KAJIAN PUSTAKA
2.3. Persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan
2.3.1. Pengertian persepsi
Persepsi dalam psikologi adalah proses memperoleh informasi untuk memahami suatu obyek tertentu. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah melalui penginderaan, sedangkan alat untuk memahaminya adalah dengan kesadaran atau kognisi. Manusia memiliki alat indera sebagai alat untuk berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Obyek-obyek yang ada di sekelilingnya ditangkap oleh alat indera untuk kemudian dialirkan ke otak, sehingga dengan demikian individu dapat mengamati obyek tersebut, hal ini disebut sensasi. Pada tahap berikutnya, rangsang yang sampai pada alat indera yang datang dalam jumlah yang banyak pada suatu waktu dan dalam bentuk yang tidak mempunyai arti, diorganisir dan ditafsirkan oleh individu. Proses tersebut disebut “persepsi”. Masing-masing ahli memberikan definisi yang berbeda sesuai dengan aspek yang akan ditekankan. Salah satu definisi yang diajukan adalah:
Dalam kamus Psikologi, persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera (Chaplin, 2005). Dari definisi tersebut, terlihat bahwa persepsi tidak terlepas dari penginderaan. Informasi yang diperoleh melalui penginderaan diproses sedemikian rupa sehingga didapat suatu hasil persepsi.
Definisi yang lain mengatakan bahwa:
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2005).
Persepsi menurut Sarlito (2000) adalah kemampuan individu untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan atau kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan. Persepsi pada setiap individu berbeda-beda sesuai dengan harapan, pengalaman, serta motivasi pada diri individu itu sendiri (Davidoff, 1981).
Definisi di atas mengatakan bahwa persepsi bukan hanya penginderaan, tetapi merupakan hasil pengalaman dalam penginderaan tersebut. Dengan demikian, persepsi menunjuk pada proses psikologis yang memperantarai proses penginderaan dan timbulnya tingkah laku. Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi pada individu untuk mengorganisasikan, menafsirkan, dan mendiskriminasikan data sensoris.karena persepsi dipengaruhi oleh hasil pengalaman, maka obyek yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda oleh individu yang berlainan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pengolahan individu terhadap stimulus yang masuk melalui pengalaman penginderaan ataupun pemikiran, sehingga didapat suatu pengetahuan tentang obyek, fakta atau kebenaran.
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Persepsi setiap orang dalam memandang atau mengartikan objek persepsi akan berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses persepsi pada individu. Persepsi individu tergantung pada apa yang individu harapkan, pengalaman, dan motivasi (Davidoff, 1981).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (dalam Shaleh, 2004) adalah:
a. Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya, untuk itu individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan.
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar diantara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang bukan seniman.
Pengalaman-pengalaman terdahulu akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya.
Sedangkan menurut Kossen (1993), ada banyak faktor yang menentukan persepsi, diantaranya yaitu:
a. Faktor-faktor keturunan (heredity factors), mempengaruhi persepsi secara
fisik seperti indera, kognisi, dan lain-lain.
b. Latar belakang lingkungan dan pengalaman, mempunyai pengaruh yang besar atas apa yang seseorang lihat dalam mempersepsikan sesuatu.
c. Tekanan teman sejawat, pengaruh teman sejawat (peer affect). Pengaruh dari
seseorang apalagi teman dekat sangat mempengaruhi pandangan individu terhadap sesuatu.
d. Proyeksi, kecenderungan manusiawi untuk melemparkan beberapa kesalahan pada orang lain dan motif individu, hal ini bisa menjadikan persepsi terhadap sesuatu berbeda.
e. Penilaian yang tergesa-gesa dapat menimbulkan kecerobohan dalam persepsi yang menghasilkan sebuah kesimpulan yang salah.Hal ini terjadi karena individu berusaha menyelesaikan suatu masalah sebelum mengetahui apa masalah yang sebenarnya.
f. Hallo effects dan halo karatan (halo rusty effect), seseorang yang cakap dalam
suatu hal juga dianggap cakap untuk hal lain. Asumsi tersebut dapat menimbulkan halo sehingga akan berpengaruh terhadap pandangan atau persepsi individu terhadap sesuatu.
2.3.3. Dampak merokok terhadap kesehatan
Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian individu dan telah meluas di masyarakat. Bahkan kebiasaan ini sulit untuk dihilangkan, apalagi bagi seorang perokok yang memiliki alasan ingin mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, akan lebih sulit untuk melepaskan diri dari kebiasaan tersebut. Bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh pakar kesehatan, dan efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Adapun bahaya-bahaya rokok bagi kesehatan tubuh menurut Jaya (2009) adalah sebagai berikut:
1. Merokok menyebabkan antibodi menurun. Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat didalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan menyebabkan gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh.
2. Penyakit kanker paru-paru, penyebab utama dari kanker paru adalah asap rokok.
3. Ancaman utama rokok terhadap berbagai organ tubuh, diantaranya adalah otak, mulut dan tenggorokan, jantung, dada, paru-paru,hati, perut, ginjal dan kandung kemih, reproduksi pria, reproduksi perempuan, dan kaki.
4. Rokok mempercepat penuaan. dr Sri L Wihardi, seorang ahli penyakit kulit dan kelamin, mengungkapkan bahwa asap rokok tenyata bisa membuat perokok jadi cepat tua, karena asap rokok secara langsung bisa merusak sel-sel saluran pernafasan. Oksidan yang terinhalasi terlalu banyak, tidak dapat dinetralkan lagi oleh system antioksidan. Selanjutnya oksidan rokok akan merangsang sel-sel paru untuk mengeluarkan oksidan dan eleatase.
5. Rokok membuat bibir berwarna hitam, dr Hendrawan Nadesul seorang pakar kecantikan, mengungkapkan bahwa efek rokok akan menyebabkan bibir berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu. Saat rokok dihisap, panas rokok mengenai bibir juga, makin lama bibir makin terlihat kehitam-hitaman.
Pada perokok aktif, faktor risiko penyakit yang diderita adalah penyakit jantung koroner, diabetes, dan masalah yang berkaitan dengan akhir kehamilan seperti, berat badan lahir rendah, prematur, dan rusaknya plasenta. Sedangkan pada perokok pasif yang terpapar lingkungan dengan asap rokok, berhubungan dengan kanker paru dan penyakit saluran pernafasan (Baequni dan Nasir, 2004).