuk serius mendengarkan dalam setiap penyuluhan. Hal ini membuat mereka tidak tertarik untuk mendengarkan isi materi yang dibawakan pemateri dalam setiap penyuluhan. Berikut jawaban salah satu responden, “ Nggat

semangat kalau udah kegiatan ngasih materi. Yang ditunggu cuma nonton filmnya aja.” Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Kinerja Pendamping

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Nyaman Kurang Nyaman 26 4 87 13 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.18 mengenai penilaian responden terhadap kinerja pendamping menunjukkan bahwa responden yang menjawab nyaman dengan kinerja pendamping adalah 26 orang dengan presentase 87%. Mereka mengatakan bahwa pendamping sangat komunikatif saat diajak untuk berbincang dalam kegiatan. Pendamping juga cukup berwawasan sehingga dalam setiap kegiatan responden merasa cukup mendapat ilmu dari pendamping. Berikut jawaban salah satu responden, “Pendampingnya berwawasan, enak diajak ngobrol misalnya saat tanya jawab, orangnya menyenangkan jadi nyaman. Jadi kalau setiap

kegiatan saya semangat ikut.” Responden tertarik dengan pendamping karena mereka menilai pendamping cukup menyenangkan dalam setiap kegiatan. Kenyataannya saat peneliti melakukan observasi adalah sama. Anak binaan semangat mengikuti kegiatannya bersama pendamping.

Responden dengan jawaban kurang nyaman dengan kinerja pendamping adalah 4 orang dengan presentase 13%. Menurut mereka, pendamping hanya cukup berwawasan saja. Mereka menilai bahwa pendamping hanya mampu menarik perhatian responden melalui wawasan mereka yang cukup luas. Berikut jawaban dari salah satu responden, “Kurang nyaman sama pendampingnya. Nggak enak diajak ngobrol atau bercanda. Kelebihannya pintar aja. Tahu informasi-informasi soal narkoba.”

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Konsep Kegiatan Program Awareness Campaign

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Setuju Tidak Setuju 29 1 97 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.19 menunjukkan bahwa responden yang menjawab setuju terhadap konsep kegiatan Program Awareness Campaign adalah 29 orang dengan presentase 97%. Menurut peneliti, kegiatan program tersebut mudah diterima, kegiatan yang diberikan dapat memotivasi responden untuk sembuh atau tidak kembali menggunakan narkoba, para pendamping yang menyenangkan dan berwawasan sehingga membuat kegiatan terlihat sangat baik serta kegiatannya tidak monoton sehingga tidak membuat responden bosan untuk

mengikutinya. Hal ini didukung dengan jawaban salah satu responden, “Kegiatannya nggak buat bosan karena pendamping yang membawakan kegiatannya enak. Kalau diajak berbincang soal narkoba, pendampingnya mau. Menyenangkan juga, beberapa kali aku ajak bercanda,

pendampingnya ngerespon. Pokoknya, kegiatan dari Caritas nggak datarlah.”

Responden dengan jawaban tidak setuju terhadap konsep kegiatan Program Awareness Campaign adalah 1 orang dengan presentase 3%. Responden berasalan bahwa konsep kegiatannya tidak mendukung dirinya untuk sembuh. Konsep yang dibawakan monoton, tidak membuat dirinya tertarik dalam mengikuti kegiatan-kegiatannya. Berikut jawaban responden, “Sebenarnya saya nggak tertarik sama kegiatannya, saya pikir kegiatannya yang benar bisa buat saya pulih dari penyakit narkoba. Nggak seru.”

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Penambahan Tingkat Intensitas Kegiatan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 25 1 4 83 3 14 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.20 menunjukkan bahwa responden yang menjawab setuju terhadap tingkat intensitas kegiatan program harus ditambahi adalah 25 orang dengan presentase 83%. Saat mewawancari responden yang menjawab setuju, responden mengatakan bahwa mereka ingin kegiatan program ditambahi menjadi 2 kali dalam seminggu. Mereka

beralasan bahwa semenjak adanya program tersebut, responden merasa banyak dibantu dalam hal wawasan, kehidupan mulai terarah dan suasana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak menjadi menyenangkan. Mereka juga lebih sering melakukan interaksi dengan teman mereka yang lain di Lembaga Pembinaan.

Responden yang menjawab kurang setuju bila kegiatan program harus ditambah lagi tingkat intensitanya adalah 1 orang dengan presentase 3%. Menurut mereka, kegiatan program tidak perlu untuk ditambahi intensitasnya ataupun dikurangi. Bila intensitasnya ditambahi maka mereka akan bosan dengan kegiatannya. Jika intensitas kegiatan dikurangi maka mereka tidak setuju karena menurut mereka bila kegiatannya diadakan 1 kali setiap minggu sudah baik.

Responden yang menjawab tidak setuju terhadap kegiatan program harus ditambah lagi tingkat intensitanya adalah 4 orang dengan presentase 14%. Mereka menganggap kegiatan ini terlihat membosankan sehingga mereka lebih setuju bila kegiatan program ini tingkat intensitasnya dikurangi atau kurang dari 4 kali dalam sebulan.

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Perlunya Dibantu dengan Program atau Tanpa Program

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2

Tidak Perlu Dibantu Kurang Perlu Perlu Dibantu 12 5 13 40 17 3 43 Jumlah 30 100

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.21 menunjukkan bahwa responden yang menjawab tidak cukup dibantu oleh program untuk dapat pulih adalah 12 orang dengan presentase 40%. Menurut mereka, agar dapat pulih maka harus dibantu dengan program. Responden merasa tidak bisa bila tidak dibantu untuk keluar dari masalah apalagi masalah yang dihadapi memaksa mereka untuk dapat pulih. Menjaga diri mereka sendiri saja sudah tidak mampu, oleh karena itu mereka membutuhkan Program Awareness Campaign untuk membina mereka.

Responden yang menjawab kurang cukup dibantu oleh program untuk dapat pulih adalah 5 orang dengan presentase 17%. Alasan responden adalah mereka masih ragu untuk dibantu atau tidaknya oleh program. Mereka tidak yakin dengan keberhasilan Program Awareness Campaign nantinya dalam membina mereka. Sehingga, mereka beranggapaan program yang diadakan akan sia-sia nantinya.

Responden dengan jawaban sudah cukup adalah 13 orang dengan presentase 43%. Mereka merasa tidak perlu dibantu oleh program untuk merka dapat pulih. Pulihnya mereka ada pada niat. Mereka yang menjawab sudah cukup dibantu dengan diri sendiri merasa yakin bahwa mereka dapat mengontrol diri mereka dari narkoba.

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Kenyamanan Saat Konseling

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Nyaman Kurang Nyaman 25 5 83 7 Jumlah 30 100

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.22, menunjukkan bahwa responden yang menjawab nyaman saat melakukan konseling adalah 25 orang dengan presentase 83%. Saat melakukan konseling, komunikasi antara responden dengan pendamping sangat lancar. Responden dapat mengungkapkan apa yang ingin mereka sampaikan kepada pendamping dan pendamping merespon dengan baik juga sabar. Responden juga dapat melontarkan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan tanpa ada pembatasan dari pendamping. Berikut penjelasan responden, “Pendampingnya enak untuk diajak bicara. Nggak cerewet atau banyak tanya. Apa yang aku tanyakan aja dijawab juga ngasih masukannya yang masuk akal”. Hal ini didukung juga dengan

observasi peneliti. Peneliti melihat bahwa antara responden dengan pendamping dalam melakukan konseling terlihat nyaman. Responden tidak ragu untuk menanyakan hal-hal yang menurutnya itu ruang sensitive-nya untuk ditanyakan. Pendamping juga tidak ragu untuk memberikan solusi yang mudah untuk diterima responden. Tidak ada halangan dalam melakukan komunikasi antar keduanya.

Responden yang menjawab kurang nyaman saat melakukan konseling dengan pendamping adalah 5 orang dengan presentase 17%. Mereka menilai bahwa saat melakukan konseling ada keraguan untuk menyampaikan apa saja permasalahan dan malu bertanya dengan pendamping. Sehingga ada batasan ruang antara pendamping dengan Responden. Responden masih belum mempercayai pendamping bila mereka menyampaikan permasalahan mereka maka akan puas. Berikut jawaban salah satu responden, “ Kurang nyaman kalau lagi ngobrol sama pendampingnya. Takut ngungkapinnya. Permasalahan saya terbilang rumit. Jadi ragu kalau

bertukar pikiran sama pendampingnya.” Hal ini juga terlihat saat peneliti melakukan observasi. Terlihat responden ragu untuk mengungkapkan isi permasalahannya. Komunikasi antar

keduanya terlihat kaku karena keterbatasan informasi yang diberikan responden sehingga pendamping sulit untuk memberikan solusi.

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Keyakinan akan Berkurangnya Permasalahan bila Mengikuti Konseling

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Yakin Kurang Yakin Tidak Yakin 18 11 1 60 37 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.23, menunjukkan bahwa jawaban mengenai permasalahan akan berkurang bila melakukan konseling dengan responden terbanyak adalah yakin dengan jumlah 18 orang (60%). Mereka berasalasan bahwa dengan adanya kehadiran pendamping dalam melakukan konseling akan meringankan beban dan permasalahan mereka. Mereka mendapat solusi dari setiap melakukan konseling sehingga masalah dapat dipecahkan dan mendapat motivasi penuh untuk sembuh dari narkoba. Berikut penjelasan responden, “Saya yakin kalau saya ikut konseling merasa dibantu buat sembuh. Saya kayak diterapi saat konseling. Setiap mengungkapkan permasalahan, pendamping langsung memberikan solusi yang mudah untuk dilakukan. Membantu saya lah”. Peneliti melakukan observasi saat kegiatan,

terlihat bahwa mereka di Lembaga Pembinaan tidak ada yang terlihat mempunyai masalah yang sangat berat. Mereka melakukan aktivitas selayaknya masyarakat yang tidak sedang terkena masalah. Mereka menganggap Lembaga Pembinaan sebagai rumah kedua untuk sementara

waktu. Teman-teman mereka adalah keluarga baru.jarang adanya perkelahian antar anak binaan. Hal ini justru mendukung berkurangnya tingkat ke-stres-an anak binaan saat dalam tahanan di Lembaga Pembinaan.

Responden yang menjawab kurang yakin adalah 11 orang dengan presentase 37%. Menurut mereka, melakukan konseling dengan pendamping karena mereka hanya mencari kepuasan untuk mengeluarkan segala permasalahan yang ada pada mereka. Mereka tidak mencari lebih dari setiap melakukan konseling. Motif mereka hanya datang di kegiatan lalu bercerita mengenai masalah. Tidak ada tujuan untuk keluar dari permasalahannya. Salah satu jawaban responden, “Setiap kegiatannya aku datang. Seperti biasa diajak ngobrol sama pendampingnya. Ditanya-tanya soal gimana hari-hariku, apa ada masalah atau engga. Aku ceritain ke pendampingnya, dikasih solusi. Tapi tetap aku kurang yakin apa dengan cerita sama pendampingnya maka masalahku hilang. Karena tetap aja, setelah aku konseling dengan

pendamping, aku pikirkan lagi masalahnya.”

Responden yang menjawab tidak yakin adalah 1 orang dengan presentase 3%. Responden tidak yakin dengan melakukan konseling maka permasalahan dapat berkurang. Niatnya untuk ikut dalam kegiatan konseling tidak begitu besar. Responden tidak begitu aktif dalam kegiatan konseling. Jawaban responden, “ Ikut kegiatannya aja aku jarang. Karena aku memang nggak niat. Nggak masuk akal aja menurutku. Masa iya, kita cerita ke orang terus masalah kita

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Tingkat Teguran atau Peringatan Saat Kegiatan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Tidak Pernah Terkadang Sering 21 6 3 70 20 10 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.24, menunjukkan bahwa penilaian terhadap tingkat teguran atau peringatan saat kegiatan berlangsung dengan responden terbanyak adalah tidak pernah sebanyak 21 orang dengan presentase 70%. Mereka mengikuti aturan setiap kegiatan sedang berlangsung. Mereka juga menjaga ketertiban saat kegiatan sedang berlangsung. Berikut penjelasan dari salah satu responden, “Saya nggak mau ribut diruangan. Kasihan kakak-kakak pendamping. Kami kalau berbuat ulah disini, kami dilaporkan ke penjaga LP. Saya nggak mau ada kasus”.

Responden dengan jawaban terkadang adalah 6 orang dengan presentase 20%. Mereka mendapat teguran sebanyak 1 kali sampai 3 kali saat kegiatan sedang berlangsung. Hal ini disebabakan karena mereka tidak dapat mengikuti aturan dan tidak tertib saat kegiatan sedang berlangsung, dengan kata lain mereka tidak sungguh-sungguh niat mengikuti kegiatan. Salah satu jawaban responden berikut ini, “aku kena tegur sama pendamping karena ngobrol sama temanku waktu pendampingnya lagi ngasih materi. Aku di nasehatin sama pendampingnya.

Responden dengan jawaban sering adalah 3 orang dengan presentase 10%. Mereka mendapat teguran atau peringatan sebanyak 4 kali atau lebih karena mereka tidak dapat mengikuti aturan dan tidak tertib saat kegiatan sedang berlangsung. Terkadang mereka ditegur karena melakukan candaan yang berlebihan, seperti mengejek teman di ruanngan, mengganggu pendamping saat membawakan materi, dan sebagainya. Berikut jawaban salah satu responden, “Jadi langgananlah diruangan itu aku kena tegur sama pendamping. Salah aku juga. Aku ngobrol sama temanku sambil ketawa-ketawa. Pendampingnya kesal terus nyuruh aku keluar

kalau nggak bisa jaga sikap karena ulahku udah ganggu yang lain katanya.” Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Perawatan dan Pengobatan ARV, IO, IMS dan TB

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai 18 6 6 60 20 20 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.25, menunjukkan bahwa jawaban mengenai tamggapan terhadap perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB dengan responden terbanyak adalah sesuai. Responden yang menjawab sesuai adalah 18 orang dengan presentase 60%. Menurut mereka apa yang mereka butuhkan sesuai dengan yang layanan berikan di klinik. Berdasarkan jawaban responden yaitu, “Obat-obatnya pas. Misalnya aku ada sakit ya sesuailah pengobatan dan perawatan yang dikasih mereka. Aku pernah terserang TB, aku dibawa ke

kliniknya langsung sama staf LP nya disana. Aku dikasih obat TB, tapi aku lupa namanya apa. Beberapa hari setelah itu, berkuranglah batuk ku terus langsung sembuh”.

Responden yang menjawab kurang sesuai adalah 6 dengan presentase 20%. Mereka beralasan bahwa apa yang mereka butuhkan terkadang belum terpenuhi di klinik tersebut. Sehingga penyakit mereka belum dapat sembuh dengan baik. Responden yang menjawab tidak sesuai adalah 6 orang dengan presentase 20%. Layanan yang diberikan di klinik belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan sesuai penyakit. Berikut penjelasan salah satu responden, “Aku pernah sakit batuk dan ada flu nya juga terus dibawa ke klinik. Mereka bilang TB. Aku cuma dikasih obat batuknya aja kalau obat pileknya engga. Mau melapor tapi takut, jadinya pakai

yang dikasih aja.”

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Perlunya Diadakan Kegiatan Support Group Meeting di LPKA

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 Perlu Tidak Perlu 29 1 97 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.26 menunjukkan bahwa responden yang menjawab perlu adanya kegiatan Support Group Meeting adalah 29 orang dengan presentase 97%. Menurut mereka, kegiatan Support Group Meeting dapat memberikan mereka solusi dari teman sekamar responden. Melalui komunikasi, maka mereka akan terhubung satu sama lain sehingga dapat menjalin hubungan pertemanan yang sehat. Berikut penjelasan salah satu responden, “ Di kegiatan (Support Group Meeting) aku sama teman sekamarku selalu bertukar pikiran. Kayak

aku cerita soal gimana dulu aku mulai pakai narkoba, dia juga cerita sama. Terus mulai dapat niat kami untuk tinggalin narkoba dari bertukar cerita tadi”.

Responden dengan jawaban tidak perlu adalah 1 orang dengan presentase 3%. Mereka mengatakan bahwa kegiatan Support Group Meeting tidak mungkin dapat membantunya dalam mencari solusi dari permasalahan sehingga tidak tertarik untuk melakukan kegiatan Support Group Meeting. Berikut ulasan responden, “Saya tidak tertarik dengan kegiatannya. Saya merasa juga kegiatannya tidak perlu diadakan. Nggak mungkin teman sekamar kita mau

bertukar pikiran dengan kita terus mencarikan solusi supaya kita dapat pulih dari narkoba.” Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Keyakinan untuk Mengurangi Penggunaan Narkoba Melalui Kegiatan Support Group Meeting

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 Yakin Kurang Yakin Tidak Yakin 19 10 1 64 33 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.27, menunjukkan bahwa responden dengan jawaban yakin adalah 19 orang dengan presentase 64%. Menurut mereka, kegiatan Support Group

Dokumen terkait